Claim Missing Document
Check
Articles

Found 30 Documents
Search

PEMANFAATAN LUMPUR WASTEWATER TREATMENT PLANT DAN ABU BOILER INDUSTRI REFINERY DAN BIODIESEL MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN SISTEM IN VESSEL COMPOSTING Khair, Riza Miftahul; Mizwar, Andy; Rahmadayani, Elsa
Jukung (Jurnal Teknik Lingkungan) Vol 4, No 2 (2018): SEPTEMBER 2018
Publisher : Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Industri refinery dan biodiesel minyak kelapa sawit menghasilkan limbah yang masih tergolong sebagai limbah B3, yaitu lumpur WWTP dan abu boiler. Pengelolaan limbah B3 menggunakan pihak ketiga relatif mahal, untuk itu dilakukan penelitian in vessel composting sebagai alternatif pengelolaan limbah B3 industri refinery dan biodiesel minyak kelapa sawit. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas kompos yang dihasilkan dari lumpur WWTP dan abu boiler dari industri refinery dan biodiesel minyak kelapa sawit, menganalisis kondisi optimum composting lumpur WWTP dan abu boiler dari industri refinery dan biodiesel minyak kelapa sawit berdasarkan komposisi bahan composting terhadap kualitas kompos, dan menganalisis perbandingan efisiensi biaya pengelolaan lumpur WWTP dan abu boiler dengan in vessel composting dan dengan menggunakan pihak ketiga. Lumpur WWTP dan abu boiler yang digunakan berasal dari industri refinery dan biodiesel minyak kelapa sawit di Desa Tarjun, Kotabaru, Kalimantan Selatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas kompos yang dihasilkan dari lumpur WWTP dan abu boiler industri refinery dan biodiesel minyak kelapa sawit sesuai dengan SNI 19-7030-2004 dan Permentan No. 70 Tahun 2011, dengan kandungan C-Organik sebesar 16,16%, kandungan N-Total sebesar 0,41, nilai rasio C/N sebesar 40,51 dan warna kompos kehitaman. Kondisi optimum composting berdasarkan variasi komposisi bahan composting terhadap kualitas kompos adalah R-5, 50% lumpur WWTP + 50% sampah organik, dengan kandungan C-Organik rata-rata sebesar 17,157% dan kandungan N-Total rata-rata sebesar 0,313%. Sedangkan untuk efisiensi biaya pengelolaan, biaya pengelolaan dengan in vessel composting lebih efisien dibandingkan dengan menggunakan pihak ketiga dengan efisiensi sebesar 45,59%. Kata Kunci:   abu boiler, in vessel composting, lumpur WWTP, sampah organik.    The palm oil refinery and biodiesel industry produces B3 waste, i.e. WWTP sludge and boiler ash. The management of B3 waste using third person is relatively expensive, therefore in vessel composting research is done as an alternative to manage B3 waste of palm oil  refinery and biodiesel industry. The aim of this research are to analyze the compost quality of WWTP sludge and boiler ash from palm oil refinery and biodiesel industry, analyze optimum condition composting of WWTP sludge and boiler ash from palm oil refinery and biodiesel industry based on variation of composting material composition against quality of compost, and analyze cost efficiency comparisons management of WWTP sludge and boiler ash with in vessel composting and by using third parties. WWTP sludge and boiler ash taken from palm oil refinery and biodiesel industry in Tarjun Village, Kotabaru, South Borneo. The results showed that the quality of compost produced by using WWTP sludge and boiler ash of palm oil refinery and biodiesel industry is appropriate with SNI 19-7030-2004 and Permentan No. 70 Tahun 2011, with C-Organic content of 16.16%, N-Total content of 0.41, C / N ratio of 40.51 and blackish compost color. The optimum condition of composting based on composting material composition is R-5, 50% WWTP sludge + 50% organic waste, with an average C-Organic content of 17.157% and an average N-Total content of 0.313%. And for management cost efficiency, the cost of management with in vessel composting is more efficient than using third person with efficiency of 45.59%. Keywords:  boiler ash, in vessel compostin, organic waste, WWTP sludge.
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR (IPA) BANJAR BAKULA WILAYAH BARAT Ade Fitria; Chairul Abdi; Riza Miftahul Khair
Jernih: Jurnal Tugas Akhir Mahasiswa Vol 1 No 1 (2018): JERNIH
Publisher : Prodi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jernih.v1i1.567

Abstract

Perencanaan instalasi pengeolahan air minum untuk kawasan strategis provinsi dikenal dengan nama Banjar Bakula. Dengan total cakupan wilayah Banjar Bakula sendiri memiliki wilayah 340.446Ha (9,07% luas wilayah Provinsi Kalimantan Selatan). Banjar Bakula membawahi langsung untuk lima kabupaten diantaranya Kabupaten Banjar, Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Barito Kuala, Kota Banjarmasin serta Kota Banjarbaru. Pembagian Banjar Bakula ada wilayah barat dan timur. Pengadaan SPAM Banjar Bakula ini untuk mengatasi pengadaan sumber air dengan kualitas dan kuantitas yang memadai bagi wilayah Kalimantan Selatan. Perencanaan ini bertujuan untuk menentukan debit perencanaan bangunan yang nantinya akan digunakan sebagai dasar dari perencanaan instalasi pengolahan air Banjar Bakula. Penentuan debit langkah awal membuat perencanaan agar bisa direncanakan setiap unit pengolahan berdasarkan data debit awal yang di dapat. Jumlah penduduk diproyeksikan sampai 20 tahun akan datang maka didapatkan debit 282 l/detik. Sumber air baku dari waduk riam kanan, sungai tabuk dan sungai pinang dengan hasil parameter untuk kekeruhan, besi dan mangan yang masih tinggi. Dilihat dari hasil parameter air baku yang digunakan maka perencanaan bangunan instalsi yang digunakan adalah prasedimentasi, koagulasi dengan hidrolis terjunan, flokulasi horizontal baffle channel, sedimentasi dengan plate settler, filtrasi saringan pasir cepat, desinfeksi dengan garam halus, dan reservoir.
PEMANFAATAN LUMPUR WASTEWATER TREATMENT PLANT DAN ABU BOILER INDUSTRI REFINERY DAN BIODIESEL MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN SISTEM IN VESSEL COMPOSTING Elsa Rahmadayani; Andy Mizwar; Riza Miftahul Khair
Jernih: Jurnal Tugas Akhir Mahasiswa Vol 1 No 2 (2018): JERNIH
Publisher : Prodi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jernih.v1i2.575

Abstract

Industri refinery dan biodiesel minyak kelapa sawit menghasilkan limbah yang masih tergolong sebagai limbah B3, yaitu lumpur WWTP dan abu boiler. Pengelolaan limbah B3 menggunakan pihak ketiga relatif mahal, untuk itu dilakukan penelitian in vessel composting sebagai alternatif pengelolaan limbah B3 industri refinery dan biodiesel minyak kelapa sawit. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas kompos yang dihasilkan dari lumpur WWTP dan abu boiler dari industri refinery dan biodiesel minyak kelapa sawit, menganalisis kondisi optimum composting lumpur WWTP dan abu boiler dari industri refinery dan biodiesel minyak kelapa sawit berdasarkan komposisi bahan composting terhadap kualitas kompos, dan menganalisis perbandingan efisiensi biaya pengelolaan lumpur WWTP dan abu boiler dengan in vessel composting dan dengan menggunakan pihak ketiga. Lumpur WWTP dan abu boiler yang digunakan berasal dari industri refinery dan biodiesel minyak kelapa sawit di Desa Tarjun, Kotabaru, Kalimantan Selatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas kompos yang dihasilkan dari lumpur WWTP dan abu boiler industri refinery dan biodiesel minyak kelapa sawit sesuai dengan SNI 19-7030-2004 dan Permentan No. 70 Tahun 2011, dengan kandungan C-Organik sebesar 16,16%, kandungan N-Total sebesar 0,41, nilai rasio C/N sebesar 40,51 dan warna kompos kehitaman. Kondisi optimum composting berdasarkan variasi komposisi bahan composting terhadap kualitas kompos adalah R-5, 50% lumpur WWTP + 50% sampah organik, dengan kandungan C-Organik rata-rata sebesar 17,157% dan kandungan N-Total rata-rata sebesar 0,313%. Sedangkan untuk efisiensi biaya pengelolaan, biaya pengelolaan dengan in vessel composting lebih efisien dibandingkan dengan menggunakan pihak ketiga dengan efisiensi sebesar 45,59%.
SIMULASI MODEL DISPERSI KONSENTRASI PM10 DARI SUMBER LALU LINTAS DI SDN NUSA INDAH 1 KECAMATAN BATI-BATI Diah Octarinie; Rony Riduan; Riza Miftahul Khair
Jernih: Jurnal Tugas Akhir Mahasiswa Vol 2 No 1 (2019): JERNIH
Publisher : Prodi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jernih.v2i1.586

Abstract

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang, di mana perubahan dalam berbagai aspek salah satunya yaitu transportasi dapat mengakibatkan turunnya kualitas udara. Salah satu polutan yang mempengaruhi penurunan kualitas udara adalah partikel berupa PM10 yang dapat menyebabkan menghambat proses fotosintesis tanaman dan penyakit ISPA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran konsentrasi PM10 dari aktivitas lalu lintas di SDN Nusa Indah 1. Simulasi model sebaran konsentrasi PM10 dari aktivitas lalu lintas menggunakan model dispersi Gauss sumber garis yang dibantu oleh program Caline4. Berdasarkan hasil pengukuran di lapangan diperoleh konsentrasi PM10 di lokasi sumber polutan 1 (pertigaan) adalah 160,55 µg/Nm³, di lokasi sumber polutan 2 (depan SD) yaitu sebesar 214,67 µg/Nm³ dan di lokasi reseptor (halaman sekolah) adalah 76,45 µg/Nm³. Tingkat akurasi dan validasi dapat terpenuhi dengan nilai RMSPE sebesar 1,96%dan 2.09% sehingga dapat dikatakan model dengan nilai asumsi yang digunakan cukup akurat.
PENGARUHbPENGGUNAANbALATbPELINDUNGbDIRIbDALAM KESELAMATANbDANbKESEHATANbKERJAbTERHADAPbPRODUKTIVITAS KARYAWANbPABRIKbKELAPAbSAWITbPT. HASNURbCITRAbTERPADU Canciana canciana; Indah Nirtha; Riza Miftahul Khair
Jernih: Jurnal Tugas Akhir Mahasiswa Vol 2 No 2 (2019): JERNIH
Publisher : Prodi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jernih.v2i2.590

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pengaruh penggunaan alat pelindung diri dalam keselamatan dan kesehatan kerja terhadap produktivitas karyawan pabrik kelapa sawit. Kegiatan penelitian dilakukan dengan mengamati data primer dan data sekunder. Data primer yang diperlukan adalah lembar kuesioner tentang jenis kelamin, tingkat pendidikan, usia, masa kerja, K3, APD, dan produktivitas karyawan. Untuk data sekunder berupa data dari SHE mengenai kecelakaan kerja yang terdapat di PT. HCT dan dilakukan analisis departemen yang Bangka kejadian kecelakaan kerjanya paling tinggi. Kemudian dilakukan pengolahan data melalui tahap coding (setelah data terkumpul dilakukan pemberian skor jawaban berdasarkan bobot tertentu setiap jawaban dengan skala), tabulating (proses menghitung skor masing-masing variable dan ditampilkan dalam bentuk tabel agar lebih mudah dipahami), dan entry data (memasukkan data tabulasi kelembar kerja untuk diolah dan dianalisis menggunakan program statistika computer).
EVALUASI DAN PENINGKATAN KINERJA JARINGAN PIPA DISTRIBUSI AIR BERSIH DI IPA III PDAM INTAN BANJAR KECAMATAN SIMPANG EMPAT Syahrijal Azhar; Chairul Abdi; Riza Miftahul Khair
Jernih: Jurnal Tugas Akhir Mahasiswa Vol 3 No 2 (2020): JERNIH
Publisher : Prodi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jernih.v3i2.598

Abstract

Pada jaringan distribusi Kecamatan Simpang Empat, air bersih di distribusikan oleh PDAM Intan Banjar. Air bersih tersebut didistribusikan melalui IPA III Simpang Empat. Dalam pendistribusiannya IPA III Simpang Empat ini masih belum dapat mengalirkan air selama 24 jam dan masih banyak desa yang belum mendapatkan air karena di beberapa titik masih banyak nilai tekanan yang tidak memenuhi standar. Hasil evaluasi kondisi jaringan distribusi daerah pelayanan IPA Simpang Empat dengan menggunakan simulasi EPANET 2.0 menunjukkan 45% parameter tekanan, dan 35% unit headloss pada pipa yang masih belum sesuai standar perencanaan, yang sangat mempengaruhi keadaan distribusi air bersih. Evaluasi kondisi jaringan distribusi daerah pelayanan IPA Sambung Makmur yaitu air di supply sebanyak 16.196 m3/bulan dan air yang di butuhkan (demand) sebanyak 10.558 m3/bulan, selisih dari air yang di supply yaitu 5.638 m3/bulan atau sebanyak 188 m3/hari. Rencana peningkatan kinerja jaringan distribusi pada IPA Simpang Empat yaitu alternatif 1 (meningkatkan kapasitas pompa) meningkatnya sisa tekan (pressure) menjadi 100% sesuai standar dan unit headloss pada pipa menjadi 26% yang tidak memenuhi standar, alternatif 2 (memperbesar diameter pipa) meningkatnya sisa tekan (pressure) menjadi 100% sesuai standar dan unit headloss pada pipa menjadi 18% yang tidak memenuhi standar. Jadi rekomendasi yang dibuat untuk jangka panjang yaitu alternatif 1 (meningkatkan kapasitas pompa).
PENGARUH OZONISASI TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS WARNA DAN KADAR BESI (Fe) PADA AIR GAMBUT Chairul Abdi; Riza Miftahul Khair; Siti Aisyah
Jukung (Jurnal Teknik Lingkungan) Vol 3, No 1 (2017): MARET 2017
Publisher : Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (284.215 KB) | DOI: 10.20527/jukung.v3i1.3196

Abstract

Air permukaan yang berasal dari daerah berawa, daerah pasang surut dan dataran rendah umumnya sulit dimanfaatkan sebagai sumber air baku. Hal ini dikarenakan sumber air permukaan atau air tanah di daerah tersebut adalah air gambut dengan karakteristik yang dimiliki yaitu derajat keasaman tinggi, kandungan organik yang tinggi dan berwarna merah kecokelatan. Sehingga metode yang dapat dilakukan dalam pengolahan khusus air gambut yang memiliki intensitas warna yang tinggi disamping juga terkandung unsur logam Fe yaitu salah satunya dengan melalui proses ozonisasi yang memanfaatkan sifat ozon sebagai oksidator.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pH dan waktu kontak pada kinerja ozon terhadap penurunan intensitas warna dan kadar Fe pada air gambut.  Ozonisasi dilakukan dengan variasi waktu 10, 20, 40, 60, 80, 100 dan 120 menit. Sampel air gambut sebelum dikontakkan oleh ozon telah diatur dalam keadaan pH basa (pH 9) dengan menggunakan regulator pH berupa larutan NaOH.  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ozonisasi pada sampel air gambut dalam kondisi pH 9 mampu menyisihkan intensitas warna sebesar 78,31% selama 120 menit dan menyisihkan kadar Fe sebesar 23,81% selama 10 menit.Kata kunci : Air gambut, Fe, ozon, ozonisasi, warna. Surface water which comes  from the boggy areas, tidal areas and lowlands are generally difficult to use as a source of raw water. This is because the source of surface water or groundwater in the area is peat water with the characteristics high acidity, high organic content and the colored red-brown. So that the method can be performed in specialized processing of peat water that has high color intensity and also contained metal element Fe is one of them through ozonation process utilizing ozone as an oxidant. This study was aimed to determine the effect of pH and contact time on the performance of ozone to decrease the intensity of color and Fe content in the peat water. Ozonation was done by varying the time 10, 20, 40, 60, 80, 100 and 120 minutes. Peat water samples before is contacted by ozone have been arranged in an alkaline pH (pH 9) by using a pH regulator such as NaOH. The results of this study show that ozonation in water samples of peat under conditions of pH 9 are capable of removing the color intensity of 78.31% for 120 minutes and capable of removing  Fe content of 23.81% for 10 minutes. Keywords: Color, Fe, ozone, ozonation, peat water.
PENURUNAN KONSENTRASI WARNA LIMBAH CAIR SASIRANGAN MENGGUNAKAN ADSORBENlLIMBAH PADAT. LUMPUR-AKTIF TERAKTIVASI INDUSTRI KARET Riza Miftahul Khair; Nopi Stiyati Prihatini; Apriani Apriani; Vita Pramaningsih
Jukung (Jurnal Teknik Lingkungan) Vol 7, No 1 (2021): MARET 2021
Publisher : Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jukung.v7i1.10822

Abstract

Limbah cair sasirangan memiliki tingkat pencemaran yangktinggi dan belummmemenuhi standar untuk dibuang ke lingkungan, sehingga harus dilakukan pengolahan terlebih dahulu. Pembuangan air limbah industri tekstilkke lingkungan tanpa adanya proses pengolahan dapat merusak ekosistem dan menjadi racun bagi organisme air, bahkan beberapa jenis pewarnaadiduga bersifat karsinogen dan membahayakankkesehatan manusia. Metode yang dapat digunakan untuk menurunkankkonsentrasi warna pada airllimbah, salah satunya adalah proses adsorpsi. Salah satu jenis adsorben yang sering digunakan dalam pengolahan air limbah serta dinilai sangattcocok untuk mengurangi zat organik dan warna yaitu karbon aktif. Pada penelitian ini dilakukan analisis penurunan konsentrasi warna limbah cair industri sasirangan menggunakan adsorben yang terbuat dari limbah padat lumpur-aktif.industri karet berbentuk bubuk (powder), denganaaktivasi adsorben menggunakan KOH. Hasil karakteristik limbah cair sasirangan Kampung Sasirangan Banjarmasin yaitu memiliki konsentrasi warna, BOD dan COD yang tinggi, memiliki nilai pH basa yaitu 11 serta konsentrasi logam Cr, Cu dan Cd yang sesuai dengan baku mutu. Sedangkan untuk kondisi operasi terbaik dalam proses adsorpsi warna menggunakan adsorben limbah lumpur–aktif karet adalah pada pH 3, dosis 9 g/L dan waktukkontak 150 menit (2,5 jam) dengannkapasitas adsorpsi 675,7 Pt.Co/g. Kata Kunci: Adsorpsi, limbah lumpur aktif, sasirangan, warna. ABSTRACT  Sasirangan textile wastewater has high pollutant power and has not met the requirements to be disposed of into the environment, so it must be treated first. The disposal of textile industrial wastewater to the environment without going through the processing process can damage the ecosystem and become toxic to aquatic organisms, even some types of dyes are thought to be carcinogens and endanger human health. One of the methods that can be used to reduce the color concentration in wastewater is the adsorption process. One type of adsorbent that is commonly used in wastewater treatment and is considered very suitable for reducing organic matter and color is activated carbon. In this study, an analysis of the decrease in the color concentration of the sasirangan industrial wastewater was carried out using an adsorbent made of powdered solid waste of activated rubber industrial sludge with adsorbent activation using KOH. The results of the characteristics of the Sasirangan wastewater in Sasirangan Village, Banjarmasin, namely having a high concentration of color, BOD and COD, having an alkaline pH value of 11 and concentrations of Cr, Cu and Cd metals in accordance with quality standards. As for the best operating conditions in the color adsorption process using waste activated sludge rubber adsorbent is at a pH of 3, a dose of 9 g / L and a contact time of 150 minutes (2.5 hours) with an adsorption capacity of 675.7 Pt.Co/g.  Keywords: Adsorption, colour, sasirangan, waste activated sludge.
BESARAN LAJU EROSI DAN JUMLAH SIDEMENTASI PADA SUB DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) RIAM KANAN KABUPATEN BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Riza Miftahul Khair; Rd Indah Nirtha NNPS; Nopi Stiyati Prihatini; Chairul Abdi; Mustafa Kamal
Jukung (Jurnal Teknik Lingkungan) Vol 5, No 2 (2019): September 2019
Publisher : Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (627.771 KB) | DOI: 10.20527/jukung.v5i2.7317

Abstract

DAS Riam Kanan merupakan kawasan lindung yang memiliki nilai strategis karena terdapat waduk Riam Kanan yang berfungsi sebagai sarana pengendali banjir dan kekeringan, pemasok kebutuhan air, keperluan domestik dan industri, keperluan irigasi dan pengembangan perikanan serta pembangkit listrik. Dengan adanya hal tersebut maka dilakukan penelitian untuk mengetahui sejauh mana laju erosi untuk selanjutnya diharapkan dapat menjadi dasar dalam pengelolaan lahan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan nilai laju erosi lahan di DAS Riam Kanan dengan metode MUSLE, RUSLE, USLE. Analisis perhitungan laju erosi dengan metode USLE sebesar 35,83 ton/ha/th dengan besar kehilangan tanah 5.905.845,198 ton/th, metode MUSLE sebesar 76,61 ton/ha/th dengan besar kehilangan tanah 12.622.104,992 ton/th dan metode RUSLE sebesar 92,41 ton/ha/th dengan besar kehilangan tanah 15.225.669,372 ton/th. Laju erosi ketiga metode dapat dirasiokan sebesar 1 : 2,14 : 2,58 Kata Kunci :  DAS, Erosi, Sedimentasi Watershed of Riam Kanan protected areas that have strategic value because there is serves as a means of controlling floods and droughts, water suppliers, domestic and industrial purposes, irrigation and development purposes fisheries as well as power plants. Related to this research needs to be done in order to obtain the information the extent to which the rate of erosion that occurs and then is expected to be used as the basis for sustainable land management. This research aims to get the value of the rate of soil erosion land in Riam Kanan watershed using USLE, MUSLE, RUSLE. The results of the analysis of the rate of erosion of USLE 35.83 method using tons/ha/yr with huge loss of land of 5,905,845.198 tons/yr, MUSLE method of 76.61 tonnes/ha/yr with huge loss of land of 12,622,104.992 tons/yr and the RUSLE method of 92.41 tonnes/ha/yr with the huge loss of land 15,225,669.372 tons/yr. Ratio a comparison of the rate of erosion the third method of 1:2.14:2.58  Keywords :  erosion, sedimentation, Watershed
PENGARUH OZON DAN MEDIA FILTER ZEOLIT PASIR AKTIF DALAM PENYISIHAN WARNA AIR GAMBUT DENGAN ALIRAN PAKSA EFFECT OF OZONE AND ACTIVATED SAND ZEOLIT FILTER MEDIA TO REMOVE THE COLOUR INTENSITY OF PEAT WATER WITH FORCED CIRCULATION Riza Miftahul Khair
Jukung (Jurnal Teknik Lingkungan) Vol 2, No 2 (2016): SEPTEMBER 2016
Publisher : Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jukung.v2i2.2311

Abstract

Air gambut adalah satu sumber air permukaan banyak dijumpai di Kalimantan,  berwarna coklat tua sampai kehitaman (124 - 850 PtCo) yang berasal dari dekomposisi zat organik dan anorganik. Ozon adalah senyawa yang reaktif serta zeolit dan pasir aktif memiliki kemampuan filtrasi yang baik. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh ozon dan filter zeolit-Pasir Aktif terhadap penurunan intensitas warna air gambut. Metode yang digunakan adalah penurunan intensitas warna air gambut dengan proses ozonisasi dan filtrasi (zeolit-pasir aktif) menggunakan aliran paksa secara kontinu dengan variasi waktu 30 menit, 60 menit, 120 menit, 240 menit, dan 300 menit pada setiap perlakuan proses. Hasil menunjukan adanya pengaruh lama waktu kontak terhadap penurunan intensitas warna air gambut. Hasil maksimum dari proses yaitu intensitas warna air gambutdapatberkuranghinggasebesar 21,21 % untuk proses ozonisasi pada waktu 300 menit. pada proses ozonisasi dan Zeolit-Pasir Aktif 87,88 % pada waktu 240 menit. Kata kunci: Ozon, Filter, Warna,  Air,gambut Peat water is surface water sources are often found in Borneo, dark brown to black (124-850 PtCo) derived from the decomposition of organic and inorganic substances. Ozone is a reactive compound and the zeolite and activated sand have good filtration capability. The purpose of the research is to analyze the influence of ozone and zeolite-activated sand to remove the color intensity of peat water. The method used is the reduction of the color intensity of peat water with ozonation and filtration processes (zeolite-activated sand) uses a forced flow continuously with variation of 30 minutes, 60 minutes, 120 minutes, 240 minutes, and 300 minutes for each treatment process. The results showed the influence of contact time to decrease the color intensity of peat water. The maximum yield of the process is the color intensity of peat water can be reduced by up to 21.21% for the ozonation process at a time of 300 minutes. in the process of ozonation and activated sand reduced by up to 87.88% at time of 240 minutes. Keywords: Ozone, Filter, Colur , Peat, water