Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Islam dan Kekerasan terhadap Perempuan Busriyanti, Busriyanti
Religió: Jurnal Studi Agama-agama Vol 2 No 2 (2012): September
Publisher : Program Studi Studi Agama-Agama, Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (412.049 KB)

Abstract

Religious understanding of the texts and doctrines towards women issues has not come to the final. Cultural construction and professional religious interpretation toward religious scripts also contribute on the woman issues especially in relation with unbalanced relationship between man and woman. Many religious interpretations then put women in secondary level with men as the result that they, women, are seen as men belonging that can be authoritatively subjected as much as men wants, including of violence. Up to this time, the domestic violence happens with regards to the women as the victims, and it is supposed that religious understanding is taking part in contributing the “act of violence” towards women’s existence. So that religion, in this case, remains problematic in shaping the social construction of men and women relations. This article aims to explore more causes of women’s violence and attempts to scrutinize religious interpretation on the texts of gender and family issues. This article argues that religious institution and religious education have big role to shape the contemporary religious understanding towards women’s life; and both religious institution and religious education may also become the indispensable foundation of empowering woman by giving new interpretation of the women public space.
The Problem of Family Integrity in Endogamous Marriages in the Community of Banyuanyar Village, Kalibaru District, Banyuwangi Jannah, Lailatu; Busriyanti, Busriyanti; Ishaq, Ishaq
Budapest International Research and Critics Institute-Journal (BIRCI-Journal) Vol 7, No 1 (2024): Budapest International Research and Critics Institute February
Publisher : Budapest International Research and Critics University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33258/birci.v7i1.7839

Abstract

This research is motivated by the practice of endogamous marriage in Banyuanyar Village which causes problems with the fraternal gap between the extended family and the nuclear family. Endogamous marriage is marriage in the same environment. This is endogamous marriage within the scope of the family, there is marriage between cousins descended from the same lineage or who still have a family relationship between the two parties, and in a society which only allows members of the community to intermarry or marry other members of their own group, both from the father's line and Mother. The aim of the research in question is to gain knowledge about the problems that exist in the endogamous marriage community in Lekap Hamlet, Banyuanyar Village, Kalibaru, Banyuwangi, so that they have an impact on family integrity, which also requires knowing the implications of endogamous marriage in building family integrity from a legal sociology perspective. The approach used is an empirical approach and includes a type of field research. The location of the research that the author conducted was in Lekap Hamlet, Banyuanyar Village, Kalibaru District, Banyuwangi. The data collection procedures are by means of observation, interviews and documentation. The data collection technique is observation, interviews and documentation. And data analysis uses descriptive analysis.The results of this research are several factors, namely in terms of arranged marriages, there is no compatibility in the arranged marriage which results in divorce which has an impact on the destruction of the brotherhood or the integrity of the extended family.
Modernisasi Hukum Keluarga Islam Analisis Yuridis Sosiologis Safiuddin, Angga Dwi; Harisudin, M. Noor; Busriyanti, Busriyanti
Al Qalam: Jurnal Ilmiah Keagamaan dan Kemasyarakatan Vol. 17, No 6 : Al Qalam (November 2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an (STIQ) Amuntai Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35931/aq.v17i6.2799

Abstract

Implementasi pengaturan kehidupan berkeluarga adalah perwujudan dari keinginan norma hukum agar pengendalian dalam kehidupan berumah tangga dapat terealisasi dengan baik. Ketika pemberlakuan aturan dilaksanakan dengan baik, sejak itu pula hukum berbaur dalam kehidupan masyarakat. Demikian pula sebaliknya, kalau pemberlakuan hukum tidak dijalankan dengan baik maka secara otomatis norma hukum pun tidak menyatu dalam kehidupan masyarakat. Mengingat modernisasi pada ranah hukum keluarga sudah banyak dilakukan, maka penelitian ini berusaha untuk menganalisa apa saja aspek yang mempengaruhi modernisasi hukum keluarga yang ditinjau dari yuridis dan sosiologis. Penelitian ini menggunakan studi kombinasi antara penelitian normatif dan empiris. Hasil dari pnelitian ini yakni pertama, modernisasi hukum keluarga dalam analisis sosiologis ditemukan beberapa aspek yang dapat mempengaruhinya antara lain yakni: aspek kekerabatan, kemudian aspek pendidikan, aspek keilmuan, aspek politik. Kedua, aspek yuridis dalam pembaharuan hukum yang dalam hal ini memenuhi beberapa poin sebagai berikut: Konsistensi asas-asas atau prinsipnya, Sebagaimana dalam regulasi hukum keluarga proses pembentukannya memang telah memerhatikan asas lex superior derogate legi inferiori yakni kesamaan hak dalam UUD 1945, sehingga UUP No 16/2019 menyamakan usia perkawian pria dan wanita. Kemudian proses perumusannya, perumusan adanya pembentukan UUP terbaru dikatakan demokrasi, juga dikatakan otoriter. Kemudian tingkat kemampuan hukum dalam operasionalisasinya, dalam modernisasi hukum keluarga yang dibuktikan terakhir kali adanya UUP No 16/2019 masih belum efektif di kalangan masyarakat.
Problematika Perkawinan Dini (Studi di Kecamatan Kencong Kabupaten Jember) Irhamni, Irhamni; Busriyanti, Busriyanti; Faisol, Muhammad
Al Qalam: Jurnal Ilmiah Keagamaan dan Kemasyarakatan Vol. 18, No. 3 : Al Qalam (Mei 2024)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an (STIQ) Amuntai Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35931/aq.v18i3.3509

Abstract

Permasalahan waris dan hibah masih menjadi penyebab timbulnya sengketa di masyarakat, hal ini memungkinkan terjadi karena mereka belum memahami tentang waris secara mendalam. Salah satunya yang terjadi pada masyarakat Dusun Alasmalang Desa Bondoyudo Kecamatan Sukodono Kabupaten Lumajang. Pada masyarakat Desa Bondoyudo telah biasa dilakukan pembagian harta waris ketika pewaris dalam keadaan hidup, yang mana pada dasarnya konsep pembagian waris dilakukan ketika pewaris telah meninggal dunia. Dalam pembagian harta ini mereka menggunakan akad hibah karena kondisi pewaris masih ada. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang metode penelitiannya digunakan untuk meneliti objek yang bersifat alamiah. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang memanfaatkan wawancara terbuka untuk menelaah dan memahami sikap, pandangan, perasaan dan perilaku individu atau sekelompok orang. Hasil penelitian menunjukkan pembagian harta dengan cara hibah kepada anak angkat di Desa Bondoyudo Kecamatan Sukodono Kabupaten Lumajang mengandung kemaslahatan karena dapat menyejahterakan orang-orang terdekat yang sangat berjasa dalam hidupnya yaitu terhadap anak angkat dan satu saudara laki-lakinya, dan dapat menunjang kehidupan orang-orang terdekatnya tersebut
Ketahanan Keluarga Melalui Konseling Pra Nikah di Kabupaten Jember Muslifah, Siti; Busriyanti, Busriyanti
QONUN: Jurnal Hukum Islam dan Perundang-undangan Vol 8 No 1 (2024)
Publisher : FASYA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21093/qj.v8i1.8101

Abstract

Hancurnya ikatan perkawinan memberi gambaran bahwa kemampuan keluarga dalam ketahanan dirinya belum mampu menopang tujuan dari sebuah pernikahan. Dalam mewujudkan keluarga harmonis dan sejahtera diperlukan konseling pra nikah sebagai bekal pengetahuan kepada pasangan yang akan menikah. Artikel ini akan membahas bagaimana peran konseling pra nikah terhadap ketahanan keluarga di Kabupaten Jember dalam tinjauan Maqasid al-Syari’ah Jamal al-Din Atiyyah. Artikel disusun menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data observasi, interview, dan dokumentasi. Data yang diperoleh dianalisis dengan tahapan reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan. Kesimpulan yang diperoleh yaitu konseling pra nikah sangat efektif dalam mempersiapkan calon pengantin dalam menghadapi pernikahan dan membantu individu yang akan berkeluarga memahami tugas dan tanggung jawabnya sebagai anggota keluarga sehingga lebih siap menghadapi kehidupan keluarga dan segala permasalahan di dalamnya dalam upaya menjaga ketahanan keluarga. Konseling pra nikah berfungsi sebagai wadah dalam tercapainya tujuan dari pernikahan sebagaimana dalam Maqashid al-Syari’ah Jamal al-Dn Atiyah dalam ranah keluarga. Dengan demikian pasangan yang akan menikah dengan bekal yang didapat dari konseling pra nikah memiliki ketahanan yang kuat dalam menjalani kehidupan keluarganya. Maka akar timbulnya perceraian akibat kurang kokohnya ketahanan keluarga yang berujung pada perselisihan bahkan perceraian dapat dihindari. Kata Kunci: Ketahanan Keluarga, Konseling Pra Nikah, Maqasid Syari’ah Jamal al-Din Atiyah
Islam dan Lingkungan Hidup: Studi Terhadap Fiqh Al-Bi'ah sebagai Solusi Pelestarian Ekosistem dalam Perspektif Maqashid Al-Syari'ah: Islam and Environmental Conservation: A Study of Fiqh Al-Bi'ah as an Ecosystem Preservation Solution from the Perspective of Maqashid Al-Syari'ah Busriyanti, Busriyanti
Fenomena Vol 15 No 2 (2016): FENOMENA: Journal of the Social Sciences
Publisher : LP2M UIN KH.Achmad Siddiq Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35719/fenomena.v15i2.482

Abstract

Fiqh, as one of the Islamic sciences, should be a reference for legal issues. However, the development of fiqh often lags behind societal progress. One such issue is the living environment. Fiqh has yet to serve as a bridge connecting Islamic norms with environmentally conscious communities. To date, fiqh does not address environmental issues comprehensively or thematically. Classical fiqh written by imams of madhhabs only discusses worship, muamalah, jinayah, munakahat, and other topics, while environmental issues (ecology) lack proportional representation in classical Islamic literature. Thus, formulating environmental fiqh (fiqh al-bi'ah) becomes an undeniable necessity. This fiqh outlines ecological behavioral rules for Muslim societies based on sacred texts, aiming to achieve benefits and preserve the environment. The author is interested in further exploring this issue by focusing on three research questions: 1. What is the relationship between Islam and the environment? 2. What is the format of fiqh al-bi'ah, and what is its methodological foundation using the maqashid al-syariah approach? 3. How does maqashid al-syariah function as the basis for formulating fiqh al-bi'ah? This research is a library study employing a multidisciplinary approach, including Ushul Fiqh, maqashid al-syariah, juridical, and sociological perspectives. The findings reveal that in Islam, environmental issues are integral to religious teachings, making environmental sustainability a part of fiqh regulations. Furthermore, with the progression of time, maqashid al-syariah can have both positive and negative impacts on human life and requires expansion. The massive phenomenon of environmental degradation necessitates the inclusion of environmental preservation (hifdz al-bi'ah) in maqashid al-syariah, as current environmental damage has reached a critical level. If not addressed seriously, it will threaten human existence and well-being in the future. Fiqh sebagai salah satu ilmu keislaman seharusnya menjadi rujukan dalam masalah hukum. Namun, perkembangan fiqh saat ini sering tertinggal dari perkembangan masyarakat itu sendiri. Salah satu masalah yang muncul adalah lingkungan hidup. Fiqh belum mampu menjadi jembatan yang menghubungkan norma Islam dengan masyarakat yang sadar lingkungan. Hingga kini, fiqh belum membahas lingkungan secara komprehensif dan tematik. Fiqh klasik yang ditulis oleh imam mazhab hanya membahas ibadah, muamalah, jinayah, munakahat, dan lainnya, sementara isu lingkungan (ekologi) tidak mendapatkan porsi yang proporsional dalam literatur Islam klasik. Oleh karena itu, merumuskan fiqh lingkungan (fiqh al-bi'ah) menjadi kebutuhan yang tidak bisa ditawar lagi. Fiqh ini menjelaskan aturan perilaku ekologis dalam masyarakat Muslim berdasarkan teks-teks suci dengan tujuan mencapai kemaslahatan dan melestarikan lingkungan. Penulis tertarik untuk membahas lebih lanjut isu ini dengan fokus pada tiga pertanyaan penelitian: 1. Bagaimana hubungan antara Islam dan lingkungan? 2. Bagaimana format fiqh al-bi'ah dan dasar metodologisnya dengan pendekatan maqashid al-syariah? 3. Bagaimana maqashid al-syariah berfungsi sebagai dasar perumusan fiqh al-bi'ah? Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan dengan pendekatan multidisiplin, yaitu menggunakan pendekatan Ushul Fiqh, maqashid al-syariah, yuridis, dan sosiologis. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa dalam Islam, isu lingkungan adalah bagian dari ajaran agama, sehingga masalah kelestarian lingkungan harus menjadi bagian dari aturan fiqh. Selain itu, dengan perkembangan zaman, maqashid al-syariah dapat membawa dampak positif maupun negatif bagi kehidupan manusia dan perlu diperluas. Fenomena kerusakan lingkungan yang masif menyebabkan perlunya penambahan maqashid al-syariah dengan pelestarian lingkungan (hifdz al-bi'ah), mengingat kerusakan lingkungan saat ini telah mencapai tingkat yang membahayakan. Jika tidak diselesaikan secara serius, hal ini akan mengancam keberadaan dan kesejahteraan hidup manusia di masa depan.
Marriage Law Reform in Indonesia A Maqasid al-Usrah Perspective on Legal Adaptation Busriyanti, Busriyanti; Pujiono, Pujiono; Mursalim; Chamdan, Umar
AL-ISTINBATH : Jurnal Hukum Islam Vol 10 No 2 (2025)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Curup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29240/jhi.v10i2.12739

Abstract

This study explores the reform of Indonesian marriage law through the lens of maqasid al-usrah, the family-centered objectives within Islamic legal theory. It critically assesses whether key legal reforms such as marriage registration, minimum age requirements, regulation of divorce, and prenuptial asset arrangements align with the ethical aims of Islamic family law, including the protection of lineage, dignity, justice, and family welfare. Employing a qualitative library research method, the paper draws on classical Islamic jurisprudence, statutory legal documents, court practices, and the analytical framework of Jamaluddin al-Athiyya. It finds that while Indonesian legislation increasingly incorporates maslahah (public benefit) and maqasid reasoning to justify reforms, the implementation often falls short due to bureaucratic barriers, legal pluralism, and social inequality. For instance, minimum age laws are undermined by widespread judicial dispensations, and formal protections for women are diluted by enduring patriarchal norms and unequal access to justice. The study argues that maqasid al-usrah has been invoked more as a justificatory narrative than as a fully operational legal method. It concludes that meaningful application of maqasid requires not only legal reform but also structural, procedural, and cultural transformation to ensure that laws genuinely promote justice, protect the vulnerable, and reflect the dynamic needs of Indonesian Muslim society. This research contributes to the growing discourse on maqasid-based legal reform and offers a practical framework for evaluating future policy developments in Islamic family law.
Perkawinan Endogami Pada Komunitas Habaib Di Kabupaten Lumajang Perspektif Law As A Tool Of Social Engineering Roscou Pond Hasanuddin, Muhammad; Junaidi, Ahmad; Busriyanti, Busriyanti
Jurnal Penelitian IPTEKS Vol. 9 No. 2 (2024): JURNAL PENELITIAN IPTEKS
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/penelitianipteks.v9i2.2214

Abstract

Kalangan Habaib di Kabupaten Lumajang merupakan penduduk yang berdiaspora dan primordialisme yang di dalamnya menarik garis keturunan Habaib. Hal ini berpengaruh pada pranata pilihan perkawinan yang mereka praktikan, yaitu sistem perkawinan endogami yang dianut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui praktik dan faktor yang mempengaruhi perkawinan endogami pada Komunitas Habaib di Kabupaten Lumajang, termasuk menganalisis dari perspektif Law as a Tool of Social Engineering Roscoe Pound. Penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan fenomenologi. Pengumpulan data menggunakan metode wawancara dan dokumentasi serta serangkaian analisa menggunakan teori sistem hukum Social Engineering Roscou Pound. Fenomena praktik perkawinan endogami Komunitas Habaib terdapat  2  pola, yakni dijodohkan sejak kecil dan tidak dijodohkan namun tetap menikah dengan kerabat sendiri. Hasil penelitian menunjukkan setidaknya terdapat 4 alasan terjadinya perkawinan endogami Komunitas Habaib di Kabupaten Lumajang, meliputi faktor penjagaan terhadap nasab, perjodohan, doktrinasi, kesetaraan (kufu’). Dalam perspektif social engineering, perkawinan endogami mampu dipertahankan, khususnya pada keturunan Komunitas Habaib Kabupaten Lumajang karena mencakup tiga unsur penggunaan hukum diantaranya: public interest, social interest, dan private interest