Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP VIRUS Azizah, Gina Luthfi; Hernawati, Diana; Putra, Rinaldi Rizal
Didaktika Biologi: Jurnal Penelitian Pendidikan Biologi Vol 6, No 2 (2022): DIDAKTIKA BIOLOGI
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/dikbio.v6i2.3226

Abstract

Kompetensi yang harus dimiliki oleh peserta didik pada abad 21 ini antara lain mencakup berpikir kritis, kreatif, kolaboratif, dan komunikatif. Kemampuan berpikir kritis sangat penting dimiliki oleh setiap orang (khususnya peserta didik) karena memberikan pengaruh positif baik dalam kegiatan akademik maupun sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kemampuan berpikir kritis dengan hasil belajar peserta didik pada konsep virus. Penelitian ini dilakukan di salah satu SMA Negeri di Kabupaten Pangandaran Tahun Ajaran 2020/2021. Metode dalam penelitian ini ialah korelasional. Populasi seluruh kelas X MIPA sebanyak 7 kelas dan sampel sebanyak 1 kelas berjumlah 37 peserta didik sebagai partisipan dengan teknik pengambilan sampel secara purposive sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ialah berpikir kritis sebanyak 19 soal yang berbentuk uraian dan hasil belajar sebanyak 38 soal berbentuk pilihan ganda pada konsep virus. Teknik analisis data yang digunakan adalah korelasi pearson product moment dengan taraf signifikansi (5%). Sebelum analisis data dilakukan terlebih dahulu uji normalitas dan uji linearitas sebagai uji prasyarat analisis. Hasil penelitian menunjukan hubungan antara kemampuan berpikir kritis dengan hasil belajar peserta didik (R=0,337; R2 =0,114) artinya terdapat kontribusi kemampuan berpikir kritis terhadap hasil belajar peserta didik sebesar 11,4%.
Mapping the Potential of Field Laboratories on Mount Galunggung for Learning the Concept of Plantae Biology Hidayah, Nurul; Hernawati, Diana; Putra, Rinaldi Rizal
Bioeduca : Journal of Biology Education Vol. 6 No. 2 (2024): Bioeduca : Journal of Biology Education
Publisher : Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/bioeduca.v6i2.21867

Abstract

Biology education emphasizes the importance of teacher facilitation both inside and outside the classroom. Field laboratory experiences are crucial for deepening conceptual understanding and complementing classroom learning. This research aims to describe the types of mosses and ferns in the Gunung Galunggung area and to map its potential as a field laboratory. The research method used is an exploratory survey through direct observation, interviews, literature studies, field observations, and documentation studies. Data analysis was conducted qualitatively and descriptively using the Milles and Hubberman approach, classifying Gunung Galunggung into 3 stations with 9 zones. The research results show that Gunung Galunggung has 10 genera of mosses from 8 families and 16 genera of ferns from 13 families, indicating significant potential as a field laboratory. This study is expected to serve as a reference for educators and biology students for independent practicum activities in the Gunung Galunggung area.
Optimalisasi Pemanfaatan Website Keanekaragaman Hayati dalam Mendukung Pelaksanaan Kurikulum Merdeka dan Penguatan Kompetensi Abad 21 bagi Guru Biologi di Kabupaten Tasikmalaya Meylani, Vita; Hernawati, Diana; Putra, Rinaldi Rizal; Chaidir, Diki Muhamad
Darmabakti : Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol 6 No 01 (2025): Darmabakti : Junal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat
Publisher : Lembaga Peneliian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Islam Madura (UIM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31102/darmabakti.2025.6.01.106-116

Abstract

Pemanfaatan website keanekaragaman hayati sangat penting untuk diterapkan di lingkungan sekolah oleh guru dan siswa. Dengan mengetahui potensi terhadap keanekaragaman hayati sekitar dapat mendukung pencapaian tujuan pembelajaran dalam kurikulum merdeka. Pemanfataan penggunaan website ini juga sangat sesuai dalam upaya meningkatkan Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK) bagi para mitra yaitu guru sehingga dapat meningkatkan kompetensi guru dan mendukung pelaksanaan kurikulum merdeka sesuai dengan ketentuan. Mitra kegiatan pengabdian ini merupakan mitra non-produktif ekonomi sehingga target dan luaran kegiatan ini lebih mengutamakan terhadap peningkatan terhadap pengetahuan, sikap dan keterampilan mitra antara lain; Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan baru bagi guru terutama tentang website keanekaragaman hayati dalam mendukung pembelajaran kurikulum merdeka; Sikap yang semakin peduli terhadap keanekaragaman hayati lokal sehingga semakin terjaganya kasawan/lingkungan yang semakin baik.
Ethnobotany of Anthophyta Varieties as Raw Materials for Candu Oil Production in Tasikmalaya Regency Dewi, Resti Aulia; Hernawati, Diana; Putra, Rinaldi Rizal
BIOTIK: Jurnal Ilmiah Biologi Teknologi dan Kependidikan Vol 13, No 1 (2025): JURNAL BIOTIK
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/biotik.v13i1.24945

Abstract

Pemanfaatan anthophyta sebagai bahan kosmetik ataupun bahan pengobatan yang dilakukan oleh masyarakat tentunya menjadi kajian penting dalam etnobotani. Praktik etnobotani telah turun temurun dilakukan oleh masyarakat Desa Gunungsari dan masyarakat Desa Cikunir. Masyarakat dari dua Desa tersebut menggunakan anthophyta sebagai bahan yang digunakan dalam pembuatan minyak candu. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan minyak candu serta ragam anthophyta yang digunakan dalam proses pembuatannya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Data dikumpulkan dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sampel diambil menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa bagian anthophyta yang banyak digunakan untuk minyak candu yaitu bunga, daun, akar dan rimpang. Terdapat tujuh jenis anthophyta yang diklasifikasikan dalam 2 class dan 5 order. Jenis anthophyta tersebut adalah Cananga odorata, Magnolia x alba, Rosa x damascena, Jasminum sambac, Plantago major, Pandanus amaryllifolius, Curcuma longa. Khasiat yang dirasakan oleh responden sebagai pengguna minyak candu adalah 90%-70% sebagai perawatan kulit kering, 80%-70% untuk pijatan, 60%-50% untuk bekas luka, 55%-35% pengobatan kutu air, 40%-20% untuk iritasi kulit, 30%-25% untuk pembengkakan, 30%-15% untuk stretch mark, dan 20%-15% untuk luka bakar. Kesimpulan yang diambil yakni kandungan yang dimiliki oleh setiap anthophyta bahan minyak candu dapat berpotensi untuk mendukung pengobatan permasalahan kulit.
Korelasi antara Plant Awareness Disparity dan Kemampuan Identifikasi Tumbuhan pada Mahasiswa Putra, Rinaldi Rizal; Diana Hernawati; Fitriani, Rita
Biosel Biology Science and Education Vol. 14 No. 1 (2025): BIOSEL (Biology Science and Education: Jurnal Penelitian Science dan Pendidika
Publisher : INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI AMBON

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33477/bs.v14i1.9263

Abstract

Plant awareness disparity (PAD) is a phenomenon that indicates individuals' lack of attention or awareness towards plants in their surrounding environment. This gap can affect the ability of pre-service biology teachers to identify plant types. This study aims to analyze the correlation between PAD and plant identification skills in preservice teachers. This study aims to analyze the correlation between PAD and plant identification skills in students. The method used is correlational with instruments in the form of PAD questionnaires and local plant identification tests. The research population was all prospective biology teachers at Siliwangi University, totaling 518 people. Samples were taken using purposive sampling techniques, including 200 preservice biology teachers in grades 1 and 2. Data analysis using a simple regression correlation test, and based on the results of the analysis, it was found that PAD has a significant influence on plant identification ability, with a coefficient of determination (R²) value of 0.75. This shows that 75% of the variation in plant identification ability can be explained by PAD, while 25% is influenced by other factors outside the measured variables. This finding indicates that increasing awareness of plant diversity can improve the skills of prospective biology teachers in identifying plants. The implications of this study indicate the importance of learning strategies to increase awareness of the existence of plants in biology education and improve the plant identification skills of prospective teachers and enrich the botanical literacy of the next generation. Keywords: Plant Awareness Disparity, Plant Identification, Preservice Teacher
The Utilization Ethnobotany Spice Based On Sundanese Local Wisdom Community in Kelurahan Gununggede Subdistrict Kawalu Tasikmalaya City As Teaching Materials Supplement Nadiyawati, Sambung; Hernawati, Diana; Putra, Rinaldi Rizal
Jurnal Bioterdidik: Wahana Ekspresi Ilmiah Vol 11, No 1 (2023): Jurnal Bioterdidik
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The purpose of this study is to describe an ethnobotanical study of the use of spices based on local wisdom in the Sundanese people in Gununggede Village, Kawalu District, Tasikmalaya City. This research method was carried out in a qualitative descriptive manner with semi-structured observation and interview techniques. The selection of respondents using purposive snowball sampling method and obtained the number of respondents as many as 20. The results showed 31 types of plants belonging to 17 families. Zingiberaceae is the most common family with 6 species. The results of the analysis use the cultural significance index (ICS). The results showed that the highest ICS value was 30 for shallots (Allium cepa) and garlic (Allium sativum) and the lowest 9 for chili bendol (Capsicum chinense) and vegetable starfruit (Averrhoa bilimbi). The results of this study can be concluded that plant species with high ICS values are the species most frequently used and their function cannot be changed in cooking dishes. DOI: http://dx.doi.org/10.23960/jbt.v11.i1.27172
Mapping of the Fabaceae Family Field Laboratory on Mount Galunggung as a Learning Media Indriani, Yayu Azmi; Hernawati, Diana; Putra, Rinaldi Rizal
Biosfer: Jurnal Tadris Biologi Vol 15 No 2 (2024): Biosfer: Jurnal Tadris Biologi
Publisher : UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/biosfer.v15i2.22944

Abstract

This study aims to make a mapping of the field laboratory of Fabaceae plants on Mount Galunggung as a learning medium. This study uses an exploratory qualitative method with a survey technique which is divided into 3 research stations based on their altitude, namely Station 1 (600 – 800 meters above sea level), Station 2 (800 – 1000 meters above sea level), and Station 3 (1000 – 1200 meters above sea level). The stages of this study include planning and preparation, implementation, data collection, and data analysis. The results of the study showed that there were 2 sub-families, 5 genera, 6 types of Fabaceae families in Mount Galunggung.  The most dominating sub-family in the Mount Galunggung area is the sub-family Caesalpinioideae with a percentage of 93%. Mount Galunggung is an ideal place to be used as a field laboratory to study Fabaceae plants presented in the form of digital and analog maps processed using ArcGIS and Google Earth Pro technology.ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk membuat pemetaan laboratorium lapangan tumbuhan familia Fabaceae di Gunung Galunggung sebagai media pembelajaran. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif eksploratif dengan teknik survey yang terbagi ke dalam 3 stasiun penelitian berdasarkan ketinggiannya yaitu Stasiun 1 (600 – 800 mdpl), Stasiun 2 (800 – 1000 mdpl), dan Stasiun 3 (1000 – 1200 mdpl). Tahapan pada penelitian ini meliputi perencanaan dan persiapan, pelaksanaan, pengumpulan data, dan analisis data. Hasil penelitian menunjukan adanya 2 sub-familia, 5 genus, 6 jenis familia Fabaceae di Gunung Galunggung. Sub-familia yang paling mendominasi di Kawasan Gunung Galunggung adalah sub-familia Caesalpinioideae dengan presentase 93%. Gunung Galunggung menjadi tempat ideal digunakan sebagai laboratorium lapangan untuk mempelajari tumbuhan familia Fabaceae yang disajikan dalam bentuk peta digital dan analog yang diolah menggunakan teknologi ArcGIS dan Google Earth Pro.
Ethnobotany of Anthophyta Varieties as Raw Materials for Candu Oil Production in Tasikmalaya Regency Dewi, Resti Aulia; Hernawati, Diana; Putra, Rinaldi Rizal
Biotik Vol 13 No 1 (2025): JURNAL BIOTIK
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/biotik.v13i1.24945

Abstract

Pemanfaatan anthophyta sebagai bahan kosmetik ataupun bahan pengobatan yang dilakukan oleh masyarakat tentunya menjadi kajian penting dalam etnobotani. Praktik etnobotani telah turun temurun dilakukan oleh masyarakat Desa Gunungsari dan masyarakat Desa Cikunir. Masyarakat dari dua Desa tersebut menggunakan anthophyta sebagai bahan yang digunakan dalam pembuatan minyak candu. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan minyak candu serta ragam anthophyta yang digunakan dalam proses pembuatannya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Data dikumpulkan dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sampel diambil menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa bagian anthophyta yang banyak digunakan untuk minyak candu yaitu bunga, daun, akar dan rimpang. Terdapat tujuh jenis anthophyta yang diklasifikasikan dalam 2 class dan 5 order. Jenis anthophyta tersebut adalah Cananga odorata, Magnolia x alba, Rosa x damascena, Jasminum sambac, Plantago major, Pandanus amaryllifolius, Curcuma longa. Khasiat yang dirasakan oleh responden sebagai pengguna minyak candu adalah 90%-70% sebagai perawatan kulit kering, 80%-70% untuk pijatan, 60%-50% untuk bekas luka, 55%-35% pengobatan kutu air, 40%-20% untuk iritasi kulit, 30%-25% untuk pembengkakan, 30%-15% untuk stretch mark, dan 20%-15% untuk luka bakar. Kesimpulan yang diambil yakni kandungan yang dimiliki oleh setiap anthophyta bahan minyak candu dapat berpotensi untuk mendukung pengobatan permasalahan kulit.