Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PENGEMBANGAN DAN UJI ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN SAWO MANILA (Manilkara zapota) SEBAGAI LOTIO TERHADAP Staphyllococcus aures Prihardini, Prihardini; Wiyono, Anang Setyo
Jurnal Wiyata Penelitian Sains dan Kesehatan Vol 2, No 1 (2015)
Publisher : LP2M IIK (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Ilmu Kesehatan) Bhakti Wiy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (231.86 KB)

Abstract

Latar belakang: Tanaman sawo manila (Manilkara zapota L) dapat dimanfaatkan sebagai pengobatan alternatif sebagai obat tradisional untuk penyakit yang berhubungan dengan kulit misalnya jerawat yang disebabkan oleh Staphylococcus aureus. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ekstrak dan lotio ekstrak daun sawo manila memiliki aktivitas antibakteri pada Staphylococcus aureus. Metode: Dalam penelitian ini ekstrak daun sawo manila diformulasikan menjadi lotio pada konsnetrasi 90mg, 120 mg, 150 mg dan dibagi dalam 5 perlakuan yaitu kontrol positif, kontrol negatif, lotio ekstrak daun sawo manila 90mg, lotio ekstrak daun sawo manila 120 mg, lotio ekstrak daun sawo manila 150mg. Hasil: Hasil dari penelitian bahwa lotio ekstrak daun sawo manila memiliki aktifitas antibakteri pada Staphylococcus aureus dan terdapat perbedaan aktitifat pada setiap konsnetrasi. Konsentrasi lotio ekstrak daun sawo manila 90 mg telah memberikan aktifitas antibakteri, sedangkan konsentrasi 150 mg memberikan aktifitas yang besar. Adapun pada perlakuan antibitotik pembanding yaitu Tetrasiklin 56 mg memberikan hasil yang lebih besar dibanding konsentrasi 150 mg. Simpulan dan saran: terdapat perbedaan aktitifas pada setiap konsnetrasi lotion ekstrak daun sawo manila.
PENGGUNAAN INFUSA DAUN ALPUKAT (Persea americana Mill.) DAN EKSTRAK DAUN PANDAN (Pandanus amarryllifolius Roxb) SEBAGAI PELURUH KALSIUM BATU GINJAL SECARA IN VITRO Kristianingsih, Ida; Wiyono, Anang Setyo
Jurnal Wiyata Penelitian Sains dan Kesehatan Vol 2, No 1 (2015)
Publisher : LP2M IIK (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Ilmu Kesehatan) Bhakti Wiy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (295.542 KB)

Abstract

Latar belakang: Infusa daun alpukat (Persea americana Mill.) dan ekstrak daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb) lama digunakan oleh masyarakat sebagai obat peluruh batu ginjal dalam bentuk rebusan. Tujuan: Mengetahui pengaruh infusa daun alpukat dan ekstrak daun pandan wangi dalam meluruhkan kalsium batu ginjal menggunakan Spektrofotometri Serapan Atom. Metode: Batu ginjal yang digunakan dihomogenkan kemudian di uji kualitatif kimiawi untuk mengetahui adanya kalsium. Untuk mengetahui adanya flavonoida Infusa daun alpukat dan ekstrak daun pandan wangi dengan menggunakan Wilstatter Test. Batu ginjal dibagi menjadi tujuh kelompok, masing-masing direndam dalam larutan aquades, larutan Calcusol 1,2b/v, infusa daun alpukat 5%b/v, 10%b/v, 15%b/v, 20%b/v, dan 25%b/v  sedangkan pada ekstrak daun pandan wangi konsentrasi yang digunakan 0,625% b/v, 1,25% b/v, 2,5% b/v, 5% b/v dan 10% b/v selama ±5 jam dengan suhu ±37°C. Hasil: Analisis kualitatif flavonoid dengan Wilstatter Test menghasilkan warna merah tua yang mengindikasikan adanya senyawa flavonoid. Simpulan dan saran: Infusa daun alpukat dan ekstrak daun pandan wangi positif mengandung flavonoid serta mampu melarutkan kalsium batu ginjal. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut secara in vivo untuk mengetahui kemampuan infusa daun alpukat dan ekstrak daun pandan wangi dalam melarutkan kalsium batu ginjal.
Sosialisasi Pemakaian Obat Cacing Pada Posyandu Balita wiyono, anang setyo; Sari, Fita; Restuaji, Ibnu Muhariawan; Saputra, Sony Andika
Journal of Community Engagement and Empowerment Vol 2, No 2 (2020)
Publisher : Institut Ilmu Kesehatah Bhakti Wiyata Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Penyakit cacingan masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia, terutama penyakit cacingan yang ditularkan melalui tanah, yaitu Ascaris lumbricoides (cacing gelang), Trichuris trichiura (cacing cambuk), dan Ancylostoma duodenale, Necator americanus, (cacing tambang). Lebih dari 1,5 miliar orang, atau 24% dari populasi dunia, terinfeksi cacingan ini. Prevalensi cacingan di Indonesia bervariasi antara 2,5% - 62%. Penanggulangan cacingan diarahkan pada pemutusan rantai penularan cacingan, yaitu kelompok usia balita dan anak usia sekolah,  dengan  1) pemberian obat massal pencegahan cacingan kelompok rentan untuk menghentikan penyebaran telur cacing dari penderita ke lingkungan sekitarnya, 2) peningkatan higiene sanitasi, dan 3) pembudayaan perilaku hidup bersih dan sehat melalui promosi kesehatan. Tujuan: Melalui kegiatan pengabdian masyarakat dalam rangka memperingati Hari Gizi Nasional ini maka diadakan sebuah kegiatan sosialisasi mengenai penyakit cacingan dan cara minum obat cacing yang benar. Metode: Penyebaran kuesioner pada ibu-ibu Posyandu Balita. Hasil: tingkat pengetahuan peserta mengenai penyakit cacingan mengalami peningkatan dari sebelum sosialisasi sebesar 45% dan sesudah sosialisasi sebesar 85%. Sedangkan tingkat pengetahuan peserta mengenai cara minum obat cacing yang benar juga mengalami peningkatan dari sebelum sosialisasi sebesar 54,5% dan sesudah sosialisasi sebesar 93,5%. Data perilaku masyarakat Desa Joho memiliki kebiasaan hidup sehat sebesar 89%. Kesimpulan: Tingkat pengetahuan dan kebiasaan hidup masyarakat Desa Joho masuk dalam kategori baik.
EFEKTIVITAS GEL EKSTRAK KASAR BROMELIN KULIT NANAS (Ananus comosus L. Merr) HASIL OPTIMASI FORMULA PADA TIKUS YANG DIBUAT LUKA MEMAR Anang Setyo Wiyono; Dian Mustofani
As-Syifaa Jurnal Farmasi Vol 11, No 2 (2019): AS-SYIFAA Jurnal Farmasi
Publisher : Fakultas Farmasi UMI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (356.872 KB) | DOI: 10.33096/jifa.v11i2.569

Abstract

Pineapple (Ananus comosus L. Merr) peel contains a protease enzyme, it was called bromelain. The purpose of this study was to develop a crude extract of bromelain of pineapple peel to be formulated into a gel and to determine the effects of crude extract of bromelain of pineapple peel gel on injury healing of rats skin contusion. Fresh pineapple peel carried out in order to get a crude extract of bromelain using the Herdyastuti’s method (2006) then formulated into a gel preparations with variations in the concentration of gelling agent and humectant. The evaluation of the quality of gel preparations were carried out, which included organoleptic test, homogeneity test, dispersion test, pH test, and viscosity test. The results of the evaluation of the quality of gel preparations were optimized using Simplex Lattice Design (SLD) to applied into 3 (three) dosage variations of the crude extract of bromelain of pineapple peel, namely 150 mg / KgBB, 300 mg / KgBB, and 450 mg / KgBB. The results showed that there was an effect of the concentration of carbopol 940 and glycerin on the organoleptic test, dispersion test, pH test and viscosity test, and there was no effect of the concentration of carbopol 940 and glycerin on homogeneity tests. The 3 (three) dosage variations of the optimum gel formula have healing activity on rats skin contusion.
Gambaran Hematologi Tikus setelah Pemberian Terapi Gel Ekstrak Kasar Bromelin Kulit Nanas (Ananas comosus (L.) Merr) Anang Setyo Wiyono; Ninis Yuliati
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) Jurnal Pharmacy, Vol. 17 No. 02 Desember 2020
Publisher : Pharmacy Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pharmacy.v17i2.8723

Abstract

Bromelin memiliki aktivitas sebagai anti edematosa, antitrombotik, dan antiinflamasi pada berbagai penelitian in vitro dan in vivo. Ekstrak kasar bromelin kulit nanas didapatkan dari proses isolasi enzim kulit nanas segar yang dilakukan dengan cara sentrifugasi. Ekstrak kasar bromelin kulit nanas dikembangkan menjadi sediaan gel yang ditujukan sebagai anti edematosa atau anti memar dengan melihat profil hematologi pada tikus yang dibuat luka memar. Formulasi gel ekstrak kasar bromelin kulit nanas menggunakan bahan aktif ekstrak kasar bromelin 450 mg/kg BB dengan perbandingan konsentrasi gelling agent dan humektan yang sama besar, serta zat tambahan berupa trietanolamin, metil paraben, dan air. Tikus putih jantan dibagi menjadi empat kelompok perlakuan, yaitu kelompok I sebagai kontrol normal tanpa terapi, kelompok II sebagai kontrol positif, kelompok III sebagai kontrol negatif, dan kelompok IV sebagai kelompok sampel. Tikus dibuat luka memar dengan teknik penjatuhan beban pada punggung tikus. Parameter uji pada penelitian ini meliputi sel darah putih (white blood cells, WBC), sel darah merah (red blood cells, RBC), hematocrit (HCT), dan platelets (PLT). Berdasarkan analisis two way ANOVA, terdapat perbedaan nilai WBC yang bermakna antar waktu dan kelompok dengan nilai p sebesar 0,008 (p<0,05). Sedangkan nilai p dari RBC, HCT, dan PLT berturut-turut sebesar 0,421, 0,297 dan 0,758, yang menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna. Kesimpulan pada penelitian ini adalah gel ekstrak kasar bromelin kulit nanas pada dosis 450 mg/kg BB efektif menurunkan nilai WBC pada jam ke-6 dan jam ke-12, yaitu masing-masing sebesar 13,33±2.05 (x10³/µL) dan 11.80±1.30 (x10³/µL).
Pengaruh HPMC Sebagai Gelling Agent Pada Optimasi Formula Gel Ekstrak Kasar Bromelin Kulit Nanas ( Ananas comossus L. Merr): - Anang Setyo Wiyono; Tri Puji Lestari; Very Setya Wardani
Jurnal Sintesis: Penelitian Sains, Terapan dan Analisisnya Vol 1 No 2 (2020): Desember 2020
Publisher : Fakultas Sains, Teknologi, dan Analsisi Institut ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (469.834 KB)

Abstract

Nanas (Ananas comosus (L.) Merr) merupakan salah satu jenis buah yang diminati oleh masyarakat, baik lokal maupun dunia. Pemanfaatan kulit nanas diketahui belum optimal sehingga penelitian ini menggunakan kulit nanas sebagai bahan aktif gel. Kulit nanas memiliki senyawa fitokimia yang khas yaitu bromelin yang dapat digunakan sebagai antimemar. Bromelin tergolong kelompok enzim protease sulfhidril yang mampu menguraikan struktur molekul protein menjadi asam - asam amino. Ekstrak kasar bromelin kulit nanas diperoleh dari ekstraksi menggunakan metode Herdyastuti (2006) kemudian dimasukkan ke dalam formulasi sediaan gel. Terdapat 3 variasi formulasi gel hasil Simplex Lattice Design dengan perbandingan konsentrasi HPMC : gliserin, yaitu FA(0% : 100%), FB (50% : 50%), FC (100% : 0%). Ketiga variasi formulasi dioptimasi berdasarkan hasil uji pH, daya sebar, dan viskositas untuk mendapatkan formulasi optimum. Formulasi optimum yang diperoleh yaitu konsentrasi HPMC : gliserin sebesar 30% : 70%. Gel hasil formulasi optimum kemudian dianalisis menggunakan uji T dan diketahui tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara hasil prediksi dan kenyataan dilihat dari karakteristik gel meliputi pH, daya sebar, dan viskositas.
Inovasi Produk Olahan Tahu dan Pengemasannya serta Pengembangan Pemasaran dalam Upaya Meningkatkan Pendapatan Perajin Tahu di Desa Karanganyar Kecamatan Wates Kabupaten Kediri: Innovation in Processed Tofu Products and Their Packaging and Marketing Development in an Effort to Increase the Income of Tofu Crafters in Karanganyar Village, Wates District, Kediri Regency Purwanto, Bambang Tri; Ekowati, Juni; Widiandani, Tri; Hariyadi, Dewi Melany; Hendradi, Esti; Yusuf, Helmy; Purnomo, Ahmad Toto; Ramadhani, Firmansyah Ardian; Siswandono, Siswandono; Wiyono, Anang Setyo; Yuliati, Ninis; Kristianingsih, Ida; Savitri, Orchidea Meidy Nurintan; Maulia, Arwinda; Rahman, Ave
PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 9 No. 11 (2024): PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/pengabdianmu.v9i11.8698

Abstract

MSMEs in the food sector are among the main supporters of Indonesia's economic activities. As a food production center in the form of tofu products, Kediri Regency is well known to the public, with white, yellow, silk, and other tofu products. Most of the tofu production carried out to date is only in the form of tofu products in their original form. This is because tofu craftsmen have not utilized other processed tofu products to increase their income. This community service activity aims to introduce innovations in processed tofu products, packaging, marketing, and processing of liquid tofu waste into new products which are expected to increase the income of tofu makers in Karanganyar village, Wates District, Kediri Regency. This community service activity was carried out using the media of presenting several materials and carrying out two-way interactive discussions. Evaluation of this activity was carried out with pre- and post-tests from the participants by answering 10 questions related to the three materials. The results obtained after being analyzed using the SPSS program showed differences between the pre-and post-tests of the participants, whereas the post-test results showed that the participants had understood the material provided during this activity. Thus, it can be concluded that this activity can be proven to be understood by the participants regarding innovation in processed tofu products and processing of tofu liquid waste.