Claim Missing Document
Check
Articles

Found 40 Documents
Search

USULAN PERANCANGAN MATERIAL HANDLING YANG ERGONOMIS BAGI OPERATOR LOADING SAYURAN BUNCIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE RASIONAL (STUDI KASUS DI PT. ABO FARM CIWIDEY) Setiawan, Mohammad Fadli; Anugraha, Rino Andias; Doyoyekti, Yusuf Nugroho; Dewi, Ni Made Yunita Sari
Jurnal Rekayasa Sistem & Industri Vol 1 No 01 (2014): Jurnal Rekayasa Sistem & Industri - Juli 2014
Publisher : School of Industrial and System Engineering, Telkom University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (512.452 KB) | DOI: 10.25124/jrsi.v1i01.5

Abstract

Musculoskeletal disorders (MSDs) atau gangguan otot rangka merupakan kerusakan pada otot, saraf, tendon, ligamen, persendian, kartilago, dan discus invertebralis. Penyebab utama terjadinya MSDs adalah postur tubuh yang salah. Postur tubuh adalah posisi bagian dari tubuh yang berhubungan dengan bagian tubuh lain yang dihubungkan oleh sudut sambungan. PT ABO FARM merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang pertanian dimana memfokuskan bisnisnya pada ekspor sayuran khususnya sayuran buncis yang berada pada kawasan desa Nengkelan, kecamatan Ciwidey, kabupaten Bandung. Salah satu kegiatan pada PT ABO FARM yaitu kegiatan loading sayuran buncis dipengumpul dengan menggunakan karung. Karung yang diangkat memiliki dimensi 96 x 43 x 36 cm dengan kapasistas sebesar 55 kg, padahal batas kapasitas yang direkomendasikan oleh NIOSH adalah sebesar 23 kg. Berdasarkan hasil penelitian postur kerja operator yang sedang melakukan handling material dengan menggunakan REBA (Rapid Entire Body Assessment) diperoleh skor assessment sebesar 12. Nilai ini mengindikasikan bahwa postur kerja berada dalam posisi yang berbahaya sehingga diperlukan perbaikan saat ini juga. Maka dari itu, untuk melakukan perbaikan postur kerja maka pertama kali perlu dilakukan perbaikan pada material handling eksisting. Metode rasional merupakan suatu metode pendekatan yang sistematis. Metode ini banyak digunakan pada tahapan perancangan sebab memiliki tahapan yang jelas, sehingga dapat memberikan hasil rancangan dan produk akhir yang berkualitas. Setelah dilakukan design perancangan material handling, maka diperoleh skor pengangkatan sayuran buncis sebesar 2, sehingga diperoleh kesimpulan bahwa produktivitas penggunaan material handling usulan meningkat sebesar 83 persen.
USULAN PERBAIKAN UKURAN MEJA PEWARNAAN DI STASIUN KERJA PEWARNAAN BATIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (STUDI KASUS RUMAH BATIK KOMAR) Mutaqi, Rama Abdurrafi; Anugraha, Rino Andias; Doyoyekti, Yusuf Nugroho; Yudhismara, Dwindo Lanang
Jurnal Rekayasa Sistem & Industri Vol 1 No 01 (2014): Jurnal Rekayasa Sistem & Industri - Juli 2014
Publisher : School of Industrial and System Engineering, Telkom University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (725.283 KB)

Abstract

Musculoskeletal disorders (MSDs) atau gangguan otot rangka merupakan kerusakan pada otot, saraf, tendon, ligamen, persendian, kartilago, dan discus invertebralis. Penyebab utama terjadinya MSDs adalah postur tubuh yang salah. Postur tubuh adalah posisi bagian dari tubuh yang berhubungan dengan bagian tubuh lain yang dihubungkan oleh sudut sambungan. Batik Komar merupakan badan usaha milik perseorangan yang dimiliki oleh H. Komarudin Kudiya S.IP, M.Ds. yang bergerak dibidang produksi kain batik. Produk unggulan yang diproduksi Batik Komar diantaranya batik cap dan batik tulis. Salah satu kegiatan pada perusahaan Batik Komar adalah kegiatan pewarnaan kain batik yang sebelumnya telah dilakukan proses pembatikan. Alat yang digunakan operator dalam proses pewarnaan batik berupa meja kerja dengan ukuran 176 x 80.5 x 155.5 cm. Observasi yang dilakukan dengan menggunakan alat kerja eksisting terdapat posisi canggung operator berupa punggung membungkuk lebih dari 30o dan posisi lengan terangkat melebihi bahu operator. Washington State Department of Labor and Industries (WISHA) mendeskripsikan bahwa bekerja dengan posisi leher atau punggung membungkuk dengan sudut lebih dari 30o tanpa dukungan selama lebih dari total 2 jam dalam sehari sebagai postur canggung. Hasil penelitian postur kerja operator yang sedang melakukan proses pewarnaan dengan menggunakan RULA (Rapid Upper Limb Assessment) diperoleh skor assessment sebesar 5. Nilai ini mengindikasikan bahwa postur kerja operator berada dalam posisi yang berbahaya sehingga memerlukan perbaikan.
PENGUJIAN DAN PERBAIKAN DESAIN MATERIAL HANDLING EQUIPMENT BUNCIS DI PT ABOFARM UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI KERJA MENGGUNAKAN METODE PENGEMBANGAN PRODUK ULRICH EPPINGER Pura, I Gede Wisuda; Anugraha, Rino Andias; Yekti, Yusuf Nugroho Doyo
Jurnal Rekayasa Sistem & Industri Vol 3 No 01 (2016): Jurnal Rekayasa Sistem & Industri - Januari 2016
Publisher : School of Industrial and System Engineering, Telkom University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (214.523 KB) | DOI: 10.25124/jrsi.v3i01.40

Abstract

Perancangan material handling equipment yang ergonomi merupakan salah satu cara untuk mengatasi musculoskeletal disorders (MSDs). Hasil implementasi desain material handling equipment menunjukkan beberapa masalah antara lain tingkat keberasilan operator dalam menggunakan alat 57%, jumlah kesalahan penggunaan alat yang besar, terdapat keluhan operator terkait teknis alat, Hal tersebut menunjukkan perlu perbaikan pada desain produk. Pada penelitian ini perbaikan desain menggunakan metode pengembangan produk Ulrich Eppinger. Selanjutnya dilakukan pengujian hasil perbaikan dengan menggunakan usability testing dan fisiologi kerja, sehingga diperoleh perbandingan antara prototype material handling equipement improvement 1 dan prototype material handling equipment improvement 2 berdasarkan aspek usability produk dan ergonomi fisiologi kerja. Hasil penelitian ini adalah prototype material handling equipment yang mudah digunakan, efektif, efisien dan memuaskan pengguna. Berdasarkan analisis usability testing dan fisiologi kerja diperoleh hasil prototype material handling equipment improvement 2 memiliki waktu kerja, tingkat keberhasilan penggunaan alat,  jumlah kesalahan penggunaan alat, keluhan pengguna terkait teknis alat  yang lebih sedikit dibandingkan prototype material handling equipment improvement 1. Dari hasil usability questionare diperoleh rata-rata tanggapan penguna terhadap aspek learability 4.19, aspek efficiency 4.84, aspek memorability 4.61, aspek error 4.6, aspek satisfaction 5,03 dari skala likert 1-5. Selain itu berdasarkan analisis pengaruh alat terhadap fisiologi kerja operator terdapat penurunan persentase cardiovascular load kondisi exsisting 32% menjadi 20% pada kondisi menggunakan prototype material handling equipment improvement 2. Hal tersebut menunjukkan pototype material handling equipment improvement 2 dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja operator.
PENGUJIAN DAN PERBAIKAN DESAIN MATERIAL HANDLING EQUIPMENT BUNCIS DI PT ABOFARM UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI KERJA MENGGUNAKAN METODE PENGEMBANGAN PRODUK ULRICH EPPINGER Pura, I Gede Wisuda; Anugraha, Rino Andias; Yekti, Yusuf Nugroho Doyo
Jurnal Rekayasa Sistem & Industri Vol 3 No 01 (2016): Jurnal Rekayasa Sistem & Industri - Januari 2016
Publisher : School of Industrial and System Engineering, Telkom University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/jrsi.v3i01.40

Abstract

Perancangan material handling equipment yang ergonomi merupakan salah satu cara untuk mengatasi musculoskeletal disorders (MSDs). Hasil implementasi desain material handling equipment menunjukkan beberapa masalah antara lain tingkat keberasilan operator dalam menggunakan alat 57%, jumlah kesalahan penggunaan alat yang besar, terdapat keluhan operator terkait teknis alat, Hal tersebut menunjukkan perlu perbaikan pada desain produk. Pada penelitian ini perbaikan desain menggunakan metode pengembangan produk Ulrich Eppinger. Selanjutnya dilakukan pengujian hasil perbaikan dengan menggunakan usability testing dan fisiologi kerja, sehingga diperoleh perbandingan antara prototype material handling equipement improvement 1 dan prototype material handling equipment improvement 2 berdasarkan aspek usability produk dan ergonomi fisiologi kerja. Hasil penelitian ini adalah prototype material handling equipment yang mudah digunakan, efektif, efisien dan memuaskan pengguna. Berdasarkan analisis usability testing dan fisiologi kerja diperoleh hasil prototype material handling equipment improvement 2 memiliki waktu kerja, tingkat keberhasilan penggunaan alat,  jumlah kesalahan penggunaan alat, keluhan pengguna terkait teknis alat  yang lebih sedikit dibandingkan prototype material handling equipment improvement 1. Dari hasil usability questionare diperoleh rata-rata tanggapan penguna terhadap aspek learability 4.19, aspek efficiency 4.84, aspek memorability 4.61, aspek error 4.6, aspek satisfaction 5,03 dari skala likert 1-5. Selain itu berdasarkan analisis pengaruh alat terhadap fisiologi kerja operator terdapat penurunan persentase cardiovascular load kondisi exsisting 32% menjadi 20% pada kondisi menggunakan prototype material handling equipment improvement 2. Hal tersebut menunjukkan pototype material handling equipment improvement 2 dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja operator.
USULAN PERANCANGAN MATERIAL HANDLING YANG ERGONOMIS BAGI OPERATOR LOADING SAYURAN BUNCIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE RASIONAL (STUDI KASUS DI PT. ABO FARM CIWIDEY) Setiawan, Mohammad Fadli; Anugraha, Rino Andias; Doyoyekti, Yusuf Nugroho; Dewi, Ni Made Yunita Sari
Jurnal Rekayasa Sistem & Industri Vol 1 No 01 (2014): Jurnal Rekayasa Sistem & Industri - Juli 2014
Publisher : School of Industrial and System Engineering, Telkom University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/jrsi.v1i01.5

Abstract

Musculoskeletal disorders (MSDs) atau gangguan otot rangka merupakan kerusakan pada otot, saraf, tendon, ligamen, persendian, kartilago, dan discus invertebralis. Penyebab utama terjadinya MSDs adalah postur tubuh yang salah. Postur tubuh adalah posisi bagian dari tubuh yang berhubungan dengan bagian tubuh lain yang dihubungkan oleh sudut sambungan. PT ABO FARM merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang pertanian dimana memfokuskan bisnisnya pada ekspor sayuran khususnya sayuran buncis yang berada pada kawasan desa Nengkelan, kecamatan Ciwidey, kabupaten Bandung. Salah satu kegiatan pada PT ABO FARM yaitu kegiatan loading sayuran buncis dipengumpul dengan menggunakan karung. Karung yang diangkat memiliki dimensi 96 x 43 x 36 cm dengan kapasistas sebesar 55 kg, padahal batas kapasitas yang direkomendasikan oleh NIOSH adalah sebesar 23 kg. Berdasarkan hasil penelitian postur kerja operator yang sedang melakukan handling material dengan menggunakan REBA (Rapid Entire Body Assessment) diperoleh skor assessment sebesar 12. Nilai ini mengindikasikan bahwa postur kerja berada dalam posisi yang berbahaya sehingga diperlukan perbaikan saat ini juga. Maka dari itu, untuk melakukan perbaikan postur kerja maka pertama kali perlu dilakukan perbaikan pada material handling eksisting. Metode rasional merupakan suatu metode pendekatan yang sistematis. Metode ini banyak digunakan pada tahapan perancangan sebab memiliki tahapan yang jelas, sehingga dapat memberikan hasil rancangan dan produk akhir yang berkualitas. Setelah dilakukan design perancangan material handling, maka diperoleh skor pengangkatan sayuran buncis sebesar 2, sehingga diperoleh kesimpulan bahwa produktivitas penggunaan material handling usulan meningkat sebesar 83 persen.
Studi Pendahuluan Untuk Pengembangan Indeks Kesiapan Kerja Harian Yekti, Yusuf Nugroho Doyo
Jurnal Sistem dan Manajemen Industri Vol. 2 No. 1 (2018)
Publisher : Universitas Serang Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (360.595 KB) | DOI: 10.30656/jsmi.v2i1.608

Abstract

Work related accident is a problem that needs to be considered seriously in Indonesia. The number of occupational accidents is increasing significantly from 96,314 in 2009 to 110,285 in 2015. The mortality rate in these cases is very high. This research aims to develop a daily fitness for duty index as a measurement to ensure that workers are able to work effectively and safely. Systematic literature review had been carried out through several stages, i.e. 1) determination of searching strategy, and searching process, 2) determination of searching criteria, 3) quality control for literature, and 4) conclusion. The experiment involved four participants. They divided into two groups: night shift workers and morning shift workers. Total sleep time, heart rate at rest, reaction time, and body weight were recorded during the experiment. The daily fitness for duty index has been developed that consider sleep sufficiency factor, circadian cycle misalignment factor, and individual factor. The daily fitness for duty index has a strong correlation with subjective work readiness measurement. Therefore, it can be concluded that the daily fitness for duty index is trustworthy to measure fitness for duty.
Studi Pendahuluan Untuk Pengembangan Indeks Kesiapan Kerja Harian Yusuf Nugroho Doyo Yekti
Jurnal Sistem dan Manajemen Industri Vol. 2 No. 1 (2018)
Publisher : Universitas Serang Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (360.595 KB) | DOI: 10.30656/jsmi.v2i1.608

Abstract

Work related accident is a problem that needs to be considered seriously in Indonesia. The number of occupational accidents is increasing significantly from 96,314 in 2009 to 110,285 in 2015. The mortality rate in these cases is very high. This research aims to develop a daily fitness for duty index as a measurement to ensure that workers are able to work effectively and safely. Systematic literature review had been carried out through several stages, i.e. 1) determination of searching strategy, and searching process, 2) determination of searching criteria, 3) quality control for literature, and 4) conclusion. The experiment involved four participants. They divided into two groups: night shift workers and morning shift workers. Total sleep time, heart rate at rest, reaction time, and body weight were recorded during the experiment. The daily fitness for duty index has been developed that consider sleep sufficiency factor, circadian cycle misalignment factor, and individual factor. The daily fitness for duty index has a strong correlation with subjective work readiness measurement. Therefore, it can be concluded that the daily fitness for duty index is trustworthy to measure fitness for duty.
USULAN PERANCANGAN MATERIAL HANDLING YANG ERGONOMIS BAGI OPERATOR LOADING SAYURAN BUNCIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE RASIONAL (STUDI KASUS DI PT. ABO FARM CIWIDEY) Mohammad Fadli Setiawan; Rino Andias Anugraha; Yusuf Nugroho Doyoyekti; Ni Made Yunita Sari Dewi
JRSI (Jurnal Rekayasa Sistem dan Industri) Vol 1 No 01 (2014): Jurnal Rekayasa Sistem & Industri - Juli 2014
Publisher : School of Industrial and System Engineering, Telkom University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/jrsi.v1i01.5

Abstract

Musculoskeletal disorders (MSDs) atau gangguan otot rangka merupakan kerusakan pada otot, saraf, tendon, ligamen, persendian, kartilago, dan discus invertebralis. Penyebab utama terjadinya MSDs adalah postur tubuh yang salah. Postur tubuh adalah posisi bagian dari tubuh yang berhubungan dengan bagian tubuh lain yang dihubungkan oleh sudut sambungan. PT ABO FARM merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang pertanian dimana memfokuskan bisnisnya pada ekspor sayuran khususnya sayuran buncis yang berada pada kawasan desa Nengkelan, kecamatan Ciwidey, kabupaten Bandung. Salah satu kegiatan pada PT ABO FARM yaitu kegiatan loading sayuran buncis dipengumpul dengan menggunakan karung. Karung yang diangkat memiliki dimensi 96 x 43 x 36 cm dengan kapasistas sebesar 55 kg, padahal batas kapasitas yang direkomendasikan oleh NIOSH adalah sebesar 23 kg. Berdasarkan hasil penelitian postur kerja operator yang sedang melakukan handling material dengan menggunakan REBA (Rapid Entire Body Assessment) diperoleh skor assessment sebesar 12. Nilai ini mengindikasikan bahwa postur kerja berada dalam posisi yang berbahaya sehingga diperlukan perbaikan saat ini juga. Maka dari itu, untuk melakukan perbaikan postur kerja maka pertama kali perlu dilakukan perbaikan pada material handling eksisting. Metode rasional merupakan suatu metode pendekatan yang sistematis. Metode ini banyak digunakan pada tahapan perancangan sebab memiliki tahapan yang jelas, sehingga dapat memberikan hasil rancangan dan produk akhir yang berkualitas. Setelah dilakukan design perancangan material handling, maka diperoleh skor pengangkatan sayuran buncis sebesar 2, sehingga diperoleh kesimpulan bahwa produktivitas penggunaan material handling usulan meningkat sebesar 83 persen.
USULAN PERBAIKAN UKURAN MEJA PEWARNAAN DI STASIUN KERJA PEWARNAAN BATIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (STUDI KASUS RUMAH BATIK KOMAR) Rama Abdurrafi Mutaqi; Rino Andias Anugraha; Yusuf Nugroho Doyoyekti; Dwindo Lanang Yudhismara
JRSI (Jurnal Rekayasa Sistem dan Industri) Vol 1 No 01 (2014): Jurnal Rekayasa Sistem & Industri - Juli 2014
Publisher : School of Industrial and System Engineering, Telkom University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Musculoskeletal disorders (MSDs) atau gangguan otot rangka merupakan kerusakan pada otot, saraf, tendon, ligamen, persendian, kartilago, dan discus invertebralis. Penyebab utama terjadinya MSDs adalah postur tubuh yang salah. Postur tubuh adalah posisi bagian dari tubuh yang berhubungan dengan bagian tubuh lain yang dihubungkan oleh sudut sambungan. Batik Komar merupakan badan usaha milik perseorangan yang dimiliki oleh H. Komarudin Kudiya S.IP, M.Ds. yang bergerak dibidang produksi kain batik. Produk unggulan yang diproduksi Batik Komar diantaranya batik cap dan batik tulis. Salah satu kegiatan pada perusahaan Batik Komar adalah kegiatan pewarnaan kain batik yang sebelumnya telah dilakukan proses pembatikan. Alat yang digunakan operator dalam proses pewarnaan batik berupa meja kerja dengan ukuran 176 x 80.5 x 155.5 cm. Observasi yang dilakukan dengan menggunakan alat kerja eksisting terdapat posisi canggung operator berupa punggung membungkuk lebih dari 30o dan posisi lengan terangkat melebihi bahu operator. Washington State Department of Labor and Industries (WISHA) mendeskripsikan bahwa bekerja dengan posisi leher atau punggung membungkuk dengan sudut lebih dari 30o tanpa dukungan selama lebih dari total 2 jam dalam sehari sebagai postur canggung. Hasil penelitian postur kerja operator yang sedang melakukan proses pewarnaan dengan menggunakan RULA (Rapid Upper Limb Assessment) diperoleh skor assessment sebesar 5. Nilai ini mengindikasikan bahwa postur kerja operator berada dalam posisi yang berbahaya sehingga memerlukan perbaikan.
PENGUJIAN DAN PERBAIKAN DESAIN MATERIAL HANDLING EQUIPMENT BUNCIS DI PT ABOFARM UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI KERJA MENGGUNAKAN METODE PENGEMBANGAN PRODUK ULRICH EPPINGER I Gede Wisuda Pura; Rino Andias Anugraha; Yusuf Nugroho Doyo Yekti
JRSI (Jurnal Rekayasa Sistem dan Industri) Vol 3 No 01 (2016): Jurnal Rekayasa Sistem & Industri - Januari 2016
Publisher : School of Industrial and System Engineering, Telkom University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/jrsi.v3i01.40

Abstract

Perancangan material handling equipment yang ergonomi merupakan salah satu cara untuk mengatasi musculoskeletal disorders (MSDs). Hasil implementasi desain material handling equipment menunjukkan beberapa masalah antara lain tingkat keberasilan operator dalam menggunakan alat 57%, jumlah kesalahan penggunaan alat yang besar, terdapat keluhan operator terkait teknis alat, Hal tersebut menunjukkan perlu perbaikan pada desain produk. Pada penelitian ini perbaikan desain menggunakan metode pengembangan produk Ulrich Eppinger. Selanjutnya dilakukan pengujian hasil perbaikan dengan menggunakan usability testing dan fisiologi kerja, sehingga diperoleh perbandingan antara prototype material handling equipement improvement 1 dan prototype material handling equipment improvement 2 berdasarkan aspek usability produk dan ergonomi fisiologi kerja. Hasil penelitian ini adalah prototype material handling equipment yang mudah digunakan, efektif, efisien dan memuaskan pengguna. Berdasarkan analisis usability testing dan fisiologi kerja diperoleh hasil prototype material handling equipment improvement 2 memiliki waktu kerja, tingkat keberhasilan penggunaan alat, jumlah kesalahan penggunaan alat, keluhan pengguna terkait teknis alat yang lebih sedikit dibandingkan prototype material handling equipment improvement 1. Dari hasil usability questionare diperoleh rata-rata tanggapan penguna terhadap aspek learability 4.19, aspek efficiency 4.84, aspek memorability 4.61, aspek error 4.6, aspek satisfaction 5,03 dari skala likert 1-5. Selain itu berdasarkan analisis pengaruh alat terhadap fisiologi kerja operator terdapat penurunan persentase cardiovascular load kondisi exsisting 32% menjadi 20% pada kondisi menggunakan prototype material handling equipment improvement 2. Hal tersebut menunjukkan pototype material handling equipment improvement 2 dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja operator.