Kulit pisang, salah satu hasil samping pertanian yang sering terbuang, memiliki potensi sebagai bahan baku untuk produksi mikroorganisme lokal (MOL) yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Komposisi nutrisi MOL berbeda berdasarkan bahan sumbernya, sehingga memerlukan penentuan konsentrasi yang tepat untuk tanaman tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk memastikan konsentrasi MOL kulit pisang yang optimal untuk meningkatkan perkembangan dan produktivitas brokoli (Brassica oleracea L.). Percobaan dilakukan dari bulan Juni sampai Oktober 2024 di Lalong-Luwu, Provinsi Sulawesi Selatan. Rancangan Acak Kelompok (RAK) digunakan, yang terdiri dari enam perlakuan: k0 (0 ml = kontrol), k1 (20 ml), k2 (40 ml), k3 (60 ml), k4 (80 ml), dan k5 (100 ml), masing-masing diduplikasi tiga kali dengan tiga tanaman per unit percobaan. Data dianalisis dengan Analisis Varians (ANOVA), kemudian diikuti oleh uji Beda Nyata Jujur (BNJ). Aplikasi MOL kulit pisang sangat mempengaruhi tinggi tanaman, jumlah daun, hari berbunga, dan berat bunga. Konsentrasi maksimum (100 ml) menghasilkan hasil optimal, dengan tinggi tanaman 30,43 cm, rata-rata 19,23 daun per tanaman, pembungaan terjadi pada 88,44 hari pasca tanam, dan berat bunga 319,53 g. Banana peel, a frequently discarded agricultural by product, possesses potential as a raw material for the production of local microorganisms that can promote plant growth and development. The nutrient composition of local microorganisms differs based on the source material, requiring the determination of appropriate concentrations for particular crops. This study sought to ascertain the optimal concentration of banana peel of local microorganisms for enhancing the development and productivity of broccoli (Brassica oleracea L.). The experiment was carried out from June to October 2024 in Lalong-Luwu, South Sulawesi Province. A Randomised Block Design (RBD) was utilised, comprising six treatments: k0 (0 ml=control), k1 (20 ml), k2 (40 ml), k3 (60 ml), k4 (80 ml), and k5 (100 ml), each duplicated thrice with three plants per experimental unit. Data were analysed with Analysis of Variance (ANOVA), subsequently followed by the Honestly Significant Difference (HSD) test. The application of banana peel local microorganisms greatly influenced plant height, leaf count, days to flowering, and flower weight. The maximum concentration (100 ml) yielded optimal outcomes, with a plant height of 30.43 cm, an average of 19.23 leaves per plant, flowering occurring at 88.44 days post-planting, and a flower weight of 319.53 g.