Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Efektivitas Penggunaan Herbisida Paraquat Dan Atrazin Terhadap Gulma Pada Jarak Tanam Jagung (Zea mays L.) Yang Berbeda Akram, Nuzul; Baidhawi, Baidhawi; Rosnina, Rosnina
Agrium Vol 16, No 2 (2019)
Publisher : Faculty of Agriculture, Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/agrium.v16i2.1942

Abstract

This study aims to compare the active compound of Paraquat and Atrazine herbicides applied for weed controlling between plant spacing of corn. The research was conducted in Paya Beunyot Village, Banda Baro Regency North Aceh from July to September 2019, and continued with Samples analysis at the Agroecotechnology Laboratory, Faculty of Agriculture, Universitas Malikussaleh. The experimental design used was a factorial randomized block design; herbicides type of paraquat with a concentration of 1.38 kg/ha, atrazine concentration 1.2 kg/ha and the second factor were plant spacing (P): P1= plant spacing of 50x30 cm, P2= plant spacing of 60x25 cm, P3= plant spacing of 75x20 cm. The results showed that herbicide applied had a very significant effect on weed wet weight, dry weight, percentage of weeds under control and phytotoxicity of weeds. The results showed the interspace of the plant gave a very significant increase in seeds weight either per plant and per plot. The result of variance analysis showed there was no interaction between herbicides utilize and planting distance in all observed variables.Keywords; Corn (Zea mays L.), herbicide, plant spacing
Pengaruh Jenis Mulsa Dan Aplikasi Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L.) Ismadi, Ismadi; Indri Yani, Nurul; Hafifah, Hafifah; Rosnina, Rosnina; Nazaruddin, M
Agrium Vol 18, No 1 (2021)
Publisher : Faculty of Agriculture, Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/agrium.v18i1.3846

Abstract

Tanaman kentang merupakan salah satu komoditi hortikultura yang berpotensi dikembangkan karena dapat karena memiliki protein, vitamin dan mineral yang tinggi serta mempunyai peran yang penting bagi perekonomian indonesia. Tanaman kentang merupaka tanaman sayuran  berumur pendek. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis mulsa dan aplikasi pupuk organik cair terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kentang. Penelitian ini dilaksanakan di desa Ujung Gele Kecamatan Bukit Kabupaten Bener Meriah dengan ketinggian tempat 1300 mdpl. Penelitian ini dilaksanakan mulai Juli sampai November 2020. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) faktorial dengan dua faktor. Faktor pertama adalah jenis mulsa yang terdiri atas tiga taraf yaitu tanpa mulsa (M1), mulsa plastik hitam perak (M2), dan mulsa kulit biji kopi (M3). Fakotr kedua adalah pupuk organik cair yang terdiri atas tiga taraf yaitu kontrol (P0), 4 ml/l air (P1), dan 8 ml/l air (P2). Peubah yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah batang, jumlah umbi per sampel, jumlah umbi per plot, berat umbi per sampel, dan berat umbi per plot. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada perlakuan jenis mulsa hasil terbaik diperoleh dari penggunaan mulsa plastik hitam perak dan perlakuan terbaik pupuk organik cair adalah pada konsentrasi 8 ml/l air. Tidak didapati interaksi antara perlakuan jenis mulsa dan pupuk organik cair terhadap semua peubah yang diamati. Kata kunci; granola, umbi, batang, daun 
Pengaruh Perbedaan Komposisi Media Tanam dari Tanah Ampas Sagu Asal Desa Pengkajoang Terhadap Pertumbuhan Sawi Hijau Mattola, Paradillah Ilyas; Rosnina, Rosnina; Halid, Irwan; Anggraini, Aqsyah
Jurnal Ilmiah Ecosystem Vol. 24 No. 2 (2024): Ecosystem Vol. 24 No 2, Mei - Agustus Tahun 2024
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35965/eco.v24i2.4632

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Pajalesang, Kecamatan Wara, Kota Palopo, pada bulan November dan Januari tahun 2023. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan komposisi media tanam dari tanah ampas sagu terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sawi hijau. Melalui pemanfaatan hasil penelitian, masyarakat dan pelajar mendapatkan informasi tentang ketersediaan komposisi tanah ampas sagu yang baik untuk pertumbuhan tanaman sawi hijau. Untuk mengetahui pertumbuhan dan hasil tanaman sawi hijau, penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data kualitatif, yaitu pengamatan tinggi tanaman, jumlah daun, bobot pucuk tanaman, dan bobot akar setiap minggu. Media tanam dicampur dengan tanah dan tanah ampas sagu menggunakan ember. Tanaman sawi yang digunakan adalah tanaman sawi Kumala, yaitu varietas Pertiwi. Pertumbuhan tanaman sawi hijau terbukti sangat dipengaruhi oleh penggunaan media tanam dari tanah ampas sagu, terlihat dari perubahan tinggi tanaman, bobot, dan jumlah daun. Hal ini mungkin terkait dengan tingginya kandungan nitrogen (N) pada tanah ampas sagu, yang meningkatkan sifat kimia, biologi, dan fisik tanah. The study was carried out at Pajalesang Village, Wara District, Palopo City, throughout November and January of 2023. This study set out to ascertain how differences in the composition of planting media made from sago pulp soil affected the growth and yield of green mustard plants. The public and students are educated about the availability of high-quality sago pulp soil composition for the growth of green mustard plants through the utilization of the study's findings. To ascertain the growth and yield of green mustard plants, this study used qualitative data collection techniques, such as weekly observations of plant height, leaf count, weight of the top portion of the plant, and weight of the roots. Using a bucket, soil and sago pulp soil were combined to create the planting medium. The Kumala mustard plant, namely the Pertiwi variety, was utilized. The growth of green mustard plants was found to be significantly impacted by the use of planting media made from sago pulp soil, as seen by the changes in plant height, weight, and leaf count. This may be related to the sago pulp soil's high nitrogen (N) content, which enhances the soil's chemical, biological, and physical properties.
Optimization of AB-mix Fertilizer on Varieties of Hydroponic Lettuce (Lactuca sativa L.) Rosnina, Rosnina; Mauliza, Sarah
Journal of Tropical Horticulture Vol 3, No 2 (2020): October 2020
Publisher : Yayasan Pertanian Tropika Indonesia (YPTI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33089/jthort.v3i2.56

Abstract

Lettuce (Lactuca sativa L.) is a popular leafy vegetable. Most of its varieties are eaten fresh and commonly served as a garnish in fried rice or complementary vegetables in some fast food meals such as burgers and green salads. Nowadays, most lettuce varieties are grown hydroponically, replacing the soil and feeding all nutrients through the water. A hydroponic system is also considered a solution to overcome the shortage of arable lands and good-quality water.  This research aims to evaluate the lettuce response towards the application of AB-mix fertilizer in the hydroponic system. This research was designed using Factorial Randomized Block Design (RBD) with two factors (AB mix concentrations and lettuce varieties) and three replications. The results revealed between AB-mix concentrations and lettuce varieties, where the application of AB-mix increased the number of leaves. AB-mix's application gave an effect to all variables observed: plant height, leaf width, leaf number, and leaf chlorophyll but insignificant to root length.
Budidaya Hidroponik Tanaman Kangkung Dengan Sistem Nft (Nutrient Film Technique) Bagi Masyarakat Desa Lancang Garam Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe Zulkifli, Zulkifli; Rosnina, Rosnina; Khaidir, Khaidir; Martina, Martina; Riani, Riani
Jurnal Malikussaleh Mengabdi Vol 2, No 1 (2023): Jurnal Malikussaleh Mengabdi, April 2023
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jmm.v2i1.9166

Abstract

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang berjudul “Budidaya Hidroponik Tanaman Kangkung Dengan Sistem (Nft) Bagi Masyarakat Desa Lancang Garam Kecamatan Banda  Sakti Satu Kota Lhokseumawe” bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pertanian kontemporer khususnya metode hidroponik dengan sistem NFT. Metode kegiatan  yang digunakan adalah pemberdayaan masyakarat. Pengabdian dengan skema pembinaan desa lingkungan ini melalui sejumlah tahapan antara lain: survei tempat dan pengurusan perijinan kegiatan, menentukan waktu yang tepat untuk melaksanakan kegiatan, memberikan  pengetahuan budidaya hidroponik dengan sistem (NFT), alat dan bahan budidaya hidroponik tanaman kangkung dengan sistem (NFT), cara menyemai bibit kangkung, dan cara untuk mengukur kadar kepekatan nutrisi AB-mix.  Serta melakukan praktik langsung cara kerja budidaya hidroponik dengan sistem (NFT). Berdasarkan hasil evaluasi kegiatan dengan sembilan indikator yaitu metode/penyampaian materi, pengetahuan sistem NFT, alat dan bahan budidaya, tahapan proses budidaya hidroponik, manfaat pengabdian, solusi yang ditawarkan, kualitas pengabdian, pelaporan akhir, dan rencana tindak lanjut dengan responden 30 orang peserta ditemukan bahwa 52% peserta sangat puas, 38% puas dan 10% cukup puas dengan pelaksanaan kegiatan. Berdasarkan hasil survei ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan kegiatan ini berjalan dengan berhasil dengan adanya kepuasan mitra dan adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan mitra tentang budidaya hidroponik tanaman kangkung dengan sistem (Nft). Pengabdian selanjutnya disarankan untuk lebih mengembangkan sistem hidroponik lainnya disertai pendampingan berkala untuk mengoptimalkan proses dan hasil budidaya hidroponik.
Optimalisasi Pemanfaatan Lahan Sub-Optimal Desa Cot Keumuneng dengan Sistem Alley- Cropping Tanaman Porang dan Kacang Tanah Mawardati, Mawardati; Rosnina, Rosnina; Nurdin, Muhammad Yusuf; Rahman, Arief; Martina, Martina; Riani, Riani
Jurnal Malikussaleh Mengabdi Vol 2, No 1 (2023): Jurnal Malikussaleh Mengabdi, April 2023
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jmm.v2i1.9438

Abstract

Lahan marginal/sub-optimal yang istilah awamnya disebut  lahan tidur  adalah lahan ketersediaan airnya rendah dan kurang  kurang subur lahan yang tidak dapat digunakan secara optimal karena produktivitasnya rendah.  Gampong Cot Keumuneng merupakan daerah yang memiliki lahan marginal milik masyarakat yang masih dapat dimanfaatkan untuk pengembangan tanaman dengan input bioteknologi dan teknik budidaya tanaman, sehingga lahan marginal menjadi sesuai sebagai lahan yang produktif. Pada kegiatan Pebngabdian kepada masyarakat oleh dosen Fakultas Pertanian memperkenalkan penanaman tanaman porang yang toleran terhadap kondisi lahan marginal. Aplikasi bioteknologi yang diperkenalkan dengan memanfaatkan pupuk eco enzim yang mengandung mikroorganisme dan fungi mikoriza yang berperan sebagai biofertilizer sekaligus meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan penyakit yang berasal dari dalam tanah. Kegiatan ini dengan memperkenalkan penggunaan pupuk eco enzim dan mikoriza pada penanaman Porang dan Kacang Tanah dengan penanaman dalam lorong (alley cropping). Budidaya tanaman porang belum banyak dikenal di Aceh oleh karena itu, kegiatan pengabdian ini akan dilaksanakan dengan memperkenalkan tanaman porang serta demonstrasi teknik budidaya porang dengan kacang tanah secara alley cropping di Gampong Cot Keumuneng Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Utara. Metode kegiatan pengabdian dilakukan dengan tiga tahapan yaitu transfer teknologi melalui pelatihan dan workshop, pengadaan bibit porang, dan penanaman porang dengan kacang tanah teknik alley cropping. Hasil pengabdian menunjukkan 77% mitra berminat memanfaatkan lahan Sub optimal dengan budidaya tanaman porang dan kacang tanah system alley cropping, 83% mitra bertambah pengetahuannya tentang tanaman porang dan teknik budidaya alley cropping, 73% mitra meningkat keterampilannya untuk memanfaatkan lahan sub optimal yang dapat meningkatkan produktivitas tanah dan meningkatkan pendapatan masyarakat, 80% mitra meningkat keterampilannya dalam melakukan budidaya porang dan kacang tanah dengan alley-cropping.
Isolasi dan Identifikasi Cendawan dari Pelapukan Batang Bawah Sagu (Metroxylon sagu Rottb.): Isolation and Indentification of Fungi from Weathering Sago Rootstock (Metroxylon sagu Rottb.) Ilyas Mattola, Paradillah; Naima Haruna; Rosnina, Rosnina
Perbal: Jurnal Pertanian Berkelanjutan Vol. 13 No. 1 (2025): Perbal: Jurnal Pertanian Berkelanjutan
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30605/perbal.v13i1.4628

Abstract

Pelapukan batang bawah sagu merupakan proses alami yang terjadi pada bagian batang sagu yang tidak lagi aktif secara fisiologis. Berbagai mikroorganisme, diantaranya adalah cendawan, bakteri, nematoda dan organisme tanah lainnya, memakan bahan organik dalam proses pelapukan ini. Pentingnya pelapukan batang sagu dalam siklus ekosistem, terutama dalam pengembalian nutrisi ke dalam tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi cendawan yang terdapat pada pelapukan batang bawah sagu serta melakukan identifikasi cendawan yang ditemukan dari hasil pelapukan batang bawah sagu. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - September 2024 di Desa Pengkajoang, Kecamatan Malangke Barat Kabupaten Luwu Utara. Penelitian ini dilaksanakan dengan mengambil sampel hasil pelapukan batang bawah sagu pada kedalaman 15 cm. Sampel diambil dari lima titik dengan jumlah 100 gram pada setiap titik. Pengambilan sampel dilakukan dengan prosedur yang sama di setiap titik. Sampel kemudian diisolasi menggunakan metode pengenceran berseri, di mana 1 gram sampel dilarutkan dalam 9 ml air steril dan dikocok menggunakan sentrifugasi selama 30 menit hingga tercampur rata. Selanjutnya, 1 ml suspensi diambil dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi berisi 9 ml aquades steril. Pengenceran berseri dilakukan hingga tercapai pengenceran 104. Sampel dari pengenceran 101, 102, dan 103, sebanyak 0,5 ml suspensi, ditumbuhkan pada media PDA menggunakan metode sebar dan diinkubasi selama 3 hingga 7 hari pada suhu 22-25°C. Identifikasi isolat cendawan dilakukan menggunakan kunci determinasi dari Illustrated Genera of Imperfect Fungi (Barnett & Hunter, 1998). Penelitian ini menemukan empat genus cendawan, yaitu Trichoderma, Penicillium, Gliocladium, dan Rhizopus. Weathering sago rootstock is a natural process natural occurs in parts of the sago stem that are no longer physiologically active. Various microorganisms, including fungi, bacteria, nematodes, and other soil organisms, eat organic material in this weathering process. The importance of weathering sago stems in the ecosystem cycle, especially in returning nutrients to the soil. This research aims to isolate fungi found in weathering sago rootstocks and identify fungi found in the weathering of sago rootstocks. This research was carried out in June - November 2024 in Pengkajoang Village, West Malangke District, North Luwu Regency. This research was carried out by taking samples from the weathering of sago rootstock at a depth of 15 cm. Samples were taken from five points, with 100 grams collected from each point. The sampling procedure was consistent across all points. The samples were then isolated using a serial dilution method, where 1 gram of the sample was dissolved in 9 ml of sterile water and shaken using centrifugation for 30 minutes until homogenized. Subsequently, 1 ml of the suspension was taken and placed into a test tube containing 9 ml of sterile aquades. The serial dilution was carried out until a 104 dilution was achieved. Samples from dilutions 101, 102, and 103, 0.5 ml each, were then cultured on PDA media using the spread plate method and incubated for 3 to 7 days at 22-25°C. Fungal isolates were identified using a determination key from Illustrated Genera of Imperfect Fungi (Barnett & Hunter, 1998). The study identified four fungal genera: Trichoderma, Penicillium, Gliocladium, and Rhizopus.
Upaya Peningkatan Hasil Panen Tanaman Brokoli (Brassica oleracea L.) dengan Pemberian Mikroorganisme Lokal (MOL) Kulit Pisang: Initiatives to Enhance the Yield of Broccoli (Brassica oleracea L.) with Giving Banana Peel Local Microorganism Haruna, Naima; Mudaffar, Rahmi Azizah; Kesia, Kesia; Ilyas Mattola, Paradilla; Rosnina, Rosnina
Perbal: Jurnal Pertanian Berkelanjutan Vol. 13 No. 2 (2025): Perbal: Jurnal Pertanian Berkelanjutan
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30605/perbal.v13i2.6217

Abstract

Kulit pisang, salah satu hasil samping pertanian yang sering terbuang, memiliki potensi sebagai bahan baku untuk produksi mikroorganisme lokal (MOL) yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Komposisi nutrisi MOL berbeda berdasarkan bahan sumbernya, sehingga memerlukan penentuan konsentrasi yang tepat untuk tanaman tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk memastikan konsentrasi MOL kulit pisang yang optimal untuk meningkatkan perkembangan dan produktivitas brokoli (Brassica oleracea L.). Percobaan dilakukan dari bulan Juni sampai Oktober 2024 di Lalong-Luwu, Provinsi Sulawesi Selatan. Rancangan Acak Kelompok (RAK) digunakan, yang terdiri dari enam perlakuan: k0 (0 ml = kontrol), k1 (20 ml), k2 (40 ml), k3 (60 ml), k4 (80 ml), dan k5 (100 ml), masing-masing diduplikasi tiga kali dengan tiga tanaman per unit percobaan. Data dianalisis dengan Analisis Varians (ANOVA), kemudian diikuti oleh uji Beda Nyata Jujur (BNJ). Aplikasi MOL kulit pisang sangat mempengaruhi tinggi tanaman, jumlah daun, hari berbunga, dan berat bunga. Konsentrasi maksimum (100 ml) menghasilkan hasil optimal, dengan tinggi tanaman 30,43 cm, rata-rata 19,23 daun per tanaman, pembungaan terjadi pada 88,44 hari pasca tanam, dan berat bunga 319,53 g. Banana peel, a frequently discarded agricultural by product, possesses potential as a raw material for the production of local microorganisms that can promote plant growth and development. The nutrient composition of local microorganisms differs based on the source material, requiring the determination of appropriate concentrations for particular crops. This study sought to ascertain the optimal concentration of banana peel of local microorganisms for enhancing the development and productivity of broccoli (Brassica oleracea L.). The experiment was carried out from June to October 2024 in Lalong-Luwu, South Sulawesi Province. A Randomised Block Design (RBD) was utilised, comprising six treatments: k0 (0 ml=control), k1 (20 ml), k2 (40 ml), k3 (60 ml), k4 (80 ml), and k5 (100 ml), each duplicated thrice with three plants per experimental unit. Data were analysed with Analysis of Variance (ANOVA), subsequently followed by the Honestly Significant Difference (HSD) test. The application of banana peel local microorganisms greatly influenced plant height, leaf count, days to flowering, and flower weight. The maximum concentration (100 ml) yielded optimal outcomes, with a plant height of 30.43 cm, an average of 19.23 leaves per plant, flowering occurring at 88.44 days post-planting, and a flower weight of 319.53 g.
Pengaruh Pemberian Mikroorganisme Lokal Usus Ayam dan Jenis Media Terhadap Hasil Jamur Merang (Volvariella volvaceae L.) Keumala, Ida; Rosnina, Rosnina; Hafifah, Hafifah; Nasruddin, Nasruddin; Nazirah, Laila
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agroekoteknologi Vol. 2 No. 1 (2023): Vol 2, No 1 (2023) : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agroekoteknologi (JIMATEK) Maret 2
Publisher : Department of Agroecotechnology Faculty of Agriculture, Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jimatek.v2i1.12037

Abstract

Produksi jamur merang di Indonesia belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat, baik dalam maupun luar negeri. Oleh karena itu perlu dilakukan usaha untuk meningkatkan produksi dengan penggunaan mikroorganisme lokal pada pengomposan media dan jenis media yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian mikroorganisme lokal dan jenis media terhadap hasil jamur merang serta untuk mengetahui adanya interaksi antara 2 faktor tersebut. Penelitian dilaksanakan pada kumbung (rumah jamur) di Desa Pulo Rungkom, Kecamatan Dewantara, Kabupaten Aceh utara, mulai dari bulan Mei sampai Juni 2022. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan tiga kali ulangan. Faktor 1 yaitu dosis mikroorganisme lokal usus ayam pada pengomposan dan factor 2 jenis media. Uji lanjut dilakukan dengan menggunakan uji Duncan pada taraf 5 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian mikrorganisme lokal berpengaruh sangat nyata terhadap hasil jamur merang pada semua parameter pengamatan, Perlakuan pemberian mikroorganisme lokal terbaik terdapat pada 15 ml/l air (D2). Jenis media berpengaruh sangat nyata terhadap panjang tubuh buah, jumlah seluruh tubuh buah, dan berat rata-rata tubuh buah, jenis media terbaik adalah tandan kosong kelapa sawit (M1). Terjadi interaksi antara pemberian mikroorganisme lokal dan jenis media pada semua parameter pengamatan, interaksi terbaik adalah D2M1.
PERAN PEREMPUAN DALAM OPTIMALISASI RANTAI DISTRIBUSI JAGUNG PIPIL UNTUK PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI DI KECAMATAN MALANGKE BARAT Rosnina, Rosnina; Boceng, Annas; Sapareng, Sukriming; Arzam AR, Taruna Shafa; Nuryanti, Dewi Marwati; Halid, Irwan; Anggraini, Aqsyah
JURNAL AGRIMANSION Vol 26 No 2 (2025): Jurnal Agrimansion Agustus 2025
Publisher : Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/agrimansion.v26i2.1853

Abstract

The distribution of shelled corn in West Malangke District is dominated by intermediaries, resulting in a low farmer's share received by farmers, especially women farmers. This study aims to identify the role of women in the shelled corn distribution chain, analyze marketing margins, and evaluate the profit-to-cost efficiency of each distribution channel in West Malangke District. The results indicate four trading channels, with Channel I as the primary channel, where the highest marketing margin was recorded at IDR 325 per kg, but the lowest farmer's share was only 92.58%. Conversely, Channel IV, which eliminates the role of intermediaries, provided a farmer's share of 100%. The highest profit-to-cost ratio was achieved by village collectors in Channel I (0.68), while wholesalers had a relatively stable profit ratio across channels. These findings suggest that the shorter the distribution chain, the greater the profits received by farmers. The implications of this study emphasize the importance of shortening the distribution chain and empowering women farmers through more efficient market access, as well as the need for policies to improve trading efficiency to support farmer welfare.