Anak merupakan terang dan harapan bagi keluarga, Gereja, masyarakat, dan bangsa. Oleh karena itu, anak-anak perlu mendapatkan pendidikan dan perhatian yang optimal agar mereka dapat bertumbuh tidak hanya dalam hal fisik, intelektual, dan sikap, tetapi juga dalam iman. Latar belakang penelitian ini berangkat dari rendahnya peran orang tua dalam mendukung aktivitas gerejawi anak, kurangnya variasi metode pengajaran, serta keterbatasan sumber daya dan pelatihan pembina sehingga pembinaan kurang menarik dan kurang sesuai dengan perkembangan anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pembinaan iman anak menggunakan model Context, Input, Process, Product (CIPP). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan pembinaan iman anak berjalan dengan baik dan teratur, dengan metode pembinaan yang cukup variatif. Orang tua berperan aktif dalam membina iman anak di rumah, sementara gereja mendukung kegiatan anak melalui fasilitas dan dukungan moral. anak-anak mulai menunjukkan karakter yang sesuai dengan nilai-nilai Kristiani. Meskipun demikian, tetap ditemukan tantangan, seperti keterlibatan orang tua yang belum optimal dalam kegiatan gereja, pengaruh pergaulan negatif dan teknologi, belum tersedianya kurikulum dan buku panduan, serta perlunya pelatihan lanjutan bagi pembina. Berdasarkan hasil analisis, diperlukan upaya berkelanjutan untuk menyusun kurikulum, menyediakan panduan, meningkatkan kompetensi pembina, dan memperkuat sinergi gereja, keluarga, serta lingkungan sosial dalam pembinaan iman anak.