Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

Integrasi Kurikulum Berbasis Pesantren pada Lembaga Pendidikan Kusnandi, Kusnandi
Jurnal Kependidikan Vol 5 No 2 (2017)
Publisher : Kelompok Kajian Pendidikan Ikatan Alumni IAIN Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (297.181 KB) | DOI: 10.24090/jk.v5i2.2138

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan integrasi kurikulum berbasis pesantren pada sekolah umum. Pendidikan merupakan sarana terpenting dalam usaha pembangunan sumber daya manusia dan penanaman nilai-nilai kemanusiaan yang mengarah kepada tatanan kehidupan masyarakat yang beradab dan berperadaban. pendidikan juga tidak akan terlepas dari ranah kurikulum. Hal ini wajar, karena kurikulum adalah alat pendidikan yang sangat krusial dalam kerangka sistem pendidikan baik formal, nonformal bahkan informal. Kurikulum juga merupakan salah satu kunci tolok ukur keberhasilan pendidikan, sehingga perlu dilakukan pengembangan kurikulum agar pendidikan dapat merespon demands masyarakat. Sebab pada dasarnya pendidikan berfungsi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan kurikulum yang demikianlah yang relevan dengan masyarakat. Sekolah Berbasis Pesantren (SBP) sebagai salah satu model pendidikan Islam yang dapat menggabungkan dua sistem sosial, yakni sistem sosial pesantren dan sistem sosial sekolah. Model pendidikan Islam ini bertujuan untuk menciptakan sumber daya manusia yang agamawan sekaligus ilmuwan secara utuh, sehingga dapat berperan utuh dalam sistem sosial kemasyarakatan. Institusi pendidikan pesantren dan institusi pendidikan sekolah memiliki sistem sosial dan keunggulan masing-masing. Untuk mengakomodasi dikotomi tersebut maka muncul model Sekolah Berbasis Pesantren. Sekolah Berbasis Pesantren, yaitu program yang berupaya mengintegrasikan keunggulan sistem pendidikan sekolah dengan penyelenggaraan pendidikan di pondok pesantren. Pendidikan umum adalah sekolah yang memberikan pemahaman pengetahuan umum, mencetak ahli pengetahuan atau ilmuwan. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal di Indonesia yang memiliki keunggulan dalam pengembangan sains dan teknologi.
IDENTIFIKASI LEARNING OBSTACLE PADA POKOK BAHASAN SUDUT PUSAT DAN SUDUT KELILING LINGKARAN Siti Aisah, Lusi; Kusnandi, Kusnandi
Mathline : Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol 3 No 2 (2018): Mathline
Publisher : Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (291.61 KB) | DOI: 10.31943/mathline.v3i2.90

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi learning obstacleatau kesulitan-kesulitansiswa dalam proses penyelesaian permasalahan yang terkait dengan sudut pusat dan sudut kelilingdalam lingkaran. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan teknikpengumpulan data yaitu observasi, tanya-jawab, dan dokumentasi. Pengujian instrumen learningobstacle dilakukan kepada siswa yang telah mendapatkan/ mempelajari materi tersebut. Instrumendiujikan kepada siswa kelas VIII di SMP Negeri 6 Cirebon dan juga kepada beberapa orangmahasiswa pendidikan matematika UPI. Hasilnya ditemukan beberapa hambatan-hambatan yangteridentifikasi dalam memahami konsep sudut pusat dan sudut keliling lingkaran, yaitu: 1)Hambatan epistimologi terkait penerapan konsep sudut pusat dan sudut keliling menghadapi busuryang sama. 2) Hambatan epistimologi terkait variasi informasi yang tersedia serta penerapandefinisi sudut pusat dan sudut keliling pada soal. 3) Hambatan epistimologi terkait dalammenganalisis soal. 4) Hambatan epistimologi terkait pengaitan dengan konsep yang lain 5)Hambatan epistimologis terkait memunculkan gagasan dalam menjawab soal.
FUNGSIONALISASI SUPERVISI PENDIDIKAN UNTUK MEMBENTUK KARAKTER KEJUJURAN GURU DALAM PENINGKATAN KUALITAS PROFESI GURU DAN PEMBELAJARAN Kusnandi, Kusnandi
Wahana Pendidikan Vol 7, No 1 (2020): Januari
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (255.312 KB) | DOI: 10.25157/wa.v7i1.3252

Abstract

ABSTRACTThe quality of the performance teaching profession and the quality of learning affect the success of the teaching and learning process. Teacher honesty character will support the quality of teacher professional performance more effectively. Efforts to improve the ability to carry out the learning process require attention from the person in charge of the education system continuously, among others, through the functionalization of educational supervision. The implementation of educational supervision with standard technical strategies will be better if the function is more focused on developing the character of teacher honesty in learning. The job of a supervisor is to help, encourage, and give teachers confidence that the teaching-learning process can and must continue to be better. Supervision activities are carried out through various processes of teaching problem solving and aim to improve the effectiveness and efficiency of the teaching-learning process. Supervision is a help to the teacher in improving the teaching-learning situation. The results will be better if it focuses on internalizing the character of honesty in the teacher in carrying out the main tasks and functions in school. Keywords: Functionality, Supervision, Honesty, Teachers, Education ABSTRAKKualitas kinerja profesi guru dan kualitas pembelajaran mempengaruhi keberhasilan proses belajar mengajar. karakter kejujuran guru  akan mendukung kualitas kinerja profesi guru lebih efektif. Upaya meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan proses pembelajaran memerlukan perhatian dari penanggung jawab sistem pendidikan secara terus menerus antara lain melalui fungsionalisasi supervisi pendidikan. Pelaksanaan supervisi pendidikan dengan strategi teknik yang sudah baku akan lebih baik bila fungsinya lebih fokus pada pengembangan karakter kejujuran guru dalam pembelajaran. Tugas seorang supervisor adalah untuk membantu, mendorong, dan memberikan keyakinan kepada guru bahwa proses belajar-mengajar dapat dan harus terus lebih baik. Kegiatan supervisi terlaksana melalui berbagai proses pemecahan masalah pengajaran dan bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses belajar-mengajar. Supervisi merupakan bantuan kepada guru dalam perbaikan situasi belajar-mengajar, akan lebih baik hasilnya bila memfokuskan pada internalisasi karakter kejujuran pada diri guru dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya di sekolah. Kata kunci: Fungsionalisasi, Supervisi, Kejujuran, Guru, Pendidikan 
MODEL INOVASI PENDIDIKAN DENGAN STRATEGI IMPLEMENTASI KONSEP “DARE TO BE DIFFERENT” Kusnandi, Kusnandi
Wahana Pendidikan Vol 4, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (432.724 KB) | DOI: 10.25157/wa.v4i1.391

Abstract

Dalam menghadapi perubahan kehidupan di berbagai aspek yang semakin cepat dan semakin rumit serta sulit diprediksi, inovasi pendidikan harus menjadi prioritas penting dan genting karena pendidikan masih dijadikan penopang utama peningkatan kualitas sumber daya manusia. Model inovasi pendidikan di Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia masih cenderung lebih dominan menggunakan startegi?top-down model? yaitu inovasi pendidikan yang dikembangkan dari atas oleh pihak penentu kebijakan dari tingkat pusat, untuk dilaksanakani secara imperatip hingga ke tingkat insitusi pendidikan yang paling bawah, hal ini akan membuat tenaga pendidik dan tenaga kependidikan kreatifitasnya menjadi tumpul. Dengan demikian inovasi pendidikan mestinya diimbangi dengan strategi ?bottom-up model? yaitu model inovasi pendidikan yang dikembangkan dari bawah, yang bersumber dari hasil kreatifitas tenaga pendidikan dan tenaga kependidikan di setiap institusi pendidikan yang dilaksanakan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan. Agar inovasi pendidikan dapat berjalan lebih cepat dari berbagai perubahan lainnya, perlu dicari berbagai model dan strategi yang lebih ampuh melalui berbagai pendekatan ilmiah.Model inovasi pendidikan dengan strategi implementasi konsep?Dare to be different? merupakan suatu konsep yang digunakan untuk memotivasi para penyelenggara pendidikan dalam melakukan inovasi pendidikan dengan tidak mempertentangkan berbagai model dan strategi inovasi pendidikan yang sudah ada. Model ini lebih menitikberatkan pada internalisasi semangat dalam melakukan inovasi pendidikan, khususnya oleh para pendidik. Dare to be different artinya berani tampil beda, maka mulailah dengan kata dare yang merupakan singkatan dari kata dream, attitude, relatioship, dan excellence. Kata Kunci: Inovasi pendidikan, dare to be different
STUDENTS’ PROPORTIONAL REASONING IN MATHEMATICS THROUGH COVID-19 PANDEMIC CONTEXT Rohati, Rohati; Turmudi, Turmudi; Kusnandi, Kusnandi
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika Vol 10, No 3 (2021)
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4255.89 KB) | DOI: 10.24127/ajpm.v10i3.3873

Abstract

Abstract The aim of this study was to ascertain high school students' proportional reasoning in the sense of the COVID-19 pandemic. How do students' thoughts flow when confronted with problems requiring proportional reasoning? This research is a mixed study by collecting data through problem-solving questions to 253 junior high school students in Muaro Jambi, Jambi Province, Indonesia. The problem-solving activities are based on real-world scenarios and require reasoning that is proportional and pertinent to the COVID-19 pandemic context. Due to the ongoing COVID-19 pandemic, the test is administered through the Whatsapp framework. Students' responses are examined in detail to ascertain their proportional reasoning skills. The results indicate that almost all students correctly answered the first question. However, only a small percentage of students were able to answer to and make the correct argument for the second question. The findings indicated that students demonstrated a reasonable level of proportional reasoning when confronted with the COVID-19 pandemic situation. According to the findings of this report, it is important for teachers of mathematics to establish learning activities and problem-solving tasks that help students improve their proportional reasoning skills. Keywords: COVID-19; Problem Solving; Proportional Reasoning; Real-World Situations AbstrakTujuan dari penelitian ini adalah untuk menggali penalaran proporsional siswa SMA  dengan konteks pandemi COVID-19. Bagaimana alur pemikiran siswa ketika dihadapkan pada masalah yang membutuhkan penalaran proporsional? Penelitian ini merupakan penelitian campuran dengan pengumpulan data melalui pertanyaan pemecahan masalah kepada 253 siswa SMP di Muaro Jambi, Provinsi Jambi, Indonesia. Kegiatan pemecahan masalah didasarkan pada skenario dunia nyata dan membutuhkan penalaran yang proporsional dan relevan dengan konteks pandemi COVID-19. Karena pandemi COVID-19 yang sedang berlangsung, tes dikirim melalui aplikasi Whatsapp. Tanggapan siswa diperiksa secara rinci untuk memastikan kemampuan penalaran proporsional mereka. Hasilnya menunjukkan bahwa hampir semua siswa menjawab pertanyaan pertama dengan benar. Namun, hanya sebagian kecil siswa yang mampu menjawab dan membuat argumen yang benar untuk pertanyaan kedua. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa memiliki alur penalaran proporsional yang cukup baik dengan menggunakan konteks kondisi pandemi COVID-19. Menurut temuan  ini, penting bagi guru matematika untuk menetapkan kegiatan pembelajaran dan tugas pemecahan masalah yang membantu siswa meningkatkan keterampilan penalaran proporsional mereka. Kata kunci: COVID-19; Pemecahan Masalah; Penalaran Proporsional; Situasi Dunia
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PENGALAMAN TIPE KNISLEY-MULYANA DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESETASI MATEMATIS SISWA Yulianti, Isty; Kusnandi, Kusnandi
Jurnal Pengajaran MIPA Vol 16, No 2 (2011): JPMIPA: Volume 16, Issue 2, 2011
Publisher : Faculty of Mathematics and Science Education, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18269/jpmipa.v16i2.36014

Abstract

This article presents the results of quasi-experimental research design with pretest-post test control group to assess the ability of the mathematical representation student’s using experience-based learning model of type Knisley-Mulyana. The study was conducted on student of junior high school. Two classes were randomly selected to serve as the study sample. Students in experimental class get Knisley-Mulyana learning, while students in the control class get the conventional learning. There are two main instruments used, namely the ability test of mathematical representation and questionnaires. Questionnaires used to evaluate the response of students towards learning with Knisley-Mulyana model. The Results showed that students who acquire the learning of mathematics by using Knisley-Mulyana model provide a achievement of the mathematical representation capability better than students who received conventional learning. Viewed from the mathematical skills, students in the high group and low group with Knisley-Mulyana learning achieve their ability of mathematical representation better than students in the same group who received conventional learning. In other words the most effective group of students in the application of Knisley-Mulyana learning is a high and low groups. In addition, students responded well to learning by using Knisley-Mulyana model.
Think Talk Write Model untuk Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Rija, Legina Alma; Kusnandi, Kusnandi
JIIP - Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan Vol. 6 No. 4 (2023): JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan)
Publisher : STKIP Yapis Dompu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (235.551 KB) | DOI: 10.54371/jiip.v6i4.1906

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang diajar dengan model pembelajaran Think Talk Write di salah satu SMA pada materi Trigonometri dengan melihat apakah kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang diajar dengan Model Pembelajaran Think Talk Write lebih baik dari kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang diajar dengan Model Pembelajaran konvensional. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental semu dengan desain only Posttest Desain Grup Kontrol. Variabel penelitian ini terdiri dari variabel bebas yaitu penggunaan model pembelajaran Think Talk Write, sedangkan variabel terikatnya adalah kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang terdiri dari 96 siswa dan sampel penelitian adalah 2 kelas yang dipilih secara acak. Sebelum menguji hipotesis dilakukan uji normalitas data dengan menggunakan uji Liliefors dan homogenitas data menggunakan uji F. Setelah diberikan perlakuan di kelas eksperimen, nilai rata-rata posttest dari kelas eksperimen lebih tinggi dari rata-rata nilai posttes kelas kontrol. Dari hasil pengujian hipotesis diperoleh t hitung > t tabel. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang diajar dengan model pembelajaran Think Talk Write, dimana kemampuan pemecahan masalah siswa yang diajar dengan model Think Talk Write lebih tinggi daripada kemampuan pemecahan masalah siswa yang diajar dengan pembelajaran model konvensional untuk materi Trigonometri pada siswa kelas X SMA.
ANALISIS KESALAHAN SISWA KELAS VIII DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA DITINJAU DARI TINGKAT KEMAMPUAN MATEMATIS Putri, Aulia Adytia; Priatna, Nanang; Kusnandi, Kusnandi
JP2M (Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika) Vol 9, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Bhinneka PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29100/jp2m.v9i2.4688

Abstract

This study purpose is to describe the errors of grade VIII students when solving SPLDV problems based on error analysis according to Newman procedure in terms of students' mathematical ability level. This research method is qualitative descriptive research. 9 students from SMPN 15 Bandung with different math abilities were selected, namely 3 students at each level of high, medium and low math ability as study subjects. Data analysis techniques are performed in 3 steps, namely data reduction, data presentation and conclusion. The data validity technique uses the triangulation method to compare the results of the written test with the results of the interviews. The results show that students with high math ability tend to make mistakes at the transformation stage, students with average math ability tend to make mistakes at the transformation stages and coding, while students with low math abilities tend to make mistakes. . at most types of errors, from understanding, transformation, processing and coding stages.
A Literature Review about One of the Successful Skills of the 21st Century: Collaborative Ability Student Astiswijaya, Nike; Kusnandi, Kusnandi; Juandi, Dadang
Didaktika Religia Vol. 11 No. 1 (2023): June
Publisher : Postgraduate Program, State Islamic Institute (IAIN) Kediri, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30762/didaktika.v11i1.3442

Abstract

One of the important abilities for students to have and develop is the ability to collaborate. Although interest in collaboration as a skill required by students is increasing, the context of collaboration itself is still unclear. The purpose of this literature observation is to explore conceptualizations, definitions, and understandings in research literature related to collaboration. Collaboration is when in a group there is interaction between members, working together to provide the best role and working together to solve problems or achieve goals. To achieve this goal, there needs to be shared responsibility. The indicators most frequently used are the indicators mentioned by Trilling and Fadel, namely Cooperation, Flexibility, Responsibility, Compromise and Communication. Educators should pay attention to how the design of assessment tasks encourages all students in a group to participate, share thoughts, gather resources and ideas, manage assignments, manage time, and communicate effectively.
A praxeological review of concept-sequence and series: Comparing Malaysia and Indonesia textbooks Kusharyadi, Rahmat; Fatimah, Siti; Kusnandi, Kusnandi
Jurnal Elemen Vol 10 No 2 (2024): May
Publisher : Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29408/jel.v10i2.24079

Abstract

Malaysia, through its curriculum, has implemented mathematics textbooks as the main source. However, not all concepts can be offered to a country. This research aims to analyse the comparison between Indonesian and Malaysian textbooks from a praxeological perspective . The data used is only on the topic of sequences and series. This qualitative research adopts a hermeneutic phenomenological approach, serving as an alternative method. In the context of the Indonesian version of didactic design, this study represents research conducted during the prospective stage of the entire research series. The results of the research show that in the praxis block, there are similarities in the presentation of Indonesian and Malaysian textbooks in introducing the topic of sequences and series. The difference is that in Indonesian mathematics textbooks there are 2 themes, while in Malaysia there is only 1 theme. The design in Malaysian textbooks is more in-depth and comprehensive, and the learning trajectory is arranged more systematically so that Malaysian textbooks allow for no gaps between the types of T used. The use of Malaysian textbooks has the potential to build complete knowledge, so the potential for students to have difficulties will be smaller.