Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

FLIGHT HOURS AND BMI AGAINST TUC IN HYPOBARIC CHAMBER ALTITUDE 25.000 FEET Nuralfilail, Zakiah Nada; Savitri, Pritha Maya; Hardini, Niniek; Chairani, Aulia; Andriyanto; Budi Maryoto, Agus; A., Samsul; Kardiana, Yaya; Cakrahaya, Agus
Journal of Vocational Health Studies Vol. 8 No. 1 (2024): July 2024 | JOURNAL OF VOCATIONAL HEALTH STUDIES
Publisher : Faculty of Vocational Studies, Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jvhs.V8.I1.2024.7-12

Abstract

Background: Time of Useful Consciousness (TUC) is the time interval a person can survive carrying out flight duties due to a decrease in oxygen pressure and the point at which there is a decrease in the level of consciousness. The TUC time interval is influenced by various factors including Body Mass Index (BMI) and flying hours which affect the increase in the duration of the body's exposure to hypoxic conditions in pilots. Purpose: This research was conducted to determine the relationship between total flight hours and BMI on TUC. Method: This research employed observational analytic research with a cross-sectional method. Sampling was taken by simple random sampling technique. The sample for this research included active flight crew members from Lakespra dr. Saryanto 202 who met the inclusion criteria. Result: There were 53 research subjects, with the results showing that 48 subjects (90.6%) had a TUC <4 minutes, and 5 subjects had a TUC >4 minutes. There were 47 subjects (88.7%) with total flight hours >1000 hours and 6 subjects (11.3%) with total flight hours <1000 hours. In BMI, 37 subjects (69.8%) had an overweight BMI, and 16 subjects (30.2%) had a normal BMI. Conclusion: After examining 53 subjects, it was found that there was no relationship between total flight hours and TUC (p-value = 1.000) or BMI and TUC( p-value = 0.307) in the hypobaric chamber at an altitude of 25.000 feet.
Masa Kerja dan Lama Kerja Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah Pada Pengemudi Ojek Online Sunarya, Putri Amelia; Chairani, Aulia; Hardini, Niniek; Bustaman, Nurfitri
Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat : Media Komunikasi Komunitas Kesehatan Masyarakat Vol 16 No 3 (2024): JIKM Vol. 16, Edisi 3, Agustus 2024
Publisher : Public Health Undergraduate Program, Faculty of Health Science, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52022/jikm.v16i3.642

Abstract

Background: Low back pain in Indonesia is the second highest illness after influenza. About 63 million (37%) Indonesians experience complaints of low back pain (LBP). NBP is a common problem in workers, including online motorcycle taxi drivers. Working positions that require online motorcycle taxi drivers to sit and support their body weight with vertebrae muscles and bones can cause muscle stiffness and spasm of vertebrae muscles, especially the lumbar part. Methods: Analytical quantitative research design using a cross-sectional approach. The sample of this study is an online motorcycle taxi driver with male gender, age 20-35 years and working > 3 months as an online motorcycle taxi driver, collected by consecutive sampling method. Result: Univariate results were obtained as much as NPB (60.2%), working >8 hours (61.3%) and working >1 year (64.5%). Bivariate results obtained a relationship between length of work (p value = 0.000) and tenure (p value = 0.000). Multivariate results show that the variable that most influences back pain complaints is the length of work (OR = 14.10). Conclusion: It is suggested that puskesmas frequently monitor and give counseling related to TB and the society clean their houses regularly and keep the house clean Keywords: low back pain, online motorcycle drivers, length of work, length of service
Upaya Peningkatan Kesehatan Masyarakat Pasca Gempa di Desa Ujung Jaya, Kecamatan Sumur, Provinsi Banten Redha, Pratiwi Soni; Kristanti, Melly; Chairani, Aulia; Rahmawati, Desie; Relawan, Sekolah
Segara : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 2 No 2 (2024): Vol. 2 No. 2 (2024): SEGARA : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Fakultas Kedokteran UPN "Veteran" Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33533/segara.v2i2.9688

Abstract

Gelombang seismik diciptakan oleh pelepasan energi dari dalam bumi yang tiba-tiba, pergerakan kerak bumi, atau lempeng Bumi biasanya. yang menyebabkan gempa bumi.Gempa bumi ini berpusat di 52 km barat daya Sumur Kabupaten Pandeglang dengan skala 6,7 SR, kedalaman 10 km,merupakan gempa bumi yang dangkal, adanya pergerakan naik dan tidak memicu tsunami. Gempa bumi ini menyebabkan guncangan terkuat di Cikeusik dan Panimbang, Pandeglang pada skala VI MMI. Di Labuan, Sumur, dan Lebak. Dimana wilayah paling parah terdampak adalah kecamatan sumur, Cikeusik, Cimanggu, dan kabupaten Pandeglang, serta kabupaten Lebak. Bencana gempa bumi ini mengakibatkan banyaknya kerugian akan materi dan korban sehingga hal ini mendasari akan dilakukannya pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang terdampak mulai dari pemeriksaan sampai pengobatan secara gratis. Kegiatan ini dilakukan oleh seluruh tim dari Social Disaster Rescue Sekolah Relawan yang turun langsung ke lokasi bencana untuk membantu masyarakat dalam segi kesehatan dan memberi dukungan mental terhadap masyarakat terdampak. Adanya analisis situasi dilakukan dengan mengumpulkan data primer melalui wawancara dengan pemimpin desa setempat dan data sekunder melalui wawancara dengan pemimpin desa. Selanjutnya, menggunakan pendekatan kualitatif Adapun kegiatan ini diikuti oleh masyarakat desa Ujung Jaya sebanyak 52 orang dengan kualifikasi adalah Perempuan 35 orang , Laki-laki 14 orang, Lanjut Usia 3 orang. Di desa Ujung Jaya ini didapatkan bahwa didapati pasien hampir rata-rata keluhannya adalah batuk,demam,pilek, gatal-gatal, tekanan darah rendah, magh. Adanya antusias masyarakat untuk mengikuti kegiatan ini membuat kami bersemangat untuk melaksanakan kegiatan ini. Dengan dilaksanakannya kegiatan ini diharapkan dapat membantu masyarakat dalam mengurangi pemberantasan penyakit dan keluhan kesehatan pasca gempa terjadi
PENGARUH STATUS OBESITAS TERHADAP KELELAHAN KERJA PADA TENAGA SANITARIAN DAN SURVEILANS DI PUSKESMAS KOTA BANDUNG soni Redha, Pratiwi; Kristanti, Melly; Chairani, Aulia; Rahmawati, Desie
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 9 No. 1 (2025): APRIL 2025
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v9i1.35640

Abstract

Kelelahan kerja pada tenaga kesehatan dapat mempengaruhi akan kondisi kesehatan sehigga pelayanan kesehatan yang tidak maksimal. Kelelahan kerja dapat dirasakan oleh semua tenaga kesehatan seperti tenaga surveilans dan sanitarian di Puskesmas yang ada di kota Bandung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh status obesitas terhadap kelelahan kerja pada tenaga sanitarian dan surveilans di Puskesmas Kota Bandung. Desain penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian merupakan tenaga sanitarian dan surveilans di Puskesmas Kota Bandung. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah metode total sampling, jumlah sampel penelitian yaitu 51 orang. Instrumen penelitian yang digunakan berupa kuesioner. Analisis data yang digunakan adalah analisis crosstabulation dan chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masa kerja (p=0,788), usia (p=0,991), beban kerja (p=0,203), jenis kelamin (p=0,172) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kelelahan kerja, tetapi status gizi berpengaruh secara signifikan terhadap kelelahan kerja (p=0,009; OR= 2,36). Status gizi obesitas berpeluang meningkatkan risiko kelelahan kerja sebesar 2,36 kali dibandingkan dengan yang tidak obesitas. Tenaga kesehatan termasuk tenaga surveilans dan sanitarian di Puskesmas dapat mendapatkan beban kerja yang tidak berlebihan dan dapat melakukan pemilihan akan pekerjaan sehingga dapat mencegah terjadinya kelelahan kerja, selain itu juga tenaga sanitarian yang obesitas untuk dapat menjalankan diet dan olahraga teratur agar mengurangi risiko kelelahan kerja.
The Relationship Between Mental Workload and Work Stress in Nurses at the Inpatient Installation Shaifuddin, Zakky; Chairani, Aulia; Hardieni, Niniek; Kristanti, Melly
Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat : Media Komunikasi Komunitas Kesehatan Masyarakat Vol 17 No 1 (2025): JIKM Vol. 17, Issue 1, February 2025
Publisher : Public Health Undergraduate Program, Faculty of Health Science, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52022/jikm.v17i1.719

Abstract

Background: Nurses in inpatient settings face huge responsibilities, both physical and mental, such as looking after patients, providing emotional support, and handling high work demands. Excessive mental workload can trigger job stress, reduce productivity, and lower the quality of health services. This study explored the relationship between mental workload and job stress in nurses in inpatient settings. Method: This study was an analytical quantitative research with a cross-sectional design. It was conducted from January to June 2023. The research instruments were the NASA-TLX questionnaire for mental workload and the job stress scale. The population consisted of 133 nurses, with a sample of 75 people selected by consecutive sampling. The independent variable was mental workload, while the dependent variable was job stress. Data analysis used the Chi-Square test with p<0.05 as significant. Result: Sixty-four percent of nurses experienced a moderate mental workload, and 36% experienced a heavy workload. A total of 53.3% of nurses reported experiencing work stress. The analysis showed a significant relationship between mental workload and work stress (p=0.034), where work stress was more common among nurses with a moderate to severe mental workload. Conclusion: There was a significant relationship between mental workload and work stress in nurses. To reduce mental workload and work stress, it is recommended that work management be improved, such as by redistributing tasks and providing psychological support. Stress management training and effective communication should also improve nurses' well-being.
PENGARUH BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PEGAWAI TENAGA KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI DI JAKARTA SELATAN Kristanti, Melly; NurCita, Boenga; Chairani, Aulia; Abigail, Rebecca; Redha, Pratiwi Soni
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 9 No. 1 (2025): APRIL 2025
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v9i1.34696

Abstract

Kelelahan kerja merupakan kondisi di mana kesiagaan, kecepatan reaksi, dan kemampuan untuk mempertahankan keselamatan serta kesehatan menurun atau menghilang. Di Indonesia, setiap hari rata-rata terjadi 414 kecelakaan kerja, di mana 27,8% dari kecelakaan tersebut disebabkan oleh tingkat kelelahan yang cukup tinggi. Maka dari itu peneliti ingin melihat pengaruh beban kerja dengan kelelahan kerja pada pegawai tenaga kependidikan di Jakarta Selatan. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan jumlah sampel minimal 87 subjek menggunakan teknik simple random sampling, uji analisis oenelitian menggunakan uji regresi logistik. Hasil penelitian menemukan bahwa terdapat pengaruh yang siginikan antara beban kerja dengan kelelahan kerja dengan nilai p-vlaue 0,002;OR 95% CI 7,72  (2,16-27,62) dan usia merupakan faktor confounding  pvalue 0,024; OR 95% CI 3,37 (1,18-9,67). Maka dari itu perlu ditetapkan tupoksi masing-masing pegawai agar tidak melebihi beban kerja dan terutama diperhatikan usia pegawai yang melebihi 40 tahun untuk dikurangi beban kerjanya agar tidak menimbulkan kelelahan kerja terhadap pegawai.
THE INFLUENCE OF NUTRITIONAL STATUS ON THE LEVEL OF INTELLIGENCE IN ELEMENTARY-SCHOOL CHILDREN Kristanti, Melly; Nugrohowati, Nunuk; Chairani, Aulia; Kita, Bungahati; Aritha Rebecca Ayu Sibarani
The Indonesian Journal of Public Health Vol. 20 No. 2 (2025): THE INDONESIAN JOURNAL OF PUBLIC HEALTH
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/ijph.v20i2.2025.341-353

Abstract

Introduction: Intelligence level is a person's ability to think and respond to things logically, purposefully, and to control and manage the environment more effectively. Nutritional status and parenting of children affect the level of child's carelessness. Basic Health Research (Riskesdas) 2018 showed the nutritional status of children aged 5-12 years, where 26.8% were anemic (children aged 5-14 years), 23.6% were short, 10.8% were fat, 9.2% were think, and 9.2% were obese. Aims: The researcher hopes to determine how parenting and nutritional status affect elementary school students' Intelligence Quotient (IQ). Methods: Purposive sampling strategies are used in this cross-sectional study design. The number of samples in this study is 77 samples. Results: The result found the effect of nutritional status on children's intelligence level (p=0.006; OR 95% CI 4.17 (1.51-11.52) vs Parenting with intelligence level (p=0.343; OR 95% CI 1.35 (0.72-2.54). Nutritional status is something that greatly affects the development of a child's brain so that it can be ensured that good nutritional intake can increase the level of intelligence of children. Conclusion: Therefore, it is necessary to increase counseling programs and also continue existing government programs, such as counseling for mothers or parents related to balanced nutrition, providing counseling on making balanced nutritional foods, increasing the budget in providing supplementary feeding that contains high protein, and hence, the Sustainable Development Goals (SDGs) program to reduce the malnutrition rate can be achieved in order to create healthy and intelligent children for the nation's successors.
The Relationship between Prediabetes and Prehypertension with Vascular Elasticity in Medical Students Pangaribuan, Kia Iglesias; Bustamam, Nurfitri; Chairani, Aulia; Dewiastuti, Marlina
JURNAL INFO KESEHATAN Vol 23 No 3 (2025): JURNAL INFO KESEHATAN
Publisher : Research and Community Service Unit, Poltekkes Kemenkes Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31965/infokes.Vol23.Iss3.1884

Abstract

Prediabetes and prehypertension are known to affect vascular elasticity, and the prevalence of these conditions among young adults is increasing. This study examines the relationship between prediabetes and prehypertension with vascular elasticity in medical students. The study utilized a cross-sectional design and the technique of simple random sampling, involving a total of 69 students. The research subjects' criteria were medical students aged 18–25 years who were non-smokers, did not consume alcohol, had no history of diabetes or hypertension, and were not taking medications affecting blood pressure or blood glucose levels. Vascular elasticity, blood pressure, and fasting blood glucose levels were measured using an Accelerated Photoplethysmograph Analyzer SA-3000P, a digital sphygmomanometer, and a glucometer, respectively. The findings indicated no differences in gender, BMI, age, and physical activity between the suboptimal vascular elasticity and the normal+optimal elasticity groups (p > 0.05). The Chi-square test identified significant differences in vascular elasticity between the prediabetes and normal groups (p = 0.009; PR = 1.6; CI = 1.1–2.2), the prehypertension and normal groups (p = 0.026; PR = 1.5; CI = 1.1–2.2), and the prediabetes+prehypertension and normal groups (p = 0.002; PR = 3.5; CI = 1.4–8.3). These findings indicate that prediabetes, prehypertension, or both conditions are associated with reduced vascular elasticity.
Hubungan Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Stres Kerja Perawat Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat Putrialif, Hayatunufus; Chairani, Aulia; Bahar, Meiskha; Kristanti, Melly
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol 13 No 03 (2024): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
Publisher : UIMA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33221/jikm.v13i03.2968

Abstract

Sektor kesehatan termasuk ke dalam sektor dengan prevalensi stres kerja tertinggi. Lingkungan kerja fisik yang kurang mendukung merupakan salah satu penyebab stres pada perawat. Adapun tujuan dari studi ini adalah untuk melihat apakah terdapat keterkaitan antara tingkat stres kerja yang dikeluhkan oleh para perawat di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat dengan lingkungan kerja mereka. Pendekatan analitik observasional digunakan dengan desain cross-sectional dan simple random sampling. Responden merupakan perawat laki-laki sejumlah 47 responden. Data kemudian diolah menggunakan analisa univariat dan uji Fisher digunakan untuk analisa bivariat. Temuan menunjukkan 24 perawat (51,1%) mengalami stres ringan dan 41 perawat (87,2%) merasa lingkungan kerja fisik kondusif, dan p-value 1,000 dengan OR 0,952. Tidak ada hubungan yang signifikan antara lingkungan kerja fisik dan stres kerja perawat dalam penelitian ini. Diharapkan rumah sakit dapat memaksimalkan pengadaan pendingin ruangan di setiap ruangan karena tetap dibutuhkan ketika udara sedang tidak bersahabat agar tidak mengganggu perawat dan pekerja lain saat bekerja, rumah sakit dapat mengevaluasi secara berkala terkait beban kerja yang diberikan agar sesuai dengan kemampuan perawat, dan diharapkan rumah sakit juga dapat mempertimbangkan penambahan sumber daya manusia apabila dari hasil evaluasi memang dibutuhkan. Kata kunci : Lingkungan kerja fisik; stres kerja; perawat
Pengetahuan, Sikap dan Kepemilikan KMS terhadap Kunjungan Ibu ke Posyandu Baktijaya Depok Chairani, Aulia; Ayu, Aletha; Harjono, Yanti
Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat : Media Komunikasi Komunitas Kesehatan Masyarakat Vol 12 No 4 (2020): JIKM Vol. 12, Edisi 4, November 2020
Publisher : Public Health Undergraduate Program, Faculty of Health Science, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52022/jikm.v12i4.89

Abstract

Abstrak Latar belakang : Upaya penurunan Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Anak Balita (AKABA) melalui Posyandu sebagai dukungan masyarakat dalam mencapai indicator pembangunan kesehatan nasional. Posyandu Baktijaya Depok belum mencapai target untuk partisipasi kunjungan balita ke posyandu dan kepemilikan KMS (Kartu Menuju Sehat) juga masih rendah dan perlu ditingkatkan. Penelitain ini ditujukan untuk menilai hubungan pengetahuan dan sikap ibu terhadap posyandu, serta kepemilikan KMS sebagai pemantau pertumbuhan dan perkembangan anak. Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross sectional pada ibu yang dengan balita berusia 0-59 bulan. Sampel sebanyak 214 ibu dipilih secara Proportionate Stratified Random Sampling. Wawancara dilakukan menggunakan kuesioner, observasi kartu KMS dan buku register Posyandu untuk variabel pengatahuan, sikap, dan kepemilikan KMS. Uji Kai Kuadrat digunakan untuk menilai hubungan antar dua variabel. Hasil: Total 214 subjek menunjukkan pengetahuan cukup (49,1%), sikap baik (65,4%) dan kepemilikan KMS tinggi (89,7%). Uji Kai Kuadrat menemukan signifikansi terhadap pengetahuan (p=0,007), sikap ibu (p=0,000), dan kepemilikan KMS dengan kunjungan ke Posyandu (p=0,000). Kesimpulan: Ditemukan hubungan antara pengetahuan ibu, sikap ibu, dan kepemilikan KMS terhadap kunjungan ke Posyandu. Knowledges, Attitudes and “KMS” Ownership to Mothers’s Visiting Posyandu Baktijaya Depok Abstract Background: Efforts to reduce the Infant Mortality Rate (IMR) and the Infant Mortality Rate (AKABA) through Posyandu as community support in achieving national health development indicators. Posyandu Baktijaya Depok has not yet reached the target for toddlers' participation in posyandu visits and low KMS (Kartu Menuju Sehat) ownership which needs to be improved. This study aimed to assess the relationship between knowledge and attitudes of mothers towards posyandu, as well as ownership of KMS as a monitor for children's growth and development. Methods: A cross sectional study was performed among mothers with toddlers aged 0-59 months. A sample of 214 mothers were selected by means of Proportionate Stratified Random Sampling. Interviews were conducted using questionnaires, observation of KMS and Posyandu register books for the variables of knowledge, attitudes, and KMS ownership. Chi Square test was used to assess the relationship between two variables. Results: A total of 214 subjects showed sufficient knowledge (49.1%), good attitude (65.4%) and high KMS ownership (89.7%). The Chi Square test showed significance for knowledge (p = 0.007), maternal attitudes (p = 0.000), and KMS ownership with visits to Posyandu (p = 0.000). Conclusion: There was a relationship between maternal knowledge, maternal attitudes, and KMS ownership of visits to Posyandu.