Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search

Pengaruh Penggunaan Pengaduk Pada Alat Pengering Gabah Terhadap Waktu Pengeringan Dan Kualitas Gabah Ardiansyah, Dicky Syahril; Yos Nofendri
METALIK : Jurnal Manufaktur, Energi, Material Teknik Vol. 3 No. 1 (2024): Metalik: Jurnal Manufaktur, Energi, Material Teknik
Publisher : Universitas Muhammadiyah PROF. DR. HAMKA Fakultas Teknik – Program Studi Teknik Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/metalik.v3i1.15616

Abstract

Abstrak Beras merupakan sumber makanan utama bagi penduduk Indonesia. Namun ironisnya, Indonesia masih mengandalkan beras impor dari negara lain. Hal ini terjadi karena terhambatnya produksi beras di Indonesia yang disebabkan proses pengeringan gabah masih menggunakan cara tradisional dengan memanfaatkan cahaya matahari. Pengeringan tradisional membutuhkan waktu minimal 3 hari untuk mencapai kadar air yang dibutuhkan gabah untuk penggilingan yang tepat. Mesin pengering gabah dapat menjadi solusi meningkatkan produktivitas pertanian dan kualitas gabah. Mesin ini dapat mengeringkan gabah dalam waktu yang lebih singkat, sehingga petani dapat menghemat waktu dan biaya. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kecepatan pengaduk pada pengering gabah terhadap waktu dan juga kualitas gabah. Mekanisme mesin pengering yaitu udara dipanaskan oleh pemanas kemudian ditiupkan menggunakan blower ke gabah, selanjutnya gabah akan diaduk dengan komponen pengaduk yang terdapat didalam mesin, sehingga gabah yang diletakkan di dalamnya akan menjadi kering. Penelitian ini hanya terfokus pada sistem kontrol pengaduk, objek yang dikontrol adalah motor AC 1 fasa ¼ HP yang terhubung dengan pengaduk. Variabel yang digunakan adalah variasi kecepatan putaran pengaduk kecepatan 15 rpm, 30 rpm, dan 45 rpm dan tanpa pengaduk membutuhkan waktu 225 menit, dengan kecepatan putaran pengaduk 15 rpm membutuhkan waktu 75 menit, lalu kecepatan putaran pengaduk 30 rpm membutuhkan waktu 60 menit dan terakhir dengan kecepatan 45 rpm membutuhkan waktu 45 menit. pengering, gabah, pengaduk, kecepatan, kelembaban. Abstract Rice is the main food source for the Indonesian population. However, ironically, Indonesia still relies on imported rice from other countries. This occurs because rice production in Indonesia is hampered because the grain drying process still uses traditional methods using sunlight. Traditional drying takes a minimum of 3 days to reach the moisture content the grain requires for proper milling. Grain drying machines can be a solution to increase agricultural productivity and grain quality. This machine can dry grain in a shorter time, so farmers can save time and costs. This research uses an experimental method with the aim of determining the effect of the stirrer speed in the grain dryer on time and also the quality of the grain. The mechanism of the drying machine is that the air is heated by a heater then blown using a blower onto the grain, then the grain will be stirred with a stirrer component contained in the machine, so that the grain placed in it will become dry. This research only focuses on the stirrer control system, the object being controlled is a 1 phase ¼ HP AC motor connected to the stirrer. The variables used are varying stirrer rotation speeds of 15 rpm, 30 rpm and 45 rpm and without a stirrer it takes 225 minutes, with a stirrer rotation speed of 15 rpm it takes 75 minutes, then a stirrer rotation speed of 30 rpm takes 60 minutes and finally with speed of 45 rpm takes 45 minutes. dryer, grain, mixer, speed, humidity.
Pengaruh Pendinginan terhadap Daya Keluaran dan Efisiensi Sistem Panel Surya Efendi, M Shofriyan; Rifky, Rifky; Nofendri, Yos; rohman, Nur
METALIK : Jurnal Manufaktur, Energi, Material Teknik Vol. 3 No. 2 (2024): Metalik: Jurnal Manufaktur, Energi, Material Teknik
Publisher : Universitas Muhammadiyah PROF. DR. HAMKA Fakultas Teknik – Program Studi Teknik Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/metalik.v3i2.16777

Abstract

Salah satu aplikasi energi terbarukan yang memanfaatkan energi matahari adalah panel surya atau sistem fotovoltaik. Kinerja sistem fotovoltaik dipengaruhi oleh besarnya intensitas cahaya matahari dan temperatur permukaan panel surya itu sendiri. Penelitian ini mencoba mengatasi masalah temperatur tersebut dengan membuat sistem pendingin yang dirangkai pada bagian bawah panel surya. Tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah untuk mendapatkan daya keluaran dan efisiensi sistem fotovoltaik yang maksimal dengan memasang sistem pendingin. Sistem fotovoltaik diekspos ke arah utara sepanjang hari. Sistem fotovoltaik tanpa menggunakan sistem pendingin dan yang menggunakan sistem pendingin dioperasikan dengan waktu pengukuran parameter yang sama. Parameter yang diukur adalah intensitas cahaya, kecepatan angin, debit air, temperatur lingkungan, temperatur panel surya, temperatur pendingin, tegangan listrik dan arus listrik. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa daya keluaran (P_out) tanpa sistem pendingin sebesar 44,439 watt dan daya keluaran (P_out) dengan sistem pendingin sebesar 49,181 watt. Efisiensi sel surya tanpa sistem pendingin sebesar 13,541% dan sel surya dengan sistem pendingin sebesar 14,162%. . Hal ini menunjukkan bahwa sistem pendingin dapat meningkatkan kinerja sel surya. One of the applications of renewable energy that utilizes solar energy is solar panels or photovoltaic systems. The performance of the photovoltaic system is influenced by the amount of sunlight intensity and the surface temperature of the solar panel itself. This research tries to solve the temperature problem by making a cooling system that is strung at the bottom of the solar panel. The research objectives to be achieved are to obtain the maximum output power and efficiency of the photovoltaic system by installing a cooling system. The photovoltaic system is exposed north throughout the day. Photovoltaic systems without the use of cooling systems and those using a cooling system are operated with the same parameter measurement time. The parameters measured are light intensity, wind speed, water discharge, environmental temperature, solar panel temperature, cooling temperature, electric voltage and electric current. The results of the research show that the output power (P_out) without a cooling system of 44.439 watts and an output power (P_out) with a cooling system of 49.181 watts. The efficiency of solar cells without a cooling system was 13,541% and a solar cell with a cooling system was 14,162%. . This shows that the cooling system can improve the performance of solar cells.