Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

PEMBUATAN SABUN CUCI PIRING UNTUK PENGEMBANGAN KETERAMPILAN IBU RUMAH TANGGA DAN UKM DI KELURAHAN BERTAIS, KOTA MATARAM Sri Idawati; Hardani Hardani; Helmina Andriani; Rosnalia Widyan
Jurnal Pengabdian Masyarakat Sehati Vol. 2 No. 2 (2023): Desember
Publisher : Politeknik Medica Farma Husada Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33651/jpms.v2i2.560

Abstract

Pelatihan serta praktek pembuatan sabun cuci piring cair di Kelurahan Bertais, Kota Mataram telah dilaksanakan dengan baik. Minimnya pengetahuan para ibu rumah tangga tentang cara pembuatan sabun cuci piring telah membuat tertutupnya peluang bisnis di Kelurahan Bertais. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kreatifitas ibu rumah tangga dalam membuat sabun cuci piring cair yang bernilai jual. Dalam pelatihan ini peralatan produksinya mudah ditemukan dan bahan baku pembuatan mudah diperoleh di toko bahan kimia dan harganya sangat terjangkau. Pelatihan ini dimulai dengan pemberian materi terlebih dahulu mengenai sifat dan fungsi setiap bahan, kemudian dilanjutkan dengan praktek pembuatan sabun cuci piring cair. Setelah selesai pelatihan dari 25 peserta yang mengikuti pelatihan menunjukkan peningkatan pemahaman mengenai cara pembuatan sabun cuci piring cair yang baik dan benar.
Identifikasi Formalin dan Boraks Pada Sampel Tahu, Mie Kuning dan Terasi Menggunakan Tes Kit Widyan, Rosnalia; Ratia Ratulangi, Wulan
Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 6 No. 1 (2024): Jurnal Sains dan Teknologi
Publisher : CV. Utility Project Solution

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55338/saintek.v6i1.3168

Abstract

Keamanan pangan menjadi prioritas penting karena berpotensi memengaruhi kesehatan. Pangan yang kaya gizi seringkali rentan terhadap kerusakan, terutama disebabkan oleh pertumbuhan mikroorganisme seperti bakteri, kapang, dan khamir, sehingga perlu perlakuan khusus agar dapat bertahan lebih lama. Salah satunya yaitu dengan menambahkan bahan tambahan pangan (BTP). Penggunaan BTP perlu diawasi dengan ketat dan disesuaikan dengan kebutuhan, karena penggunaan berlebihan BTP dapat menyebabkan berbagai penyakit khususnya BTP yang dilarang penggunaaanya dalam pangan. Sesuai dengan Permenkes RI No. 033 tahun 2012 mengenai BTP, boraks dan formalin termasuk dalam kategori BTP yang dilarang di Indonesia. Tetapi, seringkali para pedagang tidak patuh terhadap larangan tersebut demi memperoleh keuntungan yang tinggi meskipun membahayakan nyawa konsumen. Berdasarkan hasil pemeriksaan dari BPOM RI pada tahun 2013, dari 24.906 sampel pangan yang diuji, sebanyak 3.442 sampel (sekitar 13,82%) tidak memenuhi standar keamanan dan mutu pangan, dimana terdapat 221 sampel yang mengandung boraks, dan 115 sampel mengandung formalin. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kandungan formalin dan boraks pada sampel tahu, mie kuning dan terasi. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik random sampling dengan metode tes kit. Hasil uji formalin untuk 15 sampel tahu, 10 sampel mie kuning dan 10 sampel terasi menunjukkan 15 sampel tahu, 5 sampel mie kuning dan 9 sampel terasi positif mengandung formalin sedangkan hasil ui boraks untuk ketiga jenis sampel tersebut menunjukkan hasil yang negatif mengandung boraks.  
Empowering public health awareness through dissemination of traditional medicine products Hardani, H.; Suhada, Adriyan; Ulya, Tuhfatul; Pertiwi, Ajeng Dian; Widyan, Rosnalia; Ratulangi, Wulan Ratia; Ammaranond, Palanee
Journal of Community Service and Empowerment Vol. 5 No. 1 (2024): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/jcse.v5i1.31929

Abstract

Traditional medicines have been an integral part of the cultural heritage and health systems of various societies around the world. To promote the use of traditional medicine and understand it more deeply, the dissemination of traditional medicine products is a crucial step. The purpose of this service is to explore the importance of the dissemination of traditional medicinal products and their benefits to the community.  The main target of this activity were people who have a history of chronic disease. In addition, public awareness to obtain information related to traditional medicine products was still lacking. The method of implementing this service activity was carried out by providing direct education related to traditional medicine to the community. As a result of the service, 19 traditional medicine products were disseminated and increased public awareness about traditional medicine. This result implies that the use of traditional medicine should be widely encouraged to a larger community.
PELATIHAN PEMBUATAN SABUN CAIR ECO-ENZYME DARI LIMBAH ORGANIK DI KABUPATEN LOMBOK BARAT Ratulangi, Wulan Ratia; Idawati, Sri; Widyan, Rosnalia; Fardani, Roushandy Asri; Ariwidiani, Ni Nyoman; Ustiawaty, Jumari; Halid, Idham
Jurnal Pengabdian Masyarakat Sehati Vol. 3 No. 2 (2024): Desember
Publisher : Politeknik Medica Farma Husada Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33651/jpms.v3i2.699

Abstract

Permasalahan limbah merupakan salah satu masalah lingkungan yang masih belum terselesaikan hingga saat ini. Sebagian besar permasalahan limbah berasal dari limbah rumah tangga, baik limbah organik maupun anorganik. Limbah anorganik dapat didaur ulang kemudian dijual dan menghasilkan sumberdaya, sedangkan limbah organik banyak yang belum diolah dan dimanfaatkan dengan baik. Pengelolaan limbah yang belum optimal seringkali disebabkan oleh kurangnya informasi dan edukasi mengenai cara mengelola limbah. Padahal jika limbah rumah tangga dikelola dengan baik bisa bernilai ekonomis. Limbah organik dapat diolah dengan cara membuat eco-enzyme dan produk turunannya yang ramah lingkungan. seperti sabun cair eco-enzyme. Tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk memberi edukasi dan pelatihan pengolahan eco-enzyme menjadi produk sabun cair eco-enzyme sehingga dapat meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pengelolaan limbah organik yang bernilai ekonomis. Kegiatan pengabdian dilakukan di Kabupaten Lombok Barat, diikuti oleh tim pengabdian dan 30 peserta mahasiswa Politeknik Medica Farma Husada Mataram dengan rangkaian kegiatan inti yaitu pemanenan eco-enzyme dan pelatihan pembuatan sabur cair eco-enzyme. Tim pengabdian mengajarkan cara memanen eco-enzyme dengan benar dari hasil pembuatan 3-6 bulan sebelumnya. Setelah pemanenan selesai, dilanjutkan pembuatan sabun cair eco-enzyme dengan bahan seperti MES, garam, air panas, gliserin dan larutan eco-enzyme. Kegiatan pengabdian ini disambut antusias oleh para peserta. Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk mengolah limbah organik menjadi lebih bermanfaat dan dapat menghasilkan produk-produk yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Fabrication and Characterization of Pineapple Leaf Fiber (PALF) as Candidate of Composite Reinforcing Material Ratulangi, Wulan Ratia; Widyan, Rosnalia; Suhada, Adriyan; Dani, Rahmad
Prisma Sains : Jurnal Pengkajian Ilmu dan Pembelajaran Matematika dan IPA IKIP Mataram Vol 13, No 1: January 2025
Publisher : IKIP Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33394/j-ps.v13i1.13563

Abstract

Pineapple leaf is a waste product of pineapple cultivation which may leads to environmental issues. Pineapple leaf fibre (PALF) is an important natural fibre with high cellulose content that exhibits high mechanical properties which is high specific strength and stiffness which may vary for each cultivar. Besides, isolation of cellulose from lignocellulosic fibre become more crucial. In this study, isolation of cellulose were undergo by alkaline treatment In that order, concentration of NaOH 0.5% at 121oC for 60 min and bleaching teatment using NaClO 10% at 121oC for 30. The PALF and treated fiber were characterized using Tensilon, Scanning Electron Microscopy, Fourier Transmission Infrared Spectroscopy. Based on results, 5%  NaOH (60 min) and bleaching process by using 10% NaClO (30 min) in autoclave succeed to remove pektin, lignin, and unwanted components. The surface morphology showed high surface area, however still remaining small amaount of pektin and lignin was confirmed from FTIR and SEM images.
Antioxidant Activity of Ethanol Extract Combination of Cavendis Banana Peel (Musa acuminata) and Kepok Banana Peel (Musa paradisiaca) Using the DPPH Method Suhada, Adriyan; Ulya, Tuhfatul; Fardani, Roushandy Asri; Pertiwi, Ajeng Dian; Halid, Idham; Pauzan, Pauzan; Ratulangi, Wulan Ratia; Indriani, Nurul; Ariwidiani, Ni Nyoman; Widyan, Rosnalia; Utami, Evi Fatmi; Novianty, Wanda
Prisma Sains : Jurnal Pengkajian Ilmu dan Pembelajaran Matematika dan IPA IKIP Mataram Vol 13, No 3: July 2025
Publisher : Universitas Pendidikan Mandalika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33394/j-ps.v13i3.15782

Abstract

Banana peels are often considered waste despite being rich in bioactive compounds with potential as natural antioxidants. This study aimed to evaluate the antioxidant activity of an ethanol extract combination of Cavendis banana peel (Musa acuminata) and Kepok banana peel (Musa paradisiaca) using the 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH) method. The extraction process was conducted using 96% ethanol maceration, yielding an extraction efficiency of 9.13%. Phytochemical screening revealed the presence of flavonoids, tannins, saponins, and steroids/terpenoids in the extract. Antioxidant activity was assessed through the DPPH method, resulting in an IC50 value of 6.47 ppm and an AAI value of 5.40, classified as very strong antioxidants. These results are comparable to the positive control (Vitamin C), which had an IC50 value of 6.29 ppm and an AAI value of 5.56. The findings suggest that the ethanol extract combination of Cavendis and Kepok banana peels has significant potential as a natural antioxidant source applicable in the food, pharmaceutical, and cosmetic industries. Recommendations for future research include optimization of extraction methods, isolation of key active compounds, in vivo testing, and functional product formulation development to maximize the extract's potential.
Farmapreneur: Membangun Bisnis Farmasi yang Inovatif dan Kompetitif Hardani, Hardani; Pertiwi, Ajeng Dian; Idawati, Sri; Ratulangi, Wulan Ratia; Utami, Evi Fatmi; Suhada, Adriyan; Rahmawati, Sri; Purmafitriah, En; Widyan, Rosnalia
Jurnal SOLMA Vol. 14 No. 2 (2025)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka (UHAMKA Press)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/solma.v14i2.18388

Abstract

Background: Industri farmasi terus berkembang seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan produk kesehatan yang inovatif dan berkualitas. Kewirausahaan di bidang farmasi atau Farmapreneur menjadi peluang besar bagi apoteker dan pelaku usaha untuk menciptakan produk yang tidak hanya memenuhi standar kesehatan, tetapi juga memiliki daya saing tinggi di pasar. Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan edukasi dan pelatihan kepada calon wirausahawan farmasi mengenai strategi inovasi produk, manajemen bisnis, serta regulasi yang harus dipatuhi dalam industri farmasi. Metode: Metode yang digunakan dalam kegiatan ini meliputi presentasi, group discussion, dan pendampingan intensif kepada peserta dalam merancang dan mengembangkan produk farmasi berbasis inovasi. Materi yang diberikan mencakup formulasi produk, analisis pasar, strategi pemasaran digital, serta aspek hukum dan perizinan. Hasil: Hasil dari kegiatan ini menunjukkan bahwa peserta memiliki pemahaman yang lebih baik tentang proses pengembangan bisnis farmasi yang berkelanjutan dan berdaya saing, rata-rata skor post-test meningkat menjadi 82,6. Beberapa peserta berhasil merancang prototipe produk yang berpotensi dikembangkan lebih lanjut untuk masuk ke pasar. Kesimpulan: Dengan adanya program ini, diharapkan semakin banyak farmapreneur yang mampu menciptakan produk farmasi inovatif yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan regulasi yang berlaku. Program ini juga berkontribusi dalam meningkatkan kemandirian ekonomi serta memperkuat ekosistem bisnis farmasi di Indonesia.
Antioxidant Activity of Ethanol Extract Combination of Cavendis Banana Peel (Musa acuminata) and Kepok Banana Peel (Musa paradisiaca) Using the DPPH Method Suhada, Adriyan; Ulya, Tuhfatul; Fardani, Roushandy Asri; Pertiwi, Ajeng Dian; Halid, Idham; Pauzan, Pauzan; Ratulangi, Wulan Ratia; Indriani, Nurul; Ariwidiani, Ni Nyoman; Widyan, Rosnalia; Utami, Evi Fatmi; Novianty, Wanda
Prisma Sains : Jurnal Pengkajian Ilmu dan Pembelajaran Matematika dan IPA IKIP Mataram Vol. 13 No. 3: July 2025
Publisher : Universitas Pendidikan Mandalika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33394/j-ps.v13i3.15782

Abstract

Banana peels, often considered agricultural waste, are rich in bioactive compounds with significant antioxidant potential. This study evaluates the antioxidant activity of a combined ethanol extract from Cavendis (Musa acuminata) and Kepok (Musa paradisiaca) banana peels using the 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH) assay. The extraction was performed via maceration with 96% ethanol, yielding 9.13%. Phytochemical analysis identified key compounds including flavonoids, tannins, saponins, and steroids/terpenoids, which are known to exhibit antioxidant properties. The extract demonstrated strong radical scavenging activity with an IC50 of 6.47 ppm and an Antioxidant Activity Index (AAI) of 5.40, comparable to Vitamin C (IC50 = 6.29 ppm; AAI = 5.56). These results indicate a synergistic effect from combining the two banana peel varieties, enhancing antioxidant efficacy beyond that reported for individual peels. This study supports the potential use of Cavendis and Kepok banana peel extracts as sustainable natural antioxidants for application in food preservation, nutraceuticals, and cosmetics. Future work should focus on optimizing extraction methods, detailed phytochemical profiling, stability assessment, and in vivo validation to advance product development and maximize health benefits.
Uji Kualitatif dan Organoleptik Kandungan Formalin pada Hasil Laut yang Dikeringkan Berupa Ikan Teri, Cumi, dan Rebon dari Pasar Pagesangan Ratulangi, Wulan Ratia; Widyan, Rosnalia
JSN : Jurnal Sains Natural Vol. 2 No. 1 (2024): Februari
Publisher : Puslitbang Sekawan Institute Nusa Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35746/jsn.v2i1.453

Abstract

Food additives are often found in every processed food product. However, it is not uncommon for business actors to use prohibited food additives in the form of formaldehyde which is used as a preservative in plywood, foam and so on, but is used to preserve food in the form of dried seafood. Dried sea products in the form of anchovies, squid and rebon itself are one of the foodstuffs that are popular with the public and processed into delicious local food. This research aims to carry out qualitative and organoleptic tests for the formaldehyde content of dried marine products in the form of anchovies, squid and rebon obtained from several traders at Pagesangan Market, Mataram City, West Nusa Tenggara. Sampling was carried out using random sampling technique. The formalin qualitative test on salted fish samples was carried out by adding 1 ml of Fehling A and Fehling B. A positive test was indicated by the color of the blue solution changing to green and the presence of a brick red precipitate. Apart from that, it is also supported by the results of organoleptic tests which include color, aroma, shape or texture. The total number of samples tested was 15 samples obtained from several different traders, where 7 samples were positive for formalin. This can be seen from the physical characteristics of anchovies, squid and rebon with a bright white and fresh color, the odorless aroma of marine products preserved in salt, and the shape or texture is smoother, more intact and does not break easily compared to the sample. negative for formalin.