Abstrak: Kejadian stunting di Indonesia masih tinggi, termasuk di Provinsi Bengkulu dan Kabupaten Seluma, dengan salah satu lokus di Kelurahan Babatan. Stunting berdampak negatif terhadap perkembangan kognitif, menurunkan produktivitas, dan kemampuan akademik anak. Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita perlu dilakukan secara rutin dan teratur, melibatkan kader sebagai modal sosial masyarakat di bidang kesehatan. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader melalui pendampingan dalam skrining Deteksi Dini Tumbuh Kembang (SDDTK) Balita. Tahapan persiapan, pelaksanaan, dan monitoring evaluasi. Mitra kegiatan berupa kader sebagai peserta pendampingan berjumlah 15 orang, sementara mitra sasaran adalah ibu dengan anak balita berjumlah 30 orang dan anak balita berjumlah 30 orang. Tempat pelaksanaan adalah Kelurahan Babatan, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Seluma. Evaluasi dilakukan menggunakan kuesioner dan observasi dengan lembar checklist untuk mengukur pengetahuan dan keterampilan kader dalam SDDTK. Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan pengetahuan kader, dengan jumlah kader berkategori baik meningkat dari 5 orang (33,3%) menjadi 12 orang (80%). Pengetahuan kader yang kurang menurun dari 10 orang (66,7%) menjadi 3 orang (20%) setelah kegiatan. Keterampilan kader dalam melakukan skrining SDDTK juga meningkat, dari 26,7% dalam kategori terampil menjadi 80%, sedangkan kategori kurang terampil menurun dari 73,3% menjadi 20%.Abstract: The incidence of stunting in Indonesia is still high, including in Bengkulu Province and Seluma Regency, with one of the loci in Kelurahan Babatan. Stunting has a negative impact on children's cognitive development, reduced productivity and school performance. Monitoring the growth and development of young children needs to be done routinely and regularly, involving cadres as the community's social capital in the health sector. This community service activity aims to increase the knowledge and skills of cadres by supporting them in the screening of young children's growth and development (SDDTK). Stages of preparation, implementation, monitoring and evaluation. Activity partners in the form of cadres as mentoring participants are cadres for a total of 15 people, while the target partners are mothers with toddlers for a total of 30 people and the toddlers themselves for a total of 30 people. The implementation site was Babatan village, Sukaraja sub-district, Seluma district. The evaluation was conducted using a questionnaire and observation with a checklist sheet to measure cadres' knowledge and skills in SDDTK. The results showed an increase in cadre knowledge, with the number of cadres in the good category increasing from 5 (33.3%) to 12 (80%). Poor cadre knowledge decreased from 10 people (66.7%) to 3 people (20%) after the activity. The skills of cadres in conducting SDDTK screening also increased from 26.7% in the skilled category to 80%, while the less skilled category decreased from 73.3% to 20%.