Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Analisis Kualitas Air Dan Kepekatan Bioflok Pada Budidaya Polikultur Ikan Lele (Clarias sp.) dan Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Sistem Bioflok Andik Sudirman; Sinung Rahadjo; Djumbuh Rukmono; Izzul Islam; Adi Suriyadin
Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan Vol. 18 No. 2 (2023): Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan
Publisher : University of PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/jipbp.v18i2.13061

Abstract

Budidaya secara umum terbagi menjadi dua yaitu monokultur dan polikultur. Monokultur merupakan sistem pemeliharaan ikan secara sendiri atau tunggal pada suatu wadah, sedangkan polikultur merupakan kegiatan budidaya ikan dari berbagai jenis pada tingkat trofik yang sama. Kegiatan budidaya yang bersifat intensif sangat penting dilakukan untuk meningkatkan produksi, namun dalam budidaya secara intensif permasalahan utama yang sering dihadapi adalah meningkatnya kandungan bahan organik dan menurunnya kualitas air. Oleh karena itu perlu adanya upaya menjaga kestabilan kualitas air pada wadah pemeliharaan dan perlu kiranya melakukan penelitian menganalisis kualitas air dan kepekatan bioflok pada budidaya polikultur ikan lele (Clarias sp.) dan ikan nila (Oreochoromis niloticus) sistem bioflok. Rancangan yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL), yaitu 4 perlakuan dengan 3 ulangan. Skema perbandingan dari masing masing perlakuan adalah (A) 200 ekor ikan lele dengan 10 ekor ikan nila, (B) 175 ekor ikan lele dengan 15 ekor ikan nila, (C) 150 ekor ikan lele dengan 20 ekor ikan nila dan (D) 250 ekor ikan lele (kontrol). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepekatan bioflok yang berbeda tidak mempengaruhi parameter kualitas air yang terdiri dari suhu, pH dan oksigen terlarut karena ketiga parameter tersebut tetap berada pada rentang optimal. Sedangkan konsentrasi Total Organic Matter (TOM), Total Amonia Nitrogen (TAN), dan Nitrit (NO2) sangat berkaitan erat atau berkorelasi dengan Kepekatan Bioflok, namun dengan kondisi tersebut biota yang dibudidaya masih dalam kondisi yang baik. Hal tersebut disebabkan oleh biota uji yang digunakan memiliki sistem imun lebih baik akibat penambahan probiotik serta sistem bioflok yang diterapkan. Cultivation is generally divided into two, namely monoculture and polyculture. Monoculture is a system of raising fish alone or singly in a container, while polyculture is the activity of cultivating fish of various types at the same trophic level. Intensive cultivation systems are very important for increasing production, time efficiency and production quantity, but they cause other problems such as decreasing water quality and increasing organic matter content. Therefore, it is very important to carry out research aimed at analyzing water quality and biofloc concentration in a biofloc-based breeding system from polyculture consisting of catfish (Clarias sp.) and Tilapia. (Oreochromis niloticus). This effort is very important to ensure the stability of water quality in the rearing tank. The design used was Completely Randomized Design (CRD), which consisted of 4 treatments with 3 replications. The comparison scheme for each treatment is (A) 200 catfish with 10 tilapia, (B) 175 catfish with 15 tilapia, (C) 150 catfish with 20 tilapia and (D) 250 catfish tail (control). The results of the research show that different biofloc concentrations do not affect the water quality parameters consisting of temperature, pH and dissolved oxygen because these three parameters remain at standard cultivation water quality. Meanwhile, the concentration of Total Organic Matter (TOM), Total Ammonia Nitrogen (TAN), and Nitrite (NO2) is very closely related or correlated with the density of biofloc.
Pengaruh Biji Pepaya sebagai Koagulan terhadap Limbah Cair Industri Tahu di Kota Mataram Yuni Astuti, Nisda; Islam, Izzul
BIOMARAS : Journal of Life Science and Technology Vol 2 No 2: BIOMARAS : Vol 2, No 2 Agustus 2024
Publisher : BIOMARAS : Journal of Life Science and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Limbah tahu merupakan limbah cair yang dihasilkan oleh industri tahu dan mengandung kadar bahan organik yang sangat tinggi. Limbah tersebut dapat menyebabkan pencemaran sungai yang sangat besar karena membutuhkan kadar air yakni 75 – 150 liter per kg kedelai, dan sebagian besar dibuang sebagai limbah. Jika limbah cair industri tahu tidak diolah dengan baik dan dibuang ke perairan, maka akan berdampak pada sifat fisik dan kimia air yang dapat mempengaruhi kelangsungan hidup organisme perairan dan lingkungan. Oleh karena itu, diperlukan pengolahan limbah tahu sebelum dibuang ke lingkungan. Biji pepaya merupakan salah satu biokoagulan yang biasa digunakan dalam penanganan masalah limbah, karena mengandung protein yang cukup tinggi dan tidak berbahaya bagi ekosistem. Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk menemukan bahan menemukan bahan pengolahan limbah yang lebih terjangkau dari sumber hayati di Indonesia seperti biji pepaya, dan untuk mengetahui perbedaan penurunan TSS, COD, BOD, dan pH setelah pemberian dosis koagulan biji pepaya pada limbah industri tahu. Metode yang digunakan adalah koagulasi untuk menurunkan kadar senyawa organik pada limbah limbah cair industri tahu. Didapatkan hasil bahwa pemanfaatan biji pepaya dalam siklus koagulasi efektif dalam menurunkan pengelompokan air limbah industri tahu. Dalam penelitian ini, dosis perlakuan koagulan biji pepaya dengan dosis 3 gram/500 ml hingga 7 gram/500 ml telah berhasil mengurangi konsentrasi akhir Total Suspended Solid (TSS), Chemical Oxygen Demand (COD), Biochemical Oxygen Demand (BOD), dan meningkatkan pH pada sampel limbah cair industri tahu yang diuji. Dosis koagulan biji pepaya yang ideal untuk menurunkan kadar TSS, COD, BOD, pada air limbah industri tahu adalah sebesar 7 gram/500 ml sedangkan untuk penurunan terbaik pada pH didapatkan pada dosis 3 gram/500 ml.
Bioprospecting of Halophilic Bacteria Staphylococcus Haemolyticus Strain Stp-Griv-024 as Biosurfactant Producer And its Potential Application for Microbial Enhanced Oil Recovery Izzul Islam; Cut Nanda Sari; Ali Budhi Kusuma; Ika Kurniasari; Lisnawati; Rini Surya Ningsih; Elisa Rosani
Scientific Contributions Oil and Gas Vol. 47 No. 2 (2024): SCOG
Publisher : Testing Center for Oil and Gas LEMIGAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The use of halophilic bacteria to produce effective and stable biosurfactants in environments in the Microbial Enhanced Oil Recovery (MEOR) process is getting much attention from researchers. The existence of traditional salt ponds and their role as a sea transportation route shows Bima Bay as a potential source of halophilic bacteria-producing biosurfactants. This research aims to isolate potential local halophilic bacteria in producing biosurfactants to degrade hydrocarbons. The research methodology included bacterial isolation, gram staining, hemolysis test, total petroleum hydrocarbon (TPH) analysis, emulsification, and phylogenetic analysis of the 16S rRNA marker gene. STP-GRIV-024 was successfully isolated using Kish, Halophilic, Soil extract, and Oatmeal agar media, with the highest enumeration results found on Kish media supplemented with 3% (w/v) NaCl. Microscopic morphological characterization using Gram staining showed results as a Gram-positive group with round colony shapes, smooth circular edges, sloping and white. This isolate grew in the 7-15% (w/v) NaCl range and was classified as moderately halophilic. TPH analysis showed that concentration and incubation time influenced hydrocarbon degradation activity. On day 10, the concentrations of T1 (1%), T2 (3%), T3 (5%), and T4 (7%) showed a decrease in TPH of 1.96%, 0.51%, 0.25 %, and 0.15% respectively. 16S rRNA sequencing identified the isolate as closely related to Staphylococcus haemolyticus strain MTCC3383T, with a DNA sequence similarity of 99.9%. Keywords: biosurfactants, halophile bacteria, staphylococcus haemolyticus, microbial enhanced oil recovery, bioremediation.
Pemanfaatan potensi lokal Desa Mokong Sumbawa NTB melalui pelatihan pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO) Izzul Islam; Chaidir, Riri Rimbun Anggih; Suharli, Lili; Kusdianawati, Kusdianawati; Islam, Izzul
KACANEGARA Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol 6, No 3 (2023): Agustus
Publisher : Institut Teknologi Dirgantara Adisutjipto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28989/kacanegara.v6i3.1594

Abstract

Desa Mokong berada di Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat dan mata pencarian utama masyarakatnya adalah bertani. Masyarakat Desa Mokong biasa menanam dan memanen kelapa atau membeli dan menjual buahnya begitu saja, tanpa mengetahui pemanfaatannya sebagai minyak nabati khususnya Virgin Coconut Oil (VCO). Secara umum, VCO banyak dikonsumsi untuk tujuan kesehatan dan kecantikan. Produksi VCO dapat membantu meningkatkan nilai kelapa di Desa Mokong dan dapat menjadi produk unggulan Desa Mokong. Kegiatan pengabdian ini adalah pelatihan pembuatan VCO dengan metode kombinasi. Metode ini sederhana, sehingga pembuatan VCO ini dapat dilaksanakan kembali oleh peserta di rumah masing-masing. Pelaksanaan kegiatan pengabdian dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu persiapan, pembuatan VCO dan pelaksanaan kegiatan pengabdian. Pelaksanaan kegiatan pengabdian pula terdiri dari sesi pemberian kuisioner sebelum dan sesudah pelatihan, pemberian materi dan diskusi serta praktek. Hasil evaluasi kegiatan melalui kuisioner menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan mengenai VCO, ketertarikan untuk mengonsumsi VCO dan untuk mengikuti pelatihan ini dan selanjutnya.
Fabrication of Fe3O4/PEG 4000/Oleic Acid Ferrofluids on Crystal Structure and Magnetic Properties Using Rhee Sumbawa Iron Sand Bahtiar, Syamsul; Islam, Izzul; Jayatri, Adella Ulyandana; Widyawati, Fauzi; Yanuar, Emsal
Jurnal Pijar Mipa Vol. 20 No. 1 (2025)
Publisher : Department of Mathematics and Science Education, Faculty of Teacher Training and Education, University of Mataram. Jurnal Pijar MIPA colaborates with Perkumpulan Pendidik IPA Indonesia Wilayah Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jpm.v20i1.8108

Abstract

The fabrication of ferrofluid using Fe3O4 nanoparticles synthesized from Rhee Sumbawa iron sand has been successfully carried out. This fabrication was conducted to study the crystal structure characteristics and magnetic properties of the ferrofluid from Rhee iron sand. The fabrication used the co-precipitation method at room temperature to synthesise Fe3O4 nanoparticles. In contrast, the ferrofluid fabrication employed a magnetic stirrer with the addition of PEG 4000/Oleic Acid as a surfactant. The structure and magnetic characteristics of the Fe3O4/PEG 4000/AO ferrofluid will be investigated in this work. The results of the XRF characterization show an Fe content of 91.73%, indicating that the purity of Fe has been successfully increased using a permanent magnet separation method. The XRD characterization results show the formation of a cubic crystal system with lattice parameters a=b=c = 9.3797 Å, α=β=γ = 90°, and the crystal size obtained from the refinement is 8.42 nm. The TEM characterization results indicate that the morphology of the nanoparticles is spherical with a particle size of 7.34 nm. The VSM characterization results obtained the ferrofluid magnetization value in the 0.08–0.34 emu/g range.
PENGARUH SUPLEMENTASI ZnONPS BERBASIS METABOLIT BAL Apis cerana TERHADAP KARAKTERISTIK MORFOMETRIK AYAM BANGKOK (Gallus gallus domesticus).: The Effect of ZnONPS Supplementation Based on Metabolites of Apis cerana BAL on The Morphometric Characteristics of Bangkok Chicken (Gallus gallus domesticus). Izzul Islam; Ahmad Reza Jatnika; Syamsul Bahtiar; Nayeng Githa Aiyodya , Ayunda; Yunus, Farhan
Wahana Peternakan Vol. 9 No. 1 (2025): Wahana Peternakan
Publisher : Faculty of Animal Science, University of Tulang Bawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37090/jwputb.v9i1.1799

Abstract

Penelitian terkini menunjukkan bahwa suplementasi pakan dengan nanopartikel dapat memberikan efek positif terhadap pertumbuhan dan kesehatan ternak. Salah satu nanopartikel yang memiliki potensi besar adalah Zinc Oxide Nanoparticles (ZnONPs). ZnONPs dikenal memiliki sifat antimikroba, antioksidan, dan kemampuan untuk meningkatkan penyerapan nutrisi. Selain itu, metabolit yang dihasilkan oleh mikroorganisme, seperti Bacillus amyloliquefaciens (BAL) yang ditemukan dalam madu lebah Apis cerana, juga memiliki sifat yang bermanfaat untuk kesehatan ternak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari pakan synergi nanopartikel seng oksida (ZnONPs) berbasis metabolit dari bakteri asam laktat (BAL) Apis cerana pada pertubuhan ayam Bangkok (Gallus gallus domesticus). Metodologi penelitian meliputi isolasi bakteri asam laktat (BAL) dari lebah Apis cerana, ekstraksi metabolit BAL, Capping nanopartikel ZnO, dan formulasi pakan nanopartikel berbasis metabolit dan pengukuran morfometrik. Isolat bakteri BAL dari lebah Apis cerana berhasil disilasi dalam media MRSA dengan karakter cembung dan berwarna krem. Pengukuran morfometrik menunjukkan bahwa perlakuan pakan dengan ZnONPs tidak berpengaruh terhadap pada ukuran sayap, ekor dan lingkar kaki, sedangkan pada ukuran punggung, leher dan kaki terlihat ada perbedaan yang nyata, di mana ayam yang diberi pakan dengan penambahan CZnO 160 mg/kg menunjukkan nilai morfometrik tertinggi pada ukuran punggung (19,50 gr) dan leher (10,25 gr), sedangkan ukuran kaki tertinggi pada pakan CZnO 160 mg/kg yaitu 33,25 gr. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi dalam meningkatkan pemahaman  peternak dalam upaya meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi ayam Bangkok.   Kata kunci: ZnO Nanopartikel, Metabolit, Bakteri asam laktat (BAL), Apis cerana, Gallus gallus domesticus
PELATIHAN PEMBUATAN PRODUK BERBASIS RUMPUT LAUT UNTUK PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF MASYARAKAT PESISIR DUSUN PRAJAK SUMBAWA Suharli, Lili; Islam, Izzul; Suryadin, Adi
Jurnal Abdi Insani Vol 12 No 3 (2025): Jurnal Abdi Insani
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/abdiinsani.v12i3.2297

Abstract

Dusun Prajak adalah salah satu dusun di desa Batu Bangka, Kecamatan Moyo Hilir, yang berada di pesisir utara dan selatan Sumbawa. Masyarakat dusun prajak selain bertani dan menjadi nelayan juga memiliki usaha budidaya rumput laut. Rumput laut dapat digunakan sebagai bahan baku dalam berbagai jenis bahan pangan dan kesehatan serta bahan baku produk lainnya. Namun pengelolaan rumput laut di dusun prajak belum dilakukan secara konsisten, sebab rumput laut hasil budidaya hanya dikeringkan dan langsung dijual pada pengepul rumput laut. Pelaksanaan Program Pengabdian dibagi menjadi 3 tahapan utama yaitu tahap pertama berupa program sosialisasi bertujuan untuk memperkenalkan secara umum kegiatan pengabdian yang akan di laksanakan di Dusun prajak. Tahap kedua adalah pelatihan pengolahan rumput laut menjadi aneka produk olahan pangan siap saji berbasis rumput laut pada masayarakat dusun prajak yaitu kelompok Maris Gama dan Putri Bahari Sedangkan tahap ketiga yaitu dilakukan evaluasi dan keberlanjutan program. Hasil dari kegiatan pengabdian diketahui bahwa masyarakat dusun prajak mengalami peningkatan pemahaman hal ini dikarenakan masyarakat telah mendapatkan pemahaman dari kegiatan sosialisasi, pelatihan dan pendampingan pembuatan produk rumput laut. Peserta pelatihan juga mengungkapkan bahwa kegiatan pelatihan ini berdampak baik bagi masyarakat sebab masyarakat dapat mengetahui produk-produk yang dapat dihasilkan dari rumput laut dan berpeluang untuk membuka usaha baru. Kesimpulan yang diperoleh dari kegiatan pengabdian ini adalah masyarakat pesisir dusun prajak telah mengetahui dan memahami cara pembuatan produk-produk rumput laut serta dapat diaplikasikan untuk mengembangkan ekonomi kreatif di dusun prajak.