Claim Missing Document
Check
Articles

Found 30 Documents
Search

PERANAN KARANG TARUNA DALAM MENUMBUHKAN KEPEDULIAN SOSIAL PEMUDA Tia Oktaviani; Damanhuri Damanhuri; Wika Hardika Legiani
Pro Patria: Jurnal Pendidikan, Kewarganegaraan, Hukum, Sosial, dan Politik Vol 2 No 2 (2019): PRO PATRIA Jurnal Pendidikan, Kewarganegaraan, Hukum, Sosial dan Politik
Publisher : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, FKIP, Universitas Banten Jaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47080/propatria.v2i2.587

Abstract

This study aims to find out how the role of Youth Organization in fostering social awareness of youth, any form of social care carried out by Karang Taruna of Perumahan and supporting factors and inhibitors of Bukit Permai Youth Organization in fostering youth social awareness. Theory uses Social Concern theory According to Crandall in Addision E. Gradel (2009: 35) includes motivation, understanding, empathy and contribution. The research method uses qualitative descriptive. Research informants from the Bukit Permai Housing Youth Organization and Pimpina in the Bukit Permai Housing Community Area. Test the validity of the data using source triangulation and member check techniques. Data analysis used qualitative data analysis of Miles and Huberman. The results of the study regarding the role of youth organizations in fostering social awareness include (1) Karang Taruna members providing motivation to youth by inviting them to contribute to social activities for their development and the environment, (2) asking for proposals for ideas and ideas from non youth members, ( 3) providing an understanding of the implementation of social activities needed so that the community environment is conducive, (4) inviting youth to be involved in youth activities, especially planning social activities. Forms of social activities such as community service cleaning sanitation channels, cleaning public facilities, installing street lighting in each block, conducting fogging, donating activities to the poor and disaster, making hydroponic parks in collaboration with RTs, focus group discussions, youth discussion activities internal routine.
KEGIATAN EKSRAKURIKULER KEROHANIAN ISLAM DALAM MENGEMBANGKAN WATAK KEWARGANEGARAAN PESERTA DIDIK Ria Yuni Lestari, Wika Hardika Legiani
IJTIMAIYA: Journal of Social Science Teaching Vol 2, No 2 (2018): IJTIMAIYA : Journal of Social Science Teaching
Publisher : Program Studi Tadris IPS Fakultas tarbiyah IAIN Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/ji.v2i2.4297

Abstract

This Study discusses of extracurricular activities in developing civic disposition of students of SMAN 12 Semarang. The purpose of this study is to obtain an overview Islamic spirituality programs of the civic disposition developed in the extracurricular activities these activities become the provision of students to live in society. The approach used in this study is qualitative approach with case study method. The collecting of the data is by using observation, interview. The findings of the study are process of ROHIS extracurricular activities in developing characters of citizenship include polite,respect for peoples,obey the law, honest, open mind, critical thinking, compromise, mercy, persistent, patriotsm, bravery, tolerance. This can be formed through routine activities carried out by Islamic spiritual extracurricular activities likes routine study every week, social service, commemoration of religious holidays like Isra Miraj, Mulid Nabi, Eid al-Adha prayer. It can provide provisions for students to be able to have good morals which will be used as provisions in community life, so that they will be very useful individuals for the surrounding environment.Keyword:Extracurricular, Islamic Spiritual Extracurricular, Civic Disposition
Transmigrasi dan Pembangunan di Indonesia Wika Hardika Legiani; Ria Yunita Lestari; Haryono Haryono
Hermeneutika : Jurnal Hermeneutika Vol 4, No 1 (2018)
Publisher : Pendidikan Sosiologi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (191.778 KB) | DOI: 10.30870/hermeneutika.v4i1.4820

Abstract

AbstractUndang-Undang No. 15 tahun1997 concerning transmigration aims to improve the welfare of transmigrants and the surrounding community, as well as improve and make equitable development in the regions and also strengthen the unity and unity of the nation. Transmigration as a government program is very wise in overcoming population problems.Judging from the agrarian politics the transmigration program is still far from a sense of justice where 2% of Indonesia's population controls more than 90% of the territory of the Republic of Indonesia. This transmigration program is a program carried out by the government since the old order and the new order, but the process of land ownership is still not finished. Many migrants who do not yet have certificates on land that should be theirs are marked with certificates. There are still around 2 million hectares of transmigration lahars that have not been certified by the national land agency. Agrarian reform is basically a state program that is run with certain objectives, both economic (social) goals and other political and social goals. The main argument of the implementation of agrarian reform is injustice: inequality in land tenure that gives birth to poverty and leads to social injustice.Key word : transmigration and development AbstrakUndang-Undang Nomor. 15 tahun 1997 tentang ketransmigrasian bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan transmigran dan masyarakat sekitarnya, serta meningkatan dan melakukan pemerataan pembangunan di daerah dan juga memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa. Transmigrasi sebagai program pemerintah yang sangat bijak dalam mengatasi masalah kependudukan. Menilik dari politik agraria program transmigrasi masih jauh dari rasa keadilan dimana 2% dari penduduk Indonesia menguasai lebih dari 90% luas lahan wilayah Republik Indonesia. Program transmigrasi ini sebagai program yang dilakukan pemerintah sejak orde lama dan orde baru, namun proses kepemilikan lahan masih belum selesai. Banyak tansmigran yang belum memiliki sertifikat atas lahan yang seharusnya menjadi milik mereka dengan ditandai adanya setifikat. Masih ada sekitar 2 juta hektar lahar transmigrasi yang belum tersetifikat oleh badan pertanahan nasional. Reforma agraria pada dasarnya adalah program negara yang dijalankan dengan tujuan-tujuan tertentu, baik tujuan (pembangunan) ekonomi maupun tujuan politik dan sosial lainnya. Argumen pokok dari pelaksanaan reforma agraria adalah ketidakadilan: ketimpangan dalam penguasaan tanah yang melahirkan kemiskinan dan berujung pada ketitakadilan sosial.Kata Kunci : transmigrasi dan pembangunan
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO DOKUMENTER DALAM MODEL PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING PADA MATA PELAJARAN PPKN TERHADAP MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK Rizky Septiyani; Ria Yuni Lestari; Wika Hardika Legiani
JURNAL PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Volume 6 Nomor 1 Edisi Juni 2022
Publisher : IKIP PGRI PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31571/pkn.v6i1.3280

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara mengembangkan dan mengetahui kelayakan media pembelajaran audio visual berupa video dokumenter serta mengetahui minat belajar peserta didik pada mata pelajaran PPKn. Langkah-langkah penelitian dan pengembangan media pembelajaran audio visual berupa video dokumenter menggunakan desain penelitian dan pengembangan yang dikembangkan oleh Sugiyono. Media pembelajaran audio visual berupa video dokumenter ini divalidasi oleh dua ahli yaitu ahli media dan ahli materi. Selanjutnya, dilakukan uji coba produk dengan subjek penelitian yaitu peserta didik kelas XI SMK Bismillah. Hasil uji validasi ahli media menunjukkan bahwa media pembelajaran audio visual berupa video dokumenter memperoleh nilai rata-rata sebesar 85,5% dan termasuk ke dalam kategori “Sangat Layak” dan hasil uji validasi ahli materi menunjukkan bahwa media pembelajaran audio visual berupa video dokumenter memperoleh nilai rata-rata sebesar 89% dan termasuk ke dalam kategori “Sangat Layak”. Hasil uji coba produk pada peserta didik memperoleh nilai rata-rata sebesar 87,53% dan termasuk ke dalam kategori “Sangat Baik”.
Pengaruh Media Quizizz terhadap Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran PPKn Rani Oktaviani; Wika Hardika Legiani; Febrian Alwan Bahrudin
Journal of Civic Education Vol 5 No 3 (2022): Journal of Civic Education
Publisher : Jurusan Ilmu Sosial Politik, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (867.052 KB) | DOI: 10.24036/jce.v5i3.742

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan motivasi belajar siswa, serta untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh media quizizz terhadap motivasi belajar siswa pada pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Pada penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan memakai metode “quasi eksperimental”. Populasi penelitian ini ialah kelas X SMA Negeri 4 Kota Serang dengan jumlah 444 siswa. Diambil sampel sebanyak dua kelas yakni X IPA 2 kelas kontrol serta X IPA 5 kelas ekperimen yang masing-masing berjumlah 36 sampel siswa, dengan jumlah total sampel antara kedua kelas yaitu 72 sampel. Teknik pengambilan data yang dipakai ialah angket. Teknik analisis data yang dipergunakan yaitu statistic inferensial. Hasil penelitian ini memperlihatkan media quizizz berpengaruh pada motivasi belajar siswa pada pembelajaran PPKn kelas X SMA Negeri 4 Kota Serang, dan terdapat perbedaan motivasi belajar siswa dengan nilai independent T-test yang didapatkan nilai signifikansi (2-tailed) sebesar 0,000 kurang dari 0,05 yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil motivasi belajar siswa. Dan juga untuk regresi linear hasil analisis data nilai signifikansi pada variabel aplikasi quizizz yang memperlihatkan nilai Thitung> Ttabel yakni (4,041 > 1,689), data tersebut menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan media aplikasi quizizz terhadap motivasi belajar siswa dalam pembelajaran PPKn.
PENANAMAN KOMPETENSI KEWARGANEGARAAN MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP SISWA Ervina Putri Utami; Febrian Alwan Bahrudin; Wika Hardika Legiani
Jurnal Kewarganegaraan Vol 6 No 1 (2022): 1 Januari - 30 Juni 2022 (In Press)
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (257.284 KB) | DOI: 10.31316/jk.v6i1.2076

Abstract

AbstrakMempelajari cara menumbuhkan penanaman kompetensi kewarganegaraan melalui pembelajaran pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan terhadap siswa, serta untuk mengetahui Apa faktor pendukung, faktor penghambat dan solusi dalam penanaman kompetensi kewarganegaraan melalui pembelajaran PPKn terhadap siswa, dan memperoleh informasi mengenai Metode pembelajaran apa saja yang digunakan untuk menanamkan kompetensi kewarganegaraan melalui pembelajaran PPKn terhadap siswa. Penelitian dilakukan di SMK Bismillah Barugbug Serang Banten dengan menggunakan metode pendekatan kualitatif dengan studi deskriptif. Pengumpulan data yang dilakukan yaitu melakukan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ditemukan bahwa penanaman kompetensi kewarganegaraan kepada siswa melalui berbagai macam metode, strategi pembelajaran yang inovatif dan memberikan contoh keteladanan sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, Adapun faktor penghambat dalam penanaman kompetensi yaitu sumber daya manusia dalam tenaga pengajar yang tidak linear, fasilitas laboratorium yang kurang memadai dan kurangnya ketertarikan siswa dalam pembelajaran pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan. Metode yang digunakan untuk penanaman kompetensi kewarganegaraan dengan menerapkan pemberian tugas, metode diskusi dan metode literasi.Kata kunci: Kompetensi Kewarganegaraan, Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan AbstractLearn how to cultivate citizenship competence through learning Pancasila and citizenship education for students, as well as to find out what are the supporting factors, inhibiting factors and solutions in inculcating civic competence through Civics learning in students, and obtain information about what learning methods are used to instill civic competence through Civics learning to students. The research was conducted at Bismillah Barugbug Vocational School, Serang Banten, using a qualitative approach with a descriptive study. Data collection is carried out by conducting observations, interviews, and documentation. The results of the study found that the inculcation of civic competence in students through various methods, innovative learning strategies and providing exemplary examples in accordance with the values of Pancasila. inadequate and lack of student interest in learning Pancasila and citizenship education. The method used to inculcate civic competence is by applying assignment assignments, discussion methods and literacy methods.Keywords: Citizenship Competence, Learning Pancasila and Citizenship Education.
SUATU KAJIAN PELESTARIAN BUDAYA LOKAL PADEPOKAN PENCAK SILAT DI KABUPATEN PANDEGLANG DALAM UPAYA MELESTARIKAN NILAI-NILAI NASIONALISME Rachmat Ajie Sabda Pamungkas; Wika Hardika Legiani; Roni Juwandi
Jurnal Kewarganegaraan Vol 6 No 1 (2022): 1 Januari - 30 Juni 2022 (In Press)
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (271.112 KB) | DOI: 10.31316/jk.v6i1.2093

Abstract

AbstrakTujuan dari Penelitian ini adalah mendeskripsikan peran padepokan pencak silat dalam upaya melestarikan budaya lokal. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan subjek Penelitian anggota Padepokan Karang Setra, Padepokan Tunas Mekar, Padepokan Cimande dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pandeglang. Data yang telah dikumpulkan dengan teknik pengumpulan data wawancara, observasi dan dokumentasi, kemudian dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data lalu kesimpulan dan diuji keabsahan data dengan triangulasi. Hasil dari Penelitian ini didapatkan bahwa padepokan pencak silat sudah menjalankan perannya sesuai dengan status dan kedudukannya, selaras dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pandeglang sesuai dengan Peraturan Bupati No. 40 Tahun 2016 tentang kedudukan susunan organisasi, rincian tugas dan fungsi serta tata kerja. Adapun kendala yang dihadapi oleh padepokan pencak silat yaitu kurangnya sarana dan prasarana dalam menunjang latihan pencak silat dan adanya perbedaan pandangan dari setiap anggota. Kemudian, hambatan yang dialami oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pandeglang yakni letak geografis yang sangat luas yang dimiliki Kabupaten Pandeglang, sehingga kurang maksimal dalam melalukan pembinaan kepada semua padepokan dan sanggar seni yang berada dalam cangkupan Pemerintahan Kabupaten Pandeglang.Kata Kunci: Pencak Silat, Budaya Lokal, Nilai-Nilai Nasionalisme. AbstractThe purpose of this study is to describe the role of pencak silat hermitage in an effort to preserve local culture. This study uses a descriptive qualitative approach with research subjects are members of the Karang Setra Padepokan, Tunas Mekar Padepokan, Cimande Padepokan and the Education and Culture Office of Pandeglang Regency. The data that has been collected with interview data collection techniques, observation and documentation, then analyzed using data reduction, data presentation and conclusions and tested the validity of the data by triangulation. The results of this study found that the Pencak Silat hermitage had carried out its role in accordance with its status and position in line with the Education and Culture Office of Pandeglang Regency in accordance with Regent Regulations No. 40 of 2016 concerning the position of organizational structure, details of duties and functions as well as work procedures. The obstacles faced by the pencak silat hermitage are the lack of facilities and infrastructure to support the practice of pencak silat and the different views of each member. Then, the obstacle experienced by the Education and Culture Office of Pandeglang Regency is the very wide geographical location of the Pandeglang Regency, so that it is less than optimal in carrying out guidance to all hermitages and art studios that are within the scope of the Pandeglang Regency Government.Keywords: Pencak Silat, Local Culture, Values of Nationalism.
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN CIVIC KNOWLEDGE Eka Yanuar Indah Rizqiyani; Ratna Sari Dewi; Wika Hardika Legiani
Jurnal Kewarganegaraan Vol 6 No 1 (2022): 1 Januari - 30 Juni 2022 (In Press)
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (363.469 KB) | DOI: 10.31316/jk.v6i1.2235

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui langkah-langkah pembuatan bahan ajar video interaktif berbasis Problem Based Learning dan untuk mengetahui kelayakan produk bahan ajar video interaktif berbasis Problem Based Learning pada mata pelajaran PPKn di SMPN 1 Sindang Jaya. Langkah-langkah pengembangan bahan ajar video interaktif berbasis Problem Based Learning menggunakan desain penelitian dan pengembangan (research and development) atau R&D yang dikembangkan oleh Sugiyono. Langkah-langkah penelitian pengembangan bahan ajar video interaktif berbasis Problem Based Learning ini terdiri dari 6 tahapan, yaitu potensi dan masalah, pengumpulan data, desain produk, validasi desain, revisi desain, dan uji coba produk. Bahan ajar video interaktif berbasis Problem Based Learning ini divalidasi oleh 3 ahli, yaitu ahli media, ahli materi, dan ahli pendidikan. Setelah dilakukan uji validasi oleh tim ahli selanjutnya dilakukan uji coba produk dengan subjek penelitian yaitu siswa kelas VII SMPN 1 Sindang Jaya yang dilaksanakan dengan jumlah siswa sebanyak 20 orang. Hasil uji validasi ahli media menunjukkan bahwa bahan ajar video interaktif berbasis Problem Based Learning memperoleh nilai rata-rata sebesar 81,48% dengan kategori “Sangat Layak”. Hasil uji materi menunjukkan bahwa bahan ajar video interaktif berbasis Problem Based Learning ini memperoleh nilai rata-rata sebesar 93,91% dengan kategori “Sangat Layak”. Hasil uji ahli pendidikan menunjukkan bahwa bahan ajar video interaktif berbasis Problem Based Learning memperoleh nilai rata-rata sebesar 98,57% dan masuk kategori “Sangat Layak”. Hasil uji coba produk pada siswa memperoleh nilai rata-rata sebesar 89,05% dan masuk kategori “Sangat Baik”. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa bahan ajar video interaktif berbasis Problem Based Learning yang dikembangkan di Kelas VII SMPN 1 Sindang Jaya “Sangat Layak” untuk digunakan dalam pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan pada materi Norma dan Keadilan.Kata kunci: Pengembangan Bahan Ajar Video Interaktif, Berbasis Problem Based Learning, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan  AbstractThis study aims to determine the steps for making interactive video teaching materials based on Problem Based Learning and to determine the feasibility of interactive video teaching materials based on Problem Based Learning in Civics subjects at SMPN 1 Sindang Jaya. The steps for developing interactive video teaching materials based on Problem Based Learning use research and development or R&D designs developed by Sugiyono. The research steps for developing interactive video teaching materials based on Problem Based Learning consist of 6 stages, namely potential and problems, data collection, product design, design validation, design revision, and product testing. Problem Based Learning-based interactive video teaching materials were validated by 3 experts, namely media experts, material experts, and education experts. After the validation test was carried out by a team of experts, a product trial was carried out with the research subject, namely class VII students of SMPN 1 Sindang Jaya which was carried out with a total of 20 students. The results of the media expert validation test showed that the interactive video teaching materials based on Problem Based Learning obtained an average score of 81.48% in the "Very Eligible" category. The results of the material test showed that the interactive video teaching materials based on Problem Based Learning obtained an average score of 93.91% with the "Very Eligible" category. The results of the education expert test showed that interactive video teaching materials based on Problem Based Learning obtained an average score of 98.57% and were in the "Very Eligible" category. The results of product trials on students obtained an average score of 89.05% and entered the "Very Good" category. Based on the results of the study, it can be concluded that the interactive video teaching materials based on Problem Based Learning developed in Class VII SMPN 1 Sindang Jaya are "Very Eligible" to be used in learning Pancasila and Citizenship Education on Norms and Justice.Keywords: Development of Interactive Video Teaching Materials, Problem Based Learning, Pancasila and Citizenship Education
Pengembangan Media Pembelajaran Augmented Reality Berbasis Fenomena Sosial Pada Mata Pelajaran PPKn di SMAN 1 Mancak Nurholisa Nurholisa; Wika Hardika Legiani; Qotrun Nida
Jurnal Kewarganegaraan Vol 6 No 1 (2022): 1 Januari - 30 Juni 2022 (In Press)
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (758.88 KB) | DOI: 10.31316/jk.v6i1.2430

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan dan respon peserta didik terhadap media pembelajaran Augmented Reality pada mata pelajaran PPKn. Penelitian ini menggunakan metode Reseach and Development (R&D) dimana menggunakan tahapan analisis masalah, pengumpulan data, desain produk, validasi desain, revisi desain dan uji coba produk. Produk yang dihasilkan dari penelitian ini adalah berupa aplikasi media pembelajaran Augmented Reality pada mata pelajaran PPKn Kelas XI yang memuat materi Bab 5 mengenai mengenai mewaspadai ancaman terhadap kedudukan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Untuk menguji kelayakan media pembelajaran ini, dilakukan uji coba ahli validasi ahli. Validasi ahli dilakukan oleh ahli media dan ahli materi dengan menghasilkan presentase 81,25% untuk validasi media dengan kategori “Sangat Layak” dan menghasilkan prsesentase 78,4 % untuk validasi ahli materi dengan kategori “Layak”. Uji coba produk melibatkan 15 siswa di SMAN 1 Mancak. Respon siswa menunjukkan presentase rata-rata 87,7% dengan kategori “Sangat Layak. Berdasarka uji coba ahli dan uji coba produk, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran Augmented Reality layak dan dapat digunakan sebagai media pembelajaran.Kata kunci: Pengembangan Media, Augmented Reality, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegraan. AbstractThis reseach aimed to determine the feasibility and respon of students to Augmented Reality learning media in PPKn subjects. This study uses the Research and Development (R&D) method which uses the stages of problem analysis, data collection, product design, design validation, design revision and product testing. The product resulting from this research is an application of Augmented Reality learning media for Pancasila and Civic Education of Class XI subjects which contains Chapter 5 material regarding being aware of threats to the position of the Unitary State of the Republic of Indonesia. To test the feasibility of this learning media, expert validation trials were conducted. Expert validation was carried out by media experts and material experts by producing a percentage of 81.25% for media validation with the "Very Eligible" category and producing a percentage of 78.4% for material expert validation with the "Eligible" category. The product trial involved 15 students at SMAN 1 Mancak. Student responses showed an average percentage of 87.7% with the category "Very Eligible”. Based on expert trials and product trials, it can be concluded that Augmented Reality learning media is feasible and can be used as learning media.Keywords: Media Development, Augmented Reality, Pancasila and Civic Education.
Proses Pembuatan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Kurikulum 2013 Dalam Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (Studi Deskriptif di Kelas IX SMP Negeri 10 Kota Serang) Desti Angraeni; Ria Yuni Lestari; Wika Hardika Legiani
Jurnal Kewarganegaraan Vol 6 No 1 (2022): 1 Januari - 30 Juni 2022 (In Press)
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (559.043 KB) | DOI: 10.31316/jk.v6i1.2518

Abstract

AbstrakTujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan proses pembuatan LKPD Kurikulum 2013 pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, untuk mengetahui peran LKPD Kurikulum 2013 dalam meningkatkan kemandirian peserta didik pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, dan untuk mengetahui kendala pemanfaatan LKPD Kurikulum 2013 dalam meningkatkan kemandirian peserta didik pada pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di SMP Negeri 10 Kota Serang.  Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan pengumpulan data melalui hasil dari wawancara, observasi dan dokumentasi kepada wakil kepala sekolah bidang kurikulum, guru, dan peserta didik SMP Negeri 10 Kota serang. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa proses pembuatan LKPD Kurikulum 2013 pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dilakukan dengan tahap melakukan analisis kurikulum, menyusun peta kebutuhan LKPD, menentukan judul KPD, menulis LKPD dan menentukan alat penilaian. Terdapat peran LKPD Kurikulum 2013 dalam meningkatkan kemandirian belajar peserta didik pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yaitu menciptakan suatu kondisi dimana peserta didik memiliki hasrat bersaing untuk maju demi kebaikan dirinya sendiri, sebagai sarana pembelajaran agar peserta didik mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk menghadapi masalah yang dihadapi, sebagai alat untuk menumbuhkan kepercayaan diri peserta didik atas apa yang dilakukannya. Adapun kendala yang dihadapi guru dan peserta didik dalam memanfaatkan LKPD Kurikulum 2013 dalam meningkatkan kemandirian belajar peserta didik itu sendiri baik internal maupun eksternal adalah konsistensi, kreatifitas, kurangnya focus peserta didik, lemahnya daya tangkap peserta ddik dalam memahami materi serta pembelajaran jarak jauh pada kondisi pandemik covid 2019.Kata kunci: LKPD, Kemandirian, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan AbstractThe purpose of this study was to describe the process of making the 2013 Curriculum LKPD in Pancasila and Citizenship Education subjects, to determine the role of the 2013 Curriculum LKPD in increasing the independence of students in Pancasila and Citizenship Education subjects, and to find out the obstacles to using the 2013 Curriculum LKPD in increasing independence. students in Pancasila and Citizenship Education lessons at SMP Negeri 10 Serang City. This study uses a descriptive method with a qualitative approach and data collection through the results of interviews, observations and documentation to the deputy principal of the curriculum, teachers, and students of Junior High School Number 10 of  Serang City. The results of this study indicate that the process of making LKPD Curriculum 2013 in the subjects of Pancasila and Citizenship Education is carried out by conducting curriculum analysis, compiling a map of LKPD needs, determining the title of KPD, writing LKPD and determining assessment tools. There is a role for the 2013 Curriculum LKPD in increasing the independence of students' learning in the subjects of Pancasila and Citizenship Education, namely creating a condition where students have a competitive desire to advance for their own good, as a learning tool so that students are able to take decisions and take initiatives to deal with problems that arise. faced, as a tool to foster students' confidence in what they are doing. The obstacles faced by teachers and students in utilizing the 2013 Curriculum LKPD in increasing the learning independence of students themselves both internally and externally are consistency, creativity, lack of student focus, weak grasping power of students in understanding the material and distance learning in pandemic conditions. covid 2019.Keywords: LKPD, Independence, Pancasila Education and Citizenship