Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

User acceptance of DeSkab mobile application for early detection of scabies in Indonesia Widaty, Sandra; Friska, Dewi; Bramono, Kusmarinah; Sari, Siti Maulidya; Darmawan, Irene; Kekalih, Aria
Journal of General - Procedural Dermatology & Venereology Indonesia Vol. 7, No. 2
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Background: Individual case management strategy is not suitable for reducing scabies transmission, especially in high prevalence settings. A community-based approach has been proposed to control scabies. We developed a mobile application, called DeSkab, to empower non-medical personnel in crowded populations e.g., boarding schools, and to aid the identification of skin lesions suggesting scabies based on the cardinal signs of scabies. Early treatment and prevention of scabies transmission is expected to follow this approach. This was the initial development of the DeSkab mobile application which aims to assess user acceptance. Methods: The DeSkab mobile application was designed using Java and XML, supported by Google's Android. The scabies detection and education features were the app’s key distinctive aspects. An online survey was performed, aimed at potential users, including boarding school teachers and healthcare workers. The survey was divided into four sections: application design and user-friendliness, early detection data entry and interpretation, education features, and user recommendations. Result: Overall, users' acceptance of this application was good. More than 70% of the users gave good feedback for the application. Using mobile health makes it easier for the users to find information about scabies and check whether their skin lesions are suggestive of scabies. Conclusion: This application is expected to help expand scabies detection, especially in crowded communities. Improvements must be made to the interface, data entry, and educational material for the app's next iteration. Further study is needed to determine how mobile health application can improve scabies detection in communities.
Empowering nonmedical personnel to detect scabies in endemic area using DeSkab instrument: A diagnostic study Widaty, Sandra; Kekalih, Aria; Friska, Dewi; Bramono, Kusmarinah; Sari, Siti Maulidya; Darmawan, Irene; Sujudi, Yufanti; Hartanto, David Dwiadiputra; Kartika, Emiliana; Oktavia, Nikken Rima
Journal of General - Procedural Dermatology & Venereology Indonesia Vol. 8, No. 1
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Background: Scabies has been added to World Health Organization (WHO) list of neglected tropical disease in 2017. Various methods have been developed to control scabies in highly prevalent communities. In this study we conducted a diagnostic study to evaluate the performance of scabies detection by trained nonmedical personnel (NMP) using Deteksi Skabies (Deskab) instrument which has been validated for NMP. Methods: Eight NMPs in a boarding school were trained to detect scabies using DeSkab instrument. The NMPs diagnosis were compared to diagnosis of 10 medical doctors. The study was conducted in a religion-affiliated boarding school in West Java, Indonesia. Both examiners consecutively assessed boarding school students using DeSkab instrument and were blinded to each other findings. Results: Among 140 participants included in this study, scabies was confirmed by medical doctors in 60 participants. Diagnostic accuracy of NMPs examination is 72.14% [95% confidence interval (CI) 64.2-78.9], with sensitivity and specificity 67.42% (95% CI 57.13-76.26), and 80.32% (95% CI 67.54-88.98) respectively. The inter-rater agreement (Cohen’s kappa) for diagnosing scabies is 0.44. Conclusion: NMPs can be trained to detect scabies in their community with acceptable accuracy. Improving training are recommended to further improve the diagnosis skills and maintaining sustainable detection program.
Hubungan Dismenore dengan Aktivitas Belajar pada Siswi SMP Global Islamic School Condet Abiwarsa, Salwa Faida; Sari, Siti Maulidya; Riani, Siti Nur; Qomariyah, Qomqriyah
Junior Medical Journal Vol. 2 No. 5 (2024): Januari 2024
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33476/jmj.v2i5.4124

Abstract

Pendahuluan: Menstruasi merupakan perdarahan dari rahim yang diakibatkan oleh peluruhan dinding rahim (endometrium) yang terjadi setiap bulannya. Gangguan pada saat menstruasi merupakan masalah utama pada siswi yang akan berpengaruh pada aktivitas belajarnya. Salah satu gangguan yang dapat mengganggu aktivitas belajar siswi pada saat menstruasi adalah dismenore. Salah satu dampak dismenore yang dapat mengganggu aktivitas belajar siswi yaitu penurunan konsentrasi. penurunan keaktifan, dan akan berdampak lebih besar jika gejala tersebut dialami pada siswi yang sedang menjalani ujian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara dismenore dengan aktivitas belajar pada Siswi SMP Global Islamic School Condet. Metode: Jenis penelitian adalah penelitian metode kuantitatif analitik dengan rancangan cross sectional. Populasi Penelitian ini adalah Siswi SMP Global Islamic School Condet. Teknik pengambilan sampel dengan consecutive sampling. Sampel pada penelitian ini sebanyak 150 siswi. Data dikumpulkan melalui Google Form. Uji statistic memakai uji Chi-Square. Hasil: Pada penelitian ini terdapat 92 orang (78,8%) siswi mengalami dismenore ringan dan sedang lalu sangat terganggu dan terganggu aktivitas belajarnya. Hasil analisa uji Chi-Square didapatkan p-value sebesar 0,008 yang berarti nilai tersebut < 0,05 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara dismenore dengan aktivitas belajar Kesimpulan: Terdapat hubungan antara dismenore dengan aktivitas belajar KATA KUNCI Dismenore, Aktivitas Belajar, Remaja Introduction: Menstruation is bleeding from the uterus caused by the shedding of the uterine wall (endometrium) which occurs every month. Disorders during menstruation are a major problem for female students which will affect their learning activities. One disorder that can disrupt female students' learning activities during menstruation is dysmenorrhea. Some of the effects of dysmenorrhea that can disrupt female students' learning activities are decreased concentration, decreased activity, and will have a greater impact if these symptoms are experienced by female students who are taking exams. The aim of this research is to determine the relationship between dysmenorrhea and learning activities Junior High School Students at Global Islamic School Condet. Method: This type of research is quantitative analytical method research with a cross sectional design. The population of this research is Junior High School Students at Global Islamic School Condet. The sampling technique was consecutive sampling. The sample in this study was 150 female students. Data is collected via Google Form. Statistical tests use the Chi-Square test. Results: In this study, there were 92 (78.8%) female students experienced mild and moderate dysmenorrhea and then were very disturbed and disrupted their learning activities. The results of the Chi-Square test analysis showed a p-value of 0.008, which means the value is <0.05, which indicates that there is a relationship between dysmenorrhea and learning activities. Conclusion: There is a relationship between dysmenorrhea and learning activities KEYWORDS Dysmenorrhea, Learning Activity, Teenager
Hubungan Pengetahuan Gizi Seimbang Terhadap Status Gizi Balita di Posyandu Melati 2 Cicadas Tahun 2023 dan Tinjauannya menurut Pandangan Islam Farras, Ade; Sari, Siti Maulidya; Arsyad, Muhammad
Junior Medical Journal Vol. 2 No. 6 (2024): February 2024
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33476/jmj.v2i6.4147

Abstract

ABSTRAK Pendahuluan: Berdasarkan studi status gizi Indonesia tahun 2021, Indonesia memiliki target merubah masalah gizi buruk dari 27,67% menjadi 14%. Indonesia memiliki program Gizi Seimbang untuk mempertahankan berat badan normal dengan prinsip keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih dan memantau berat badan. Metodologi: Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan Cross Sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah balita yang terdaftar pada Posyandu Melati 2 sebanyak 60 balita. Pengumpulan data dilakukan dengan mengukur berat badan balita dan membagikan kuesioner untuk mengetahui pengetahuan orang tua terhadap gizi seimbang. Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis data univariat dan bivariat. Hasil: Karakteristik responden pada penelitian ini terdiri atas laki-laki (48,3%) dan perempuan (51,7%) yang diambil dari balita Posyandu Melati 2. Pada penelitian ini didapatkan persentase pada tingkat pengetahuan orang tua baik sebesar 56,7%, kemudian tingkat pengetahuan orang tua cukup sebesar 20% dan tingkat pengetahuan orang tua kurang sebesar 23,3%. Untuk persentase status gizi balita berdasarkan berat badan per umur (BB/U), status gizi underweight sebesar 1,7% begitu juga dengan risiko berat badan lebih sebesar 1,7%, lalu balita dengan status gizi normal sebesar 96,6%. Pada hasil uji analisis bivariat antara tingkat pengetahuan dengan status gizi menunjukkan bahwa hasil uji Correlations p-value sebesar 0.588 dimana p > 0,05. Simpulan: Tidak terdapat hubungan pengetahuan ibu mengenai gizi seimbang terhadap status gizi balita di Posyandu Melati 2 Cicadas Tahun 2023.
Gambaran Karakteristik Penderita TB Paru Klinis di RS YARSI Periode Januari 2021 – Desember 2022 dan Tinjauannya Menurut Pandangan Islam Risca Latifah; Zakiyah, Zakiyah; Sari, Siti Maulidya; Astiwara, Endy Muhammad
Junior Medical Journal Vol. 2 No. 4: December 2023
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33476/jmj.v2i4.4381

Abstract

Indonesia adalah negeri dengan prevalensi TB paru ke-3 di dunia setelah China dan India. Banyak faktor yang berpengaruh pada TB paru, salah satunya adalah usia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran karakteristik penderita TB paru klinis yang diantaranya usia, jenis kelamin, tempat tinggal, status gizi, riwayat TB paru, riwayat penyakit komorbid, dan riwayat penyakit paru. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif. Pengolahan dan analisa data menggunakan program SPSS sedangkan penyajian data dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Dengan populasi sebanyak 522 penderita TB paru dan jumlah sampel sebanyak 84 penderita TB paru yang ditentukan dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penderita TB paru berusia 26-45 tahun (38.1%) dan 45-65 tahun (38.1%), berjenis kelamin laki-laki (51.2%), tinggal di DKI Jakarta (83.3%), status gizi dengan kriteria 18.5-22.9 kg/m2 (44%), memiliki Riwayat TB paru (61.9%), tidak memiliki riwayat penyakit komorbid (63.1%), tidak memiliki riwayat penyakit paru (65.5%). Diharapkan kepada masyarakat untuk memelihara kesehatan agar terhindar dari penyakit tuberkulosis.
Scabies Training for Improving Non-Medical Personnel Knowledge in High-Risk Population in Indonesia: Pelatihan Skabies untuk Meningkatkan Pengetahuan Tenaga Non-Medis pada Populasi Risiko Tinggi di Indonesia Widaty, Sandra; Kekalih, Aria; Bramono, Kusmarinah; Sari, Siti Maulidya; Darmawan, Irene; Dewi Friska
eJournal Kedokteran Indonesia Vol. 12 No. 3 (2024): Vol. 12 No. 3 - Desember 2024
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Scabies elimination is always challenging, as treatment alone is not sufficient to stop the transmission. To stop the transmission in places such as boarding schools, a community-based approach and cooperation with the teacher and managerial team are important. This study aims to evaluate the effectiveness of scabies detection training for non-medical personnel (NMP) in improving knowledge about scabies. This cross-sectional study was conducted in an Islamic boarding school in Bogor. NMPs in boarding school were trained to detect and prevent scabies in their communities. The training consists of expert lectures, group discussions and simulation training. All the participants were required to fill out the pre-test and post-test questionnaires. In 60 participants, there was a significant improvement from pre-test to post-test scores (p<0.001), and 85% showed an improvement in post-test. The knowledge about scabies' symptoms and signs had the best improvement, while the knowledge improvement about the elimination of mites and scabies prevention was still poor after the training. The improvement of scabies knowledge after training was significant. Training models focused on NMP knowledge in recognizing scabies for early detection in the community have the potential to be used by collaboration of health practitioners and boarding school management to eradicate the scabies problem.
Hubungan Pola Tidur dengan Konsentrasi Belajar Mahasiswa/I Fakultas Kedokteran Universitas YARSI Angkatan 2021 Ramanda Putri, Angela; Sari, Siti Maulidya
Junior Medical Journal Vol. 2 No. 12 (2024): August 2024
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33476/jmj.v2i12.4334

Abstract

Pendahuluan: Tidur didefinisikan sebagai ketidaksadaran dimana seseorang dapat dibangunkan oleh ransangan sensorik atau lainnya. Tidur merupakan keadaan fisiologis yang sangat berperan penting serta menjadi kebutuhan dasar bagi tubuh manusia. Fungsi tidur adalah mengurangi stress dan kecemasan, memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak, menyimpan energi, memperbaiki imunitas tubuh, termasuk dapat meningkatkan konsentrasi ketika akan melakukan aktivitas sehari-hari. Pola tidur yang buruk biasanya didasari oleh adanya tuntutan aktivitas sehari-hari, salah satunya aktivitas belajar yang mengakibatkan kurangnya kebutuhan untuk tidur menyebabkan mengantuk yang berlebihan di siang hari sehingga mempengaruhi konsentrasi belajar. Metodologi: Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif non-eksperimen dengan rancangan penelitian cross sectional. Cara penetapan sampel pada penelitian ini adalah non-probability sampling kuota sejumlah 72 mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas YARSI angkatan 2021. Cara pengumpulan data dengan cara membagikan kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) dan kuesioner konsentrasi belajar. Analisis statistik menggunakan uji Chi Square. Hasil: Hasil penelitian didapatkan sebagian besar responden memiliki pola tidur buruk dengan jumlah 58 responden (80.6%) dan sebagian besar responden memiliki konsentrasi belajar buruk sebanyak 37 responden (51.4%). Simpulan: Adanya hubungan pola tidur dengan konsentrasi belajar pada Mahasiswa/I Fakultas Kedokteran Universitas YARSI Angkatan 2021 (p-value 0.028).
FAKTOR KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI RSUD CIBINONG KABUPATEN BOGOR PERIODE 2023 Maharani, Tasya Divana; Sari, Siti Maulidya
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 9 No. 1 (2025): APRIL 2025
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v9i1.38508

Abstract

Anemia pada ibu hamil merupakan salah satu masalah kesehatan utama di Indonesia. Riskesdas (2018) melaporkan terdapat 48,9% wanita hamil dengan anemia di Indonesia. Kondisi ini berisiko menyebabkan komplikasi yang serius terhadap ibu dan janinnya. Berdasarkan data Dinkes Jawa Barat tahun 2020, Kabupaten Bogor merupakan daerah dengan ibu hamil yang mengalami anemia tertinggi ke-3 di Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini dilakukan untuk mengeksplorasi faktor risiko penyebab anemia pada kehamilan di RSUD Cibinong sebagai strategi dalam pencegahan. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan desain analitik obervasional dan pendekatan cross sectional. Sampel sebanyak 150 ibu hamil yang memenuhi kriteria inklusi dengan metode quota sampling. Data diperoleh dari rekam medis dan dianalisis menggunakan uji variabel Chi-Square dengan SPSS. Hasil menunjukan riwayat anemia (76,9%), usia ibu <20 dan >35 tahun (45,6%), serta status nutrisi (81,1%) merupakan faktor-faktor yang signifikan secara statistik (p < 0,05) terhadap kejadian anemia pada ibu hamil. Namun jarak kehamilan dan paritas tidak menunjukkan hubungan yang signifikan (p > 0,05). Faktor yang mempengaruhi kejadian anemia pada ibu hamil meliputi riwayat anemia, usia, dan status nutrisi. Ini dapat menjadi dasar untuk mengembangkan strategi pencegahan anemia pada ibu hamil.
Hubungan Status Gizi dengan Siklus dan Lama Menstruasi pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi Angkatan 2021—2022 Puspita Regina Saputri, Winda; Sari, Siti Maulidya
Junior Medical Journal Vol. 3 No. 2 (2024): October 2024
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33476/jmj.v3i2.4333

Abstract

Pendahuluan: Siklus menstruasi terjadi karena keseimbangan antara hormon-hormon seks perempuan, yaitu follicle-stimulating hormone (FSH), luteinizing hormone (LH), esterogen, dan progesteron. Keseimbangan tersebut memunculkan menstruasi yang normal, dengan durasi 4-8 hari, interval antar siklus 24-38 hari, volume < 80 mL per hari, serta tidak menimbulkan nyeri yang mengganggu aktivitas. Berdasarkan data Riskesdas 2018, persentase ketidakteraturan menstruasi pada wanita usia 10-59 tahun sebesar 14,5%. Salah satu hal yang berhubungan dengan gangguan menstruasi adalah status gizi. Status gizi merupakan gambaran tingkat kecukupan gizi individu yang bisa diukur salah satunya dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) dan Lingkar Lengan Atas (LiLa). Siklus menstruasi sangat dipengaruhi oleh lemak tubuh yang akan berkontribusi dalam pelepasan hormon reproduksi. Metodologi: Penelitian ini merupakan penelitian analitik obeservasional dengan desain studi cross-sectional. Penetapan sampel penelitian dengan teknik non-probabillity sampling. Sebanyak 81 mahasiswi yang memenuhi kriteria yang ditetapkan menjadi sampel dalam penelitian ini. Hasil: Dari Uji statistik yang dilakukan dengan Chi-Square dan hasil yang didapat dengan p-value <0.05, maka secara statistik terdapat hubungan antara status gizi berdasarkan IMT dengan siklus menstruasi (p=0,009), terdapat hubungan antara status gizi berdasarkan LiLa dengan siklus menstruasi (p=0,033), terdapat hubungan antara status gizi berdasarkan IMT dengan lama menstruasi pada mahasiswi (p=0,009), terdapat hubungan antara status gizi berdasarkan LiLa dengan lama menstruasi pada mahasiswi (p=0,015). Kesimpulan: Terdapat hubungan antara status gizi dengan siklus dan lama menstruasi pada mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas YARSI angkatan 2021-2022.
Analisis Profil Gula Darah pada Pasien Penyakit Jantung Koroner di Poliklinik Jantung RSPAD Gatot Soebroto Periode Januari - Juni 2023 Elsa; Yasmin, Intan Farida; Sari, Siti Maulidya
Junior Medical Journal Vol. 3 No. 2 (2024): October 2024
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33476/jmj.v3i2.4850

Abstract

ABSTRAK Latar Belakang: Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyebab kematian utama di dunia, dengan diabetes melitus sebagai faktor risiko signifikan. Gangguan metabolisme glukosa, seperti diabetes dan hiperglikemia, dapat memperburuk kerusakan pembuluh darah dan meningkatkan risiko PJK. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis profil gula darah pada pasien yang telah didiagnosis PJK di poliklinik jantung RSPAD Gatot Soebroto. Metodologi: Penelitian ini merupakan studi observasional desktiptif kuantitatif. Sampel penelitian terdiri dari 83 pasien PJK yang telah dikonfirmasi diagnosisnya melalui EKG, CT scan coroner, atau angiografi. Variable yang diukur meliputi kadar Glukosa Darah Puasa (GDP), kadar Glukosa Darah 2 jam Postprandial (GD2PP), dan kadar Hemoglobin A1c ( HbA1c). Hasil: Penelitian ini menunjukkan bahwa 38,6% pasien mengalami PJK dengan 1 vessel disease dan 3 vessel disease dan 65% resoinden berusia 51 hingga 70 tahun. meskipun Sebagian besar pasien memiliki kadar GD2PP (50,6%) dan HbA1c (50,6%) dalam rentang normal. Terdapat proporsi yang cukup signifikan (60,2%) dengan kadar GDP abnormal. Simpulan: Studi ini menunjukkan bahwa meskipun banyak pasien PJK memiliki profil gula darah yang normal, masih terdapat proporsi yang cukup besar dengan kadar GDP yang abnormal. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berkontribusi terhadap abnormalitas profil gula darah pada pasien PJK, serta untuk mengevaluasi efektivitas intervensi yang bertujuan untuk memperbaiki profil gula darah. ABSTRACT Background: Coronary Artery disease (CAD) is the leading cause of death in the world, with diabetes mellitus as a significant risk factor. Disorders of glucose metabolism, such as diabetes and hyperglycemia, can exacerbate vascular damage and increase the risk of CAD. This study aims to analyze the blood sugar profile in patients who have been diagnosed with CAD in the cardiac polyclinic of Gatot Soebroto Army Hospital. Methods: This study is a descriptive observational quantitative research. The research sample consists of 83 CAD patients whose diagnoses have been confirmed through ECG, coronary CT scan, or angiography. The variables measured include Fasting Blood Glucose (FBG), 2-hour Postprandial Blood Glucose (2hPPBG), and Hemoglobin A1c (HbA1c) levels. Results: This study showed that 38.6% of patients had CAD with 1 vessel disease and 3 vessel disease and 65% of the patients were aged 51 to 70 years. although most patients had GD2PP (50.6%) and HbA1c (50.6%) levels within the normal range. There was a significant proportion (60.2%) with abnormal FBG levels. Conclusion: This study shows that although many CAD patients have normal blood sugar profiles, there is still a sizable proportion with abnormal GDP levels. Further research is needed to identify factors that contribute to abnormal blood sugar profiles in CAD patients, as well as to evaluate the effectiveness of interventions aimed at improving blood sugar profiles.