Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Campur Kode Komunikasi Jual Beli dalam Grup WhatsApp E-Commerce Perguruan Tinggi Ritonga, Nur'ainun; Hakim, Rani Ismil; Jannah, Rauzatul; Daulay, Irmasani
Aphorisme: Journal of Arabic Language, Literature, and Education Vol 5 No 1 (2024): Geographical Coverage: Indonesia and Iraq
Publisher : Study Program of Arabic Language Teaching

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37680/aphorisme.v5i1.5086

Abstract

The purpose of this research is to determine the forms of code mixing and the factors causing it in the Whatsapp group of E-Commerce Campus, the family of lecturers, and the academic community of STAIN Mandailing Natal. The research method used is descriptive qualitative. The primary data collection technique involves documentation, which entails collecting chat messages in the Whatsapp group for 24 days, from March 6, 2024, to March 29, 2024. Meanwhile, secondary data consists of books and scholarly articles related to the research title. The data analysis technique utilizes Milles and Huberman's theory, which includes data reduction, data display, and conclusion drawing/verification. The research results reveal the forms of code mixing in the Whatsapp group of E-Commerce Campus, comprising 28 word forms and 28 phrase forms. The factors causing code mixing are multilingual ability, educational background, diverse regional backgrounds, and the tendency to follow trends in buying and selling, often using English terms such as "ready," "order," and others.
على ترقية مهارة الاستماع (Sound Record) فعّالية تعليم الأصوات باستخدام وسيلة تسجيل الصوت : بحث تجريبي بالمدرسة الثانوية الحكومية دوماي Daulay, Irmasani
'ARABIYYA: JURNAL STUDI BAHASA ARAB Vol. 11 No. 1 (2022): Arabiyya: Jurnal Studi Bahasa Arab
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Teungku Dirundeng Meulaboh Aceh Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47498/arabiyya.v11i1.957

Abstract

أما تصميم البحث فهو بحث تجريبي. يهدف هذا البحث إلى معرفة تطبيق تعليم الأصوات باستخدام وسيلة تسجيل الصوت (Sound Record) على ترقية مهارة الاستماع بحث تجريبي بمدرسة الثانوية الحكومية دوماي. أما مشكلات البحث فمنحصرة في: هل تعليم الأصوات باستخدام وسيلة تسجيل الصوت (Sound Record) فعالة على ترقية مهارة مهارة الاستماع. وأما أفراد البحث فهي الطلاب في المدرسة العالية. بناء على تحليل البيانات حصلت النتيجة على 90% أي جيد جدا من مستوى 81-100 %. وبناء على الاختبار يمكن الاستنتاج بأن تعليم الأصوات باستخدام وسيلة تسجيل الصوت (Sound Record) على ترقية مهارة الاستماع لدى طلاب في المدرسة اعتمادا على الحساب الاحصائي: نتيجة To = 6.4 < من Tt في الدرجة الهامة 1 % = 2.86 وفي الدرجة الهامة: 5 % = 2.09. وهذه النتيجة تدل على أن Ho مردود و Ha مقبول.
Pantang Larang Ibu Hamil Dalam Masyarakat Melayu: Kajian Perbandingan Dengan Ajaran Islam Ayu, Nurelisa Putri; Afika, Nur; Ratna Suri, Dian; Daulay, Irmasani
Kaisa: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 3 No. 1 (2023): Kaisa: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran
Publisher : STAIN Bengkalis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56633/kaisa.v3i1.612

Abstract

Banning pregnant mothers is one of the cultural aspects that is still practiced by the Malay community in various regions. This prohibition contains prohibitions that a pregnant mother should avoid in order not to harm herself and her fetus. This ban is based on traditional beliefs, past experience, and also the influence of the Islamic religion of the majority of Malay people. This article uses qualitative research methods with library methods. Research shows that there are some prohibitions that are consistent with Islamic teachings, such as avoiding unlawful foods, ining hygiene and environmental protection, and reading protective prayers. However, there are also prohibitions that are contrary to Islamic doctrine, like believing in mystical things, avoiding foods that are actually good for health, and restricting social activity. This article is expected to provide more in-depth information and understanding about the abstinence of pregnant mothers in Malay society, as well as give advice and recommendations for pregnant women to follow a prohibition that is consistent with the teachings of Islam and is not harmful to health. Pantang larang ibu hamil adalah salah satu aspek budaya yang masih dipraktikkan oleh masyarakat Melayu di berbagai daerah. Pantang larang ini berisi larangan-larangan yang harus dihindari oleh ibu hamil agar tidak membahayakan dirinya dan janinnya. Pantang larang ini bersumber dari kepercayaan tradisional, pengalaman turun-temurun, dan juga pengaruh agama Islam yang dianut oleh mayoritas masyarakat Melayu. Artikel ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan metode kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada beberapa pantang larang yang sesuai dengan ajaran Islam, seperti menghindari makanan yang tidak halal, menjaga kebersihan diri dan lingkungan, dan membaca doa-doa perlindungan. Namun, ada juga pantang larang yang bertentangan dengan ajaran Islam, seperti percaya pada hal-hal mistis, menghindari makanan yang sebenarnya baik untuk kesehatan, dan membatasi aktivitas sosial. Artikel ini diharapkan dapat memberikan informasi dan pemahaman yang lebih mendalam tentang pantang larang ibu hamil dalam masyarakat Melayu, serta memberikan saran dan rekomendasi bagi ibu hamil untuk mengikuti pantang larang yang sesuai dengan ajaran Islam dan tidak merugikan kesehatan.
Eksplorasi Identitas Budaya Dan Nilai Tradisional Melayu Melalui Kain Tenun Songket Nadia Imelda; Putri, Nabila Amelia; Salahuddin Al Asadullah; Daulay, Irmasani
Kaisa: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 3 No. 2 (2023): Kaisa: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran
Publisher : STAIN Bengkalis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56633/kaisa.v3i2.617

Abstract

Malay people have a culture that is quite famous, namely weaving singket cloth. Malay people have an identity related to the art of weaving songket cloth. Songket is a tradisional woven cloth originating from Indonesia and Malaysia and has cultural roots in Malay society. The process of making songket woven cloth takes quite a long time and requires special skills, which results in the selling price being expensive and high. How songket is worn depends on who is using it, but some ordinary people do not understand how tu use it and the meaning implied in Malay singket cloth, songket cloth has also been integrated into Islamic culture through its use as muslim clothing that fulfills the requirement to cover the private parts, thus creating modesty and ethical values. In its motifs, songket cloth trends to draw inspiration from nature, including flora, fauna and the sky. However, the motifs are more inspired by flora (plants), because the majority of the Malay tribe are Muslims. Fauna motifs were slightly avoided, perhaps for fear of being seen as worshiping idols. However, if there are animal motfs, they usually reflect special characterustics that are related to local community beliefs. Songket cloth motifs in Mlay culture do not only come from Riau, bul also come from outside Riau, such as Malaysia, Singapore, ang others. The method used ih this research is a library research method. This article tries to explain Malay cultural identity and tradisional values through songket woven cloth. Masyarakat Melayu memiliki sebuah budaya yang cukup terkenal, yaitu menenun kain songket. Masyarakat Melayu memiliki identitas yang terkait dengan seni menenun kain songket. Songket adalah kain tradisional tenunan yang berasal dari Indonesia dan Malaisya serta memiliki akar budaya dalam masyarakat melayu. Proses pembuatan kain tenun songket membutuhkan waktu yang cukup panjang dan harus mempunyai keahlian khusus, yang mengakibatkan harga jualnya menjadi mahal dan tinggi. Cara pemaikaian songket ini pun tergantung dari siapa yang menggunakannnya, namun sebagian masyarakat awam kurang memahami cara pemakaian dan makna yang tersirat di dalam kain songket melayu. Kain songket juga sudah terintegrasi dalam budaya Islam melalui penggunaannya sebagai busana muslim yang memenuhi tuntunan menutup aurat, sehingga menciptakan nilai-nilai kesopanan dan etika. Dalam motifnya, kain songket cenderung menarik inspirasi dari alam, diantaranya flora, fauna, langit. Namyn, motifnya lebih banyak terinspirasi dari flora (tanaman), karena mayoritas suku melayu adalam orang Islam. Motif fauna sedikit dihindari, mungkin karena khawatir akan dianggap menyembah berhala. Namun jika terdapat motif binatang, biasanya mencerminkan sifat khusus yang memiliki kaitan dengan kepercayaan masyarakat lokal. Motif kain songket dalam budaya melayu tidak hanya berasal dari Riau saja, akan tetapii juga berasal dari luar Riau, seperti Malaysia, Singapura, dan lain-lainnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini berupa metode penelitian kepustakaan (library research). Artikel ini mencoba menjelaskan tentang identitas budaya dan nilai tradisional Melayu melalui kain tenun songket.
Bentuk dan Tujuan Tasybih dalam Surah An-Naba, An-Nazi’at dan Al-Muthaffifin Daulay, Irmasani
Kaisa: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 4 No. 1 (2024): Kaisa: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran
Publisher : STAIN Bengkalis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56633/kaisa.v4i1.820

Abstract

The purpose of this research is to study the tasybih in surah An-Naba, an-Nazi'at, and al-Muthaffifin reviewed from its structure and application. This research uses two methods taken from the literature review: the library method and the speech analysis method. Tasybih is usually used in adequately conveying something crucial or very important. The research found that in various surahs of the Qur'an, such as surah al-Naba', surah al-Nazi'at, and surah al-Muthaffifin, there are seven verses that use tasybih as their style of language. Currently, tasybih can be interpreted in three ways: tasybih baligh, mursal, and mujmal. In the surah An-Naba', an-Nazi'at, and al-Muthaffifin, tasybih is used to describe the state of musyabbah, its magnitude, and the possibility of musyabbah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji tasybih dalam surat An-Naba, an-Nazi'at, dan al-Muthaffifin ditinjau dari struktur dan penerapannya. Penelitian ini menggunakan dua metode yang diambil dari tinjauan literatur: metode pustaka dan metode analisis balaghah. Tasybih biasanya digunakan dalam menyampaikan secara memadai suatu hal yang krusial atau sangat penting. Penelitian menemukan bahwa dalam berbagai surat Al-Qur’an, seperti surat an-Naba’, surat an-Nazi’at, dan surat al-Muthaffifin, terdapat tujuh ayat yang menggunakan tasybih sebagai gaya bahasanya. Saat ini tasybih dapat diartikan dalam tiga cara: tasybih baligh, mursal, dan mujmal. Dalam surat an-Naba', an-Nazi'at, dan al-Muthaffifin, tasybih digunakan untuk menggambarkan keadaan musyabbah, besar kecilnya, dan kemungkinan terjadinya musyabbah.
Digital Literacy Of Madrasa Aliyah Students In Padangsidimpuan Hasibuan, Sri Wahyuni; Daulay, Irmasani; Ritonga, Nurainun; Harahap, Siti Rahma
Al-Hikmah: Jurnal Agama dan Ilmu Pengetahuan Vol. 20 No. 2 (2023): Al-Hikmah: Jurnal Agama dan Ilmu Pengetahuan (JAIP)
Publisher : UIR Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25299/al-hikmah:jaip.2023.vol20(2).14306

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi literasi digital yang dilakukan siswa madrasah aliyah pada materi keislaman/dakwah, pemahaman siswa madrasah aliyah terhadap literasi digital, dan kendala yang dihadapi siswa madrasah aliyah dalam penerapan literasi digital materi keislaman/dakwah di Kota Padangsidimpuan. Penelitian ini dilakukan pada siswa di MAN 1, MAN 2 Model, MAS YPKS, dan MA An-Nur yang berlokasi di Padangsidimpuan. Metode penelitian adalah deskriptif kualitatif. Data diperoleh dari wawancara siswa dan guru, dokumentasi dan observasi. Hasil penelitian adalah implementasi literasi digital siswa di madrasah aliyah Padangsidimpuan telah diterapkan dalam menemukan materi/dakwah keislaman (internet searching), memahami cara kerja web browser (navigasi hypertext), mampu mengevaluasi materi yang dibaca atau dibaca, ditonton (evaluasi konten) dan mampu mengkompilasi pengetahuan yang dimiliki untuk diterapkan (kompilasi pengetahuan). Pemahaman siswa tentang definisi literasi digital di madrasah aliyah di Kota Padangsidimpuan masih kurang baik.. Berbeda halnya dengan kemampuan teknis dan mengolah informasi, para siswa dapat memahami penggunaan digital dalam berliterasi. Mereka dapat mencari informasi keislaman melalui jaringan internet, mampu mengunduh dan membagikan beberapa informasi yang diterima.  Kendala yang dihadapi mahasiswa adalah kuota atau paket internet, banyaknya iklan saat menonton video/dakwah Islami, dan banyaknya perbedaan pendapat dari para ahli yang membuat bingung.
Penggunaan Google Classroom dalam Pembelajaran Bahasa Arab Linur, Rahmat; Daulay, Irmasani
AL-WARAQAH Jurnal Pendidikan Bahasa Arab Vol 4, No 2 (2023): Volume 4 No 2 Desember 2023
Publisher : IAIN Bone

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30863/awrq.v4i2.5544

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan Google Classroom dalam pembelajaran Bahasa Arab. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian mengungkapkan bahwasanya penggunaan Google Classroom dalam pembelajaran Bahasa Arab sebagai memberikan manfaat yang siknifikan. Diantara, akses yang mudah dan fleksibel terhadap materi pembelajaran, yang dapat diakses oleh Mahasiswa kapan saja dan di mana saja dengan bantuan perangkat yang terhubung ke internet. Hal ini memudahkanMahasiswa untuk belajar secara mandiri, menyesuaikan kecepatan pembelajaran mereka, dan mengembangkan keterampilan Bahasa Arab mereka dengan lebih efektif. Penelitian ini mendapatkan tanggapan yang sangat positif dari mahasiswa, tanggapan positif ini didasarkan pada beberapa alasan: penggunaannya mudah, fleksibel, praktis, dan ekonomis
Pendidikan Multikultural Untuk Mencegah Bullying Etnosentrisme di Pondok Pesantren Daulay, Irmasani; Hidayat, Rahmat; Harahap, Sumper Mulia
Jurnal Pendidikan Indonesia : Teori, Penelitian, dan Inovasi Vol 5, No 1 (2025): Jurnal pendidikan Indonesia: Teori, Penelitian, dan Inovasi
Publisher : Penerbit Widina, Widina Media Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59818/jpi.v5i1.1065

Abstract

Ethnocentrism-based bullying is one of the social problems that can occur in Islamic boarding school environments. As a religious-based educational institution, Islamic boarding schools have an important role in integrating the values of multiculturalism to create an environment of harmony and mutual understanding and respect. This article aims to analyze the implementation of multicultural education in preventing ethnocentrism bullying in Islamic boarding schools. Through literature research, this article identifies multicultural education strategies based on the values of tolerance, justice and respect for diversity. The results of the discussion show that multicultural education can be carried out through the development of an inclusive curriculum, teacher training, and strengthening the value of togetherness in the daily lives of students.ABSTRAKBullying berbasis etnosentrisme merupakan salah satu permasalahan sosial yang dapat terjadi di lingkungan pondok pesantren. Sebagai lembaga pendidikan berbasis keagamaan, pesantren memiliki peran penting dalam mengintegrasikan nilai-nilai multikulturalisme untuk menciptakan lingkungan yang harmonis dan saling menghormati. Artikel ini bertujuan untuk menganalisis implementasi pendidikan multikultural dalam mencegah bullying etnosentrisme di pondok pesantren. Melalui penelitian pustaka, artikel ini mengidentifikasi strategi pendidikan multikultural berbasis nilai-nilai toleransi, keadilan, dan penghormatan terhadap keragaman. Hasil pembahasan menunjukkan bahwa pendidikan multikultural dapat dilakukan melalui pengembangan kurikulum inklusif, pelatihan guru, dan penguatan nilai kebersamaan dalam kehidupan sehari-hari santri.
The Concept of Islamization of Science from the Perspectives of Al-Faruqi and Al-Attas Ridwan, Mohammad; Saputra, Edy; Hamdanil; Daulay, Irmasani; Effendi, Amri; Danil, Muhammad
The Future of Education Journal Vol 3 No 5 (2024)
Publisher : Lembaga Penerbitan dan Publikasi Ilmiah Yayasan Pendidikan Tumpuan Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61445/tofedu.v3i5.447

Abstract

The science that is circulating today has been influenced by Western philosophy, namely secularism and skepticism. This has led to the separation of religion (God) from science, with doubt becoming the foundation in the search for truth. This is, of course, in contrast to Islamic values. Therefore, Ismail Raji Al-Faruqi and Syed Muhammad Naquib Al-Attas offer the concept of the Islamization of science as a solution to the problems faced. The aim of this research is to examine the concept of the Islamization of science according to Ismail Raji Al-Faruqi and Syed Muhammad Naquib Al-Attas and its implications for the development of Islamic education. In this research practice, the researcher uses a qualitative approach and a descriptive method of non-interactive study. Data collection was carried out through literature study techniques, with the researcher as the key instrument. The collected data was then analyzed through the stages of data reduction, data display, and conclusion drawing. The results of this study show that there are both similarities and differences regarding several concepts within the Islamization of science in the views of Al-Faruqi and Al-Attas. Among the similarities is the background that justifies the need for Islamization. The differences between them are found in the stages of the Islamization of science. Al-Attas provides a general explanation with two stages: alienation and absorption. In contrast, Al-Faruqi offers a detailed explanation of this process with 12 stages. Another finding from this research indicates that the concept of the Islamization of science has implications for the development of Islamic education, covering institutional, curriculum, and educator aspects.