Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

HUBUNGAN FREKUENSI KONSUMSI SUSU KEMASAN DAN STATUS KEBERSIHAN GIGI DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN TANJUNG SENANG BANDAR LAMPUNG Hadi, Dimas Surya; Utami, Deviana; Agustina, Rita; Sjahriani, Tessa
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 10, No 9 (2023): Volume 10 Nomor 9
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v9i10.11471

Abstract

Abstrak: Hubungan Frekuensi Konsumsi Susu Kemasan Dan Status Kebersihan Gigi Dengan Kejadian Karies Gigi Pada Anak Sekolah DasarĀ  Di Kecamatan Tanjung Senang Bandar Lampung. Karies gigi merupakan penyakit yang menyerang sekitar 90% anak-anak. Menurut Suwelod, karies dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Salah satu komponen faktor eksternal adalah perilaku menjaga kesehatan gigi yang diukur dari status kebersihan gigi dan frekuensi konsumsi susu kemasan yang dalam penelitian ini adalah susu kemasan. Mengetahui hubungan frekuensi konsumsi susu kemasan dengan status kebersihan gigi pada anak sekolah dasar di Kecamatan TanjungHappy Bandar Lampung. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif analitik dengan desain penelitian cross sectional, alat ukur angket kesabaran dan efikasi diri dengan teknik stratified random sampling. Diperoleh responden sebanyak 100 anak dengan tingkat konsumsi susu kemasan tertinggi pada kategori kecil sebanyak 69 anak (69%), tingkat status kebersihan gigi tertinggi pada kategori baik sebanyak 51 anak (51%), kejadian karies gigi tertinggi dialami karies gigi yaitu sebanyak 72 anak. (71%) Analisis statistik menggunakan uji chi-square pada frekuensi konsumsi susu kemasan dengan kejadian karies gigi dengan nilai p=0,009 dan nilai korelasi OR = 19,286, pada status kebersihan gigi dan kejadian karies gigi. dengan nilai p=0,000 dan nilai korelasi OR = 10,000. Terdapat hubungan yang signifikan antara konsumsi susu kemasan dan status kebersihan gigi dengan kejadian karies pada anak sekolah dasar di Tanjung Senang Bandar Lampung.
CASE REPORT : Embolic Stroke Putri, Pratiwi Hendro; Purnama, Deka; Perkasa, Den Raza Anggara; Hadi, Dimas Surya; Fitri, Dinda Sesa; Yuswanita, Ajeng; Fitrihanny, Leona Ferda; Ayu, Lis Awang Sega
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 1 (2024): MARET 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i1.26878

Abstract

Menurut WHO, stroke adalah suatu tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan otot fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebiih dan dapat menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler. Stroke dapat dibagi menjadi dua, yaitu stroke non hemoragik dan stroke hemoragik. Stroke non hemoragik adalah kumpulan gejala defisit neurologis akibat gangguan fungsi otak akut baik fokal maupun global yang mendadak, disebabkan oleh berkurangnya atau hilangnya aliran darah pada parenkim otak atau medulla spinalis, yang dapat disebabkan oleh penyumbatan arteri maupun vena, yang dibuktikan dengan pemeriksaan imaging dan/atau patologi.
Penyuluhan Mengenali dan Mencegah Penyakit Mumps (Gondongan) Di Panti Asuhan Putri Tunas Harapan Aisyiyah Pringsewu Pinilih, Astri; Paranggai, Elhi Andi; Susilo, Ajeng Ishelina; Hadi, Dimas Surya; Fadhillah, Dwi Noor; Sisti, Chintia Florentina; Aldiansyah, Aditia Randi; Rustandi, Fitriya Wulandari; Ramadhani, Aditya
Jurnal Abdimas Kedokteran & Kesehatan Vol 3, No 2 (2025): Volume 3 Nomor 2
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jakk.v3i2.19726

Abstract

Mumps atau gondongan merupakan suatu infeksi virus akut yang digambarkan akibat terjadinya proses inflamasi atau peradangan pada kelenjar parotis dan kelenjar lainnya. Manifestasi klinis dari penyakit ini meliputi adanya nyeri dan pembengkakan pada kelenjar parotis dan dapat melibatkan jaringan atau organ lainnya, sehingga dapat menimbulkan rasa yang tidak nyaman dan sulitnya untuk menelan. Penyakit gondongan (mumps) di Indonesia belum mendapatkan perhatian besar dikarenakan dari sifatnya penyakit ini yang self-limiting disease atau penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinya, sehingga belum terdapat data epidemiologi yang memadai. Penyakit mumps dapat terjadi pada semua umur dan paling sering terjadi pada anak-anak usia 5-15 tahun, sebanyak 85% terjadi pada kasus anak-anak yang berusia kurang dari 15 tahun dan untuk kasus pada orang tua jarang dijumpai. ). Penatalaksanaan mumps berupa terapi simptomatik. Dapat diberikan analgesik, serta pemeberian kortikosteroid pada kasus berat. Memperbanyak minum air putih serta diet lunak dan bed rest. Tujuan dilaksanakannya penyuluhan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan mengenai pengenalan serta pencegahan pada penyakit mumps (gondongan).