Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Perceptions, practices, and associated factors towards expressed breastfeeding among mothers in Jakarta, Indonesia Pambudi, Wiyarni; Dewanto, Naomi Esthernita Fauzia; Yusra, Yusra; Werdhani, Retno Asti; Endaryanto, Anang; Fahmida, Umi; Alatas, Fatima Safira; Hegar, Badriul
Paediatrica Indonesiana Vol. 64 No. 2 (2024): March 2024
Publisher : Indonesian Pediatric Society

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/pi64.2.2024.168-75

Abstract

Background Expression of breast milk is a strategy to ensures continuous breastfeeding during temporary separation of infant from the mother. Handling and storage of expressed breast milk (EBM) should be based on established recommendations because these practices can affect milk quality and safety. Objective To describe perceptions and practices of EBM handling and storage, compare with commonly used recommendations and associated factors influencing these practices among mothers in Jakarta, Indonesia, Methods Mothers who practiced expressed breastfeeding (EBF) to their 6-12 weeks-old infants completed questionnaires about their peceptions and practices on how they handle and storage EBM. The differences in perceptions and practices about expressed breastfeeding management were analyzed using the Chi-square or Fisher's exact test. Results Among 30 mothers, 14/30 gave EBF exclusively, 19/30 used breast pump, and 26/30 expressed ³6 times/day. Infants in this study received expressed milk 5-10 times per day. Maternal age and resource of information were factors significantly associated with mother’s perceptions, while maternal age, education, and parity were significantly associated with the practices of EBM handling and storage. Conclusion This study reveals inconsistent perceptions and practices on expressed milk handling and storage by the mothers. They have good knowledge about the theoretical aspects of expressed breastfeeding, but some other techniques are poor, which can be detrimental to the health of the infants. Further study is needed to find more efficient and optimal methods of expressed milk handling and storage, necessitating thoughtful consideration of better practices and recommendations.
SKRINING STATUS GIZI BERBASIS KURVA CDC PADA REMAJA SEKOLAH DI CITRA RAYA Dewanto, Naomi Esthernita Fauzia; Santoso, Alexander Halim; Gunaidi, Farell Christian; Dinali, Diana; Edbert, Juan
Jurnal Pengabdian Kolaborasi dan Inovasi IPTEKS Vol. 3 No. 3 (2025): Juni
Publisher : CV. Alina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59407/jpki2.v3i3.2610

Abstract

Remaja merupakan kelompok usia yang mengalami percepatan pertumbuhan fisik dan perubahan psikososial yang signifikan, sehingga kebutuhan gizi seimbang menjadi sangat penting. Namun, permasalahan gizi seperti gizi kurang, overweight, dan obesitas masih sering ditemukan, termasuk di Kabupaten Tangerang. Kegiatan skrining status gizi berbasis kurva CDC dapat menjadi langkah strategis dalam upaya deteksi dini dan edukasi gizi di lingkungan sekolah. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan pada 5 Juni 2025 di salah satu SMA di Citra Raya, Kabupaten Tangerang. Skrining dilakukan terhadap 144 siswa menggunakan indikator antropometri meliputi IMT/U, BB/U, TB/U, dan BB/TB. Pengukuran dilakukan dengan alat standar dan hasil dianalisis berdasarkan kurva pertumbuhan CDC untuk menentukan klasifikasi status gizi. Sebagian besar peserta berusia 16 tahun (55,6%) dan berjenis kelamin perempuan (54,2%). Seluruh responden memiliki status gizi baik menurut IMT/U. Namun, variasi ditemukan pada indikator lain: berdasarkan BB/U, 11,1% mengalami berat badan kurang dan 20,1% berat badan lebih; berdasarkan BB/BB ideal, sebanyak 13,9% tergolong overweight dan 30,6% obesitas, sementara 5,8% tergolong gizi kurang. Kegiatan skrining ini menunjukkan adanya tantangan gizi ganda pada remaja di wilayah Citra Raya, dengan proporsi signifikan kasus overweight dan obesitas. Temuan ini menegaskan pentingnya pemantauan status gizi secara berkala dan edukasi berkelanjutan mengenai gizi seimbang serta gaya hidup sehat untuk mendukung pertumbuhan optimal dan mencegah penyakit tidak menular sejak usia dini. Kata Kunci: Remaja, Status Gizi, Skrining, Kurva CDC, Overweight, Obesitas, Pengabdian Masyarakat
Fenomena Penurunan Kekuatan Otot pada Remaja Sekolah Menengah Atas di Tangerang Raya: The Phenomenon of Decreased Muscle Strength in High School Adolescents in Tangerang City Dewanto, Naomi Esthernita Fauzia; Santoso, Alexander Halim; Gunaidi, Farell Christian; Hendrianto, Rafindra Raja
Jurnal Pengabdian Masyarakat Bunda Delima Vol 4 No 2 (2025): EDISI AGUSTUS
Publisher : Akademi Keperawatan Bunda Delima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59030/jpmbd.v4i2.87

Abstract

Kekuatan otot, khususnya kekuatan genggaman tangan, merupakan salah satu indikator penting dalam menilai kebugaran fisik remaja. Penurunan kekuatan otot tidak hanya dikaitkan dengan penuaan, tetapi juga mulai ditemukan pada usia muda akibat gaya hidup sedentari dan pola makan tidak seimbang. Deteksi dini melalui skrining kekuatan genggaman tangan penting dilakukan untuk mencegah gangguan kebugaran otot di masa depan. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan di salah satu SMA di wilayah Tangerang Raya dengan melibatkan 144 siswa sebagai responden. Pengukuran kekuatan genggaman tangan dilakukan menggunakan CAMRY EH101 Digital Hand Dynamometer pada tangan kanan dan kiri. Kriteria kelemahan otot merujuk pada batas normal menurut AWGS 2019, yaitu <28 kg untuk laki-laki dan <18 kg untuk perempuan. Data disusun secara agregat dan dianalisis berdasarkan usia, jenis kelamin, dan kategori kekuatan otot. Sebagian besar siswa berusia 16 tahun (55,6%), dengan distribusi jenis kelamin 54,2% perempuan dan 45,8% laki-laki. Rerata kekuatan genggaman tangan kanan dan kiri lebih tinggi pada laki-laki (37,76 kg dan 35,07 kg) dibanding perempuan (23,80 kg dan 21,99 kg). Berdasarkan kriteria AWGS, sebanyak 13,9% siswa termasuk dalam kategori kelemahan otot, terdiri dari 9,7% perempuan dan 4,2% laki-laki. Skrining ini menunjukkan bahwa sebagian remaja telah mengalami penurunan kekuatan otot. Sekolah diharapkan dapat merancang intervensi preventif berbasis data, seperti peningkatan aktivitas fisik dan promosi gizi seimbang, guna mendukung kebugaran otot dan kualitas hidup siswa.