Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Jurnal Kesehatan Tambusai

FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN GEL FACIAL WASH EKSTRAK DAUN ALPUKAT (Persea americana Mill.) DENGAN METODE DPPH (1,1-Dyphenil-2-Picrylhydrazyl) Suwardi, Nisa Aura Rizky; Listyani, Tiara Ajeng; Pratama, Kharisma Jayak
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 3 (2024): SEPTEMBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i3.33934

Abstract

Alpukat (Persea americana Mill.) adalah tanaman yang memiliki banyak manfaat untuk kesehatan salah satunya adalah sebagai antioksidan. Kandungan senyawa fenolik yang terdapat pada bagian tanaman alpukat merupakan senyawa metabolit sekunder yang berperan sebagai antioksidan alami. Penggunaan bahan alami seperti alpukat tersebut dapat digunakan sebagai alternatif untuk mencegah timbulnya efek samping yang tidak diinginkan pada penggunaan facial wash yang biasanya mengandung bahan sintetik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan ekstrak daun alpukat dalam sediaan gel facial wash yang dilihat berdasarkan nilai IC50.  Pada penelitian ini ekstraksi daun alpukat dilakukan dengan metode maserasi menggunakan etanol 96% sebagai pelarut. Ekstrak daun alpukat diformulasikan dalam sediaan gel facial wash dengan tiga variasi konsentrasi yaitu F1 0,06% F2 0,08% dan F3 0,10%. Basis gel facial wash digunakan sebagai kontrol negatif. Keempat formulasi dilakukan evaluasi mutu fisik yang terdiri dari uji organoleptis, uji pH, uji viskositas, uji homogenitas, uji daya sebar, uji daya busa, uji hedonik dan uji iritasi. Ekstrak dan semua formula gel facial wash dilakukan uji antioksidan dengan metode DPPH (1,1-Dyphenil-2-Picrylhydrazyl). Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, ekstrak daun alpukat memiliki aktivitas antioksidan kuat dengan nilai IC50 sebesar 70,97 ppm. Ekstrak daun alpukat dapat diformulasikan dalam sediaan gel facial wash dengan aktivitas antioksidan terbaik pada konsentrasi 0,10% yang memiliki nilai IC50  sebesar 85,01 ppm (kuat). Formula 1 dan 2 memiliki nilai IC50 berturut-turut sebesar 113,23 ppm dan 103,71 ppm yang masing-masing tergolong dalam antioksidan sedang. Formulasi sediaan gel facial wash ekstrak daun alpukat dapat memenuhi standar mutu fisik yang baik.
FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN PENGOBATAN PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RSUD DR. MOEWARDI KOTA SURAKARTA Setyawan, Ardi; Luthfiyanti, Niken; Pratama, Kharisma Jayak
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 4 (2024): DESEMBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i4.34137

Abstract

Ketidakpatuhan dalam pengobatan merupakan satu permasalahan yang sering terjadi kepada pasien, kuranganya disiplin pengobatan akan mengakibatkan terjadinya komplikasi yang memperparah kualitas hidup seseorang hingga dapat menyebabkan kematian. Kepatuhan pengobatan pada pasien diabetes melitus tipe 2 merupakan faktor kunci untuk mencapai hasil terapi yang optimal dan mencegah terjadinya komplikasi yang serius. Dalam kepatuhan pastinya terdapat banyak faktor yang mempengaruhi hasil terapi yang optimal meliputi tingkat pengetahuan, dukungan keluarga, peran tenaga kesehatan dan motivasi berobat. Tujuan dilakukan penelitian ini untuk mengidentifikasi apakah terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan pengobatan pasien diabetes melitus tipe 2. Metode yang dipakai bersifat kuantitatif dengan desain deskriptif observasional menggunakan rancangan cross sectional. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner yang dianalisis mengunakan chi square. Hasil tingkat kepatuhan dibagi menjadi 3 kategori, yaitu: kepatuhan pengobatan tinggi memiliki persentase 24,5%, kepatuhan pengobatan sedang memiliki persentase 46,9% dan kepatuhan pengobatan rendah memiliki persentase 28,6% sedangkan untuk faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan pengobatan ditemukan hasil dari kategori baik yang banyak muncul terdapat pada motivasi berobat sebanyak 82 responden (83,7%), hasil kategori cukup yang banyak muncul pada dukungan keluarga sebanyak 33 responden (33,7%) dan hasil kategori kurang yang banyak muncul pada tingkat pengetahuan sebanyak 38 responden (38,8%). Kesimpulan yang didapat, terdapat hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan pengobatan pengobatan berupa tingkat pengetahuan p-value 0,000; peran tenaga kesehatan p-value 0,008 dan motivasi berobat p-value 0,000 pada pasien diabetes melitus tipe 2 di RSUD Dr. Moewardi kota Surakarta.
EVALUASI PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS SEBELAS MARET Kusumaningrum, Indah Mega; Fitriawati, Anna; Pratama, Kharisma Jayak
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 4 (2024): DESEMBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i4.34674

Abstract

Sistem pengelolaan obat adalah sebuah rangkaian kegiatan yang dilakukan di rumah sakit yang meliputi beberapa tahap yaitu perencanaan, pengadaan, penyimpanan serta tahap pendistribusian obat. Tujuan penelitian ini adalah menggambarkan serta mengetahui sistem efisiensi dari pengelolaan obat di Instalasi Farmasi RS Universitas Sebelas Maret Tahun 2023, Mengevaluasi pengelolaan obat berdasarkan indikator keberhasilan pada tahap seleksi, pengadaan, distribusi dan penggunaan di Intastalasi Farmasi RS Universitas Sebelas Maret Tahun 2023. Penelitian ini merupakan jenis penelitian non-eksperimental. Teknik Pengumpulan data dilakukan secara retrospektif pada tahun 2023. Hasil dari penelitian ini meliputi : kesesuaian item obat dengan Fornas 68%, tidak adanya pembayaran yang tertunda oleh pihak rumah sakit, Perbandingan antara jumlah item obat yang dipakai dengan jumlah item obat yang direncanakan 93%, Frekuensi pengadaan tiap item obat 6x dalam setahun, turn over ratio 3 kali, Nilai obat kadaluarsa dan rusak 7%, Nilai stok mati 6%, Tingkat ketersediaan obat 15 bulan, Kecocokan antara obat dengan kartu stock 100%, Menghitung waktu tunggu resep non racikan 19 menit dan resep racikan 51 menit, Kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan obat di Instalasi Farmasi RS Universitas Sebelas Maret Surakarta sudah baik, namun diperlukan evaluasi lebih lanjut tentang pengelolaan obat di Instalasi Farmasi RS UNS, sehingga terjadi peningkatan kesesuaian pengelolaan obat.
HUBUNGAN INTERAKSI OBAT ANTIBIOTIK DENGAN LENGTH OF STAY PASIEN DEMAM TIFOID DI RUMAH SAKIT “X” KARANGANYAR Hafalika, Aviv; Listyani, Tiara Ajeng; Pratama, Kharisma Jayak
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 3 (2025): SEPTEMBER 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i3.49429

Abstract

Demam tifoid adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi . Penelitian ini bertujuan mengetahui pola jenis dan mekanisme interaksi obat antibiotik dengan obat lain serta hubungan interaksi obat antibiotik dengan lama rawat inap pada pasien demam tifoid. Penelitian non-eksperimental ini menggunakan metode total sampling. Penilaian interaksi dilakukan menggunakan Stockley's Drug Interaction Ninth Edition 2010 & 2015, Medscape, Drug.com , dan dianalisis menggunakan SPSS. Durasi Kunjungan diamati berdasarkan lamanya pasien melakukan rawat inap. Hasil menunjukkan, jumlah pasien perempuan lebih dominan sebanyak 55,6% dengan usia 18-45 tahun sebanyak 52,8%. Kombinasi terbanyak ceftriaxone + ranitidine 9,87%. Interaksi ditemukan 59 pasien, mekanisme tidak ditemukan interaksi antar obat 63,2%, farmakokinetik 30,6%, dan farmakodinamik 6,3%. Interaksi tingkat keparahan tidak ditemukan interaksi antar obat 63,5%, sedang 28,3%, minor 8,2%, mayor 0%. Hasil uji Chi-Square yang diperoleh, tidak ada hubungan signifikan antara potensi interaksi obat antibiotik dengan lama rawat inap pasien (P > 0,05). Kata Kunci : Antibiotik, Interaksi Obat, Lama rawat, Demam Tifoid