Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Review Article: Patofisiologi Dan Terapi Farmakologi Diabetes Melitus Tipe 2 Pada Pasien Geriatri Putri, Asyifa Adinda; Junando, Mirza; Oktafany, Oktafany; Sukohar, Asep
Sains Medisina Vol 2 No 5 (2024): Sains Medisina
Publisher : CV. Wadah Publikasi Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Diabetes melitus (DM) adalah gangguan metabolisme pada pankreas yang menyebabkan peningkatan gula darah, atau dikenal sebagai hiperglikemia, akibat penurunan jumlah insulin yang diproduksi oleh pankreas. Menurut International Diabetes Federation (IDF) pada tahun 2021, jumlah pasien dewasa diabetes melitus di Indonesia mencapai 10,8%, setara dengan 19,4 juta orang, dan cenderung meningkat setiap tahunnya. Tujuan penelitian mengetahui patofisiologi dan terapi farmakologi diabetes melitus tipe 2 pada pasien geriatri. Metode dalam penelitian ini menggunakan desain Literatur Review yang dikumpulkan dari basis data Pubmed dan Google Scholar dengan kata kunci “Diabetes mellitus in geriatrics”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penderita diabetes melitus tipe 2 geriatri mengakibatkan peningkatan resistensi dan gangguan sekresi insulin. Perbaikan klinis pada pasien diabetes geriatri lebih sulit dikarenakan adanya penyakit kronis yang menyertainya sehingga dapat meningkatkan risiko komplikasi. Diperlukan perubahan gaya hidup serta terapi farmakologi berupa penggunaan insulin basal dikombinasikan dengan agen noninsulin. Metformin adalah terapi non insulin lini pertama. Obat lainnya yaitu tiazolidindion, sulfonilurea, DPP-4I, SGLT2-I, dan GLP-1. Terapi farmakologi disesuaikan dengan kondisi pasien seperti, komorbit yang diderita, status kognitif dan fisik, serta risiko hipoglikemia.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Health Related Quality Of Life (HRQoL) pada Pasien Penyakit Jantung Koroner Tanpa Penyakit Terminal Lubna Farhana; Ramdini, Dwi Aulia; Himayani, Rani; Junando, Mirza
Medula Vol 14 No 4 (2024): Medula
Publisher : CV. Jasa Sukses Abadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53089/medula.v14i4.1045

Abstract

Coronary heart disease (CHD) is a disorder in heart function caused by narrowing of the coronary arteries and atherosclerotic plaque, leading to inadequate oxygen supply to the myocardial muscle. According to the World Health Organization (WHO) data from 2012, CHD is the number 1 cause of death with a percentage of 38.3% of total deaths. Patients with CHD commonly experience symptoms such as chest pain and shortness of breath, which significantly impact in their health-related quality of life (HRQoL). Additionally, complex treatment can also have a broad impact on HRQoL. The aim of this article is to identify the factors influencing HRQoL in CHD patients. In this study, a literature review method was employed, utilizing online databases such as Elsevier, PubMed, Springer. Factors such as social support, comorbidities, lifestyle, disease condition, self-management, and sociodemographic factors are known to influence HRQoL in CHD patients.
Hiperglikemia Pada Terapi Nutrisi Parenteral Dwi Anjani, Galuh; Junando, Mirza; Oktarlina, Rasmi Zakiah; Himayani, Rani
Medula Vol 14 No 4 (2024): Medula
Publisher : CV. Jasa Sukses Abadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53089/medula.v14i4.1050

Abstract

Hyperglycemia is a condition that often occurs in some patients on parenteral nutrition therapy, both with and without a diagnosis of diabetes mellitus. The incidence of hyperglycemia is closely related to an increase in length of stay and mortality in hospital. This literature review aims to provide an overview of the management of hyperglycemia related to parenteral nutrition therapy. The source search method was carried out using the Google Scholar, Pubmed and Elsevier search engines. The keywords used are management of hyperglycemia, risk factors, parenteral nutrition. Based on the results of the literature review, it was found that several factors trigger the incidence of hyperglycemia, including BMI > 25 kg/m2, advanced age, higher HbA1c, history of type 2 DM, use of glucocorticoid drugs and administration of excess carbohydrates and reduced insulin sensitivity. Several strategies to prevent hyperglycemia are carried out by providing low dextrose, hypocaloric parenteral nutrition, or combining parenteral and enteral nutrition. Providing combined nutrition can improve glycemic control in patients with sufficient endogenous insulin stores. Meanwhile, therapeutic measures need to be given if hyperglycemia persists after preventative strategies are implemented. Therapeutic measures that can be taken include administering insulin intravenously or subcutaneously to patients in stable condition. Alternatively, insulin can be added to the parenteral nutrition mixture. It is important to closely monitor blood glucose levels to reduce the risk of hyperglycemia or hypoglycemia.
Pemberdayaan Kader Kesehatan Program TOSS TB Pada Masyarakat Wilayah Kerja Puskesmas Kedaton Kota Bandar Lampung Junando, Mirza; Oktarlina, Rasmi Zakiah; Ramdini, Dwi Aulia; Pardilawati, Citra Yuliyanda; Andrifianie, Femmy
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat (JPKM) TABIKPUN Vol. 5 No. 2 (2024)
Publisher : Faculty of Mathematics and Natural Sciences - Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jpkmt.v5i2.138

Abstract

Angka penemuan kasus TB di Lampung belum mencapai target nasional dan angka keberhasilan pengobatan masih rendah. Pada tahun 2018 Bandar Lampung menjadi kota tertinggi dalam penemuan kasus TB di Lampung, dengan wilayah terbanyak adalah Puskesmas Kedaton. TOSS TB merupakan program pemerintah dalam menanggulangi TB di Indonesia, mengajak masyarakat supaya memahami dengan benar penyakit TB dan penanggulangan sehingga diharapkan mampu membentuk masyarakat yang peduli TB. Terbentuknya  kader kesehatan yang terlatih dan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat tentang TB terutama pada penderita dan kontak sekitarnya. Pembentukan kader melalui pelatihan dan kunjungan rumah yang disertai pre test dan post test untuk mengukur tingkat pemahaman terkait TB. Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Kedaton sebanyak 46 orang kader yang dapat mengedukasi, skrining, memantau masyarakat, mendampingi penderita, dan melaporkan kasus  TB pada petugas kesehatan.
Potensi Bahari Indonesia Sebagai Antikanker Payudara Hakim, Fatiyah Kamilah; Iqbal, Muhammad; Ulandari, Atri Sri; Junando, Mirza; Triyandi, Ramadhan
Sains Medisina Vol 3 No 2 (2024): Sains Medisina
Publisher : CV. Wadah Publikasi Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia, sebagai negara maritim, memiliki kekayaan alam laut yang signifikan dan potensi besar dalam pengembangan obat antikanker. Mengingat tingginya angka kematian akibat kanker, serta meningkatnya kejadian kanker, potensi senyawa alami laut membuka peluang baru dalam pengembangan obat kanker. Review ini mengumpulkan dan menganalisis informasi dari berbagai studi yang relevan, menggunakan pendekatan sistematis dengan pencarian literatur melalui database ilmiah. Artikel yang dimasukkan dalam analisis adalah penelitian yang membahas senyawa alami dari organisme laut yang menunjukkan aktivitas antikanker. Penelitian menunjukkan bahwa berbagai organisme laut, seperti spons, alga, dan teripang, mengandung senyawa bioaktif dengan aktivitas sitotoksik yang menjanjikan terhadap sel kanker payudara. Meskipun penelitian yang telah dilakukan menunjukkan hasil yang nyata, tantangan dalam isolasi, purifikasi, dan studi pra-klinis masih perlu diatasi untuk memastikan keamanan dan efektivitas senyawa yang dihasilkan. Dengan pendekatan yang berkelanjutan, Indonesia berpotensi dalam pemanfaatan sumber daya laut untuk pengobatan kanker, menawarkan harapan baru bagi penderita kanker di masa depan.
A Comprehensive Evaluation of Antibiotic Usage: Establishing a Foundation for Effective Antimicrobial Stewardship Suri, Nurma; Junando, Mirza; Afriyana, Regi
JURNAL FARMASI DAN ILMU KEFARMASIAN INDONESIA Vol. 11 No. 3 (2024): JURNAL FARMASI DAN ILMU KEFARMASIAN INDONESIA
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jfiki.v11i32024.298-311

Abstract

Background: The intensive care unit (ICU) is a significant area of antibiotic use, accounting for a substantial proportion of the overall antibiotic consumption. The inappropriate use of antibiotics in such settings has a notable impact on the emergence of antimicrobial resistance. Objective: This study evaluated the rationality of antibiotic use in the ICU of RSUD Abdul Moeloek Hospital in Lampung Province. Methods: This study was conducted between December 2022 and February 2023 using a prospective method and purposive sampling. An evaluation was conducted using the Anatomical Therapeutic Chemical/Defined Daily Dose (ATC/DDD) system for quantitative analysis and Gyssens criteria for qualitative assessment. The research subjects comprised 55 individuals, the majority of whom were male (58.2%), aged > 65 years (29.1%), remained in the ICU for less than seven days (78.2%), and subsequently continued their treatment in a non-ICU (69.1%). Results: Quantitative analysis demonstrated that the total number of antibiotics administered in this study was 394.83 DDD, with a DDD/100 patient-day value of 113.78. Ceftriaxone was the most frequently prescribed antibiotic (219 DDD), whereas gentamicin was the least frequently prescribed (1 DDD). Qualitative analysis revealed that 17.6% of the patients exhibited irrational antibiotic use. Conclusion: Irrational use of antibiotics was observed in the following categories: IV A (1.1%); IV D (2.2%); III A (2.2%); III B (2.2%) IIA, (3.3%); IIB (5.5%); and I (1.1%). The study concluded that there was still a considerable degree of irrational antibiotic use.
Article Review: Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian VAP (Ventilator-Associated Pneumonia) Pada Pasien Icu Yang Menggunakan Ventilator Mekanik Az Zahra, Ghina Nazhifah; Pardilawati, Citra Yuliyanda; Junando, Mirza; Oktoba, Zulpakor
Jurnal Farmasi SYIFA Vol 3 No 1 (2025): Jurnal Farmasi SYIFA
Publisher : CV. Wadah Publikasi Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63004/jfs.v3i1.609

Abstract

Ventilator-Associated Pneumonia (VAP) merupakan infeksi nosokomial pada saluran pernafasan yang terjadi pada pasien di ruang rawat intensif. Kejadian VAP dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor risiko, antara lain: lama penggunaan ventilator mekanik, umur, perawatan oral hygiene, intubasi, komorbid, serta sedasi. VAP menjadi salah satu masalah kesehatan yang harus dihadapi oleh pasien dan tenaga kesehatan, khususnya pada pasien kritis terkait meningkatnya prevalensi kejadian morbiditas dan mortalitas akibat VAP. Article review ini bertujuan untuk dapat mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian Ventilator-Associated Pneumonia (VAP) pada pasien ICU. Artikel ini diharapkan dapat memberikan wawasan baru dalam upaya pencegahan dan pengelolaan VAP. Studi ini menggunakan metode article review yang didapatkan melalui pencarian Google Scholar dan PubMed dengan kata kunci “Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian VAP pada Pasien ICU yang menggunakan ventilator mekanik” berdasarkan kriteria inklusi. Hasil dari article review pada 8 artikel diketahui bahwa faktor faktor yang memengaruhi kejadian VAP pada pasien ICU yang menggunakan ventilator mekanik adalah banyak terjadi pada pasien yang berusia rentan, menggunakan ventilator mekanik lebih dari 48 jam, serta perilaku oral hyginie. Selain itu terdapat beberapa faktor lainnya yaitu jenis kelamin, pendidikan, intubasi, komorbid kejadian VAP, skor CPIS (Clinical Pulmonary Infection Score), sedasi, cuci tangan, dan pembedahan.
Article Review: Faktor Penyebab Perilaku Penggunaan Antibiotik Tanpa Resep Pada Masyarakat Al Rasyid, Muhammad Irfan; Suri, Nurma; Iqbal, Muhammad; Junando, Mirza
Jurnal Farmasi SYIFA Vol 3 No 1 (2025): Jurnal Farmasi SYIFA
Publisher : CV. Wadah Publikasi Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63004/jfs.v3i1.614

Abstract

Penggunaan antibiotik tanpa resep dokter menjadi salah satu penyebab utama resistensi antibiotik yang berdampak pada meningkatnya prevalensi penyakit yang sulit diobati, biaya kesehatan yang meningkat, dan risiko kematian. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi perilaku penggunaan antibiotik tanpa resep di Indonesia. Metode yang digunakan adalah literatur review dari artikel ilmiah terbitan 2015–2025 yang diakses melalui Google Scholar dan PubMed menggunakan kata kunci yang relevan. Dari 10 artikel yang dianalisis, ditemukan lima faktor utama: (1) tingkat pengetahuan dan pendidikan, di mana tingkat pendidikan memengaruhi pemahaman penggunaan antibiotik. (2) faktor ekonomi, khususnya biaya pengobatan yang lebih murah. (3) pengalaman penggunaan sebelumnya, dengan asumsi gejala serupa dapat diobati dengan antibiotik sebelumnya. (4) kemudahan akses antibiotik di apotek atau toko obat dan (5) rekomendasi kerabat/tetangga, sering kali dari mereka yang bekerja di bidang kesehatan. Studi ini menekankan pentingnya edukasi masyarakat dan penegakan regulasi pembelian antibiotik oleh pemerintah untuk mencegah resistensi antibiotik.
Article Review: Faktor Risiko Terjadinya Gagal Ginjal Kronik Di Indonesia Febyolla, Citra Lucky; Pardilawati, Citra Yuliyanda; Junando, Mirza; Damayanti, Ervina
Jurnal Farmasi SYIFA Vol 3 No 1 (2025): Jurnal Farmasi SYIFA
Publisher : CV. Wadah Publikasi Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63004/jfs.v3i1.646

Abstract

Gagal Ginjal Kronik (GGK) merupakan kerusakan ginjal berupa kelainan struktural dan fungsional ginjal yang berlangsung lebih dari 3 bulan dan ditandai dengan Glomerular Filtration Rate (GFR) <60 mL/menit/1,73 . GGK dapat menyebabkan penurunan fungsi ginjal yang bersifat progresif disertai dengan ada atau tidaknya penurunan GFR. Article review ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko terjadinya gagal ginjal kronik di Indonesia. Studi ini menggunakan pendekatan literature review, dengan artikel yang diperoleh melalui pencarian di Google dan Google Scholar menggunaan kata kunci “Faktor risiko terjadinya gagal ginjal kronik di Indonesia” yang selanjutnya diseleksi berdasarkan kriteria inklusi. Hasil dari review terhadap dari 10 artikel menunjukkan bahwa terdapat berbagai faktor risiko kejadian gagal ginjal kronik yaitu seperti individu dengan riwayat penyakit hipertensi, diabetes melitus, berusia ³60 tahun, mengkonsumsi obat analgesik/OAINS jangka panjang, sering mengkonsumi alkohol, mengkonsumsi minuman manis, makanan dengan kadar garam tinggi, dan kebiasaan merokok. Oleh karena itu, dapat dilakukan upaya pencegahan dan penanganan GGK meliputi skrining pada populasi yang berisiko tinggi untuk mendeteksi penyakit sejak dini dan memulai pengobatan yang tepat. Selain itu, menerapkan gaya hidup sehat juga sangat penting untuk mengurangi risiko GGK.
Narrative Review: Penggunaan Antibiotik Reserve Dalam Era Resistensi Antimikroba Cathartica, Allamanda; Junando, Mirza; Sayoeti, Muhammad Fitra Wardhana; Suri, Nurma
Sains Medisina Vol 3 No 4 (2025): Sains Medisina
Publisher : CV. Wadah Publikasi Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Resistensi antimikroba merupakan tantangan besar bagi kesehatan global dengan peningkatan yang signifikan dalam beberapa dekade terakhir. Salah satu kelompok antibiotik yang terdampak adalah antibiotik reserve, yang diklasifikasikan dalam sistem AWaRe (Access, Watch, Reserve) oleh WHO. Antibiotik reserve berperan sebagai lini terakhir dalam pengobatan infeksi berat akibat multidrug-resistant organisms (MDRO). Namun, tingginya tingkat resistensi terhadap kelompok antibiotik ini menjadi permasalahan serius, mengingat penggunaannya yang seharusnya dibatasi dan diawasi secara ketat. Tinjauan ini merupakan kajian naratif yang diperoleh dari database elektronik seperti PubMed dan Google Scholar. Hasil kajian menunjukkan bahwa meskipun antibiotik reserve memiliki peran krusial dalam terapi infeksi resistan, penggunaan yang tidak terkendali berisiko mempercepat munculnya resistensi. Oleh karena itu, diperlukan strategi pengelolaan yang lebih ketat, termasuk penggunaan berbasis diagnosis yang akurat, pemanfaatan uji kerentanan antimikroba, penggunaan antibiotik empiris yang tepat, optimalisasi strategi AWaRe, terapi kombinasi, serta peningkatan sosialisasi terkait regulasi dan kebijakan. Optimalisasi penggunaan antibiotik sesuai dengan pedoman WHO diharapkan dapat menekan laju resistensi dan mempertahankan efektivitas terapi antibiotik dalam menghadapi infeksi bakteri resisten.