Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search

Telaah Fitokimia Daun Kangkung Air (Ipomoea aquatic Forsskal) Wirasutisna, Komar Ruslan; Nawawi, As’ari; Sari, Nurma
Acta Pharmaceutica Indonesia Vol 37, No 2 (2012)
Publisher : School of Pharmacy Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (218.623 KB)

Abstract

Ipomoea aquatica Forsskal (kangkung air) dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai bahan makanan dan obat tradisional. Dilatarbelakangi adanya faktor geografis yang dapat mempengaruhi kandungan senyawa suatu tanaman, maka penelitian ini ditujukan untuk menelaah kandungan senyawa kimia daun kangkung air yang diperoleh dari daerah Kopo, Bandung Selatan. Penelitian dimulai dengan sortasi kering dan pembuatan serbuk simplisia. Serbuk simplisia diekstraksi dengan ekstraksi sinambung menggunakan pelarut n-heksana dan metanol. Ekstrak metanol difraksinasi dengan ekstraksi cair-cair menggunakan pelarut etil asetat dan n-butanol, Fraksi etanol dan fraksi etil asetat dimurnikan dengan kromatografi kertas preparatif dan dikarakterisasi menggunakan spektrofotometer UV-sinar tampak. Dari hasil penelitian diperoleh senyawa flavonoid dari fraksi etil asetat yang memiliki gugus trihidroksi pada posisi 3, 5, 7 dan gugus orto dihidroksi pada cincin B di posisi 3’,4’ yang merupakan senyawa aglikon kuersetin dan senyawa flavonoid dari fraksi n-butanol yang memiliki gugus 3-O-tersubstitusi, gugus dihidroksi pada posisi 5,7 dan gugus orto dihidroksi pada cincin B di posisi 3’,4’ yang merupakan senyawa kuersetin 3-Omonoglikosida.Kata kunci: kangkung air, Ipomoea aquatica, flavonoidIpomoea aquatica Forsskal is used by people as food and traditional medicine. Geographic factors can influence chemical compounds of the plant. The goal of this research was to examine the chemical compounds of Ipomoea aquatica Forsskal collected from Kopo, South Bandung. Crude drug of Ipomoea aquatica Forsskal was extracted using Soxhlet apparatus with n-hexane and methanol. The extract was fractionated by liquid-liquid extraction using ethyl acetate, and butanol. The butanol fraction and ethyl acetate fraction were purified by preparative paper chromatography and characterized by UV-visible spectrophotometry. Two flavonoids were obtained, from ethyl acetate fraction it had trihydroxy on 3, 5, 7 position, and ortho dihidroxy on B ring in 3’,4’ position. From n-buthanol fraction it had 3-O-substituted, dihydroxy on 5,7 position and ortho dihydroxy on B ring in 3’,4’ position. Ipomoea aquatica Forsskal leaf cointained quercetin and quercitrin 3-O-monoglycoside.Keywords: water spinach, Ipomoea aquatica, flavonoid
Sejarah Singkat dan Laporan Kasus Karisoprodol Nurma Suri
Majalah Farmasetika Vol 2, No 3 (2017): Vol. 2, No. 3, Tahun 2017
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (217.128 KB) | DOI: 10.24198/farmasetika.v2i3.15890

Abstract

Obat yang pertama kali dipasarkan dengan nama dagang Soma pada tahun 1950 ini adalah obat relaksan otot yang termasuk di dalam golongan karbamat. Karisoprodol adalah modifikasi meprobamat yang ditujukan untuk relaksasi otot yang lebih baik, kurang berpotensi untuk disalahgunakan, dan risiko overdosis lebih sedikit. Substitusi satu atom hidrogen dengan gugus isopropil pada salah satu nitrogen karbamat dimaksudkan untuk menghasilkan molekul dengan sifat farmakologis baru. Indikasi utama penggunaan karisoprodol adalah sebagai tambahan dalam pengobatan simtomatik kondisi muskuloskeletal yang terkait dengan nyeri pada kejang otot. Laporan kasus karisoprodol terjadi di Amerika, Norwegia, dan Swedia. Di Indonesia sendiri pada tanggal 16 Juli 2013 dilakukan pembatalan izin edar, penghentiaan produksi, penarikan dari peredaran dan pemusnahan obat yang mengandung karisoprodol.Kata kunci : karisoprodol, Soma, laporan kasus, sejarah
PENGARUH EKSTRAK BIJI KABAU (Archidendron buballinum (Jack.) I.C.Nielsen) TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH MENCIT PUTIH JANTAN DIABETES YANG DIINDUKSI ALOKSAN Lilik Koernia Wahidah; Nurma Suri; Ratih Anggun Komalasari
JFL : Jurnal Farmasi Lampung Vol. 7 No. 1 (2018): JFL: Jurnal Farmasi Lampung
Publisher : Fakultas MIPA Universitas Tulang Bawang Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (421.506 KB) | DOI: 10.37090/jfl.v7i1.36

Abstract

Biji kabau (Archidendron buballinum (Jack.) I.C.Nielsen) secara empiris dimanfaatkan masyarakat dibeberapa daerah sebagai obat tradisional antidiabetes dan diuretik herbal. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh ekstrak biji kabau terhadap penurunan kadar gula darah mencit putih jantan yang diinduksi aloksan. Biji kabau diekstraksi dengan cara maserasi menggunakan pelarut etanol 70%. Uji antidiabetes dilakukan terhadap mencit jantan yang diinduksi aloksan secara intravena dengan dosis 168 mg/kgBB selama 15 hari. Sebanyak 25 ekor mencit dikelompokkan menjadi 5 kelompok, kelompok I, II dan III diberi ekstrak dengan dosis 95, 190, dan 380 mg/kgBB, kelompok IV sebagai kontrol negatif diberi aquadest dan kelompok V sebagai kontrol positif diberi metformin dosis 65 mg/kgBB, kelima kelompok diberi perlakuan secara oral sebanyak 3 kali sehari selama 7 hari. Penurunan kadar gula darah diukur dan diamati pada hari ke 1 dan 15 dan hari ke 22 kemudian dianalisis dengan metode ANOVA. Hasil karakteristik simplisia terhadap kadar air 0,23%, kadar abu 2% dan kadar abu tidak larut asam 2%. Uji kualitatif fitokimia ekstrak menunjukkan adanya senyawa flavonoid, alkaloid dan saponin. Hasil analisis menunjukkan kelompok I,II dan III berbeda nyata terhadap kontrol negatif, dan berefek sama terhadap kontrol positif dalam menurunkan kadar gula darah mencit putih jantan. Dari ketiga dosis tersebut dosis 1 (95mg/kgBB) menunjukkan penurunan yang paling baik, namun dosis I,II dan III tidak berbeda nyata secara statistik terhadap metformin. Kata kunci : Kabau, Archidendron buballinum, Diabetes
FRAKSI ETANOL RIMPANG TEMU PUTIH (Curcuma zedoaria (Christm.) Rosc.) SEBAGAI ANTIFUNGI TERHADAP Candida albicans dan Trichophyton rubrum Yuli Wahyu Trimulyani; Nurma Suri; Niken Dwi Astarina
JFL : Jurnal Farmasi Lampung Vol. 7 No. 2 (2018): JFL: Jurnal Farmasi Lampung
Publisher : Fakultas MIPA Universitas Tulang Bawang Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (289.641 KB) | DOI: 10.37090/jfl.v7i2.58

Abstract

Traditional medicine is used as natural because it has small effects and more economical than the synthetic drugs. One example of the plants used as a Traditional medicine are Curcuma zedoaria. The study to examine the activity fraction of Curcuma zedoaria rhizome ethanol extract agains Candida albicans and Trichophyton rubrum. The simplisia of Curcuma zedoaria rhizome was extracted with ethanol 70% using a maceration method. Thick extracts were then fractionated using saveral solven such as n-heksane, chloroform and ethanol. The testing method used disc antifungi activity with the concentration of 6.25%, 12.5%, 25%, 50%, 75%, ketokonazol as the positive control and aquades as the resolvent. The test compounds Thin Layer Chromatography (TLC) method with eluen chloroform: methanol: water (2:3:5(v/v/v)) and phase uses G60F254 had been done. The result showed that Curcuma zedoaria rhizome significantly inhibit of C. albicans and T. rubrum the best inhibit zone diameter that are concentration of 75% for both of them with a diameter 8.98 mm in C. albicans and 11.66 mm in T. rubrum. Minimum Inhibitory Concentration (MIC) C. albicans is obtained on concentration of 6.25% and T. rubrum is concentration on of 12.5%. The TLC results showed a compound of flavonoids (Rf 0.88), saponins (Rf 0.74), tannins (Rf 0.86). Minimum Inhibitory Concentration (MIC) in C. albicans and T. rubrum are fungistatik and Minimum Bactericidal Concentration (MBC) are not fungisid for both of them. The ethanol fraction of Curcuma zedoaria rhizome has an activity as an antifungal against C. albicans and T. Rubrum with flavonoids, tannins and saponins. Keywords: Antifungi, Candida albicans, Curcuma zedoaria, Fungistatic, Trichophyton rubrum.
UJI EFEK STIMULAN FRAKSI N-HEKSAN DAUN PEGAGAN (Centella asiatica (L.)Urban) Nurma Suri; Subur Widodo; Mega Intan Yulianti
JFL : Jurnal Farmasi Lampung Vol. 10 No. 2 (2021): JFL : Jurnal Farmasi Lampung
Publisher : Program Studi Farmasi Universitas Tulang Bawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37090/jfl.v10i2.703

Abstract

Abstract Current condition related to fulfilling stimulating in the societies is by energy drinks and vitamins which have side effects restless, nervous, tremor, and seizures. Alternative stimulant can derived from herbs. One of the plants has potention of stimulant is Centella asiatica. This study was to examine the effect of stimulant on fraction n-hexane of C.asiatica leaves. The simplisia of C.asiatica leaves was extracted with ethanol 70% using a maceration method. Thereafter, extract was fractionated using n-hexane. Phytochemical screening was carried out to determine the content of secondary metabolites in order to find out the potential utilization by testing the active compounds. Stimulant effect was evaluated using induced sleeping time, swimming endurance time, hanging time, and rotarod method with the dose 2.59 mg/KgBW, 5.185mg/KgBW, 10.37 mg/KgBW, and 15.55 mg/KgBW, caffeine as the positive control, and Na-CMC as the negative control. The phytochemical screening showed positive results for triterpenoids and alcaloid. All of the dose fraction n-hexane had effect stimulant however dose 5.185 mg/KgBW and 10.37 mg/KgBW had as same stimulant effect as positive control and dose15.55 mg/BW had higher stimulant effect. N-hexane fractionation of C.asiatica leaves demonstrated the presence of secondary metabolites with potential biological activities as stimulant. Keywords: Alkaloids, C. asiatica, Triterpenoids, Stimulants test
EVALUASI PERMASALAHAN TERKAIT OBAT PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK DENGAN KOMPLIKASI HIPERTENSI DAN DIABETES MELITUS TIPE II DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PROVINSI LAMPUNG Nurma Suri; Devvy Wahyu Mulyaningsih; Dwi Melani
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 9, No 3 (2022): Volume 9 Nomor 3
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v9i3.7909

Abstract

Kondisi ginjal dapat mengalami kerusakan akibat berbagai macam penyakit yang merusak nefron dan mengakibatkan terjadinya gagal ginjal kronik (GGK). Hipertensi dan diabetes melitus diketahui sebagai penyebab terbesar komplikasi pada pasien GGK. Penelitian ini bertujuaan untuk mengevaluasi permasalahan terkait obat pada pasien GGK dengan komplikasi hipertensi dan diabetes melitus tipe II di rumah sakit umum daerah provinsi lampung. Provinsi Lampung. Penelitian merupakan penelitian non eksperimental dengan rancangan deskriptif yang dilakukan secara retrospektif. Sampel penelitian adalam rekam medis dan resep  pasien yang didiagnosa GGK selama tahun 2018. Rekam medis dan resep digunakan sebagai sumber data. data dianalisis menggunakan aplikasi medscape dan drug interaction chacker dengan menggunakan pharmaceutical care network erope foundation (pcne) v.8 sebagai @font-face {font-family:"Cambria Math"; panose-1:2 4 5 3 5 4 6 3 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:roman; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:-536870145 1107305727 0 0 415 0;}@font-face {font-family:Calibri; panose-1:2 15 5 2 2 2 4 3 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:swiss; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:-469750017 -1073732485 9 0 511 0;}@font-face {font-family:Verdana; panose-1:2 11 6 4 3 5 4 4 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:swiss; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:-1593833729 1073750107 16 0 415 0;}p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-unhide:no; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; margin-top:0cm; margin-right:0cm; margin-bottom:10.0pt; margin-left:0cm; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri",sans-serif; mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:EN-US;}.MsoChpDefault {mso-style-type:export-only; mso-default-props:yes; font-family:"Calibri",sans-serif; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:Calibri; mso-fareast-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}div.WordSection1 {page:WordSection1;} rujukan klasifikasi. Total sampel yang diperoleh penelitian sebanyak 152 sampel. Jumlah pasien laki-laki 53% dan perempuan 40% dengan rata-rata rentang usia 46-65 tahun. Pasien GGK dengan komplikasi hipertensi ada sebanyak 44%, dengan komplikasi diabetes mellitus 40%, dan dengan komplikasi hipertensi-diabetes mellitus sebanyak 16%.  ermasalahan terkait obat ditemukan adanya 6 kasus kejadian kontra-indikasi, 175 kasus interaksi obat, 5 kasus tidak ada pengobatan walau sudah ada indikasi dan 4 kasus terlalu banyak obat yang diresepkan. Berdasarkan hasil penelitian, ada potensi untuk terjadinya permasalahan terkait obat pada pasien gagal ginjal kronik, dengan komplikasi hipertensi dan diabetes melitus tipe II di rumah sakit umum daerah provinsi lampung. @font-face {font-family:"Cambria Math"; panose-1:2 4 5 3 5 4 6 3 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:roman; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:-536870145 1107305727 0 0 415 0;}@font-face {font-family:Calibri; panose-1:2 15 5 2 2 2 4 3 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:swiss; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:-469750017 -1073732485 9 0 511 0;}@font-face {font-family:Verdana; panose-1:2 11 6 4 3 5 4 4 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:swiss; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:-1593833729 1073750107 16 0 415 0;}p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-unhide:no; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; margin-top:0cm; margin-right:0cm; margin-bottom:10.0pt; margin-left:0cm; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri",sans-serif; mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:EN-US;}.MsoChpDefault {mso-style-type:export-only; mso-default-props:yes; font-family:"Calibri",sans-serif; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:Calibri; mso-fareast-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}div.WordSection1 {page:WordSection1;}
Obat Off-label pada Pasien Pediatri Rawat Jalan: Penelitian Observasi Retrospektif di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Lampung Cheri F. A. Dera; Nurma Suri
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Vol 11, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15416/ijcp.2022.11.2.116

Abstract

Informasi pada pelabelan obat data khasiat dan keamanan pada populasi anak terbatas. Keterbatasan informasi mngakibatkan peresepan obat off-label banyak terdapat pada pasien pediatri. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran penggunaan obat off-label pada pasien pediatri. Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif observasional dengan pengambilan sampel dilakukan secara simple random sampling dan pengumpulan data secara retrospektif pada Poli Anak RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung periode Januari–Juni 2019. Brosur obat, Pusat Informasi Obat Nasional (PIO Nas), British National Formulary for Children (BNF), dan Formularium Spesialistik Ilmu Kesehatan dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) digunakan untuk identifikasi obat off-label. Anatomical Therapeutical Chemical (ATC) digunakan sebagai rujukan dalam penggolongan obat. Hasil penelitian memperlihatkan ada 120 sampel dengan persentase terbanyak adalah pasien laki-laki (56%) dan karakteristik usia terbanyak pada rentang 6–12 tahun (42%). Diagnosis terbanyak pada sampel penelitian adalah Sindrom Nefrotik Resisten Steroid (SNRS) diikuti dengan epilepsi dan anemia. Ada 393 obat yang diresepkan dan pola peresepan terbanyak merupakan obat golongan analgesik-antipiretik. Hasil analisis memperlihatkan 19,6% obat diresepkan off-label. Off-label kategori usia adalah yang tertinggi, yaitu 16,29% dari total resep off-label yang ada diikuti off-label indikasi 2,81% dan off-label dosis 0,5%. Obat sistem kardiovaskular merupakan golongan obat yang banyak diresepkan secara off-label, diikuti dengan golongan obat sistem pernafasan dan pencernaan-metabolisme. Simpulan penelitian ini yaitu terdapat 19,6% penggunaan obat off-label untuk pasien pediatri dan off-label kategori usia adalah yang terbanyak. Obat sistem kardiovaskular adalah golongan obat yang banyak diresepkan off-label.Kata kunci: Obat off-label, pediatri, rawat jalan Off-label Medication Use in Pediatric Outpatients: A Retrospective Observational Study at Dr. H. Abdul Moeloek Hospital in LampungAbstractSeveral medications are prescribed for infants and children, but adequate information about these drugs are unavailable. Previous studies also revealed that the use of off-label drug is prevalent among pediatric outpatients. Therefore, this study aimed to determine the prevalence of off-label drug use in pediatric outpatients at Dr. H. Abdul Moeloek Lampung Hospital from January–June 2019. This observational descriptive was conducted using simple random and retrospective sampling methods. Drugs were identified using a brochure, British National Formulary for Children (BNF), and Specialist Health Science Formulary from the Indonesian Pediatrician Association (IDAI), followed by classification with the Anatomical Therapeutical Chemical (ATC). The results showed that there were 120 samples, of which 56% are males, while 42% are within the age range of 6–12 years. The most common diagnoses were SNRS, followed by epilepsy and anemia. A total of 393 drugs were used in this study and analgesic-antipyretic was the most prescribed. The prevalence of off-label drug usage in pediatric patients was 19.6%, where the off-label age was higher (16.29%) than indication (2,81%) and doses (0,5). Furthermore, most of these medications were for the cardiovascular, respiratory, digestive, and metabolic systems. There has been a 19,6% prevalence in the use of off-label drug among pediatric outpatients, where off-label age was the highest, and most of the medication are used for the treatment of the cardiovascular system. Keywords: Off-label drug, outpatients, pediatric
Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Perilaku Prevensi saat Pandemi Covid 19 pada Masyarakat Seputih Raman Lampung Tengah Tahun 2022 Mirza Junando; Nurmasuri Nurmasuri; Rasmi Zakiah Oktarlina; Pius Ave Rafael Silalahi; Axcellia Theresa; Roviq Umam S
Jurnal Kedokteran Universitas Lampung Vol 6, No 2 (2022): JK Unila
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jkunila6269-74

Abstract

Perilaku prevensi sudah banyak diajarkan bahkan sedari kecil seperti ajakan mencuci tangan  sebelum makan. Perilaku prevensi ini sangat berpengaruh kepada kesehatan baik dalam jangka panjang misal gaya hidup sehat bagi penyakit kronis maupun pada penyakit menular. Denganadanya pandemi Covid-19, perilaku preventif kembali digalakkan dan CDC pun memberikan anjuran dengan menerapkan beberapa sikap yang kemudian dapat dilihat pada skala clean and condition. Selain dengan perilaku prevensi, vaksinasi menjadi salah satu cara pemerintah untukmeningkatkan kekebalan kelompok dan mengurangi angka morbiditas dan mortalitas. Masyarakat juga dikenal luas sering melakukan swamedikasi atau tindakan mengobati diri sendiri tanpa resep dokter. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan  imunitas tubuh maupun untukmengatasi gejala sakit ringan. Tindakan swamedikasi baiknya tetap dilakukan dengan rasional. Berbagai ajakan sosialisasi maupun pengadaan posko Covid-19 dan penyemprotan desinfektan sudah dilakukan di berbagai daerah di Lampung Tengah. Pada penelitian ini ingin dilihat apakah upaya pemerintah dan Gugus Covid-19 telah cukup untuk menciptakan perilaku sehat yang baik di masyarakat dengan mengukurnya menggunakan kuesioner. Hasil dari penelitian ini diharapkandapat dilihat gambaran perilaku prevensi, penerimaan vaksinasi, serta swamedikasi yang dilakukan oleh masyarakat Lampung Tengah selama masa pandemi Covid-19.    Kata kunci: perilaku prevensi, Covid-19.
Analisis Cost Of Illness pada Pasien Skizofrenia di Poliklinik Psikiatri Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Lampung Farras Qanitah Rony; Nurmasuri Nurmasuri; Oktafany Oktafany; Citra Yuliyanda Pardilawati
Jurnal Kedokteran Universitas Lampung Vol 7, No 1 (2023): JURNAL KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jkunila71%p

Abstract

Skizofrenia adalah penyakit kronis dan melumpuhkan yang ditandai dengan gejala psikotik yang mengubah persepsi, pikiran, dan perilaku seseorang. Skizofrenia bersifat multifaktorial, yang terjadi karena interaksi faktor genetik, psikologis,dan lingkungan. Skizofrenia menyerang kurang lebih 24 juta orang atau 1 dari 300 orang (0,32%) di seluruh dunia.Prevalensi skizofrenia di Indonesia mengalami kenaikan dari 2 per mil pada tahun 2013 menjadi 8 per mil pada tahun 2018. Sedangkan prevalensi atau angka kejadian pada Provinsi Lampung pada tahun 2018 adalah 6,01 per mil atau ada 6 orang penderita skizofrenia dalam 1000 penduduk. Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran sosiodemografi pada pasien skizofrenia. Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan cross-sectional. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 115 pasien skizofrenia yang menerima perawatan di poliklinik psikiatri Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Lampung padaFebruari-Maret 2023. Metode pengambilan data dilakukan dengan metode constitutive sampling. Hasil pengolahan data dari wawancara didapatkan data pasien yang menjalani pengobatan di Poliklinik Psikiatri Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Lampung periode Februari-Maret 2023 sebagian besar adalah laki-laki 61,74%. Prevalensi skizofrenia lebih banyakditemukan pada rentang usia 36-45 tahun yakni 32,17%. Sebagian besar pasien memiliki tingkat pendidikan rendah yakni sebanyak 46,96%. Pasien yang tidak bekerja sebanyak 60,87% dan 92,17% pasien memiliki jaminan kesehatan. Persebaran pasien paling banyak ditemukan di Bandar Lampung sebanyak 32,17%.  Kata Kunci : Sosiodemografi, Poliklinik Psikiatri, Skizofrenia
HUBUNGAN FAKTOR SOSIODEMOGRAFI DAN PENGETAHUAN TERKAIT PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA MASYARAKAT KOTA BANDAR LAMPUNG, INDONESIA Primadiamanti, Annisa; Saputri, Gusti Ayu Rai; Suri, Nurma
Jurnal Medika Malahayati Vol 7, No 3 (2023): Volume 7 Nomor 3
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jmm.v7i3.11988

Abstract

Abstrak: Hubungan Faktor Sosiodemografi Dan Pengetahuan Terkait Penggunaan Antibiotik Pada Masyarakat Kota Bandar Lampung. Faktor sosiodemografi diketahui sebagai faktor yang mempengaruhi perilaku penggunaan antibiotik. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data sosiodemografi yang berhubungan dengan pengetahuan terkait penggunaan antibiotik pada masyarakat kota Bandar Lampung, Indonesia. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner terstruktur. Penelitian dilakukan di fasilitas kesehatan primer, yaitu 31 puskesmas dari 17 kecamatan di Kota Bandar Lampung. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kota Bandar Lampung yang berkunjung ke puskesmas di Kota Bandar Lampung selama periode penelitian dengan total responden 418 orang. Kuesioner telah divalidasi dan diuji reliabilitasnya dengan menggunakan Cronbach’s Alpha. Data sosiodemografi dianalisis secara deskriptif. Analisis statistik menggunakan uji chi-square untuk mengetahui hubungan antara faktor sosiodemografi dan tingkat pengetahuan terkait penggunaan antibiotik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan terkait penggunaan antibiotik menunjukkan bahwa sebanyak 223 responden (53,30%) masih memiliki pengetahuan kurang, 153 responden (36,60%) memiliki pengetahuan cukup dan hanya 42 responden (10,00%) yang memiliki pengetahuan baik. Hasil analisis chi-square menunjukkan p-value <0.05 untuk semua faktor sosiodemografi terhadap tingkat pengetahuan responden. Penelitian ini menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara faktor sosiodemografi dan pengetahuan terkait penggunaan antibiotik.