Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

RESISTENSI ANTI JAMUR PADA DERMATOFITOSIS : LITERATURE REVIEW Wahyu, Fadlan Fadilah; Eka Putra, Carolus Byli Pandu; Sayoeti, Muhammad Fitra Wardhana
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 11, No 5 (2024): Volume 11 Nomor 5
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v11i5.13947

Abstract

Dermatofitosis atau disebut juga tinea adalah sekelompok infeksi jamur yang disebabkan oleh jamur dermatofita. Telah terjadi peningkatan infeksi dermatofita yang resisten terhadap antijamur di seluruh dunia. Resistensi anti jamur awalnya tercatat di India namun kini juga dilaporkan di beberapa negara Eropa, Iran, Jepang, dan Tiongkok, serta baru-baru ini telah terjadi di Amerika Serikat. Tujuan penulisan artikel ini untuk mengkaji penelitian terdahulu mengenai resistensi anti jamur pada dermatofitosis. Penelitian ini menggunakan desain literature review, yaitu melakukan tinjauan sistematis dengan memilih artikel yang relevan dan sesuai dengan tujuan penelitian. Proses seleksi studi literatur diadaptasi dari PRISMA-ScR. Kriteria inklusi penelitian ini meliputi orisinalitas, penggunaan bahasa Inggris dan bahasa Indonesia, kata kunci meliputi dermatofita, dermatofitosis, tinea, resistensi, terbinafine, azol, dan griseovulfin. Resistensi anti jamur banyak terjadi pada terbinafine dibandingkan golongan azol. Agen penyebab dapat beragam seperti Trichophyton interdigitale, T. mentagrophytes, T. rubrum, Epidermopyton floccosum, dan Microsporum audouinii. Faktor penyebab resistensi anti jamur antara lain faktor jamur, host, obat, dan presentasi klinis. Dermatofitosis resisten anti jamur ditandai dengan dermatofitosis yang meluas dengan kekambuhan berulang setelah menjalani pengobatan yang berbeda, lesi seringkali berukuran besar dengan rasa gatal yang parah, serta keterlibatan beberapa lokasi tinea. Tatalaksana yang dapat dilakukan yaitu menaikan dosis terbinafine atau itrakonazol, penggunaan golongan azole yang baru, atau dengan terapi laser. Penggunaan anti jamur yang rasional, diagnosis dermatofitosis yang tepat dan pengujian susceptibility antijamur untuk memilih antijamur yang tepat penting dilakukan untuk keberhasilan pengobatan, sehingga dapat meningkatkan keberhasilan praktik klinis dalam mencegah infeksi dermatofita yang resisten.
Perilaku Swamedikasi pada Pandemi COVID-19 Yadika, Adilla Dwi Nur; Sayoeti, Muhammad Fitra Wardhana
Journal of Experimental and Clinical Pharmacy (JECP) Vol 2, No 1 (2022): February 2022
Publisher : Poltekkes Kemenkes Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52365/jecp.v2i1.372

Abstract

Penggunaan obat-obatan tanpa konsultasi profesional medis dan membeli obat bebas adalah salah satu masalah penting yang mengarah pada penggunaan obat yang tidak tepat. Swamedikasi menjadi ancaman dan perhatian serius di karena kasusnya terus meningkat. Walaupun dibeberapa tempat di dunia swamedikasi masih dilakukan dalam batas wajar namun timbul kekhawatiran karena kurangnya literasi kesehatan, program pendidikan dan pelatihan tentang swamedikasi dan juga kebijakan yang belum kuat tentang pelarangan obat-obatan tanpa resep dokter. Tinjauan pustaka ini bertujuan untuk menilai perilaku swamedikasi pada pandemi COVID-19. Penelitian ini merupakan studi literature review, Sumber ilmiah didapatkan dari google scholar dan Pubmed berupa textbook dan jurnal ilmiah yang berjumlah 26 buah. Tingginya aktivitas swamedikasi yang belum tepat dan  tanpa konsultasi profesional medis dan membeli obat bebas adalah salah satu masalah penting yang mengarah pada penggunaan obat yang tidak tepat. Swamedikasi menjadi ancaman dan perhatian serius di karena kasusnya terus meningkat dan membawa dampak merugikan seperti resistensi antibiotik dan reaksi obat yang merugikan.The use of medicines without consulting medical professionals and buying over-the-counter medicines is one of the important problems that leads to the inappropriat use of medicines. Self-medication is a threat and serious concern because the cases continue to increase. Although in some places self-medication is still carried out within reasonable limits, there are concerns due to the lack of health literacy, education and training programs on self-medication and also not strong policies regarding the prohibition of medicines without a doctor's prescription. This literature review aims to assess self-medication behavior in the COVID-19 pandemic. This research is a literature review study. Scientific sources were obtained from Google Scholar and Pubmed consisting of 26 textbooks and scientific journals. The high activity of inappropriate self-medication without consulting medical professionals and buying over-the-counter medicines is one of the important problems that lead to the use of inappropriate medicines. Self-medication is a threat and serious concern because the cases continue to increase and bring adverse effects such as antibiotic resistance and adverse drug reactions.
Article Review: Evaluasi Penggunaan Antibiotik Menggunakan Metode ATC/DDD Pada Pasien Demam Tifoid Salsabila Zaneta Aurelia; Mirza Junando; Muhammad Fitra Wardhana Sayoeti; Dwi Aulia Ramdini
Sains Medisina Vol 3 No 2 (2024): Sains Medisina
Publisher : CV. Wadah Publikasi Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63004/snsmed.v3i2.528

Abstract

Demam tifoid adalah infeksi yang disebabkan oleh Salmonella enterica subspecies enterica serovar Typhi (Salmonella typhi) dan masih menjadi masalah kesehatan serius di Indonesia, dengan prevalensi mencapai 1,6% dari total populasi. Antibiotik merupakan pilihan utama dalam terapi demam tifoid, tetapi munculnya strain Salmonella typhi yang resisten, termasuk jenis Multi Drug Resistant (MDR) dan Extensively Drug Resistant (XDR), telah meningkatkan tantangan dalam pengobatan penyakit ini secara efektif. Article review ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan antibiotik pada pasien demam tifoid dengan metode Anatomical Therapeutic Chemical (ATC)/Defined Daily Dose (DDD), yang diukur dalam DDD/100 patient days, sebagai indikator efektivitas dan rasionalitas terapi antibiotik. Studi ini menggunakan pendekatan literature review, dengan artikel yang diperoleh melalui pencarian di Google dan Google Scholar menggunakan kata kunci "Evaluasi penggunaan antibiotik dengan metode Anatomical Therapeutic Chemical (ATC)/Defined Daily Dose (DDD) pada pasien demam tifoid" yang kemudian diseleksi berdasarkan kriteria inklusi. Hasil Article review dari 8 artikel menunjukkan bahwa antibiotik sefalosporin generasi ketiga, seperti seftriakson (83,80 DDD/100 patient days) dan sefiksim (76,4 DDD/100 patient days), serta golongan fluorokuinolon seperti levofloksasin (30,00 DDD/100 patient days), memiliki nilai DDD/100 patient days tertinggi, yang menunjukkan penggunaan antibiotik yang kurang selektif. Oleh karena itu, diperlukan penerapan Antibiotic Stewardship Program (ASP) untuk mengoptimalkan penggunaan antibiotik dan mengurangi resistensi bakteri.
Narrative Review: Penggunaan Antibiotik Reserve Dalam Era Resistensi Antimikroba Cathartica, Allamanda; Junando, Mirza; Sayoeti, Muhammad Fitra Wardhana; Suri, Nurma
Sains Medisina Vol 3 No 4 (2025): Sains Medisina
Publisher : CV. Wadah Publikasi Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63004/snsmed.v3i4.663

Abstract

Resistensi antimikroba merupakan tantangan besar bagi kesehatan global dengan peningkatan yang signifikan dalam beberapa dekade terakhir. Salah satu kelompok antibiotik yang terdampak adalah antibiotik reserve, yang diklasifikasikan dalam sistem AWaRe (Access, Watch, Reserve) oleh WHO. Antibiotik reserve berperan sebagai lini terakhir dalam pengobatan infeksi berat akibat multidrug-resistant organisms (MDRO). Namun, tingginya tingkat resistensi terhadap kelompok antibiotik ini menjadi permasalahan serius, mengingat penggunaannya yang seharusnya dibatasi dan diawasi secara ketat. Tinjauan ini merupakan kajian naratif yang diperoleh dari database elektronik seperti PubMed dan Google Scholar. Hasil kajian menunjukkan bahwa meskipun antibiotik reserve memiliki peran krusial dalam terapi infeksi resistan, penggunaan yang tidak terkendali berisiko mempercepat munculnya resistensi. Oleh karena itu, diperlukan strategi pengelolaan yang lebih ketat, termasuk penggunaan berbasis diagnosis yang akurat, pemanfaatan uji kerentanan antimikroba, penggunaan antibiotik empiris yang tepat, optimalisasi strategi AWaRe, terapi kombinasi, serta peningkatan sosialisasi terkait regulasi dan kebijakan. Optimalisasi penggunaan antibiotik sesuai dengan pedoman WHO diharapkan dapat menekan laju resistensi dan mempertahankan efektivitas terapi antibiotik dalam menghadapi infeksi bakteri resisten.
Analisis Faktor Risiko Kejadian Diabetes Melitus Tipe 2 Di Indonesia : Literature Review Aurellia Anggun Sriani; Muhammad Fitra Wardhana Sayoeti; Nurma Suri; Mirza Junando
Galen: Jurnal Riset Ilmu Farmasi dan Kesehatan Vol. 1 No. 2 (2025): Galen: Jurnal Riset Ilmu Farmasi dan Kesehatan
Publisher : PT Pustaka Cendekia Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.71417/galen.v1i2.52

Abstract

Diabetes melitus (DM) tipe 2 merupakan kelainan metabolisme yang ditandai dengan tingginya kadar glukosa dalam darah akibat berkurangnya produksi insulin atau masalah dalam fungsi insulin. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti faktor-faktor yang berdampak terhadap munculnya DM tipe 2. Tinjauan pustaka ini dilakukan dengan mencari informasi secara akurat menggunakan sumber dari PubMed dan Google Scholar, dengan kata kunci "DM" dan "faktor risiko". Studi ini menunjukkan bahwa faktor risiko seperti usia, riwayat keluarga, aktivitas fisik, obesitas, tekanan darah tinggi, pola makan, stres, dan kebiasaan merokok dapat berhubungan dengan perkembangan DM tipe 2. Oleh karena itu, upaya pencegahan melalui pendidikan, pola hidup sehat, dan deteksi dini sangat penting untuk menurunkan jumlah kasus serta komplikasi yang terkait dengan DM tipe 2.
Penatalaksanaan Holistik Pasien Nn. F Usia 18 Tahun dengan Vertigo di Wilayah Kerja Puskesmas Sukaraja melalui Pendekatan Kedokteran Keluarga Sinum, Muhammad Burdadi Adiwinoto; Ernawati, Tutik; Sasmita, Anggi Marta Dwi; Sayoeti, M. Fitra Wardhana
Jurnal Penelitian Perawat Profesional Vol 6 No 6 (2024): Desember 2024, Jurnal Penelitian Perawat Profesional
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jppp.v6i6.3744

Abstract

Vertigo adalah suatu istilah yang berasal dari bahasa Latin, vertere, yang berarti memutar. Secara umum, vertigo dikenal sebagai ilusi bergerak atau halusinasi gerakan. Vertigo ditemukan dalam bentuk keluhan berupa rasa berputar – putar atau rasa bergerak dari lingkungan sekitar (vertigo sirkuler) namun kadang – kadang ditemukan juga keluhan berupa rasa didorong atau ditarik menjauhi bidang vertikal (vertikal linier).Tujuan: Menerapkan pendekatan dokter keluarga secara holistik dan komprehensif dalam mendeteksi factor risiko, masalah klinis,serta penatalaksanaan pasien berbasis evidence based medicine dan bersifat family-approached dan patient-centered Metode: Analisis studi ini adalah laporan kasus. Data primer diperoleh melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik. Data sekunder diperoleh dari rekam medis pasien di Puskesmas. Penilaian dilakukan berdasarkan diagnosis holistik dari awal, proses, dan akhir studi secara kuantitatif dan kualitatif Hasil: Nn. F usia 18 tahun dating ke Puskesmas dengan keluhan pusing berputar sejak 2 hari sebelum datang ke puskesmas. Pusing berputar timbul mendadak, dirasakan terus-menerus dan semakin parah saat pasien mengangkat kepalanya untuk duduk maupun berdiri setelah tidur. Keluhan disertai dengan mual, muntah, dan keringat dingin. Muntah dialami pasien sebanyak dua kali. Kekhawatiran pasien yaitu keluhan bertambah berat dan mengganggu aktivitasnya sehari-hari. Pasien didiagnosis dengan vertigo berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pasien kurang mengetahui mengenai penyakit yang dideritanya. Pengetahuan keluarga tentang Vertigo masih rendah. Dilakukan intervensi non- medikamentosa dan medikamentosa pada pasien dan keluarganya dengan edukasi terkait penyakit pasien dalam 3 kali kunjungan rumah. Hasil evaluasi yang didapatkan adalah keluhan pasien berkurang dan pengetahuan pasien serta keluarganya terkait vertigo meningkat. Kesimpulan: Telah dilakukan penatalaksanaan holistik dengan pendekatan dokter keluarga Ny. F usia 18 tahun dengan Vertigo yang disesuaikan berdasarkan diagnostik holistik awal. Intervensi yang dilakukan telah menambah pengetahuan pasien dan mengubah beberapa perilaku pasien dan keluarganya, yang ditunjukkan dengan perbaikan pada diagnostik holistik akhir.
Peningkatan Kognitif, Afektif dan Psikomotor Melalui Promosi Kesehatan tentang Bijak Menggunakan Antibiotik pada Masyarakat di Desa Umbul Natar Kelurahan Jatimulyo Kecamatan Jati Agung Lampung Selatan Iqbal, Muhammad; Triyandi, Ramadhan; Sayoeti, Muhammad Fitra Wardhana; Ramdini, Dwi Aulia; Suharmanto, Suharmanto
JPM (Jurnal Pengabdian Masyarakat) Ruwa Jurai Vol. 5 No. 1 (2020): JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT RUWA JURAI
Publisher : FK Unila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jpmrj.v5i1.2800

Abstract

Resistensi antibiotik merupakan masalah global yang hingga kini masih terus dihadapi. Tingkat resistensi antibiotik terus meningkat setiap tahunnya. Salah satu penyebabnya adalah upaya pengobatan sendiri dengan antibiotik tanpa resep yang sangat umum dijumpai di negara maju dan berkembang. Promosi kesehatan ini bertujuan untuk meningkatkan kognitif, afektif dan psikomotor masyarakat Desa Umbul Natar dalam penggunaan antibiotik yang dapat menjadi upaya mencegah terjadinya resistensi antibiotik. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah penyuluhan, yang dilanjutkan dengan diskusi. Khalayak sasaran yang cukup strategis dalam kegiatan ini adalah 20 orang kepala keluarga di Desa Umbul Natar Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan. Evaluasi yang dilakukan untuk menilai keberhasilan kegiatan ini terdiri dari evaluasi awal, evaluasi proses dan evaluasi akhir. Hasil promosi kesehatan menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pemahaman yang cukup signifikan yaitu sebesar 35 % pada kategori tingkat pemahaman “baik” mengenai materi penyuluhan. Selain itu, terjadi diskusi interaktif yang mengeksplorasi lebih dalam tentang penggunaan antibiotik dengan tepat. Dengan adanya penggunaan antibiotik secara bijak, maka diharapkan dapat menurunkan resiko terjadinya resistensi antibiotik dan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Desa Umbul Natar.Kata kunci: afektif, kognitif, psikomotor, resistensi antibiotik
Penyuluhan Tanaman Obat Tradisional Berbasis Kearifan Lokal Di Desa Marga Agung Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan Triyandi, Ramadhan; Iqbal, Muhammad; Ramdini, Dwi Aulia; Sukohar, Asep; Sayoeti, Muhammad Fitra Wardhana; Oktarlina, Rasmi Zakiah; Mustofa, Syazili; Puteri, Vadiyani Fricillya; Fredison, Fredison; Afriyana, Regi
JPM (Jurnal Pengabdian Masyarakat) Ruwa Jurai Vol. 6 No. 1 (2021): JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT RUWA JURAI
Publisher : FK Unila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jpmrj.v6i1.2959

Abstract

Pemanfaatan tanaman sebagai obat merupakan salah satu upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Obat tradisionalberbasis kearifan lokal dapat memberikan manfaat kesehatan sekaligus melestarikan warisan budaya Indonesia. Tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalah memberikan penyuluhan tentang tanaman obat tradisional berbasis kearifan lokal kepada ibu-ibu kader posyandu dan para kepala dusun di desa Marga Agung Kabupaten Lampung selatan. Penyuluhan ini diharapkan untuk dapat mengetahui jenis tanaman obat terutama yang banyak dijumpai di lingkungan desa Marga Agung. Pesertapenyuluhan mendapatkan pemaparan materi melalui media tulisan dan gambar seputar jenis-jenis tanaman obat tradisional dan beberapa ramuan obat tradisional. Berdasarkan skor pre-test dan post-test peserta terdapat selisih skor sebesar 19%. Hasil ini mengindikasikan bahwa pengetahuan peserta meningkat setelah diberikan penyuluhan. Harapan ke depan masyarakat desa Marga Agung Jati Agung Kabupaten Lampung selatan dapat menerapkan pengetahuan tentang obat tradisional khususnyaberbasis kearifan lokal sebagai upaya  kemandirian dalam pencegahan penyakit.Kata kunci : tanaman, obat tradisional, berbasis kearifan lokal
PENYULUHAN PENGGUNAAN JAMU DAN HERBAL PADA PASIEN HIPERTENSI DAN DIABETES DI DESA HANURA KABUPATEN PESAWARAN Ramdini, Dwi Aulia; Pardilawati, Citra Yuliyanda; Damayanti, Ervina; Suri, Nurma; Afriyani, Afriyani; Islami, Suryadi; Rahayu, Ihsanti Dwi; Ambarwati, Endah; Sayoeti, Muhammad Fitra Wardhana; Febriana, Triana; Dwi, Farah; Farhana, Lubna
JPM (Jurnal Pengabdian Masyarakat) Ruwa Jurai Vol. 9 No. 1 (2024): JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT RUWA JURAI
Publisher : FK Unila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jpmrj.v9i1.3289

Abstract

Penggunaan obat herbal masih menjadi pilihan alternatif bagi masyarakat diantaranya pada penderita hipertensi dan diabetes melitus. Beberapa tanaman diketahui memiliki efek sebagai antihipertensi dan antidiabetik. Penggunaan dua obat atau lebih dapat menghasilkan efek sinergisme atau antagonis yang dikenal sebagai interaksi obat. Berdasarkan hasil studi dinyatakan bahwa penggunaan jamu/obat herbal dengan obat konvensional secara bersamaan atau simultan dapat menimbulkan beberapa menimbulkan reaksi obat yang tidak diinginkan (adverse drug reaction). Kegiatan ini bertujuan memberikan penyuluhan kepada masyarakat Desa Hanura tentang cara penggunaan jamu dan obat herbal pada penderita hipertensi dan diabetes mellitus yang mendapatkan pengobatan dari dokter. Kegiatan pengabdian dilakukan dengan metode penyuluhan secara langsung yang diawali dengan penyampaian materi terkait teknik penggunaan obat jamu dan obat herbal yang aman seraya mengonsumsi obat konvensional kemudian dilanjutkan sesi tanya jawab. Sebanyak 30 peserta mengikuti kegiatan penyuluhan yang terdiri atas kader PKK dan masyarakat Desa Hanura. Berdasarkan hasil evaluasi kegiatan menunjukkan terdapat peningkatan pengetahuan peserta sebesar 11% dengan nilai rata-rata pre-test 74 dan post-test 85. Dengan terlaksananya kegiatan ini diharapkan dapat menambah wawasan dan kewaspadaan masyarakat terkait penggunaan jamu dan obat herbal khususnya pada individu yang sedang menjalani terapi obat. Selain itu masyarakat menjadi lebih paham tentang cara pemilihan produk herbal yang aman. Kata kunci: Diabetes Melitus, Hipertensi, Jamu, Interaksi Obat, Obat Herbal