Maisarah, Alya
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Pengaruh Metode Diskusi Kelompok dan Debat Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Mahasiswa Maisarah, Alya; Zulaiqah, Nur Alya; Fitri, Annisa; Hakiki, Nurfatin; Mulyani, Sri; Ritonga, Supardi
EDU SOCIETY: JURNAL PENDIDIKAN, ILMU SOSIAL DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Vol. 5 No. 2 (2025): June-September 2025
Publisher : Association of Islamic Education Managers (Permapendis) Indonesia, North Sumatra Province

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56832/edu.v5i2.1163

Abstract

Pendidikan tinggi berperan vital dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa, keterampilan esensial untuk menghadapi tantangan akademik dan sosial. Berpikir kritis meliputi interpretasi, analisis, evaluasi, dan kemampuan memecahkan masalah. Penelitian literatur ini menelaah pengaruh diskusi kelompok dan debat dalam pembelajaran. Diskusi kelompok terbukti meningkatkan kolaborasi, partisipasi, dan komunikasi. Debat melatih penyampaian argumen logis dan responsif. Kedua metode efektif mengasah berpikir kritis, terutama dengan peran aktif dosen dan mahasiswa. Temuan ini menyarankan strategi pembelajaran yang lebih partisipatif untuk mencetak lulusan reflektif, inovatif, dan solutif.
Konsep Pendidikan Islam dalam Perspektif Al-Ghazali dan Relevansinya di Era Modern Maisarah, Alya; Zulaiqah, Nur Alya; Qobtiyah, Mariatul; Ridho, Muhammad; Wahida, Nurul; Anastaya, Najwa; Sofiani, Ika Kurnia
PEMA Vol. 5 No. 2 (2025)
Publisher : Perkumpulan Manajer Pendidikan Islam Indonesia (PERMAPENDIS) Prov. Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56832/pema.v5i2.1212

Abstract

Pemikiran Imam Al-Ghazali tentang pendidikan Islam sangat penting karena membentuk individu yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga matang secara spiritual dan moral. Tujuan utama pendidikan, menurut Al-Ghazali, adalah mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui pemurnian jiwa dan pembentukan akhlak mulia. Pendidikan bukan hanya proses kognitif, melainkan juga proses spiritual dan emosional yang menyeimbangkan ilmu dan amal. Ilmu yang sejati, baginya, bukan sekadar teori, melainkan ilmu yang bermanfaat dan diterapkan dalam kehidupan nyata. Relevansi pemikiran Al-Ghazali semakin terasa di era modern yang ditandai oleh kemajuan teknologi, globalisasi, dan krisis moral. Sistem pendidikan modern seringkali terlalu fokus pada aspek akademis, mengabaikan dimensi moral dan spiritual. Oleh karena itu, integrasi nilai-nilai pendidikan Al-Ghazali, seperti tasawuf, pembentukan karakter, dan penguatan spiritualitas, sangat krusial untuk membangun generasi yang utuh dan kompetitif. Kajian ini bertujuan untuk menganalisis secara mendalam konsep pendidikan Al-Ghazali dan relevansinya dalam mengatasi tantangan pendidikan modern melalui pendekatan kualitatif berbasis studi pustaka.
Islam dan Moderasi Beragama Darwis, Muhajir; Maisarah, Alya; Zulaiqah, Nur Alya; Washilah, Washilah; Amira, Nur; Rahmawati, Siti Intan; Julita, Tria
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 8 No. 2 (2024)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang islam dan moderasi agama, bagaimana moderasi agama dalam pandangan islam. Dan memahami tentang hubungan islam dan moderasi. Metode Penelitian yang digunakan adalah literatur review atau studi kepustakaan. Adapun Teknik mengumpulan data melalui jurnal, buku, dan sumber lainnya yang relevan dan terpecaya dan sesuai dengan topik pembahasan. Islam moderat adalah islam yang rahmatan lil’alamin yaitu menjadi rahmat bagi seluruh alam. Islam itu sendiri memiliki arti agama rahmatan, rahmataan bagi umatnya dan juga memberi keamanan bagi seluruh alam. Kata islam sendiri mengisyaratkan jalan tengah atau moderat (tawassuth). Moderasi adalah jalan tengah. Seperti halnya dalam sebuah diskusi yang dibentuk seorang moderator untuk mengatur susunan didalam kegiatan diskusi , sehingga tidak berat sebelah dan berpihak pada siapapun dan pendapat manapun. Moderasi beragama bearti cara beragama.
Implementasi Pendidikan Karakter dalam Perspektif Agama Islam Muis, Muhammad Aufa; Maisarah, Alya; Ramadhani, Cahya; Syahwira, Erwin; Rahmadiani, Fani; Salsabila, Marisa; Rendra, Muhammad Egi Khareza; Alfattah, Muhammad Riski; Zulaiqah, Nur Alya; Wahida, Nurul; Hidayat, Rahmat; Handani, Rendi; Kinanti, Runi Lara; Maharani, Siti; Rahmawati, Siti Intan; Mulyani, Sri; Washilah, Washilah
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 8 No. 3 (2024)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pelaksanaan pendidikan karakter adalah langkah strategis dalam membangun karakter generasi yang berkualitas, beretika, dan bermoral. Pandangan Islam menekankan bahwa pendidikan karakter tidak hanya ditujukan untuk membentuk manusia yang beretika di dunia, tetapi juga sebagai persiapan untuk kehidupan setelah mati. Prinsip-prinsip Islam seperti kejujuran, tanggung jawab, keadilan, dan cinta kasih menjadi dasar penting dalam pengembangan karakter seseorang. Studi ini bertujuan untuk menyelidiki penerapan pendidikan karakter berbasis Islam dalam konteks pendidikan formal, informal, maupun nonformal. Pendekatan yang diterapkan mencakup penyatuan nilai-nilai keislaman dalam kurikulum, aktivitas sehari-hari, serta pembiasaan tindakan positif melalui contoh (uswatun hasanah) dari para pendidik. Temuan penelitian mengindikasikan bahwa penerapan pendidikan karakter berlandaskan Islam dapat menciptakan siswa yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga berakhlak terpuji. Penemuan ini menegaskan betapa pentingnya kolaborasi antara pendidikan agama dan pendidikan karakter sebagai dasar untuk membentuk generasi penerus yang berkualitas dan berakhlak Islami.
THE PERSPECTIVE OF CONTEMPORARY FIQH ON GENITAL SURGERY: BETWEEN MEDICAL NECESSITY AND SHARIA NORMS Robiah, Robiah; Sugiarto, Wira; Norwahyudi, Tri; Maharani, Siti; Hakiki, Nurfatin; Maisarah, Alya; Laili, Nurul; Amira, Nur; Julita, Tria; Ramadhani, Dewi Puspa
Abdi Dosen : Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol. 9 No. 4 (2025): DESEMBER
Publisher : LPPM Univ. Ibn Khaldun Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32832/abdidos.v9i4.3141

Abstract

The increasing phenomenon of genital reassignment surgery in the modern era has sparked debate between medical necessity and Islamic legal principles. In the field of contemporary fiqh, this issue is crucial to study as it relates to preserving the natural disposition (fitrah) created by Allah and ensuring human well-being (maslahah). The aim of this research is to examine contemporary fiqh perspectives on the legal rulings regarding genital reassignment surgery and to distinguish between medically permissible procedures and those prohibited due to personal motives. Using a literature study method and a descriptive approach, this study explores various scholarly sources, including journals, books, and articles, to highlight the importance of contemporary fiqh views on genital surgery. The findings indicate that Islam permits genital surgery when intended for healing or correcting congenital abnormalities (khuntsa) and restoring organ function, but prohibits it when performed solely to change one’s gender identity. Based on the 1980 fatwa issued by the Indonesian Ulema Council (MUI), such procedures do not alter a person’s legal gender status. Therefore, contemporary fiqh emphasizes the importance of maintaining a balance between advancements in medical science and the principles of Sharia in determining the legal status of genital surgery.