Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Hybrid Code Mixing Dalam Lirik Lagu “Please Sahali Nai” Saragih, Cristien Oktaviani; Purba, Asriaty r; Saragih, Risdo; Pandiangan, Johannes; Simarmata, Tioara Monika
Jurnal Pendidikan Bahasa Vol. 13 No. 2 (2024): Jurnal Pendidikan Bahasa
Publisher : IKIP PGRI Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31571/bahasa.v13i2.8527

Abstract

Penelitian ini membahas fenomena hybrid kode-mix dalam lirik lagu Batak Toba”Please Sahali Nai” dengan menggunakan teori sosiolingusitik. Hybrid kode mixing adalah penggabungan unsur-unsur bahasa yang berbeda dalam satu wacana, yang sering mencerminkan perubahan sosial, budaya, dan identitas penutur. Lirik lagu yang digunakan terdapat Bahasa Toba dan Bahasa Inggris. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan dengan menganalisis isi untuk mengidentifikasi dan mengetahui jenis campur kode. Faktor yang melatarbelakanginya serta makna yang terdapat dalam lirik lagu “Please Sahali Nai pe Ito”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kode-mix dalam lagu ini berfungsi untuk memperkuat ekspresi emosional, menjembatani nilai-nilai tradisional dengan pengaruh modern, serta menarik perhatian audiens yang lebih luas, terutama generasi muda. Temuan ini memperlihatkan bahwa campur kode dalam lirik lagu tidak hanya berfungsi sebagai ekspresi artistik, tetapi juga sebagai alat untuk menjembatani nilai tradisional dan pengaruh global, memperkuat identitas budaya, serta mencerminkan sikap bilingualisme dan multikulturalisme masyarakat Batak.
Interaksi Simbol dan Struktur dalam Arsitektur Rumah Adat Batak Toba : Analisis Semiotika Roland Barthes Sinulingga, Jekmen; Tampubolon, Juwita Paramita; Pandiangan, Johannes; Sinaga, Lastiur; Silaban, Immanuel
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 9 No. 2 (2025): Agustus
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jptam.v9i2.28257

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis interaksi simbol dan struktur dalam arsitektur rumah adat Batak Toba menggunakan pendekatan semiotika Roland Barthes. Metode yang digunakan adalah analisis kualitatif dengan mengidentifikasi elemen-elemen arsitektur seperti atap, ukiran, dan susunan ruang sebagai tanda dan makna dalam sistem budaya Batak Toba. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rumah adat Batak Toba bukan hanya berfungsi sebagai tempat tinggal, tetapi juga sebagai representasi simbolik dari hierarki sosial, hubungan dengan alam, dan nilai-nilai leluhur. Elemen-elemen struktural rumah ini membentuk suatu sistem makna yang mendalam dan mencerminkan kearifan lokal. Temuan ini memberikan wawasan baru tentang peran simbolisme dalam arsitektur tradisional dalam mempertahankan identitas budaya.
Tradisi Pasahat Mandar Hela Pada Upacara Pernikahan dalam Masyarakat Batak Toba : Kajian Tradisi Lisan Simatupang, Nori Marta Marsalina Br.; Harefa, Eveline; Saragih, Cristien Oktaviani; Pandiangan, Johannes; Sigiro, Doni; Sinulingga, Jekmen
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 9 No. 2 (2025): Agustus
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jptam.v9i2.28302

Abstract

Penelitian ini mengkaji tradisi Pasahat Mandar Hela dalam upacara pernikahan masyarakat Batak Toba sebagai bagian dari warisan tradisi lisan yang sarat nilai budaya dan simbolik. Tradisi ini merupakan salah satu tahapan penting dalam rangkaian adat pernikahan Batak Toba yang melibatkan penyerahan kain kepada pihak mempelai pria, sebagai simbol pengakuan dan penghormatan dari keluarga pihak wanita. Studi ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode studi literatur dan studi kasus terhadap praktik Pasahat Mandar Hela dalam beberapa komunitas Batak Toba. Data diperoleh melalui telaah terhadap karya-karya ilmiah, dokumentasi budaya, serta sumber-sumber tertulis yang merekam narasi-narasi lisan dan praktik adat tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi Pasahat Mandar Hela memiliki makna mendalam dalam memperkuat hubungan kekerabatan (dalihan na tolu), menjaga keseimbangan sosial, serta sebagai media transmisi nilai-nilai adat dan etika Batak Toba kepada generasi muda. Kajian ini menegaskan pentingnya pelestarian tradisi lisan sebagai bagian dari identitas budaya yang hidup dan dinamis di tengah perubahan zaman.
Illocutionary Speech Acts in the Tobus Huning Ceremony of the Batak Simalungun Ethnic Group and the Regional Language Lesson Plan Tampubolon, Flansius; Purba, Roma Hotni Uhur; Tambunan, Abel Rotua; Hutagalung, Adreas; Pandiangan, Johannes
Jurnal Pembelajaran Bahasa dan Sastra Vol. 4 No. 4 (2025): Juli 2025
Publisher : Raja Zulkarnain Education Foundation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55909/jpbs.v4i4.766

Abstract

This study aims to describe and analyze the types of illocutionary speech acts that emerge during the Tobus Huning ritual in the Batak Simalungun community. Tobus Huning is a sacred rite within the traditional wedding ceremony that holds symbolic meaning as a form of respect and gratitude to parents—particularly the mother—for their sacrifices in raising a child until marriage. This ritual functions not only as a customary formal procedure but also serves as a medium for emotional expression and the intergenerational transmission of cultural values. This research employs a descriptive qualitative approach, with data collected through participatory observation of the ritual, audiovisual documentation, and in-depth interviews with traditional leaders, the families of the bride and groom, and local cultural stakeholders. Data analysis was carried out in three stages: data reduction, data display, and conclusion drawing through an inductive process. The findings indicate the presence of four dominant types of illocutionary acts: (1) Assertives, used to convey information and symbolic interpretations of each ritual stage; (2) Directives, functioning as instructions or requests to ensure the ceremony proceeds according to customary norms; (3) Expressives, articulating emotions such as gratitude, reverence, and heartfelt sentiments among family members; and (4) Commissives, which contain promises and moral commitments made by the bride and groom to their parents and extended families. These findings affirm that speech acts in the Tobus Huning ritual not only serve pragmatic functions of communicative intent but also act as an essential medium for preserving cultural identity, transmitting spiritual values, and reinforcing social solidarity within the Batak Simalungun community.  
Upacara Mangongkal Holi pada Masyarakat Batak Toba : Kajian Wacana Struktural Sinulingga, Jekmen; Sigiro, Dony; Pandiangan, Johannes
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 8 No. 2 (2024)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Adapun permasalahan yang di bahas adalah tentang upacara mangokal holi dalam tradisi batak toba. mangongkal holi adalah proses menggali kembali tulang belulang dari kubur yang sifatnya sementara dan selanjutnya akan ditempatkan kedalam ketempat yang baru ,biasanya terbuat dari semen yang dikenal dengan istilah batu napir atau tugu marga . Mangongkal holi berlangsung dalam rangkaian upacara adat, baik sebelum, saat, dan setelah makam digali dan tulang belulang dikumpulkan. Upacara Holi Mangokal ini selain berfungsi sebagai ritual penghormatan kepada leluhur, juga berfungsi sebagai integrasi sosial antar keluarga yang mengadakan upacara. Penggunaan kerbau dalam ritual ini karena memberikan kesan religius yang magis kerbau telah dikenal sebagai hewan pembawa berkah kesuburan dan kemakmuran masyarakat serta sebagai simbol status Indonesia. Orang Kerbau yang sedang melakukan upacara Mangokal Holi. Hasil dari penelitian ini untuk mengetahui nilai nilai yang terkandung dalam tradisi mangokal holi suku Batak Toba , mengetahui prosesi dari tradisi mangongkal holi suku Batak Toba.
Morphological System of the Simalungun Batak Language: A Study of Generative Transformation Simarmata, Murni; Silaban, Immanuel; Silaban, Ridho Wahyu Cristian; Hutaglung, Andreas Alessandro; Pandiangan, Johannes; Marpaung, Jonathan Halomoan
Jurnal Pembelajaran Bahasa dan Sastra Vol. 4 No. 6 (2025): November 2025: in progress
Publisher : Raja Zulkarnain Education Foundation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55909/jpbs.v4i6.924

Abstract

The purpose of this research is to study the morphological structure of the Toba Batak language from the perspective of generative transformation studies. The primary issue in this microlinguistic research is the process of word formation through the mechanisms of affixation, reduplication, and composition. Previous research on word forms in the Simalungun Batak language has been based on structural morphological theory, which only examines linguistic phenomena superficially. Therefore, linguistic phenomena that actually occur in the field are often overlooked because the theories used are unable to fully explain them. This research uses a qualitative descriptive method. This approach was chosen because it aims to describe in depth and structure phenomena related to word structure in the Simalungun Batak language (BBS) from the perspective of Generative Morphology Theory. The results of this study indicate that the morphological system of the Simalungun Batak language describes in depth and structure phenomena related to word structure in the Simalungun Batak language (BBS) from the perspective of Generative Morphology Theory. The first issue in this research is the process of word formation through the mechanisms of affixation, reduplication, and composition, which only examines linguistic phenomena superficially.