Claim Missing Document
Check
Articles

Found 30 Documents
Search

Pengujian Fitokimia dan Toksisitas Ekstrak Etanol Jantung Pisang Kepok (Musa paradisiaca LINN.) dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) Rampe, Meytij Jeanne; Tombuku, Joke Luis
Sainsmat : Jurnal Ilmiah Ilmu Pengetahuan Alam Vol 4, No 2 (2015): September
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (408.599 KB) | DOI: 10.35580/sainsmat4218642015

Abstract

Telah dilakukan pengujian fitokimia dan toksisitas ekstrak etanol jantung pisang kepok (Musa Paradisiaca Linn.) dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT).  Pengujian dilakukan untuk mencari beberapa senyawa kimia dari ekstrak jantung pisang Musa Paradisaca. Linn serta mengetahui efek toksik terhadap larva udang Artemia salina. Leach.  Maserasi jantung pisang kepok dilakukan dengan menggunakan etanol. Ekstrak etanol yang diperoleh dilakukan pengujian fitokimia dan toksisitas. Hasil pengujian fitokimia menunjukkan ekstrak etanol jantung pisang Musa paradisiaca. Linn memiliki komposisi senyawa flavonoid, kumarin dan senyawa fenolik lainnya. Ekstrak etanol jantung pisang kepok memberikan efek toksik terhadap larva udang Artemia salina. Leach dengan nilai LC50 sebesar 806,8 μg/mL.Kata kunci: jantung pisang kepok, fitokimia, toksisitas, BSLT.
PERBANYAKAN KRISAN Chrysanthemum indicum L Varietas RIRI MENGGUNAKAN ZAT PENGATUR TUMBUH KINETIN DENGAN TEKNIK KULTUR IN VITRO Sartika Pendong; Wenny Tilaar; Joke L. Tombuku; Silvana L. Tumbel
Majalah INFO Sains Vol 1 No 2 (2020): Oktober 2020
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Kristen Indonesia Tomohon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (428.15 KB) | DOI: 10.55724/jis.v1i2.12

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbanyakan krisan varietas riri dengan variabel yang diamati: waktu terbentuknya tunas, jumlah tunas, tinggi tunas, jumlah daun, jumlah akar dan panjang akar menggunakan zat pengatur tumbuh kinetin. Penelitian ini dianalisis menggunakan rancangan acak lengkap dengan 5 perlakuan dan 3 ulangan, dengan perbandingan kinetin pada media: 0 ppm, 0,5 ppm, 1 ppm, 1,5 ppm dan 2 ppm. Eksplan yang digunakan berupa nodus dari kultur steril. Eksplan dikulturkan pada media Murashige and Skoog yang diperkaya dengan zat pengatur tumbuh kinetin. Berdasarkan analisis ragam bahwa terdapat pengaruh kinetin yang berbeda nyata terhadap waktu terbentuknya tunas, jumlah tunas, tinggi tunas, jumlah daun, jumlah akar dan panjang akar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi terbaik terdapat pada jumlah tunas. Jumlah tunas terbaik diperloeh pada konsentrasi 1 ppm dengan rata-rata 10,66.
UJI EFEKTIVITAS INFUS DAUN PANDAN WANGI Pandanus amaryllifolius R. TERHADAP KADAR KOLESTEROL DALAM DARAH PADA TIKUS PUTIH Rattus novergicus Astrindo Maatiri; Joke L. Tombuku; Jeane Mongi; Vlagia I. Paat
Majalah INFO Sains Vol 1 No 2 (2020): Oktober 2020
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Kristen Indonesia Tomohon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (168.008 KB) | DOI: 10.55724/jis.v1i2.14

Abstract

Penelitian ini bertujuan Untuk menguji efektivitas infus daun Pandan wangi terhadap penurunan kadar kolesterol darah pada Tikus Putih . Metode penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 perlakuan, masing-masing perlakuan diberi 3 ekor tikus putih jantan sebagai ulangan dengan konsentrasi yang bervariasi. Perlakuan Kontrol negatif, Kontrol positif , infus daun Pandan wangi 25%, infus daun Pandan wangi 50% dan infus daun Pandan wangi 100%. Berdasarkan uji One Way anova bahwa hasil yang diperoleh menunjukan penurunan kadar kolesterol dalam darah pada tikus signifikan dengan nilai F hitung lebih besar dari F tabel dan nilai probabilitas adalah 0,01 dibawah taraf signifikan (α) = 0,05. Berdasarkan uji tukey diperoleh bahwa konsentrasi infus 100% dan 50% memiliki efek yang sama dibandingkan dengan konsentrasi 25% memiliki efek yang berbeda dengan konsentrasi 50% dan 100%. Sehingga dapat dikatakan bahwa infus daun Pandan wangi berpengaruh dalam menurunkan kolesterol pada tikus putih.
AKTIVITAS ANTIDIABETES EKSTRAK ETANOL DAUN PAKOBA MERAH Syzygium sp PADA TIKUS PUTIH Rattus norvegicus YANG DIINDUKSI ALOKSAN Sonia Irniati Rorong; Joke L. Tombuku; Olvie S. Datu; Ferdy A. Karauwan
Majalah INFO Sains Vol 1 No 2 (2020): Oktober 2020
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Kristen Indonesia Tomohon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (454.236 KB) | DOI: 10.55724/jis.v1i2.15

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui aktivitas daun Pakoba Merah sebagai antidiabetes dan untuk mengetahui dosis efektif daun Pakoba Merah yang menunjukkan efek antidiabetes terhadap tkus putih (Rattus norvegicus) yang diinduksi aloksan. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental (percobaan) di laboratorium. Sebanyak 12 ekor tikus dibagi dalam 4 kelompok dimana setiap kelompok sebanyak 3 ekor tikus. Kelompok I yaitu sebagai kontrol negatif pemberian aloksan 90 mg/kg BB, kelompok II sebagai kontrol positif pemberian aloksan 90 mg/kg BB dan diikuti dengan glibenklamid 0,45 mg/kg BB, kelompok III pemberian aloksan 90 mg/kg BB dan diikuti dengan ekstrak etanol daun Pakoba Merah 150 mg/kg BB, kelompok IV pemberian aloksan 90 mg/kg BB dan diikuti dengan ekstrak etanol daun Pakoba Merah 300 mg/kg BB. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak etanol daun Pakoba Merah dapat menurunkan kadar glukosa darah. Dosis 150 mg/kg BB memiliki persentase penurunan kadar glukosa darah pada hari ke 7 dan hari ke 14 masing-masing sebesar 68,10% dan 69,6%. Dosis 300 mg/kg BB memiliki persentase penurunan kadar glukosa darah pada hari ke 7 dan hari ke 14 masing-masing sebesar 30% dan 46,5%. Dosis 150 mg/kg BB lebih efektif sebagai antidiabetes dibandingkan dengan dosis 300 mg/kg BB. Pemberian ekstrak etanol daun Pakoba Merah juga dapat memperbaiki kerusakan sel-sel β-pankreas pada tikus putih yang diinduksi aloksan
PENGARUH PEMBERIAN ETINIL ESTRADIOL TERHADAP PERUBAHAN HISTOLOGI UTERUS TIKUS PUTIH Rattus norvegicus Febrindah E. Tambalean; Joke L. Tombuku; Olvie S. Datu; Vlagia I. Paat
Majalah INFO Sains Vol 2 No 1 (2021): April 2021
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Kristen Indonesia Tomohon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1006.957 KB) | DOI: 10.55724/jis.v2i1.19

Abstract

Peningkatan jumlah penduduk merupakan masalah yang mengkhawatirkan sehingga usaha untuk menekan jumlah penduduk dilakukan dengan pemakaian kontrasepsi, salah satunya adalah kontrasepsi oral. Salah satu komposisi kontrasepsi oral adalah hormon estrogen, dan yang sering digunakan ialah etinil estradiol. Hormon alami dari etinil estradiol ialah estradiol yang berasal dari ovarium. Pemberian etinil estradiol terhadap uterus menyebabkan perubahan aktivitas dan struktur uterus sehingga perlu dilakukan pengamatan secara langsung untuk melihat perubahan yang terjadi. Pengamatan ini harus dilakukan secara histologi tetapi karena tidak dapat dilakukan pada manusia maka diperlukan hewan uji sebagai model, yaitu hewan uji tikus putih. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati perubahan histologi efek estrogenik dari etinil estradiol pada uterus tikus putih. Hasil pengamatan pengaruh etinil estradiol secara langsung terhadap uterus tikus putih dapat memberikan informasi serta membantu pengembangan etinil estradiol sebagai kontrasepsi oral. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium. Dilakukan pembagian 2 kelompok, yaitu kelompok 1 adalah tikus tanpa pemberian etinil estradiol dan kelompok 2 adalah tikus dengan pemberian etinil estradiol, dengan jumlah keseluruhan tikus percobaan ialah 8 tikus Pengaruh pemberian etinil estradiol terhadap uterus terlihat pada setiap fase siklus estrus tikus, walaupun terlihat sangat jelas pada kelenjar uterus di dua fase yakni fase estrus dan diestrus. Dalam pengamatan terlihat tidak ada peningkatan kelenjar uterus pada fase estrus, padahal kelenjar uterus pada fase ini sangat penting untuk pengeluaran zat yang dibutuhkan dalam kelangsungan dan perkembangan embrio, selain itu berfungsi dalam sintesis selaput lendir untuk transportasi sperma. Sedangkan terjadi peningkatan kelenjar uterus pada fase diestrus setelah pemberian etinil estradiol, padahal fase ini adalah fase istirahat tikus dan tidak ada aktivitas kelamin.
UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL AKAR TAKOKAK Solanum torvum Swartz SEBAGAI ANTIINFLAMASI PADA TIKUS PUTIH Rattus norvegicus Heti Y. Maarebia; Joke L. Tombuku; Olvie S. Datu; Selvana S. Tulandi
Majalah INFO Sains Vol 2 No 1 (2021): April 2021
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Kristen Indonesia Tomohon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (533.623 KB) | DOI: 10.55724/jis.v2i1.23

Abstract

Takokak merupakan salah satu tanaman yang telah lama digunakan sebagai obat tradisional di Indonesia salah satunya sebagai antiiflamasi. Penelitian ini bertujuan : untuk mengetahui efektivitas dari ekstrak akar takokak pada penyembuhan inflamasi. Diduga bahwa pemberian dosis ekstrak akar takokak berpengaruh terhadap udem. Metode penelitian yang digunakan adalah metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola searah dengan variabel terikat adalah volume udem dan variabel bebasnya adalah dosis ekstrak akar takokak 10%, 20% dan 40%, masing-masing perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak tiga kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa volume udem rata-rata terbesar terjadi pada jam kedua dan kemudian berangsur-angsur menurun sampai jam keduabelas. Pengamatan terhadap persen penghambatan antiinflamasi pada jam keduabelas menunjukkan bahwa uji dosis 10% memberikan efek penghambatan udem sebesar 33,81%, uji dosis 20% memberikan efek penghambatan udem sebesar 71,12%, dan uji dosis 40% memberikan efek penghambatan udem yang maksimal yaitu sebesar 88,23%.
Uji Aktivitas Antimikroba Ekstrak n-Heksan Daun Senggani (Melastoma candidum D. Don) Terhadap Escherichia coli dan Candida albicans Rece Maliada; Joke L. Tombuku; Selvana S. Tulandi; Vlagia I. Paat; Reky R. Palandi
Majalah INFO Sains Vol 2 No 2 (2021): Oktober 2021
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Kristen Indonesia Tomohon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55724/jis.v2i2.28

Abstract

Tumbuhan senggani (Melastoma candidum D.Don) berkhasiat untuk mengatasi gangguan pencernaan (diare), batuk, sakit tenggorokan, keputihan dan sariawan. Umumnya penyakit tersebut disebabkan oleh mikroba yang bersifat patogen misalnya E.coli dan C.albicans. Tujuan penelitian untuk mengetahui aktivitas antimikroba ekstrak n-heksan daun senggani terhadap bakteri E.coli dan jamur C.albicans. Jenis penelitian eksperimental laboratorium dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Menggunakan metode Difusi Agar cara Cakram (Disc) dengan metode sebar pada 6 perlakuan dan 3 ulangan. Dilaksanakan di Laboratorium Terpadu FMIPA Universitas Kristen Indonesia Tomohon dan Laboratorium Mikrobiologi Universitas Sam Ratulangi, berlangsung bulan Maret – Mei 2017.Hasil penelitian ekstrak n-heksan daun senggani memiliki aktivitas penghambatan terhadap pertumbuhan E.coli dengan konsentrasi 50%, 60%, 70%, 80% dan 90% dengan diameter zona hambat yaitu 7,33 mm, 7,75 mm, 12 mm, 17,25 mm dan 12,5 mm. Pada jamur C.albicans ekstrak n-heksan daun senggani tidak menunjukan aktivitas penghambatan. Kesimpulan ekstrak n-heksan daun senggani (Melastoma candidum D.Don) memiliki aktivitas penghambatan Antibakteri pada Escherichia coli
Analisis Kualitas Udara PLTU Amurang Oktavianus Lumakeki; Hariyadi Hariyadi; Joke L. Tombuku; Ferdy A. Karauwan; Friska M. Montolalu
Majalah INFO Sains Vol 2 No 2 (2021): Oktober 2021
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Kristen Indonesia Tomohon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (525.289 KB) | DOI: 10.55724/jis.v2i2.30

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas udara di wilayah studi PLTU Amurang pada tahun 2014. Pembangkit listrik tenaga uap saat ini merupakan pilihan pemerintah dalam menanggulangi krisis listrik. Tetapi dilain pihak penggunaan batubara sebagai bahan bakar akan menghasilkan bahan pencemar (polutan) yang dapat menimbulkan efek berupa emisi pencemar, emisi yang dihasilkan dapat berupa SO2, NO2, CO, TSP bahkan arsen. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif yang menggambarkan hasil identifikasi senyawa pencemar dan partikulat di udara hasil pembakaran batubara. Penelitian ini menggunakan metode analisis Pararosanilin, Saltzman, NDIR, Gravimetri dan ICP-MS.Konsentrasi CO tertinggi terdapat pada lokasi pertama yakni 0,04 µg/Nm3sedangkan yang terendah terdapat pada lokasi kedua yakni 0 µg/Nm3, konsentrasi SO2 tertinggi terdapat pada lokasi pertama yakni 0,023 µg/Nm3sedangkan yang terendah terdapat pada lokasi kedua dan ketiga yakni 0 µg/Nm3, konsentrasi NO2 tertinggi terdapat pada lokasi ketiga yakni 0,924 µg/Nm3sedangkan yang terendah terdapat pada lokasi kedua yakni 0 µg/Nm3, konsentrasi TSP yang tertinggi terdapat pada lokasi ketiga yakni 2,05 µg/m3 sedangkan yang terendah terdapat pada lokasi pertama yakni -1,706 µg/m3, Untuk parameter Arsen dalam jaringan tumbuhan didapatkan hasil sebesar 81,13 µg/l.Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa kualitas udara di PLTU Amurang masih berada dibawah baku mutu udara ambien menurut PP. No. 41 Tahun 1999.
Identifikasi Kandungan Hidrokuinon Pada Kosmetik Pemutih Yang Beredar di Pasar Kota Tomohon Menggunakan Metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT) Sivra A. Suak; Joke L. Tombuku; Gideon A. Tiwow; Franky Sangande
Majalah INFO Sains Vol 3 No 1 (2022): April 2022
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Kristen Indonesia Tomohon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (179.401 KB) | DOI: 10.55724/jis.v3i1.48

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif menggunakan metode analisis kualitatif yang menggambarkan hasil identifikasi bahan berbahaya hidrokuinon dalam kosmetik pemutih secara kromatografi lapis tipis.Sampel penelitian diambil di pasar kota Tomohon sebanyak tiga sampel krim pemutih berdasarkan sampel yang telah ditentukan. Fase gerak dibuat dari campuran n-heksan dan aseton dengan perbandingan 3:2. Diambil 30 mL n-heksan dan 20 mL aseton, kemudian kedua larutan tersebut dicampurkan sehingga diperoleh fase gerak.Berdasarkan hasil penelitian analisis kualitatif kandungan hidrokuinon terhadap sampel kosmetik yang beredar di pasar kota Tomohon baik sampel A (A1 dan A2), sampel B (B1 dan B2) dan sampel C, ternyata hasilnya negatif atau tidak mengandung hidrokuinon.
ANTIANGIOGENESIS AND ANTIBACTERIAL ACTIVITIES FROM AN INDONESIAN MARINE-DERIVED FUNGUS Dactylaria sp Wilmar Maarisit; Dicki Huga Tangiono; Reinhard Pinontoan; Marstella Minelko; Joke Luis Tombuku; Tan Tjie Jan
Indonesian Journal of Pharmacy Vol 24 No 2, 2013
Publisher : Faculty of Pharmacy Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Skip Utara, 55281, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (639.561 KB) | DOI: 10.14499/indonesianjpharm24iss2pp100-106

Abstract

Marine-derived fungi have been proven to be rich sources of chemically diverse natural products with a broad range of biological activities. The aim of this study was to determine the antibacterial and antiangiogenesis activities of marine derived fungi Dactylaria sp. Cultivation of the fungus Dactylaria sp (strain TID 24041021-1) was isolated from the marine invertebrate sponge. Culture of marine fungus was macerated with acetone and partitioned with ethyl acetate. The ethyl acetate extracts with 50, 100, and 200µg/mL concentrations, were assayed for their antiangiogenic activity by using chorioallantoic membrane in vivo. At the same time, ethyl acetate extracts at levels of 5, 10, 15, and 20mg/mL were assayed to pathogenic bacteria Bacillus subtilis, Escherichia coli, and Staphylococcus aureus using well diffusion method. The result of this study showed that ethyl acetate extract at concentration 50µg/mL could inhibit angiogenesis. The best antiangiogenic activity was showed at concentration of 200µg/mL ethyl acetate extract. Antibacterial activity from ethyl acetate extract inhibited the growth of B. subtilis (2.25-5mm), E. coli (0.63-3.50mm) and S. aureus (01.75mm) bacteria. Key words: Marine sponge-derived fungi, antiangiogenesis activity, antibacterial activity