ABSTRACT Obesity has become a global problem for years. It is predicted in 2030, 1 in 20 men and 1 in 11 women will have a BMI >30 kg/m². After years of medical treatments failing to treat obesity, bariatric surgery has proven to be effective in curing obesity. Regardless of its effectiveness, there are still side effects from bariatric surgery, one of which is Dumping Syndrome. There are various methods of bariatric surgery, two of them are Roux-en-Y Gastric Bypass (RYGB) and Single Anastomosis Duodeno-Ileal Bypass with Sleeve Gastrectomy (SADI-S). RYGB is thought to have a higher risk of Dumping Syndrome than SADI-S due to RYGB not preserving the pyloric sphincter. This study aims to compare the incidence of Dumping Syndrome in patients after bariatric surgery using the RYGB and SADI-S methods in Sumber Waras Hospital. This research was an analytical observational study with a cohort-retrospective design consisting of 74 post-bariatric surgery patients. Dumping Syndrome was assessed using Sigstad Scoring, then analyzed using chi-square analysis with the assistance of SPSS software. This study found that the prevalence of Dumping Syndrome in patients after RYGB is 58,2%, compared to SADI-S is 42,1%. This study found no significant relationship between the prevalence of Dumping Syndrome and bariatric methods. (p-value = 0,345; RR = 0,724; CI 95% = 0,408 – 1,283). RYGB is more likely to cause Dumping Syndrome than SADI-S. Bariatric methods, in this case RYGB and SADI-S, have no significant association with the incidence of Dumping Syndrome. Keywords: Dumping syndrome, Bariatric, Roux-en-Y Gastric Bypass, Single Anastomosis Duodeno-Ileal Bypass with Sleeve Gastrectomy, Obesity ABSTRAK Obesitas menjadi masalah global selama bertahun-tahun. Diprediksikan hingga tahun 2030, 1 dari 20 laki – laki dan 1 dari 11 perempuan akan memiliki BMI >30 kg/m². Setelah bertahun-tahun penanganan medis gagal menangani obesitas, bedah bariatrik terbukti efektif menyembuhkan obesitas. Terlepas dari keefektivitasannya, terdapat efek samping dari bedah bariatrik, salah satunya yaitu Sindrom Dumping. Terdapat berbagai jenis bedah bariatrik, dua diantaranya yaitu Roux-en-Y Gastric Bypass (RYGB) dan Single Anastomosis Duodeno-Ileal Bypass with Sleeve Gastrectomy (SADI-S). RYGB dipercaya lebih memungkinkan untuk mengalami Sindrom Dumping dibandingkan SADI-S diakibatkan sfingter pilorus yang tidak dipertahankan. Studi ini bertujuan untuk membandingkan kejadian Sindrom Dumping pada pasien pasca-bedah bariatrik dengan metode RYGB dan SADI-S di Rumah Sakit Sumber Waras. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan desain studi cohort-retrospective yang terdiri dari 74 responden pasca bedah bariatrik. Sindrom Dumping dinilai menggunakan Skoring Sigstad, lalu dianalisis menggunakan analisis chi-square dengan bantuan software SPSS. Penelitian ini menemukan prevalensi Sindrom Dumping pada pasien pasca RYGB sebesar 58,2%, dibandingkan dengan SADI-S sebesar 42,1%. Penelitian ini tidak menemukan hubungan yang signifikan antara prevalensi Sindrom Dumping dan metode bariatrik. (p-value = 0,345; RR = 0,724; CI 95% = 0,408 – 1,283). Didapatkan metode RYGB lebih mungkin menyebabkan Sindrom Dumping dibandingkan SADI-S. Metode bariatrik RYGB dan SADI-S tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan kejadian Sindrom Dumping Kata Kunci: Sindrom Dumping, Bariatrik, Roux-en-Y Gastric Bypass, Single Anastomosis Duodeno-Ileal Bypass with Sleeve Gastrectomy, Obesitas