Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Kedudukan Komisi Pemberantasan Korupsi Dan Kejaksaan Dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia Kuswan Hadji; Kingkin Setyaningsih; Anugraheni Wardah Ulinnuha; Bemby Navita; Nabila Raihana; Maya Larissa
Garuda: Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Dan Filsafat Vol. 2 No. 2 (2024): Juni : Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Filsafat
Publisher : Lembaga Pengembangan Kinerja Dosen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59581/garuda.v2i2.3125

Abstract

The position of the prosecutor's office in the Indonesian constitutional system is a law enforcement agency whose role is as a prosecutor in the justice system, which is also related to the legal system. However, this is not stated in the 1945 Constitution of the Republic of Indonesia. The position of the Corruption Commission (KPK) in the Indonesian constitutional system is often discussed, the Constitutional Court decided differently on several occasions in its (KPK) decisions regarding the position of the Indonesian constitutional system in that system. The Constitutional Court once considered that the Corruption Eradication Committee (KPK) is an independent state institution that is not included in the executive powers of parliament and the judiciary.
PENEGAKAN KODE ETIK APARATUR SIPIL NEGARA OLEH PEJABAT BUPATI: KAJIAN YURIDIS BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 Bemby Navita; Aina Sarah Hafawati; Suci Wulandari; Anisa Mutiara Rizky; Deaz Aji Pratama
LONTAR MERAH Vol. 8 No. 1 (2025): Hukum Pemerintah Daerah
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31002/lm.v8i1.4583

Abstract

Pejabat kepala daerah (Pj Bupati) memiliki posisi strategis dalam menjamin keberlangsungan pemerintahan dan penegakan integritas birokrasi daerah. Artikel ini bertujuan untuk memasukkan kewenangan normatif dan melakukan penegakan disiplin Aparatur Sipil Negara (ASN) oleh Pj Bupati dalam kerangka hukum positif Indonesia. Pendekatan yuridis normatif digunakan untuk meninjau peraturan-peraturan yang relevan, khususnya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Studi kasus pencopotan dua ASN oleh Pj Bupati Aceh Barat digunakan untuk menggambarkan implementasi kewenangan tersebut. Hasil kajian menunjukkan bahwa Pj Bupati memiliki kewenangan penuh sebagai Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK) dalam menegakkan kode etik dan disiplin ASN. Penegakan ini menjadi instrumen penting dalam memperkuat tata kelola pemerintahan daerah yang profesional dan berintegritas.
Hibah Sebagai Instrumen Hukum Islam: Kajian Teori Dan Praktik Aura Zahra Rizkillah Latif; Basuki; Badriyah ‘Izatul Isnaini; Ima Nur Syamsiah; Tania Febrianti; Melati Harmia Putri; Bemby Navita; Luqman Hakim Ansori
Al-Zayn: Jurnal Ilmu Sosial, Hukum & Politik Vol 3 No 2 (2025): 2025
Publisher : Yayasan pendidikan dzurriyatul Quran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61104/alz.v3i2.1049

Abstract

Hibah merupakan instrumen penting dalam hukum islam yang mencerminkan nilai-nilaisosial dan ekonomi melalui pemberian harta  secara  sukarela tanpa imbalan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji konsep hibah dari perspektif hukum Islam dan hukum positif di Indonesia, termasuk rukun, syarat, serta tantangan dalam implementasinya. Metode yang digunakan adalah pendekatan yuridis normatif dengan analisis terhadap Kompilasi Hukum Islam (KHI), Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah (KHES), dan peraturan hukum positif lainnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hibah memiliki landasan kuat dalam Al-Qur'an,  hadist, dan ijtihad ulama, dengan rukun utama meliputi pemberi hibah (wahib), penerima hibah (mawhub lahu), barang yang dihibahkan (mawhub bih), ijab, dan qabul. Dalam konteks hukum positif Indonesia, hibah diatur secara rinci dalam KHI dan KHES untuk memastikan legalitas serta keadilan dalam penerapannya. Meskipun praktik hibah telah lama diterapkan, terdapat tantangan seperti sengketa keluarga dan penyalahgunaan hibah untuk menghindari kewajiban hukum tertentu. Penelitian ini menekankan pentingnya sinergi antara hukum Islam dan hukum positif untuk memastikan penerapan hibah yang sesuai dengan prinsip syariah sekaligus memenuhi ketentuan legal di Indonesia. Dengan pemahaman mendalam tentang hibah, diharapkan dapat mengatasi tantangan dalam praktiknya dan memperkuat penerapannya sebagai instrumen sosial-ekonomi yang berlandaskan pada nilai-nilai keadilan.
Kedudukan dan Fungsi Lembaga Negara dalam Sistem Pemerintahan Indonesia Bemby Navita; Rosita Adelia Putri; Jacinda Az Zahra; Aurellia Mirabel Fredlyna; Stephanus Louis Scaeva Tapiheru; Kuswan Hadji
Jurnal Riset Rumpun Ilmu Sosial, Politik dan Humaniora Vol. 4 No. 1 (2025): Jurnal Riset Rumpun Ilmu Sosial, Politik dan Humaniora
Publisher : Pusat Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/jurrish.v4i1.4329

Abstract

This article discusses the position and functions of state institutions in Indonesia's governmental system based on the 1945 Constitution (UUD 1945). The UUD 1945, as Indonesia's highest written constitution, establishes state institutions within three main branches of government: executive, legislative, and judicial. The article outlines how each branch fulfills its role according to the principle of trias politica, aimed at maintaining a balance of power through a system of checks and balances. The main focus is to analyze the position of these institutions within the constitutional framework and how they work synergistically to support Indonesia's political, legal, and social stability. Furthermore, the article explores the challenges faced by state institutions, such as overlapping authorities, and offers recommendations for addressing these issues to strengthen good governance and democracy. A deeper understanding of the role and functions of state institutions is expected to help Indonesia achieve a just and prosperous government.
Jenis-Jenis Utang Pajak dan Konsekuensinya bagi Wajib Pajak Bemby Navita; Rosita Adelia Putri; Nabila Raihana
Jurnal Riset Rumpun Ilmu Sosial, Politik dan Humaniora Vol. 4 No. 2 (2025): Jurnal Riset Rumpun Ilmu Sosial, Politik dan Humaniora
Publisher : Pusat Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/jurrish.v4i2.4856

Abstract

Compliance in paying taxes is a crucial element in maintaining the stability and sustainability of state revenues. Taxes as the main source of state financing require active participation from every Taxpayer in fulfilling their obligations. However, in practice, there are still many Taxpayers who experience obstacles in fulfilling these obligations, resulting in tax debt. This article aims to identify the types of tax debts that commonly occur in Indonesia and to analyze the legal and administrative consequences that can arise due to negligence or non-compliance in implementing tax obligations. This study uses a qualitative descriptive approach, by describing in detail the factual conditions based on secondary data and literature reviews. The results of the study indicate that tax debts can arise in various forms, including underpayment, late payment, or debts arising from audit results. The consequences faced by Taxpayers due to tax debts can be in the form of administrative sanctions such as interest, fines, and increases, as well as potential criminal sanctions if elements of intent or tax crimes are found. The conclusion of this article emphasizes the importance of understanding, awareness, and compliance of Taxpayers to avoid legal risks and financial burdens due to tax debts. The recommendations provided include the need to improve tax education for Taxpayers and optimize the role of tax authorities in providing guidance, supervision, and law enforcement proportionally.