Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

BAZZANIA (MARCHANTIOPHYTA: LEPIDOZIACEAE) DI TAMAN NASIONAL GUNUNG LEUSER (SUMATRA) Ria Windi Lestari; Nunik Sri Ariyanti
Floribunda Vol. 5 No. 7 (2017)
Publisher : PTTI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (464.589 KB) | DOI: 10.32556/floribunda.v5i7.2017.202

Abstract

Ria Windi Lestari & Nunik Sri Ariyanti. 2017. The Bazzania (Marchantiophyta: Lepidoziaceae) of theGunung Leuser National Park (Sumatra). Floribunda 5(7): 227–238. —  The diversity of liverwort in Sumatra is neglected. Therefore this study aims to inventory the diversity of the genus Bazzania Gray(Marchantiophyta: Lepidoziaceae) in Gunung Leuser National Park-Sumatra. This genus is easily recognizedin the forest by the conspicuous Y-shaped dichotomous branching and  flagella on the ventral stem. Thisgenus was observed based on the bryophyte specimens collected in Gunung Leuser National Park (1417–2900 m asl). Thirteen species were reported from this area. Seven of which are previously known for TNGLand Sumatra, i.e. B. densa, B. erosa, B.indica, B. longicaulis, B. loricata, B. spiralis, B. vittata. Otherspecies, B. sumatrana, has been reported for Sumatra, but it is a new record for TNGL. The others twospecies are new records for Sumatra, B. horridula and B. oshimensis. The latest species is also newlyreported for Indonesia. The rest, B. adnexa, B. angustifolia f. paupera, B. fauriana, are new records forMalesian region. Keywords: Bazzania, Floristic, Mount of Leuser, South East Aceh. Ria Windi Lestari & Nunik Sri Ariyanti. 2017. Bazzania (Marchantiophyta: Lepidoziaceae) di TamanNasional Gunung Leuser (Sumatra). Floribunda 5(7): 227–238. —  Keanekaragaman Lumut di Sumatra masih sangat terabaikan, sehingga penelitian ini bertujuan untuk menginventarisasi keanekaragamanBazzania (Marchantiophyta: Lepidoziaceae) di Taman Nasional Gunung Leuser-Sumatra. Marga ini mudahdikenali dari ciri percabangan dikotom atau disebut juga menggarpu membentuk pola “Y dan adanya cabanginter kalar yang disebut flagela dibagian sisi ventral. Eksplorasi dilakukan di TNGL (pada ketinggian 1417–2900 m dpl). Ditemukan sebanyak 13 jenis Bazzania untuk kawasan TNGL, tujuh di antaranya merupakanjenis yang umum dan telah banyak diketahui sebelumnya yaitu B. densa, B. erosa, B.indica, B. longicaulis,B. loricata, B. spiralis, B. vittata. Keberadaan B. sumatrana pernah dilaporkan di Sumatra, tapi merupakanlaporan terbaru dari TNGL ini. Dua jenis lainnya merupakan rekaman baru untuk kawasan Sumatra yaitu B.horridula and B. oshimensis, jenis terakhir merupakan rekaman baru untuk Indonesia. Tiga jenis lain yaitu B.adnexa, B. agustifolia f. paupera dan B. fauriana merupakan rekaman baru untuk kawasan Malesia. Kata kunci: Bazzania, Floristik, Gunung Leuser, Aceh Tenggara.
PEMBUATAN HERBARIUM BASAH SPESIMEN BUAH ROTAN MANAU (Calamus manan Miquel.) DENGAN KONSENTRASI LARUTAN ALKOHOL 70%: AQUADES (70 ML: 30 ML DAN 50 ML: 50 ML Anjani, Septi Leri; Oktavia, Melyani; Rosy, Yoesepha; Sinaga, Gerhard Christian; Lestari, Ria Windi; Fitriah, Umi Novita
BIO-SAINS : Jurnal Ilmiah Biologi Vol 4 No 2 (2024): Bio-Sains Vol 4 No 2, Agustus 2024
Publisher : Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam As-Syafi'iyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34005/bio-sains.v4i1.4168

Abstract

Herbarium basah merupakan metode pengawetan tumbuhan dengan menggunakan larutan berupa alkohol. Penelitian ini bertujuan untuk membuat herbarium basah dari buah rotan (Calamus manan) yang ditemukan di hutan Kalimantan dengan parameter perbedaan konsentrasi alkohol 70% sebanyak 70ml dan aquades sebanyak 30ml serta perbandingan alkohol: aquades 50%: 50%. Ciri umum tumbuhan rotan yaitu berupa tumbuhan semak yang hidupnya menjalar dan memiliki buah dengan permukaan kulit bersisik. Buah rotan di Kalimantan dimanfaatkan sebagai makanan masyarakat setempat, maka dari itu pentingnya menjaga dan melestarikan tumbuhan buah lokal rotan manau sebagai upaya mencegah kepunahan. Pengumpulan sampel dilakukan dengan memilih buah rotan yang telah matang dari habitat alaminya. Setelah itu, buah-buah tersebut dibersihkan dan dipersiapkan untuk proses pengawetan. Larutan alkohol digunakan sebagai media pengawetan untuk menjaga keutuhan morfologi dan struktur buah. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa herbarium basah buah rotan dapat disiapkan dengan baik dan mempertahankan ciri-ciri morfologi utama buah. Proses pengawetan juga memungkinkan untuk menyimpan sampel dalam jangka waktu yang cukup lama tanpa mengalami kerusakan
Praxelis (Asteraceae: Eupatorieae), A Newly Naturalised Genus for Kalimantan and Sumatra, Indonesia Hariri, Muhammad Rifqi; Irsyam, Arifin Surya Dwipa; Lestari, Ria Windi; Peniwidiyanti, Peniwidiyanti; Rahmaningtiyas, Lutfi; Zulkarnaen, Rizmoon Nurul; Widjaya, Aulia Hasan; Saripudin, Saripudin; Latifah, Dian; Yuliyanto, Ponco; Budianti, Noviana; Suhaya, Yoyo; Rosleine, Dian; Sulistyawati, Endah
Journal of Tropical Biodiversity and Biotechnology Vol 9, No 4 (2024): December
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jtbb.90595

Abstract

The southern American genus Praxelis Cass. has 18 species. In Singapore and Indonesia, notably Java, P. clematidea R.M.King & H.Rob. has naturalised. The first record in Indonesia was in Bogor in 2018, although it is unverified elsewhere. Praxelis clematidea was found in Bangka, Belitung, Jambi, Lampung, and Palangka Raya during our exploratory field research in 2020–2023. The naturalised populations proliferate in roadsides, ditches, open spaces, and disturbed areas.  It thrives in a small swampy peat environment in Palangka Raya. Praxelis clematidea has been found outside Java, suggesting it could become an invasive alien species in Kalimantan and Sumatra.
Catatan Tamang Mangkinang (Elaeocarpus glaber Blume) di Kalimantan Tengah: Records of Tamang Mangkinang (Elaeocarpus glaber Blume) in Central Kalimantan Lestari, Ria Windi; Rizki, Muhammad; Aziz, Fadhila; Fatiqin, Awalul; Irmawan, Muhammad
BiosciED: Journal of Biological Science and Education Vol. 5 No. 2 (2024): BiosciED December 2024
Publisher : FKIP, Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37304/bed.v5i2.18077

Abstract

Abstrak. Elaeocarpus glaber Blume merupakan tumbuhan buah liar dapat dimakan yang memiliki ciri khas endokarp yang berukiran dan baraluran. Saat ini, spesies Elaeocarpus glaber Blume telah mengalami perubahan status konservasi dari terancam menjadi resiko rendah pada laman jejaring IUCN, namun informasi yang diperoleh dilapangan bahwa masyarakat Desa Bukit Rawi telah menebang banyak tanaman dewasa. Sehingga, penelitian ini tetap bertujuan untuk memperkuat penentuan status dengan mengumpulkan data tentang keberadaan Elaeocarpus glaber di Kalimantan Tengah menggunakan metode jelajah dan wawancara. Hasil menunjukkan tercatat delapan lokasi pernah dilaporkan serta satu lokasi adalah terbaru, dikoleksi di habitat tanah liat di tepi sungai Kahayan Tengah di Desa Bukit Rawi. Abstract. Elaeocarpus glaber Blume is an edible wild fruit plant that characteristised by a sculptured to sulcate endocarp. Currently, the Elaeocarpus glaber Blume species has undergone a change in conservation status from Threatened to Least Concern on the IUCN website, even though the field information was obtained that the Bukit Rawi Village community has cut down many mature plants. Therefore, this study still purpose to strengthen the status determination by collecting data on the presence of Elaeocarpus glaber in Central Kalimantan using eksploration method and interviews. The results showed that eight locations were reported and one location was the most recent, which is collected in a clay habitat on the riverbanks of the Kahayan Tengah in Bukit Rawi Village
Studi Budidaya Jamur Kuping (Auricularia auricula) dengan Variasi Jenis Substrat dan Konsentrasi Supplemen Yachya, Arif; Sulistyowati; Fatiqin, Awalul; Lestari, Ria Windi; Fitriah, Umi Novita; Decenly; Anggoro, Rahayu Opi
Journal of Biotropical Research and Nature Technology Vol. 1 No. 1 (2022): Borneo
Publisher : Prodi Biologi FMIPA Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52850/borneo.v1i1.7329

Abstract

Terbatasnya stok serbuk gergaji kayu sengon sebagai bahan baku baglog dapat mempengaruhi kelangsungan produksi jamur kuping (Auricularia auricula). Pemanfaatan limbah pertanian sebagai bahan baku alternatif baglog jamur kuping belum banyak diungkap. Ketiga jenis limbah pertanian yang tersedia melimpah di dataran rendah, yaitu jerami padi (PJP), potongan ampas tebu (PAT) dan serbuk gergaji kayu kelapa (SKK). Peforma pertumbuhan dan hasil panen jamur kuping pada ketiga jenis limbah pertanian tersebut yang dikombinasikan dengan dedak  (0, 5, 10 dan 15%) diinvestigasi pada penelitian ini. Serbuk kayu sengon (SKS) digunakan sebagai kontrol. Hasil menunjukkan bahwa waktu tercepat miselium penuh, pembentukan pinhead dan panen pertama dicapai berturut-turut pada hari ke-17-20, 29-32, dan 39-40 inkubasi oleh baglog SKK. Pengamatan pada hasil panen menunjukkan PJP adalah substrat terbaik dibanding SKS (sebagai substrat kontrol), SKK dan PAT. Sebaliknya, peningkatan konsentrasi dedak berdampak negatif pada hasil panen baglog PJP. Performa hasil panen terbaik diperoleh pada baglog PJP dengan dedak 0 % yaitu 13,67 g (berat basah) dengan berat baglog 240 g (berat basah). Hasil ini lebih tinggi 64,11 % dari hasil panen baglog SKS dengan dedak 5-10%. Pada akhirnya, hasil studi ini merekomendasikan PJP sebagai substrat alternatif pengganti SKS.
Pemberdayaan Kelompok Tani Uni Hapakat Melalui Diversifikasi Olahan Buah Naga Bernilai Ekonomi Kusumadati, Wijantri; ria windi lestari; Fitriah, Umi Novita
Jurnal Mandala Pengabdian Masyarakat Vol. 6 No. 1 (2025): Jurnal Mandala Pengabdian Masyarakat
Publisher : Progran Studi Farmasi Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpm.v6i1.580

Abstract

Kelompok Tani Uni Hapakat yang terletak di Kelurahan Kalampangan yang terletak di Kecamatan Sabangau, Kota Palangka Raya, merupakan kelompok tani produktif, terutama dalam kepemilikan budidaya buah naga. Setiap tahunnya produksi buah naga di wilayah ini meningkat, tantangan seperti penjualan buah segar yang kurang optimal dan limbah kulit buah naga yang tidak dimanfaatkan masih ada. Tujuan dari kegiatan ini untukmeningkatkan keterampilan pengolahan buah naga menjadi produk bernilai jual tinggi, seperti sirup, permen jelly, dan teh celup dari kulit buah naga serta keterampilan memasarkan produk melalui e-commerce. Metode yang digunakan yaitu survey dan diskusi, ceramah, praktik dan evaluasi yang menggunakan kuisioner pra dan pasca pelatihan. Hasil dari pemberdayaan dan pelatihan menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keterampilan peserta dalam mengolah buah nagadari 10 % menjadi 100 %, dan juga dan juga mitra terdorong untuk memasarkan produk menggunakan e-commerce mencapi 80 %. Selain itu, hasil evaluasi berada pada kategori penilaian sangat baik.
Etnobotany of Gardens Fruit Plants Minangkabau Community in Payakumbuh Subdistrict, West Sumatera Aziz, Fadhila; Lestari, Ria Windi; Fitriah, Umi Novita; Manik, Visi Tinta
Jurnal Biologi Tropis Vol. 24 No. 1 (2024): Januari - Maret
Publisher : Biology Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Education, University of Mataram, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jbt.v24i1.6546

Abstract

Ethnobotany is the study of the relationship between human culture and plants. Ethnobotany plays important role in understanding the behavior of the people of an area in utilizing the plants around them. This study aims to determine the utilization of garden fruit plants by Minangkabau community in Payakumbuh subdistrict, West Sumatra. The method used in this study was purposive random sampling. The data were collected by conducted by direct observation and interview. The data were analyzed descriptively with a quantitative approach using the Index of Culture Significance (ICS). The results showed that the Payakumbuh sub-district home garden category was classified as moderate, are planted with 34 species of fruit plants from 19 genera. Fruit plants that are often found in the home garden of the Payakumbuh subdistrict are bananas (Musa sp.) around 51.02% and papaya (Carica papaya) around 13.80%. Fruit plants that are cultivated besides being consumed in the form of fruit are also used as medicine, shade plants, seasonings, cultural rituals, and food wrappers. Parts of the plant that are utilized besides fruits are leaves, canopy, fruit skin, flowers, and seeds. Banana (Musa sp.) has the highest ICS value.
Peningkatan Keterampilan Guru-Guru Biologi SMA di Palangka Raya Dalam Pelatihan Pembuatan Preparat Permanen Jaringan Tumbuhan Sebagai Media Pembelajaran Lestari, Ria Windi; Aziz, Fadhila; Adelia, Kadek Ayu Cintya; Panjaitan, Desimaria; Septya, Lia
Jurnal Mandala Pengabdian Masyarakat Vol. 6 No. 1 (2025): Jurnal Mandala Pengabdian Masyarakat
Publisher : Progran Studi Farmasi Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpm.v6i1.593

Abstract

Praktikum mikroskopis pada pelajaran biologi di sekolah sering kali menghadapi kendala terkait dengan ketersediaan preparat yang berkualitas. Untuk itu, pelatihan pembuatan preparat permanen jaringan tumbuhan bertujuan untuk meningkatkan keterampilan guru dalam membuat preparat mikroskopis menggunakan teknik parafin. Kegiatan ini diselenggarakan di Gedung Pusat Pengembangan IPTEK dan Inovasi Gambut (PPIIG), Universitas Palangka Raya, dengan diikuti oleh sembilan orang guru biologi dari sekolah mitra sasaran. Pelatihan dimulai dengan pemaparan materi mengenai mikroteknik tumbuhan, yang mencakup langkah-langkah pembuatan preparat, mulai dari fiksasi, dehidrasi, penyayatan, pewarnaan, hingga pemasangan preparat. Para peserta juga diberikan kesempatan untuk praktik langsung pembuatan preparat segar dan awetan, serta teknik pewarnaan dan mounting menggunakan mikrotom dan safranin. Kuesioner pra dan pasca pelatihan digunakan untuk mengevaluasi pemahaman dan keterampilan peserta, yang menunjukkan peningkatan signifikan setelah kegiatan. Sebelum pelatihan, tidak ada peserta yang memahami atau memiliki keterampilan dalam pembuatan preparat permanen jaringan tumbuhan. Namun, setelah pelatihan, seluruh peserta berhasil menguasai teknik tersebut. Evaluasi ini menunjukkan bahwa pelatihan ini efektif dalam meningkatkan kompetensi praktis guru, yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas praktikum biologi di sekolah. Ke depan, pelatihan ini memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut dengan topik-topik tambahan seperti perawatan mikroskop dan teknik kultur jaringan.