Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Intelek Insan Cendikia

Frekuensi Penggunaan Obat Antivirus Pada Pasien SARS-CoV-2 dengan Penyakit Ginjal Kronis di Instalasi Farmasi Rawat Inap Rumah Sakit Fendy Prasetyawan; Yuneka Saristiana; Faisal Akhmal Muslikh; Ratna Mildawati; Chandra Arifin; Abd Rofiq
Jurnal Intelek Insan Cendikia Vol. 1 No. 1 (2024): Maret 2024
Publisher : PT. Intelek Cendikiawan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pandemi COVID-19 telah menimbulkan tantangan global yang signifikan sejak munculnya virus SARS-CoV-2 pada tahun 2020. Pengendalian penyakit ini menjadi prioritas kesehatan utama mengingat dampaknya yang luas. Indonesia juga terpengaruh dengan laporan kasus pertama COVID-19 pada Maret 2020, membutuhkan perhatian serius dalam penanganannya. Salah satu komorbiditas yang sering terjadi pada pasien COVID-19 adalah penyakit ginjal kronis (CKD), yang meningkatkan risiko komplikasi medis. Pemahaman yang lebih mendalam tentang penggunaan obat antivirus pada pasien CKD yang terinfeksi COVID-19 menjadi penting, mengingat potensi toksisitas obat dan interaksi yang mungkin terjadi. Meskipun obat antivirus seperti favipiravir dan remdesivir telah menjadi strategi penting dalam penanganan COVID-19, perhatian khusus diperlukan saat memberikannya kepada pasien CKD karena risiko akumulasi dan toksisitas yang lebih tinggi. Studi potong lintang yang dilakukan di RSUD Dr. Soedomo Trenggalek bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan obat antivirus pada pasien COVID-19 dengan CKD. Hasilnya menunjukkan bahwa mayoritas pasien menerima favipiravir (64%) dibandingkan dengan remdesivir (36%). Namun, penggunaannya perlu disesuaikan dengan fungsi ginjal pasien untuk menghindari toksisitas. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami perbandingan efektivitas antara kedua jenis obat antivirus ini pada pasien CKD, sehingga dapat memberikan pedoman pengobatan yang lebih tepat bagi populasi pasien yang rentan ini
Gambaran Penggunaan Obat Tunggal Antihipertensi Pada Pasien Hipertensi Di Rawat Jalan Puskesmas Octavian Ashido Nababan; Fendy Prasetyawan; Yuneka Saristiana; Faisal Akhmal Muslihk; Ratna Mildawati; Isma Oktadiana
Jurnal Intelek Insan Cendikia Vol. 1 No. 1 (2024): Maret 2024
Publisher : PT. Intelek Cendikiawan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hipertensi merupakan kondisi yang seringkali tidak menunjukkan gejala yang jelas dan dapat menjadi faktor risiko utama untuk berbagai penyakit kardiovaskular yang serius. Pengelolaan yang efektif dari hipertensi penting untuk mencegah komplikasi jangka panjang yang berpotensi fatal. Salah satu pendekatan utama dalam pengobatan hipertensi adalah penggunaan obat antihipertensi, baik dalam bentuk tunggal maupun kombinasi, tergantung pada kebutuhan setiap pasien. Di fasilitas kesehatan tingkat primer seperti Puskesmas, manajemen hipertensi sering dilakukan melalui pemberian obat tunggal sebagai terapi awal. Namun, penting untuk memahami pola penggunaan obat tunggal antihipertensi pada pasien hipertensi di rawat jalan Puskesmas. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran yang jelas tentang bagaimana obat tunggal antihipertensi digunakan pada pasien hipertensi di Puskesmas. Metode penelitian ini adalah studi deskriptif yang mendalam dengan pendekatan retrospektif. Data pasien hipertensi dikumpulkan dari rekam medis pasien selama bulan September 2023. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pasien hipertensi cenderung menggunakan kombinasi terapi daripada obat tunggal, dengan presentase penggunaan obat tunggal sebesar 35,82% dan penggunaan obat kombinasi sebesar 64,18%. Temuan ini menegaskan pentingnya strategi terapi kombinasi dalam manajemen hipertensi, yang didukung oleh efek aditif dan sinergis dari kombinasi obat serta kemampuan untuk mengurangi risiko efek samping. Dengan demikian, penelitian ini memberikan kontribusi penting bagi pengembangan pedoman pengobatan yang lebih efektif dan individualized bagi pasien hipertensi di tingkat fasilitas rawat jalan