Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Innovative: Journal Of Social Science Research

Penentuan Nilai SPF (Sun Protection Factor) Ekstrak Buah Alpukat (Persea Americana Mill) Menggunakan Spektrofotometri UV-VIS Putri, Diva Fitriana; Setyowati, Endang; Sukoharjanti, Bintari Tri
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 5 No. 3 (2025): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v5i3.19008

Abstract

Paparan sinar ultraviolet (UV) dapat menyebabkan kerusakan kulit, termasuk penuaan dini dan kanker kulit. Salah satu bahan alami yang berpotensi digunakan sebagai tabir surya adalah ekstrak alpukat, yang mengandung antioksidan dan asam lemak esensial. Buah alpukat memiliki kandungan flavonoid sebagai antiviral, antiinflamasi, antialergi, antioksidan, dan mmeiliki nutrisi yang tinggi seperti lemak sehat, serat, vitamin E, vitamin C dan kalium. Oleh karena itu, penting untuk menguji kemampuan ekstrak alpukat dalam memberikan perlindungan terhadap sinar UV, khususnya melalui pengukuran Sun Protection Factor (SPF). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai SPF ekstrak alpukat menggunakan metode Spektrometri UV-Vis dengan perbandingan konsentrasi 5 ppm, 15 ppm, dan 25 ppm dengan rasio 1:2, dan melakukan pengujian terhadap ekstrak buah alpukat meliputi uji alkaloid, uji flavonoid, uji tanin, uji saponin. Analisis data pada penelitian ini menggunakan uji one way analysis of variance (ANOVA). Dengan kepercayaan 96% P (< 0,05). Hasil dari skrining fitokimia dinyatakan bahwa buah alpukat positif alkaloid dan fenol dan negatif flavpnoid, tanin, dan saponin. Penentuan nilai SPF memiliki beberapa kategori yaitu : minimal (2-4), sedang (4-8), maximal (8-15), ultra >15. Hasil yang didapatkan pada konsentrasi 5 ppm, 15 ppm, dan 25 ppm dapat dikategorikan minimal karena nilai absorbansi yang di dapat berturut-turut 3,0612±0,0308; 2,6308±0,0013; dan 3,0068±0,0008. Untuk ekstrak CV. X pada konsentrasi 5 ppm dan 15 ppm dikategorikan minimal dengan nilai absorbansi yang di dapat berturut-turut 2,0905±0,0021; 2,1255±0,0012 sedangkan pada konsentrasi 25 ppm dikategorikan sedang dengan nilai absorbansi 4,0493±0,0014. Ekstrak alpukat dari CV. X pada konsentrasi 25 ppm memiliki nilai SPF sebesar 4,0493, yang termasuk dalam kategori perlindungan sedang terhadap sinar ultraviolet. Hal ini menunjukkan bahwa pada konsentrasi tersebut, ekstrak alpukat memiliki potensi sebagai bahan alami tabir surya dengan efektivitas perlindungan yang cukup terhadap paparan sinar UV.
Formulasi Krim Lindung Surya Ekstrak Buah Papaya (Caricaa papaya L.) dengan Variasi Konsentrasi Trietanolamin Terhadap Nilai SPF (Sun Protection Factor) Silva, Elfanesya; Rahmawati, Riana Putri; Sukoharjanti, Bintari Tri
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 5 No. 3 (2025): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v5i3.19022

Abstract

Indonesia menjadi salah satu negara dengan paparan sinar matahari yang tinggi dan sebagian besar penduduknya bekerja di luar ruangan sehingga memerlukan suatu perlindungan kulit. Bahan alam sebagai alternatif tabir surya adalah tanaman pepaya (Carica papaya L.). Kandungan buah pepaya sebagian besar terdiri dari air dan karbohidrat, rendah kalori serta kaya akan vitamin dan mineral alami, khususnya vitamin A dan C, asam askorbat dan kalium. Selain itu, mengandung metabolit sekunder yang berpotensi sebagai antioksidan seperti flavonoid, polifenol, alkoloid, dan tannin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat fisik sediaan dan nilai SPF krim tabir surya ekstrak buah pepaya (Carica papaya L.) pada konsentrasi 10%, 20%, dan 30%. Hasil sifat fisik sediaan krim tabir surya ekstrak buah pepaya pada formula basis, formula 1, 2, dan 3 berupa uji organoleptis, homogenitas, pH, daya sebar, dan daya lekat memenuhi persyaratan uji sifat fisik yang sesuai. Pada formula basis memiliki nilai SPF 2,3506 ± 0,0106 dengan kemampuan minimal sebagai tabir surya. Formula 1 memiliki nilai SPF 2,5331 ± 0,0002 dengan kemampuan minimal sebagai tabir surya berarti sesuai pada penelitian yang dilakukan oleh Yuliastuti et al., (2020). Formula 2 memiliki nilai SPF 3,7754 ± 0,0026 dengan kemampuan minimal sebagai tabir surya. Formula 3 memiliki nilai SPF 5,0815 ± 0,0041 dengan kemampuan sedang sebagai tabir surya. Kontrol positif memiliki nilai SPF 35,1657 ±0,6426 dengan kemampuan ultra sebagai tabir surya berarti tidak sesuai pada kemasan produk yang tertera dipasaran memiliki nilai SPF 50 PA++++.
Formulasi dan Evaluasi Fisik Sediaan Obat Kumur (Mouthwash) Kombinasi Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) dan Daun Sirih (Piper betle L.) sebagai Antiseptik Mulut Muntamah, Muntamah; Setyowati, Endang; Sukoharjanti, Bintari Tri
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 5 No. 3 (2025): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v5i3.19062

Abstract

Formulasi dan evaluasi fisik sediaan obat kumur (mouthwash) ini dibuat dari kombinasi eceng gondok (Eichhornia crassipes) dan daun sirih (Piper betle). Eceng gondok kaya akan senyawa fenolik dan flavonoid yang berfungsi sebagai agen antibakteri, sedangkan daun sirih kaya akan eugenol, yang juga berfungsi sebagai antiseptik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui formulasi dan evaluasi fisik sediaan obat kumur kombinasi ekstrak eceng gondok dengan konsentrasi 5%, 15%, 30% dan daun sirih dengan konsentrasi 10%, 20%, dan 30%. Penelitian ini menggunakan metode infundasi dan maserasi. Formula sediaan mouthwash kombinasi ekstrak Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) ini kemudian dilakukan pengujian mutu yang meliputi pengujian organoleptik, homogenitas, pH, kejernihan, uji viskositas dan uji tinggi busa. Hasil pengujian evaluasi fisik sediaan obat kumur untuk uji organoleptis F0 berwarna putih keruh, F1, F2, dan F3 berwarna kuning kecokelatan, berbentuk cair, dan memiliki bau khas mint. Uji homogenitas F0 tidak homogen, F1, F2, dan F3 homogen. Uji pH 6,15; 5,82; 5,71; 5.68. Uji kejernihan F0 tidak jernih, F1, F2 dan F3 jernih. Uji viskositas 6,0; 5,36; 6,2; 5,63. Uji tinggi busa 4 cm; 3 cm; 5 cm; 10 cm. Kesimpulan dari uji evaluasi fisik sediaan obat kumur kombinasi ekstrak eceng gondok dengan konsentrasi 5%, 15%, 30% dan daun sirih dengan konsentrasi 10%, 20%, dan 30% dinyatakan memenuhi persyaratan yang meliputi uji organoleptik, homogenitas, pH, kejernihan, uji viskositas, sedangkan uji tinggi busa F0 dan F1 yang memenuhi persyaratan. Berdasarkan penelitian dari ketiga hasil sediaan obat kumur yang paling baik yaitu F1 karena memenuhi semua syarat uji evaluasi fisik.
EFEKTIVITAS SEDIAAN KRIM EKSTRAK BUNGA SEPATU (Hibiscus rosa-sinensis L) SEBAGAI PENUMBUH RAMBUT PADA KELINCI NEW ZELAND Ashfa, Sayyidati Maulia; Setyowati, Endang; Sukoharjanti, Bintari Tri
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 5 No. 4 (2025): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v5i4.20853

Abstract

Bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) adalah tanaman banyak tumbuh di indonesia yang mengandung banyak senyawa aktif seperti Flavonoid, Saponin, dan asam amino yang sangat efektif untuk merangsang pertumbuhan rambut. Bagi wanita, rambut adalah mahkota, sedangkan bagi pria, rambut memiliki pengaruh besar terhadap kepercayaan diri. Kebotakan tetap menjadi masalah bagi setiap orang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat efektivitas tanaman bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) sebagai penumbuh rambut pada kelinci New Zealand. Metode : penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. penelitian ini, dibuat tiga formula krim dengan konsentrasi 2,5%, 5%, dan 10%. Pelarut yang digunakan yaitu etanol 70% karena memiliki tingkat kepolaran yang sedang. Penelitian ini dilakukan pada empat ekor kelinci New Zealand yang diberi perlakuan selama 21 hari untuk menguji efektivitas krim Hibiscus rosa-sinensis L dalam pertumbuhan rambut. Kemanjuran pertumbuhan rambut diuji pada hari ke-7, 14, 21 dengan mengaplikasikan krim dua kali sehari. Hasil : pengujian Karakteristik fisikokimia sediaan krim uji organoleptis F0 berwarna putih kental, F1, F2, F3 berwarna merah bata; uji Homogenitas keempat sediaan memenuhi syarat atau homogen; uji pH semua sediaan memenuhi syarat. Untuk uji Aktivitas rata rata panjang rambut kelinci (mm) diperoleh kontrol negatif 4,69 mm ; F0 6,70 mm ; F1 7,68 mm ;F3 10,75 mm ; Kontrol positif 14,69 mm. Kesimpulan : pada pengujian Efektivitas sediaan krim ekstrak bunga sepatu sebagai pertumbuhan pada rambut dengan tiga formula krim pada konsentrasi 2,5%, 5%, dan 10% menunjukkan bahwa krim dengan konsentrasi yang lebih tinggi (F3) memberikan hasil terbaik dalam meningkatkan panjang rambut, mencapai rata-rata 10,75 mm.