Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK GEL EKSTRAK ETANOL DAUN TEMBELEKAN (Lantana camara L.) SEBAGAI ANTIINFLAMASI TOPIKAL Alvionida, Fitra; Iswarni, Wirda; Nurman, Salfauqi
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 9, No 2 (2023): Oktober 2023
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v9i2.4216

Abstract

Tumbuhan tembelekan (Lantana camara L.) merupakan tumbuhan yang tumbuh liar di berbagai tempat, tumbuhan ini termasuk famili Verbenacae. Tumbuhan tembelekan mempunyai banyak manfaat, salah satu diantaranya adalah sebagai antiinflamasi. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui senyawa aktif dari ekstrak etanol daun tembelekan, untuk membuat formulasi gel dan mengetahui stabilitas fisik dari formulasi sediaan gel ekstrak etanol daun tembelekan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental laboratorium dan deskriptif. Proses ekstraksi menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 96%. Uji fitokimia dilakukan untuk melihat senyawa aktif. Formulasi sediaan gel dibuat dalam 4 formula yaitu F1 (sediaan gel tanpa ekstrak), F2 (sediaan gel dengan penambahan EEDT 2 g), F3 (sediaan gel dengan penambahan EEDT 4 g) dan F4 (sediaan gel dengan penambahan EEDT 6 g). Uji stabilitas fisik sediaan gel yang dilakukan meliputi uji organoleptis, uji pH, uji daya sebar, uji homogenitas dan uji kesukaan. Rendemen yang dihasilkan dari proses ekstraksi daun tembelekan ialah 22,95%. Hasil uji fitokimia menunjukkan bahwa EEDT mengandung senyawa fenolik, tanin, steroid, saponin dan flavonoid. EEDT memiliki senyawa antiinflamasi yaitu saponin dan flavonoid. Sediaan gel EEDT yang optimal adalah F2. Sifat fisika kimia yang dihasilkan F2 yaitu pH 5,7, daya sebar 6 cm, bersifat homogen dan tidak ada butiran kasar, warna kuning kecoklatan, aroma seperti teh/cincau dan teksturnya semisolid. F2 paling disukai dibandingkan F3 dan F4 dilihat dari warna, aroma dan tekstur sediaan gel. Kata kunci: Daun tembelekan, ekstrak etanol, antiinflamasi, gel, stabilitas fisik gel.Tembelekan plant (Lantana camara L.) are plants that grow wild in various places, these plants belong to the Verbenacae family. The plant have many benefits, one of them is as anti-inflammatory. The purpose of this research are to know the active compound from ethanol extract of tembelekan leaf, to make gel formulation and to know the physical stability of the formulation of gel preparation of ethanol extract of tembelekan leaf. The research method used in this research was laboratory experimental and descriptive method. The extraction process uses a maceration method with 96% ethanol solvent. Phytochemical tests were performed to see the active compounds. The gel preparation formulation was prepared in 4 formulas, F1 (gel preparation without extract), F2 (gel preparation with addition of 2 g EEDT), F3 (gel preparation with 4 g EEDT addition) and F4 (gel preparation with 6 g EEDT addition). Physical stability test of gel preparation that havebeen done include organoleptic test, pH test, spreading test, homogeneity test and favorite test. The yield of tembelekan leaf extraction process was 22.95%. The results of phytochemical test showed that EEDT containes phenolic compounds, tannins, steroids, saponins and flavonoids. EEDT has antiinflammatory compounds namely saponins and flavonoids. The optimal EEDT gel preparation was F2. Physical properties of chemical F2 was pH 5.7, the power of spread of 6 cm, was homogeneous without coarse grains, brownish yellow, tea aroma / cincau and semisolid texture. F2 was the most preferred compared to F3 and F4 seen from the color, aroma and texture of the gel preparation.Keywords: Tembelekan leaf, ethanol extract, anti-inflammatory, gel, physical stability gel.
FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN ROLL-ON AROMATERAPI MINYAK ATSIRI PALA (Myristica fragrans houtt.) DAN SERAI (Cybopongon citratus) SEBAGAI ANTIEMETIK Meilina, Rulia; Hafizhathifa, Fathin; Astryna, Syarifah Yanti; Safitri, Faradilla; Syafriadi, Syafriadi; Rezeki, Sahbainur; Ningsih, Yustika Wirda; Lestari, Widya; Alvionida, Fitra
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 10, No 2 (2024): OKTOBER 2024
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v10i2.4758

Abstract

Minyak Atsiri merupakan salah satu metabolit sekunder yang banyak dimanfaat sebagai aromaterapi untuk mengatasi mual dan muntah. Tumbuhan Pala (Myristica fragrans houtt.) dan Serai (Cymbopogon citratus) berpotensi besar sebagai sumber minyak atsiri karena mengandung komponen utama minyak atsiri. Tumbuhan Pala mengandung senyawa seperti myristicin, elemicin, safrole, sedangkan tumbuhan Serai memiliki sitronelal, sitronelol dan geraniol  yang merupakan komponen utama minyak atsiri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui formulasi sediaan roll-on aromaterapi dan konsentrasi optimal dari  Minyak Atsiri Pala  dan Serai sebagai antiemetik. Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorium. Roll-on diformulasikan dengan konsentrasi sediaan F1 (20%-10%), F2 (15%-15%), F3 (10%-20%). Kemudian tahap evaluasi formulasi sediaan roll-on  dilakukan dengan uji organoleptik, uji homogenitas, pH, uji daya sebar dan uji hedonik dianalisis menggunakan metode statistik berupa uji one way anova. Hasil penelitian dari uji pH (5), daya sebar baik, sediaan homogen, nilai uji hedonik keterangan rata-rata suka dan analisis anova menyatakan formula diperoleh nilai signifikan p value <0,05  terhadap aspek penilaian (warna, wangi alami, tekstur, kesegaran, antiemetik, kesukaan keseluruhan)maka diketahui bahwa ada pengaruh formula terhadap ke 6 (enam) aspek penilaian sediaan  tersebut, sedangkan kehangatan diperoleh nilai signifikan p value >0,05 maka diketahui bahwa  tidak ada pengaruh formula terhadap kehangatan sediaan. Minyak Atsiri Pala dan Serai dapat diformulasikan dalam bentuk sediaan roll-on aromaterapi sebagai antiemetek. Konsentrasi minyak atsiri pala dan serai yang optimal dan paling efektif sebagai aromaterapi antiemetik yaitu konsentrasi F3 (10%-20%).
FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN TRANSDERMAL PATCH DARI EKSTRAK ETANOL BUAH PALA (MYRISTICA FRAGRANS HOUTT.) SEBAGAI PEREDA NYERI Meilina, Rulia; Putri, Indah Amelia; Kulla, Periskila Dina Kali; Andika, Fauziah; Willis, Ratna; Ismail, Ismail; Syafriadi, Syafriadi; Yulisma, Ardhana; Alvionida, Fitra; Ningsih, Yustika Wirda
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 11, No 1 (2025): APRIL 2025
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v11i1.4839

Abstract

Buah pala merupakan tanaman obat tradisional yang telah lama digunakan. Buah pala memiliki aktivitas sebagai analgesik karena mengandung senyawa flavonoid. Senyawa flavonoid memiliki peran dalam menghambat pembentukan prostaglandin. Rhematoid arthitis merupakan penyakit sendi yang menyebabkan nyeri, menurut WHO penderita penyakit ini telah mencapai 355 juta jiwa dengan penghantaran obat yang dapat mengiritasi lambung, sehingga diberikan alternatif lain dengan penghantaran obat secara transdermal untuk mengurangi first pass effect. Penelitian ini dilakukan untuk memformulasi ekstrak etanol buah pala menjadi sediaan transdermal patch sebagai pereda nyeri. Penelitian dilakukan secara eksperimen laboratorium, ekstrak yang didapat diformulasikan menjadi sediaan patch selanjutnya dilakukan uji evaluasi dan uji efektivitas analgesik. Analisa data dilakukan secara statistik dengan One Way ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol buah pala dapat diformulasikan menjadi sediaan transdermal patch yang memiliki efektivitas sebagai pereda nyeri dengan hasil pengujian terhadap hewan coba yaitu mencit yang telah dianalisis secara statistik sehingga diperoleh formulasi F1(10%), F2 (15%), dan F3(20%) memiliki perbedaan efektivitas sebagai pereda nyeri. Formulasi terbaik yaitu formula 3 dengan konsentrasi 20% dengan nilai p-value yaitu 0.000 atau <0.05.
Aktivitas Antibakteri Ekstrak Gel Topikal Daun Beluntas (Pluchea indica (L.) Astryna, Syarifah Yanti; Alvionida, Fitra; Nurhayati, Nurhayati; Sulistyani, Nanik; Sugihartini, Nining
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 10, No 1 (2024): April 2024
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v10i1.4108

Abstract

Indonesia merupakan Negara yang terkenal akan sumber kekayaan hayatinya, salah satunya adalah daun beluntas. Daun beluntas berpotensi sebagai antibakteri sehingga tepat untuk diformulasi dalam bentuk sediaan obat terutama gel. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun beluntas terhadap aktivitas antibakteri. Gel dibuat dalam empat variasi basis gel yaitu F0 (0,5% karbopol, 1% HPMC), FI (1% karbopol, 1,5% HPMC), FII (1,5% karbopol, 2,5% HPMC), dan FIII (2% karbopol, 3% HPMC). Kemudian gel diuji aktivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus dengan metode Kirby bauer. Data yang diperoleh dianalisis dengan One Way Anova dengan taraf kepercayaan 95%. Berdasarkan hasil uji yang telah dilakukan dengan beberapa parameter di atas variasi karbopol 940 dan HPMC yang paling optimal dalam gel ekstrak daun beluntas adalah FIII (2% karbopol dan 3% HPMC). Namun yang mempunyai aktivitas antibakteri paling tinggi terhadap Staphylococcus aureus adalah FI (1% karbopol dan 1,5% HPMC) yang ditunjukkan dengan terbentuknya diameter zona bening di sekitar lubang sumuran termasuk dalam katagori daya hambat kuat.Kata Kunci: Antibakteri, Formulasi, Gel, Pluchea indica (L.)), Staphylococcus aureus Indonesia is a country famous for its natural resources, one of which is beluntas leaves. Beluntas leaves have the potential as antibacterial so they are suitable to be formulated in the form of drug preparations, especially gels. This study aims to determine the effect of beluntas leaf extract on antibacterial activity. The gel was made in four variations of gel bases, namely F0 (0.5% carbopol, 1% HPMC), FI (1% carbopol, 1.5% HPMC), FII (1.5% carbopol, 2.5% HPMC), and FIII (2% carbopol, 3% HPMC). Then the gel was tested for antibacterial activity against Staphylococcus aureus bacteria using the Kirby Bauer method. The data obtained were analyzed by One Way Anova with a confidence level of 95%. Based on the results of the tests that have been carried out with several parameters above, the most optimal variation of carbopol 940 and HPMC in beluntas leaf extract gel is FIII (2% carbopol and 3% HPMC). However, the one with the highest antibacterial activity against Staphylococcus aureus is FI (1% carbopol and 1.5% HPMC) which is indicated by the formation of a clear zone diameter around the well hole, which is included in the strong inhibitory power category.Keywords: antibacterial, formulation, gel, (Pluchea indica (L.)), Staphylococcus aureus
UJI AKTIVITAS TABIR SURYA EKSTRAK ETIL ASETAT DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) Astryna, Syarifah Yanti; Alvionida, Fitra; Elizar, Elizar; Meilina, Rulia; Husna, Asmaul
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 11, No 1 (2025): APRIL 2025
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v11i1.5252

Abstract

AbstrakIndonesia merupakan negara yang beriklim tropis, sehingga pancaran sinar ultraviolet dapat menyebabkan radiasi dan membahayakan manusia apabila mengenai kulit manusia dalam waktu yang lama, sehingga perlu dirawat dengan menggunakan senyawa yang memiliki aktivitas tabir surya. Keefektifan tabir surya dinyatakan dalam label kekuatan SPF (Sun Protecting Factor). Salah satu tanaman yang berpotensi sebagai tabir surya adalah daun pepaya (Carica papaya L.). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas ekstrak etil  asetat daun pepaya (Carica papaya L.) sebagai tabir surya. Metode pada penelitian ini dilakukan secara Experimental Laboratory dilakukan dengan metode pengukuran nilai SPF pada variasi konsentrasi 100, 200, 300, 400, dan 500 ppm dengan alat spektofotometer UV-vis. Hasil pengukuran pada konsentrasi paling tinggi yaitu 500 ppm diperoleh nilai SPF paling tinggi juga yaitu sebesar 24,37 dengan  kategori proteksi ultra. Hal ini disebabkan oleh adanya pengaruh konsentrasi ekstrak etil asetat daun pepaya mengandung senyawa flavonoid, tannin dan alkaloid. Kesimpulan dari penelitian ini diperoleh ekstrak etil asetat daun pepaya (Carica papaya L.) dapat dijadikan  sebagai tabir surya.