Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

Potensi Antibakteri Daun Kresen (Muntingia calabura L.) dan Daun Teh Hijau (Camellia sinensis L.) Terhadap Staphylococcus epidermis Pramiastuti, Oktariani; Hidayah, Nuriatul; Istriningsih, Endang; Fisrty, Girly Risma
Jurnal Farmasi & Sains Indonesia Vol 6 No 2 (2023)
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Nusaputera

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52216/jfsi.vol6no2p131-138

Abstract

Acne is an inflammatory condition that can appear on the face, neck, chest and back. This disease is caused by the sebaceous glands producing too much sebum and is made worse by bacterial infections. One of the bacteria that causes acne is Staphylococcus epidermis. The aim of this research was to determine whether the combination of ethanol extracts of cherry leaves and green tea leaves had better antibacterial activity than single extracts against Staphylococcus epidermidis. This research is experimental research. The plants used are cherry leaves (Muntingia calabura L.) and green tea leaves (Camellia sinensis L.) which have secondary metabolite compounds as antibacterials. Compounds that act as antibacterials in tea leaves are catechins, tannins, flavonoids, steroids, triterpenoids and alkaloids. Meanwhile, compounds that act as antibacterials in cherry leaves are flavonoids, saponins, triterpenoids, steroids and tannins. The method used is disc diffusion, seen based on the clear zone around the disc. Test solutions of 5% single extract of cherry leaves and 0.5% single extract of green tea leaves obtained inhibition zones of 5.75 and 5.17mm. The combination of cherry leaf extract and green tea leaves with a ratio of 5:1, 4:2, 3:3, 2:4 and 1:5 obtained results of 9, 8.67, 8.5, 8.67, and 8.67mm wich showed antibacterial activity in the moderate category. The combination extract test solution showed synergistic antibacterial activity with other combination extracts.
Efek Antidepresan Kombinasi Infusa Biji Pala (Myristica fragrans) dan Daun Kemangi (Ocimum basilicum) pada Mencit Jantan Putih (Mus musculus) Istriningsih, Endang; Khoirunnisa, Khoirunnisa; Kurnianingtyas, Devi Ika
Parapemikir : Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 7, No 2 (2018): Parapemikir : Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Harapan Bersama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30591/pjif.v7i2.926

Abstract

Depresi adalah keadaan murung setiap orang yang mengalami kekecewaan hebat atau kehilangan pribadi dengan sendirinya menjadi murung. Depresi merupakan penyakit yang berbahaya karena terganggunya mental sehingga perlu diobati. Banyak orang yang belum mengetahui tentang antidepresan pada biji pala dan daun kemangi. Pada penelitian telah terbukti bahwa biiji pala mengandung senyawa miristin dan daun kemangi mengandung senyawa eugenol yang mempunyai efek antidepresan. Depresi terjadi karena kekurangan serotonin di otak. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui efek antidepresan kombinasi infusa biji pala dan daun kemangi serta mengetahui konsentrasi kombinasi yang paling baik pada mencit putih jantan. Biji pala dan daun kemangi diekstraksi dengan metode infusa. Dosis biji pala yang digunakan 10mg/KgBB dan daun kemangi 1,5g/KgBB dikombinasi dengan konsentrasi (1:1), konsentrasi (1:5) dan konsentrasi (5:1). Kontrol negatif menggunakan akuades dan kontrol positif menggunakan amitriptilin. Pengujian antidepresan pada mencit putih jantan menggunakan metode forced swimming test yang dilakukan selama 10 hari dengan durasi setiap harinya 8 menit, pada hari ke-11 dilakukan pemberian obat dan diukur waktu imobilitasnya. Data pengujian antidepresan dianalisis menggunakan metode kruskal-wallis dan mann-whitney. Hasil waktu imobilitas perbandingan infusa biji pala dan daun kemangi (1:1) lebih singkat dibandingkan dengan perbandingan lainnya. Semakin singkat waktu imobilitas maka semakin baik daya antidepresannya. Pada uji kruskal-wallis menunjukan ada perbedaan bermakna dengan nilai signifikan 0,0030,05 sehingga dilanjutkan uji mann-whitney. Pada uji mann-whitney P3 dengan K- dan K+ dengan P1 menunjukan adanya perbedaan pada setiap kelompoknya
Karakter Fisik Dan Aktivitas Antibakteri Sabun Padat Ekstrak Kulit Pisang Mas (Musa Acuminata Colla) Terhadap Staphylococcus Aureus Darsini; Desi Sri Rejeki; Endang Istriningsih; Setyo Wulandari, Prihastini
Journal of Chemistry Sciences and Education Vol 2 No 01 (2025): Journal of Chemistry Sciences and Education
Publisher : PT. Pubsains Nur Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69606/jcse.v2i01.171

Abstract

Solid soap is a type of skin cleanser formulation that functions to remove dirt, oil, and microorganisms such as bacteria. This study aims to formulate a solid bath soap containing ethanol extract of "pisang mas" banana peel (Musa acuminata) and to evaluate its antibacterial effectiveness against Staphylococcus aureus. The "pisang mas" banana peel was selected due to its content of active compounds such as flavonoids, saponins, and tannins, which are known to possess antibacterial properties. The extraction process was carried out by maceration using 96% ethanol, yielding an extract with a yield of 34.4%. The solid soap was formulated with four variations of extract concentrations: 0% (control), 8%, 10%, and 12%. Each formulation was subjected to physical quality tests including organoleptic properties, moisture content, foam height, and pH, in accordance with the Indonesian National Standard (SNI 06-3532-1994). Antibacterial activity was evaluated using the disc diffusion method against Staphylococcus aureus. The results demonstrated that all formulations met the quality standards for solid soap. The antibacterial test showed that extract concentrations of 8%, 10%, and 12% produced inhibition zones of 7.8 mm, 9 mm, and 16 mm, respectively, while the negative control showed an inhibition zone of 8.2 mm. These data indicate that increasing the concentration of "pisang mas" banana peel extract in the solid soap formulation positively correlates with enhanced antibacterial activity. The 12% concentration exhibited the strongest antibacterial effect. Therefore, ethanol extract of "pisang mas" banana peel shows potential as a natural active ingredient in antibacterial solid soap formulations.
Formulasi dan Uji Aktivitas Salep Antibakteri Ekstrak Daun Pepaya (Carica papaya L.) terhadap Bakteri Propionibacterium acnes Cahyanta, Agung Nur; Istriningsih, Endang; Hidayah, Aan Amanatul; Wulandari, Prihastini Setyo
KUNIR: JURNAL FARMASI INDONESIA Vol 1 No 1 (2023): JULI
Publisher : Program Studi Farmasi (S-1), Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Bhamada Slawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36308/kjfi.v1i1.524

Abstract

Daun pepaya (Carica Papaya L.) merupakan salah satu tanaman yang memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Propionibacterium acnes yang merupakan salah satu bakteri penyebab jerawat. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan salep ekstrak daun pepaya dan menguji sifat fisik serta aktivitas antibakteri terhadap bakteri Propionibacterium acnes. Formulasi salep ekstrak daun pepaya dibuat dengan variasi konsentrasi ekstrak F1 = 1%, F2 = 5%, F3 = 10%, F4 = 15%, F5 = 20% dan F6 sebagai kontrol negatif. Salep yang dihasilkan diuji sifat fisiknya meliputi : uji homogenitas, uji organoleptis, uji pH, uji daya sebar, uji daya lekat dan uji daya proteksi. Uji aktivitas antibakteri dilakukakan dengan metode difusi kertas cakram, hasil yang diperoleh dianalisis dengan one-way ANOVA dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukan bahwa salep ekstrak daun papaya F1 konsentrasi 1% tidak mampu mengahambat bakteri Propionibacterium acnes, F2 dengan konsentrasi 5% memiliki daya hambat 7,5 mm, F3 dengan konsentrasi 10% memiliki daya hambat 12,5 mm, F4 dengan konsentrasi 15% memiliki daya hambat 15 mm, F5 dengan konsentrasi 20% memiliki daya hambat 17 mm, dan F6 sebagai kontrol tidak memiliki daya hambat. Daya hambat bakteri F3, F4, dan F5 dikategorikan memiliki daya hambat yang kuat, sedangkan F2 dikategorikan memiliki daya hambat yang sedang dan F1 tidak memiliki daya hambat.
Aktivitas Antioksidan Daun Mangrove (Rhizophora mucronata Lamk) dengan metode β-Carotene Bleaching Istriningsih, Endang; Rejeki, Desi Sri; Anggraeni, Silvi; Firsty, Girly Risma
KUNIR: JURNAL FARMASI INDONESIA Vol 1 No 1 (2023): JULI
Publisher : Program Studi Farmasi (S-1), Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Bhamada Slawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36308/kjfi.v1i1.525

Abstract

Rhizophora mucronata merupakan salah satu jenis mangrove yang berpotensi sebagai sumber antioksidan alami. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan ekstrak daun mangrove (Rhizophora Mucronata). Daun diperoleh dari Pantai Alam Indah, Tegal. Kandungan senyawa dalam tumbuhan mangrove diantaranya adalah kelompok senyawa alkaloid, saponin, tanin dan flavonoid. Ekstraksi daun mangrove menggunakan pelarut etanol 96 % dengan metode maserasi. Aktivitas antioksidan ditentukan dengan metode β-caroten bleaching dalam tiga konsentrasi yang berbeda (10 ppm, 30 ppm, 50 ppm) dan hasil aktivitas antioksidan didapatkan dari Inhibitory Concentration (IC50). IC50 yang diperoleh pada penelitian ini adalah 57,831 ppm dengan panjang gelombang 458,5 nm dan tergolong ke dalam antioksidan yang kuat. Hasil dari aktivitas antioksidan dianalisis secara deskriptif. Berdasarkan analisis deskriptif dapat disimpulkan bahwa aktivitas antioksidan ekstrak etanol daun mangrove dengan metode β-caroten bleaching lebih tinggi dibandingkan dengan penelitian sebelumnya yaitu aktivitas antioksidan ektrak daun mangrove menggunakan metode DPPH dan diekstraksi secara bertingkat.
AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN KERSEN KOMBINASI DAUN TEH HIJAU TERHADAP BAKTERI Streptococcus mutans Fitria, Nisa Sifa; Istriningsih, Endang; Pramiastuti, Oktariani
Bhamada: Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan (E-Journal) Vol 15 No 1 (2024)
Publisher : UNIVERSITAS BHAMADA SLAWI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36308/jik.v15i1.605

Abstract

Daun kersen (Muntigia calabura L.) dan daun teh hijau (Camellia sinensis L.) mempunyai senyawa metabolit sekunder yang berperan sebagai antibakteri. Senyawa yang berperan sebagai antibakteri pada daun teh adalah flavonoid, tanin, saponin dan alkaloid. Sedangkan senyawa yang berperan sebagai zat antibakteri pada daun kersen adalah flavonoid, saponin, triterpenoid, steroid dan tanin. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui apakah kombinasi ekstrak daun teh hijau dan ekstrak daun kersen mempunyai efek antibakteri terhadap bakteri Streptococcus mutans dan pada konsentrasi berapa kombinasi ekstrak lebih besar mampu menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen laboratorium. Uji aktivitas antibakteri kombinasi ekstrak dilakukan dengan metode sumuran. Hasil penelitian yaitu pengujian aktivitas antibakteri kombinasi ekstrak daun teh hijau dan daun kersen terhadap bakteri Streptococcus mutans menunjukkan bahwa konsentrasi kombinasi 3 (2:1) dengan perbandingan 25% daun teh hijau dan 12,5% daun kersen dinyatakan paling besar dengan diameter daya hambat 15,50 mm. Berdasarkan hasil uji homogenitas (>0,05), hasil uji zona hambat bakteri menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,348, data dinyatakan homogen, kemudian dilanjutkan dengan uji ANOVA (>0,05), hasilnya adalah nilai signifikansi sebesar 0,024. Hal ini menunjukkan terdapat perbedaan nyata menurut data uji aktivitas antibakteri.
RASIONALITAS PERESEPAN OBAT DIARE PASIEN PEDIATRIK RAWAT JALAN DI PUSKESMAS TALANG TAHUN 2023 Fatimatuzzahroh, Fany; Istriningsih, Endang; Rizqiyana, Fika
Journal of Innovation Research and Knowledge Vol. 4 No. 2: Juli 2024
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53625/jirk.v4i2.7949

Abstract

Penyakit diare di Kabupaten Tegal mengalami peningkatan. Terdapat 18 Kecamatan di Kabupaten Tegal kasus diare tertinggi di Kecamatan Talang. Setelah survey pendahuluan kasus diare pada Tahun 2022 sebanyak 543 kasus mengalami peningkatan pada Tahun 2023 sebanyak 626 kasus diare di Pusesmas Talang. Sehingga penulis tertarik untuk mengetahui rasionalitas peresepan obat diare dan untuk mengetahui rasionalitas peresepan obat diare berdasarkan pedoman rasionalitas peresepan dengan 8T. metode penelitian deskriptif dengan data retrospektif dari resep dan rekam medis. Pengambilan sampel dengan teknik Purposive Sampling berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Terdapat 87 sampel dihasilkan dari perhitungan rumus Slovin. Hasil rasionalitas peresepan obat diare berdasarkan tatalaksana Lima Langkah Tuntas Diare. Penggunaan obat diare terbanyak Oralit dan Zinc 41 (35%), ketidak rasionalan yaitu tidak tepat pasien 14%, tidak tepat obat 63%, tidak tepat indikasi 7%, tidak tepat dosis 29%, tidak tepat durasi pemberian 21% serta waspada efek samping obat. Rasionalitas pada tepat diagnosis dan tepat cara pemberian 100%.
Counseling on the Introduction of Safe Syrup on the Knowledge Level of the Community at Kalisoka Village Wulandari, Prihastini Setyo; Pramiastuti, Oktariani; Istriningsih, Endang; Murti, Fiqih Kartika; Firsty, Girly Risma; Afina, Afina; Alfiraza, Ery Nourika
SWARNA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 3 No. 1 (2024): SWARNA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, Januari 2024
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi 45 Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55681/swarna.v3i1.1157

Abstract

Health is the most important aspect in people’ lives. One of the efforts made in maintaining the health is by doing self-medication which is defined as an effort to cure themselves and can cause problems if they have limited knowledge. Delivering infromation on how to store and the time limit for using medicine after the packaging is opened is one of the responsibilities of pharmaceutical personnel which is important to know. One of the most widely used medicine by the public is syrup. Self-medication is widely practiced in the community to treat diseases or symptoms of diseases by buying drugs at pharmacies or drug stores so that they need clear information to make decisions about the type and amount of drugs to be used and how to use them correctly. To increase the community knowledge on choosing and giving safe syrup, it is necessary to conduct counselling on the introduction of safe syrup. The activity was given to the PKK mothers and cadres at Kalisoka village Tegal regency. It used pretest and posttest to take the data. After the activity, the result showed that the participants had anthusiasm and the knowledge increased.
Skrining Kesehatan dan Edukasi Pengobatan Herbal Hipertensi dan Diabetes Melitus di Car Free Day Kota Tegal Alfiraza, Ery Nourika; Istriningsih, Endang; Pramiastuti, Oktariani; Cahyanta, Agung Nur; Fahamsya, Arifina; Murti, Fiqih Kartika; Wulandari, Prihastini Setyo; Firsty, Girly Risma; Khorunnida, Shofa; Hidayat, Sidiq Nur; Kusuma, Ibnu Nizar; Anggraeni, Lusy; Atqiya, Himayatul
Jurnal Dimas Vol 7 No 2 (2025): Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI YAYASAN PHARMASI SEMARANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53359/dimas.v7i2.120

Abstract

Deteksi dini hipertensi dan diabetes melitus penting untuk mencegah komplikasi serius serta mengurangi beban biaya kesehatan. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan melakukan skrining kedua penyakit tersebut serta memberikan edukasi mengenai pengobatan herbal. Kegiatan dilaksanakan di car free day untuk menciptakan suasana santai sehingga informasi lebih mudah diterima masyarakat. Metode yang digunakan meliputi pengisian kuesioner, pemeriksaan tekanan darah dan gula darah sewaktu, serta edukasi dan pemberian herba. Kegiatan diikuti oleh 57 peserta, terdiri dari 61% perempuan dan 39% laki-laki, dengan mayoritas (60%) berusia di atas 45 tahun. Berdasarkan hasil pengolahan kuesioner, diketahui bahwa peserta memiliki tingkat pengetahuan yang baik mengenai penyakit hipertensi, dengan skor sebesar 92,10%. Namun, hanya 35% peserta memiliki tekanan darah normal, 37% mengalami pra-hipertensi, dan 35% tergolong hipertensi. Sementara itu, tingkat pengetahuan peserta terkait diabetes melitus juga tergolong baik, yakni memiliki skor 76,48%. Dari pemeriksaan gula darah sewaktu, ditemukan bahwa 9% peserta memiliki kadar gula darah yang cukup tinggi, yaitu melebihi 180 mg/dL. Temuan ini menunjukkan bahwa meskipun pengetahuan peserta cukup baik, kondisi kesehatan mereka masih perlu perhatian. Oleh karena itu, edukasi berkelanjutan dan pemberian herba sebagai terapi pendukung sangat diperlukan untuk membantu mengelola hipertensi dan diabetes secara lebih efektif.
Uji Analgetik Kombinasi Ekstrak Daun Pepaya (Carica papaya L.) dan Daun Kelor (Moringa oleifera L.) pada Mencit Putih (Mus musculus) dengan Uji Geliat Fahamsya, Arifina; Istriningsih, Endang; Karang, Ananda Kukuh Adi
Biocity Journal of Pharmacy Bioscience and Clinical Community Vol 4 No 1 (2025): Biocity: Journal of Pharmacy Bioscience and Clinical Community
Publisher : Department of Pharmacy, Bumigora University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30812/biocity.v4i1.5194

Abstract

Ethnomedicinal plants that have been proven as analgesics are moringa leaves (Moringa oleifera L.) and papaya leaves (Carica papaya L.). The purpose of this study is to determine the analgesic activity of a combination of papaya and moringa leaf extracts. Analgesic testing used the writhing method. A total of 25 mice were grouped into 5 treatment groups, namely negative control (CMC Na 1%), positive control (mefenamic acid 500mg/70kgBW), group I (moringa leaf extract 400mg/kgBW), group II (papaya leaf extract 600mg/kgBW), and group III (combination of moringa leaf extract 200mg/kgBW and papaya leaf extract 300mg/kgBW). The results of the study were obtained using the formula for calculating the percentage of analgesic power and tested using the Post Hoc test and the Least Significant Difference (LSD) test. Based on the analysis, a significant difference was obtained between the treatment group and the negative control. The highest percentage of analgesic effect was obtained from group III, the combination of moringa leaf extract and papaya leaf extract at 56.4%. This result is equivalent to the positive control, with the administration of mefenamic acid.