Objective: To evaluate the distribution and characteristics of the family planning (FP) service acceptors in the outpatient clinics and postpartum wards in the main teaching hospital and its affiliated hospitals in Makassar in a two-year period. Method: The retrospective descriptive study was conducted using FP service registers and patients’ medical records from January 2023 to January 2024. Data included sociodemographic characteristics (age, parity, education, occupation), type of procedure (postpartum vaginal delivery, caesarean section, curettage), and contraceptive method chosen (implant, intrauterine device [IUD], sterilization). All eligible acceptors during the study period were included. The Data were analyzed descriptively and presented as the frequencies and percentages. Result: The total of 5,684 FP acceptors is recorded. The most commonly used methods are IUD (2,882; 50.7%), implants (2,239; 39.4%), and sterilization (563; 9.9%). The majority of the acceptors are 20-35 years old (4,835; 85.1%) and have the parity two (1,978; 34.8%). The most contraceptive initiation occurs after the vaginal delivery (3,420; 60.2%). The high school graduates represent the largest education group (3,125; 54.9%), and housewives are the most frequent occupational group (3,974; 69.9%).Conclusion: The postpartum FP services remain the main entry point for the contraceptive use in the teaching and affiliated hospitals. The counseling strengthening, especially during the antenatal and postpartum care, may further improve the uptake of the appropriate contraception in line with the socio-demographic needs.Analisis Pelayanan Keluarga Berencana Rawat Jalan dan Pascasalin di Rumah Sakit Pendidikan di Makassar Selama Dua Tahun”Abstrak Tujuan: Penelitian ini bertujuan mengevaluasi distribusi dan karakteristik akseptor pelayanan keluarga berencana (KB) pada poliklinik rawat jalan dan ruang nifas di rumah sakit pendidikan utama dan rumah sakit jejaring di Makassar selama periode dua tahun.Metode: Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif retrospektif dilakukan dengan menggunakan register pelayanan KB dan rekam medis pasien dari Januari 2023 hingga Januari 2024. Data yang dikaji meliputi karakteristik sosiodemografi (usia, paritas, pendidikan, pekerjaan), jenis tindakan (persalinan pervaginam pascapersalinan, seksio sesarea, kuretase), serta metode kontrasepsi yang dipilih (implan, alat kontrasepsi dalam rahim, sterilisasi). Semua akseptor yang memenuhi kriteria selama periode penelitian diikutsertakan. Data dianalisis secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk frekuensi serta persentase.Hasil: Sebanyak 5.684 akseptor KB tercatat. Metode yang paling banyak digunakan adalah alat kontrasepsi dalam rahim (2.882; 50,7%), implan (2.239; 39,4%), dan sterilisasi (563; 9,9%). Mayoritas akseptor berusia 20-35 tahun (4.835; 85,1%) dan memiliki paritas dua (1.978; 34,8%). Sebagian besar inisiasi kontrasepsi dilakukan setelah persalinan pervaginam (3.420; 60,2%). Lulusan Sekolah Menengah Atas merupakan kelompok pendidikan terbesar (3.125; 54,9%), sedangkan ibu rumah tangga merupakan kelompok pekerjaan terbanyak (3.974; 69,9%).Kesimpulan: Pelayanan KB pascasalin tetap menjadi pintu masuk utama penggunaan kontrasepsi di rumah sakit pendidikan dan jejaring. Penguatan konseling, terutama pada masa antenatal dan pascasalin, dapat lebih meningkatkan pemilihan kontrasepsi yang tepat sesuai kebutuhan sosiodemografi.Kata kunci: Keluarga berencana, kontrasepsi pasca persalinan, Makassar, metode kontrasepsi, pelayanan rawat jalan