Claim Missing Document
Check
Articles

RANCANGAN PEMBELAJARAN BERLANDASKAN TEORI BEHAVIORISME DAN KOGNITIFISME adi, adi nuryadi; Herdiana, Dodi
Journal Of Education Vol 1 No 2 (2024): Artikel Pendidikan Bag.2
Publisher : Journal of Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Interaksi antara stimulus dan respon menyebabkan perubahan tingkah laku, menurut teori behavioristik. Input, atau stimulus, dan output, atau respon, adalah teori yang paling penting. Tujuan pembelajaran, jenis materi pelajaran, karakteristik siswa, media dan fasilitas pembelajaran yang tersedia adalah beberapa faktor yang memengaruhi penerapan teori behavioristik dalam kegiatan pembelajaran. Teori pembelajaran adalah teori yang harus mampu menghubungkan apa yang terjadi saat ini dengan bagaimana menghasilkannya. Teori pembelajaran tidak menjelaskan apa yang terjadi, tetapi teori pembelajaran "hanya" membimbing apa yang harus dilakukan untuk menghasilkannya. Teori belajar kognitif mengutamakan proses belajar daripada hasil belajar. Jean Piaget, Jarome Bruner, Ausebel, dan Robert M. Gagne adalah tokoh-tokoh kognitif. Metode Kognitivisme dalam Pembelajaran Menurut teori kognitif, hakekat belajar adalah aktivitas belajar yang mencakup proses internal, reorganisasi persepsi, dan penataan informasi. Siswa harus memiliki kebebasan dan terlibat secara aktif dalam proses belajar, agar belajar menjadi lebih signifikan bagi siswa. Aspek Positif dan Negatif Teori Kognitivisme Kelebihan: membantu siswa menjadi lebih kreatif dan mandiri; mempermudah pemahaman siswa tentang bahan belajar. Kekurangannya: teori tidak berlaku untuk semua tingkat pendidikan, dan praktiknya sulit, terutama di tingkat lanjut. Beberapa prinsip, seperti intelegensi, masih sulit dipahami dan dipahami. Teori Balajar Psikologi Kognitif dan Pengaruhnya pada Pembelajaran. Teori kognitivisme ini adalah dasar dari setidaknya tiga teori belajar perkembangan: teori perkembangan Piaget, teori kognitif Brunner, dan teori bermakna Ausubel. Teori belajar kognitif dapat dikembangkan oleh ketiga figur utama ini. Ketiga teori di atas jelas memiliki makna yang berbeda, tetapi teori kognitivisme lebih fokus pada memahami struktur kognitif siswa. Memahami struktur kognitif siswa akan memungkinkan pelajaran bahasa disesuaikan dengan kemampuan siswa.
ANALISIS IMPLEMENTASI GERAKAN LITERASI SEKOLAHSEBAGAI BENTUK PENDIDIKAN ABAD KE-21PADA KELAS TINGGI DI SDIT PERSIS 99 RANCABANGO Ayu, Ayu Faza Fauziyyah; Herdiana, Dodi
Journal Of Education Vol 1 No 2 (2024): Artikel Pendidikan Bag.2
Publisher : Journal of Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abad ke-21 menjadi tantangan besar pada zaman ini, salah satunya  berdampak kepada bidang pendidikan. Pendidikan abad ke-21 menuntut siswa untuk dapat  menguasai berbagai keterampilan, salahsatunya adalah menguasai literasi. Gerakan Literasi Sekolah  (GLS) adalah sebagai upaya dalam menyikapi pendidikan abad ke-21 ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Bagaimana  implementasi GLS; (2) Apa saja faktor pendukung dalam implementasi program GLS; (3) Apa saja faktor penghambat dari implementasi program GLS; (4) Bagaiamana upaya untuk mengatasi faktor penghambat tersebut; dan (5) Sejauh mana implementasi program GLS sebagai bentuk pendidikan abad ke-21. Penelitian ini dilakukan di SDIT Persis 99 Rancabango. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif desktriptif untuk menganalisis dan menggambarkan tujuan dari penelitian ini. Partisipan dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, komite sekolah, guru dan siswa. Instrumen penelitian ini menggunakan observasi, wawancara, dokumentasi dan angket. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) Implementasi GLS di SDIT Persis 99 Rancabango  berada pada tahap pengembangan dengan kriteria baik; (2) Faktor pendukung implementasi GLS di SDIT Persis 99 Rancabango ini adalah kerjasama dan kolaborasi antara siswa, guru dan orangtua; (3) Faktor penghambat implementasi GLS di SDIT Persis 99 Rancabango ini adalah fasilitas, kreativitas guru, budaya siswa serta situasi dan kondisi; (4) Upaya  untuk mengatasi faktor hambatan adalah dengan mengoptimalkan  fasilitas yang ada, mengadakan pembinaan guru, menjalin komuikasi dan meningkatkan kolaborasi dengan siswa serta orang tua siswa; dan (5) Implementasi GLS sebagai bentuk pendidikan abad ke-21 di SDIT Persis 99 Rancabango berkategori sedang.   Kata Kunci: Pendidikan abad ke-21, Gerakan Literasi Sekolah.
RANCANGAN PEMBELAJARAN BERLANDASKAN TEORI KONSTRUKTIVISME DAN TEORI HUMANISTIK Agustina, Agustina Mulyani; Herdiana, Dodi
Journal Of Education Vol 1 No 2 (2024): Artikel Pendidikan Bag.2
Publisher : Journal of Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Proses pembelajaran sangat berpengaruh pada hasil belajar peserta didik. Proses pembelajaran yang monoton akan membuat peserta didik jenuh dalam pembelajaran, akibatnya mereka tidak dapat memahami materi dan hasil belajarnya rendah. Oleh karena itu seorang guru harus dapat membuat pembelajaran yang membuat peserta didik semangat dan senang dalam proses pembelajaran. Guru dapat menggunakan berbagai model pembelajaran dan teori belajar yang sudah dirumuskan oleh para ahli. Ada beberapa teori pembelajaran yang sering diadopsi oleh guru yang bisa diimplementasikan dalam pembelajaran diantaranya teori behaviotistik, teori kognitif, teori konstruktivisme dan teori humanistik. Dalam jurnal ini akan membahas lebih dalam terkait rancangan pembelajaran yang berlandaskan teori konstruktivisme dan humanistik meliputi pengertian menurut para ahli, prinsip teorinya, karakteristiknya dan rancangan pembelajarannya. Metode analisis yang dilakukan dalam jurnal ini adalah studi pustaka, dengan cara mencari beberapa sumber yang telah diterbitkan oleh penulis/peneliti terkait teori pembelajaran diata
Perbandingan Desain Pembelajaran Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka pada Jenjang Sekolah Dasar Maria Lestari, Elsi Maria Lestari; Herdiana, Dodi
Journal Of Education Vol 1 No 2 (2024): Artikel Pendidikan Bag.2
Publisher : Journal of Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum yang diterapkan di Indonesia pada jenjang Sekolah Dasar (SD). Kurikulum 2013 telah diterapkan sejak tahun 2013, sedangkan Kurikulum Merdeka baru diterapkan pada tahun 2022. Kedua kurikulum tersebut memiliki perbedaan dalam hal desain pembelajarannya. Penelitian ini bertujuan untuk membuat perbandingan desain pembelajaran Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka pada jenjang SD. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan desain pembelajaran antara Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka. Kurikulum 2013 berorientasi pada materi, sedangkan Kurikulum Merdeka berorientasi pada kompetensi. Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik, sedangkan Kurikulum Merdeka menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis proyek. Kurikulum 2013 menggunakan penilaian autentik, sedangkan Kurikulum Merdeka menggunakan penilaian autentik dan penilaian berbasis portofolio.
Need Analysis: Pentingnya Analisis Kebutuhan dalam Pengembangan Program Pendidikan Sekolah Dasar Jam Jam, Jam Jam Jamilah; Herdiana, Dodi
Journal Of Education Vol 1 No 2 (2024): Artikel Pendidikan Bag.2
Publisher : Journal of Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Analisis kebutuhan (need analysis) adalah proses pengumpulan dan analisis data untuk mengidentifikasi kebutuhan dari suatu kelompok atau individu. Analisis kebutuhan merupakan langkah penting dalam pengembangan program pendidikan, termasuk pengembangan program pendidikan sekolah dasar (SD). Analisis kebutuhan dalam pengembangan program pendidikan SD dapat memberikan berbagai manfaat, antara lain: Meningkatkan relevansi program pendidikan SD dengan kebutuhan siswa SD, Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran program pendidikan SD, Membantu untuk mengembangkan program pendidikan SD yang lebih berkualitas.Terdapat berbagai metode yang dapat digunakan dalam melakukan analisis kebutuhan dalam pengembangan program pendidikan SD. Beberapa metode yang umum digunakan antara lain: Kuesioner, Wawancara, Focus group discussion, Observasi. Metode yang dipilih dalam analisis kebutuhan dalam pengembangan program pendidikan SD harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi yang ada. Analisis kebutuhan dalam pengembangan program pendidikan SD dapat dilakukan secara bertahap, yaitu: Identifikasi kebutuhan, Pengumpulan data, Analisis data, Penyajian hasil analisis   kata kunci: Need analysis, Pengembangan Program Pendidikan Sekolah Dasar, Sekolag Dasar, Pendidikan
Analisis Instruksional Desain Pipit, Pipit Pitriah Ulfah; Herdiana, Dodi
Journal Of Education Vol 1 No 2 (2024): Artikel Pendidikan Bag.2
Publisher : Journal of Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Analisis instruksional merupakan suatu prosedur dalam mengidentifikasi kompetensi yang harus dikuasai peserta didik dengan menjabarkan perilaku umum menjadi perilaku khusus yang tersusun secara logis dan sistematis untuk mencapai tujuan instruksional. Analisis instruksional dapat digunakan untuk mengkaji desain pembelajaran dari aspek-aspek tertentu, seperti fleksibilitas, kontekstualisasi, dan personalisasi. Berdasarkan analisis instruksional, desain pembelajaran yang baik memiliki sejumlah karakteristik, antara lain Fleksibel, yaitu desain pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan konteks peserta didik. Kontekstual, yaitu materi pembelajaran dirancang untuk relevan dengan kehidupan sehari-hari peserta didik. Personalisasi, yaitu pembelajaran dirancang untuk memenuhi kebutuhan belajar individual peserta didik. Analisis instruksional dapat digunakan untuk mengkaji desain pembelajaran dari aspek-aspek tersebut. Dengan melakukan analisis instruksional, kita dapat mengetahui apakah desain pembelajaran yang kita buat sudah memenuhi karakteristik-karakteristik tersebut. Praktik menjelaskan tindakan umum atau tindakan khusus yang diorganisasikan secara logistik dan metodis disebut analisis instruksional, Anda dapat menggunakan metode ini untuk mendapatkan hasil yang diinginkan tentang sistem instruksi desain. Tidaklah mudah untuk menggunakan metode ini, seperti menentukan tujuan rute. memperoleh pemahaman yang jelas tentang siapa yang mencapai apa melalui gaya analisis. Menganalisis tujuan ini. Setelah menerima pernyataan yang jelas dari instruksi, proses analisis dimulai. Sebelum merancang apa pun, penting untuk menentukan tahap awal sistem sehingga tujuan dapat direalisasikan secara maksimal dan hasilnya berkualitas. Pencapaian tujuan yang tepat dan terdefinisi dengan baik dapat menginspirasi dan memberikan panduan tentang metode pengajaran dan pembelajaran yang sesuai satu sama lain, serta kemungkinan proses yang dapat dinilai dan menghasilkan pembelajaran yang cermat. Kata kunci: Analisis Instruksional, Desain Pembelajaran
PENERAPAN BAHAN AJAR DIGITAL BERBASIS POWERPOINT PRESENTATION KOMBINASI VIDEO PEMBELAJARAN denura, dewinuraini; Herdiana, Dodi
Journal Of Education Vol 1 No 2 (2024): Artikel Pendidikan Bag.2
Publisher : Journal of Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemilihan  bahan ajar yang tepat mutlak diperlukan dalam proses pembelajaran. Penentuan bahan ajar harus relevan dengan materi yang akan disampaikan kepada peserta didik. Di era Pendidikan abad 21 ini pemilihan bahan ajar digital harus ditempuh oleh pendidik. Karena peserta didik sebagai subjek belajar hidup bergumul dengan digitalisasi teknologi, sehingga proses belajar peserta didik relevan dengan dunia yang dialami mereka kini dan mampu mengakomodasi kebutuhan gaya belajar peserta didik yaitu sesuai dengan kodrat  alam dan zaman peserta didik. Melalui penerapan bahan ajar digital berbasis powerpoint kombinasi video pembelajaran pada mata pelajaran PKn materi jenis-jenis norma dilakukan penelitian terhadap peserta didik kelas VII sebanyak dua puluh lima (25) orang dan seorang pendidik di SMPN Satu Atap 1 Cigalontang Kabupaten Tasikmalaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dalam bentuk narasi dekriptif dan dengan metode studi literatur atau kajian Pustaka. Adapun teknik penelitiannya yaitu melalui observasi langssung proses pembelajaran dan wawancara melalui teknik Couching terhadap seorang rekan sejawat. Sedangkan  terhadap peserta didik dengan teknik observasi langsung ketika proses pembelajaran dan pelaksanaan refleksi di akhir pembelajaran. Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa penerapan bahan ajar digital berbasis powerpoint dan video pembelajaran pada mataPelajaran PKn materi jenis-jenis norma dapat menstimulus interaksi positif peserta didik dalam proses belajarnya, sehingga proses pembelajaran berlangsung efektif dan tujuan pembelajaran tercapai.
STRATEGI INSTRUKSIONAL DALAM KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN IPA DI SMPN 4 PAKENJENG Purwanti, Purwanti; Herdiana, Dodi
Journal Of Education Vol 1 No 2 (2024): Artikel Pendidikan Bag.2
Publisher : Journal of Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kurikulum 2013 memfokuskan pembelajaran yang bersifat student center. Subjek pembelajaran adalah peserta didik, guru berperan sebagai fasilitator dalam pembelajaran. Strategi instruksional yang sesuai sangat diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Mata Pelajaran IPA berisi konsep – konsep yang harus dikuasai oleh peserta didik. Pemahaman peserta didik terhadap suatu konsep IPA akan lebih bermakna ketika peserta didik mengalami langsung melalui pengamatannya bagaimana konsep tersebut diperoleh. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan bagaimana strategi instruksional yang telah dirancang untuk pembelajaran IPA pada materi hukum Archimedes di SMPN 4 Pakenjeng. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif melalui studi lapangan untuk mengetahui bagaimana rancangan pembelajaran yang dibuat di SMPN 4 Pakenjeng. Hasil dari studi lapangan yang telah dilakukan diperoleh bahwa strategi instruksional pada mata Pelajaran IPA khususnya materi hukum Archimedes yang digunakaan meliputi tiga komponen yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan penutup. Pada kegiatan inti pendekatan yang digunakan adalah pendekatan saintifik dengan model pembelajaran inkuiri. Berdasarkan hasil studi lapangan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa strategi instruksional yang telah disusun di SMPN 4 Pakenjeng pada mata pelajar IPA sesuai dengan desain kurikulum 2013 yang menitik beratkan pada pembelajaran berpusat kepada peserta didik (student center learning).
RANCANGAN PEMBELAJARAN BERLANDASKAN TIGA TEORI KOGNITIF (PIAGET, BRUNER, DAN VYGOTSKY) Yusup, Ade; Herdiana, Dodi
Journal Of Education Vol 1 No 2 (2024): Artikel Pendidikan Bag.2
Publisher : Journal of Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks yang melibatkan berbagai aspek, salah satunya adalah aspek kognitif. Kemampuan kognitif merupakan kemampuan berpikir yang meliputi kemampuan mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi. Kemampuan kognitif ini sangat penting dalam pembelajaran karena berperan penting dalam proses perolehan pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan Pendekatan pembelajaran kognitif menekankan pada proses mental yang aktif dalam rangka mencapai, mengingat, dan menggunakan pengetahuan. Pendekatan ini berlandaskan pada tiga teori utama, yaitu teori perkembangan kognitif Piaget, teori belajar penemuan Bruner, dan teori perkembangan sosial kognitif Vygotsky. Rancangan pembelajaran berlandaskan teori kognitif dapat dirancang dengan menggabungkan ketiga teori tersebut. Langkah-langkahnya dapat digambarkan sebagai berikut:Pemahaman karakteristik perkembangan kognitif peserta didiK, aktivitas pembelajaran yang merangsang berpikir aktif, pemberian kesempatan untuk mengeksplorasi dan menemukan sendiri, pemberian dukungan dan bimbingan dari guru. Rancangan pembelajaran berlandaskan teori kognitif dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dengan cara mendorong peserta didik untuk berpikir aktif dan menemukan sendiri pengetahuannya.    
REVISI TAKSONOMI BLOOM DALAM IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN Eva, Eva Fauzi; Herdiana, Dodi
Journal Of Education Vol 1 No 2 (2024): Artikel Pendidikan Bag.2
Publisher : Journal of Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Taksonomi Bloom dirancang untuk digunakan dalam pendidikan. Benjamin S. Bloom membuat taksonomi ini pertama kali pada tahun 1956. Taksonomi ini kemudian direvisi oleh Lorin Anderson dan David Kratwohl pada tahun 2001. Taksonomi Bloom mengatur tujuan pendidikan berdasarkan tingkat keterampilan berpikir. Revisi taksonomi Bloom mengubah urutan tingkatan keterampilan berpikir dari mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta menjadi mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.  Perubahan ini dilakukan untuk lebih menekankan pada keterampilan berpikir tingkat tinggi.. Implementasi revisi taksonomi Bloom diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, sehingga siswa dapat mengembangkan keterampilan berpikir secara optimal dengan cara terbaik. Hal ini termasuk menentukan tujuan pembelajaran, memilih metode pembelajaran, menyusun materi pembelajaran, dan membuat instrumen penilaian.   Kata Kunci: Taksonomi Bloom, taksonomi anderson dan revisi  taksonomi.