Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Ilmu Kebumian Teknologi Mineral (JIK TekMin)

EKSPLORASI GEOLOGI BIJIH BESI BERDASARKAN DATA GEOLISTRIK INDUKSI POLARISASI DAERAH NGOLONIO NUSA TENGGARA TIMUR Adi Candra; Fadlin Fadlin; Juan Pandu GNR
Jurnal Ilmu Kebumian Teknologi Mineral (JIK TekMin) Vol 1, No 2 (2015)
Publisher : Fakultas Teknologi Mineral

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACTIron oxides are widespread in nature such as hematite (Fe2O3), magnetite (Fe3O4), ilmenite (TiO2 FeO), Geothite (FeO OH), limonite (FeO OH H2O), siderite (Fe2CO3), and other types. Extraction of iron oxides are used in industrial world of steel/iron which was increased in day to day. Geoelectric survey is one of the methods for studying subsurface conditions which recoreded by electrical properties of rock beneath the earth's surface that using geoelectric method modified induced polarization configuration that was conducted at Ngolonio Area, Nagakeo Regency, East Nusa Tenggara. Magnitude of induced polarization results was formed of a cross-2D and 3D model that pointed out information of iron ore distribution in the western and eastern part. Parameter test of iron ore in research area was resulted 100 to 500 ohm m for resistivity and >10 ms for the induced polarization which used for calcution of hypothetical resources. The number of resources is 14,568,866 m3 of 1,144,275 m2 area were observed to a depth of 113 m or 86.202 million m3 volume observed in western meanwhile in eastern area of 5,040,542 m3 of 366 750 m2 area were observed to a depth of 113 or 27.6285 million m3 by using a density rock 4 g/cm3. Lithological interpretation of magnitude parameters on resistivity and induced polarization was pointed out that geological conditions made sense and it could be used for consideration of iron ore exploration in future. keyword : iron ore, geoelectricity, induced polarization, resources ABSTRAKBesi pada umumnya berbentuk oksida besi seperti hematit (Fe2O3), magnetit (Fe3O4), ilmenit (FeO TiO2), Geotit (FeOOH), Limonit (FeO OH H2O), Siderit (Fe2CO3), dan jenis batuan besi lainnya. Besi digunakan dalam dunia industri baja/besi dimana kebutuhannya semakin setiap tahun. Geolistrik merupakan salah satu metoda penyelidikan kondisi bawah permukaan dengan mempelajari sifat listrik pada batuan di bawah permukaan bumi. Penelitian ini dilakukan di Daerah Ngolonio dan Sekitarnya, Kabupaten Nagakeo, Nusa Tenggara Timur dengan menggunakan metoda geolistrik konfigurasi induksi polarisasi. Hasil pengukuran resistiviti induksi polarisasi berupa penampang 2D dan blok model 3D yang memberikan informasi mengenai sebaran bijih besi pada bagian barat dan timur. Hasil uji parameter untuk bijih besi 100 sampai 500 ohm m untuk resistivitas dan > 10 ms untuk induksi polarisasi. Besarnya sumberdaya untuk daerah bagian barat sebesar 14.568.866 m3 dari 1.144.275 m2 luas area yang diamati hingga kedalaman 113 atau 86.202.000 m3 volume area yang diamati. Sedangkan untuk bagian daerah timur sebesar 5.040.542 m3 dari 366.750 m2 luas area yang diamati hingga kedalaman 113 atau 27.628.500 m3. Interpretasi litologi hasil pengukuran parameter menunjukkan kecocokan dengan kondisi geologi secara umum daerah penelitian dan dapat digunakan untuk bahan pertimbangan tahapan eksplorasi bijih besi lebih lanjut. kata kunci : bijih besi, geolistrik, induksi polarisasi, sumberdaya 
Mineralisasi Dan Prospeksi Urat Polimetalik (Pb-Zn-Cu-Au) Daerah Bukit Pondok (Bekas Tambang Voc Tahun 1902) Tanah Tidung, Kalimantan Timur Fadlin Fadlin; Adi Candra
Jurnal Ilmu Kebumian Teknologi Mineral (JIK TekMin) Vol 2, No 1 (2016)
Publisher : Fakultas Teknologi Mineral

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKDaerah penelitian merupakan jalur busur magmatik Kalimantan yang berumur paleosen-Tersier Tengah, yang secara regional merupakan jalur metalogenik (Metallogenic Province) sehingga sangat menarik utnuk dilakukan kajian keberadaan potensi logam. Tujuan penelitian yaitu untuk mempelajari karakteristik mineralisasi endapan logam serta akhirnya memberikan informasi kepada pemerintah setempat mengenai endapan logam yang ada di daerah studi, sehingga pemerintah dapat meningkatkan pendapatan daerah, diantaranya dengan mengoptimalkan sumberdaya mineral yang ada. Metode penelitian yang dilakukan yaitu pemetaan geologi permukaan yang dikonsentrasikan pada pemetaan urat untuk menentukan orientasi serta geometrik urat yang berkembang di daerah penelitian dan juga dilakukan random sampling pada urat maupun batuan samping untuk dilakukan analisis geokimia dengan metode AAS (Fire Assay) di Laboratorium Intertek. Daerah penelitian tersusun oleh satuan tuff klastika yang diterobos oleh intrusi dasit dan andesit. Mineralisasi di daerah ini cukup luas dan sangat intensif, hampir semua dapat ditemukan pada batuan samping. Alterasi hidrotermal pada daerah penelitian dibagi menjadi dua tipe utama meliputi: 1.) argilik alterasi (silika-mineral lempung ”kaolin”) dan 2.) propilitik, sedangkan mineralisasi bijih pada daerah penelitian berupa logam dasar Sfalerit (ZnS), galena (PbS) dan kalkopirit (CuFeS2) yang hadir pada urat quarsa maupun pada batuan samping yang termineralisasi. Urat kuarsa di daerah penelitian ini memiliki ciri-ciri berwarna coklat–putih susu, dengan ketebalan 5–600 cm. Tekstur urat yang berkembang yaitu banded, chalcedonic dan masive cockade breccia. Pola urat kuarsa pada daerah ini relatif berarah barat-timur dengan kedudukan strike berkisar N270°E – N300 dan dip rata-rata > 60o. Hasil analisis geokimia (AAS-Fire Assay) urat kwarsa dan batuan menunjukan kehadiran unsur logam dasar (Pb, Zn dan Cu) serta logam mulia (Au dan Ag) yang cukup menarik terutama pada daerah Bukit Pondok yang pernah dilakukan penambangan oleh Belanda tahun 1902. Kata kunci : Mineralisasi, Polymetallic vein, eksplorasi, logam dasar, Bukit Pondok. ABSTRACTThe research area is one of a trajectories Borneo magmatic arc (Paleocene-Middle tertiary) that is regionally  occupied as Metallogenic Province so that much more fascinating for study of metal occurence. The aim of this reaearch is take up characteristic of mineralization and providing insight for local goverment about the resources of metal that it can be increased a local revenue such as optimalization of existing mineral resources. The method of research based on geological surface mapping in particular vein mapping for determining orientation and geometric of veins that also conducted random sampling in both the veins and wall rock which figure out geochemical characteristics by Atomic Absorption Spectroscopy (AAS) method at Intertek Laboratory. Litology of research area composed by clastical tuff that intruded by dacite and andesite intrusion. Mineralization in this area is ample and intensely that was found on the wallrock. Hydrothermal alteration can be divided into 1) argillic (silica-clay “kaolin”) and 2) prophylitic meanwhile the ore mineralization was formed by Sphalerite (ZnS), Galena (PbS) and Chalcopyrite (CuFeS2) that have presently in both on quartz veins and wallrock mineralization. Quartz characteristics is brown and pale white, 5-600 cm in thickness. Veins texture are banded, chalcedonic and massive cockade breccia. The pattern of quartz vein is relatively directed east-west with strike N270° E - N300°E and dip >60°. The results of geochemical analysis was pointed out both quartz veins and rocks that are shown elements of basic metals (Pb, Zn and Cu) and precious metals (Au and Ag) particularly at Bukit Pondok area that was mined in 1902 by Dutch. Keywords: mineralization, polymetallic vein, exploration, base metal, Bukit Pondok.