Claim Missing Document
Check
Articles

Found 38 Documents
Search

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU BAHASA DAN SASTRA INDONESIA Nuryani, Nuryani
BAHASTRA Vol 38, No 1 (2018): Bahastra
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (309.866 KB) | DOI: 10.26555/bahastra.v38i1.7721

Abstract

This paper will map out the professional competencies that Indonesian Language and Literature teachers must possess. The professional competence is mapped based on Permendiknas Attachment no. 16 of 2007 on the standard of Academic Qualification and Teacher Competence that is mastering material, structure, concepts, and intellectual mindset related subjects that taught. The competencies are spelled out in the following points: to understand the concepts, theories, and the linguistic material. Linguistic understandings related to the development of language learning materials, understanding the nature of language and language acquisition, understanding the position, function, and variety of Indonesian language, mastering the basics of Indonesian language as a reference to the use of Indonesian language is good and true, have the skills to speak Indonesian (listening, speaking , reading and writing). Meanwhile, literary understanding is related to understanding the theory and genre of Indonesian literature and able to appreciate the Indonesian literature receptively and productively.  Various competencies are expected to produce a professional teacher of Indonesian Language and Literature that makes learning Indonesian Language and Literature to be ideal.
PERAN MKWU BAHASA INDONESIA SEBAGAI PENGUAT IDENTITAS DAN NASIONALISME MAHASISWA PTKI (STUDI PELAKSANAAN MKWU BAHASA INDONESIA DI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA) Nuryani, Nuryani; Bahtiar, Ahmad
KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol 5, No 2 (2019): Oktober
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/KEMBARA.Vol5.No2.%p

Abstract

Permasalah utama dalam penelitian ini adalah bagaimana peran MKWU Bahasa Indonesia dalam memperkuat identitas dan rasa nasionalisme mahasiswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peran Mata Kuliah Wajib Umum (MKWU) Bahasa Indonesia di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam memperkuat identitas dan rasa nasionalisme mahasiswa. Mata kuliah Bahasa Indonesia sebagai mata kuliah yang diajarkan di semua jurusan dan fakultas harus mampu mendukung dalam memperkuat identitas dan rasa nasionalisme mahasiswa. Dengan begitu mata kuliah ini tidak hanya diajarkan dalam rangka pemenuhan nilai semata. Metode penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Metode pengambilan data dilakukan melalui studi dokumen dan wawancara. Hasil penelitian ini adalah peran MKWU Bahasa Indonesia dalam memperkuat identitas dan rasa nasionalisme mahasiswa diwujudkan melalui tagihan-tagihan yang diberikan. Tagihan tersebut diharapkan dapat menstimulasi atau mendorong mahasiswa memiliki sikap dan pemikiran kritis terhadap permasalahan yang dihadapi oleh bangsanya. Selain itu, beberapa tagihan yang diberikan juga mengungkapkan identitas yang mengedepankan visi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yakni keislaman, keindonesiaan, dan  kekeilmuwan, salah satunya memiliki rasa cinta terhadap bangsa dan negara serta penghargaan yang tinggi terhadap bahasa Indonesia.
GANGGUAN BERBAHASA AKIBAT ALAT UCAP PADA ANAK USIA 9 TAHUN Mulyana, Salsabila Delaria; Nuryani, Nuryani
SASTRANESIA: Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 8, No 1 (2020): MARET 2020
Publisher : STKIP PGRI Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1104.058 KB) | DOI: 10.32682/sastranesia.v8i1.1367

Abstract

Bahasa anak adalah bahasa yang sangat luas karena pada masa ini anak dibebaskan menyerap semua informasi tanpa ada penyaringan yang bersifat wajib. Banyak orang dewasa yang terpesona melihat kemampuan anak dalam pemerolehan bahasa yang begitu luas. Semua informasi bisa diperoleh anak darimanapun. Akan tetapi dalam proses pemerolehan bahasa, tidak semua anak dapat menerimanya dengan sempurna. Terdapat beberapa anak yang memiliki gangguan berbahasa dalam proses belajarnya. Salah satu penyebab gangguan berbahasa pada anak adalah akibat tidak sempurnanya alat ucap yang dimiliki. Penelitian ini akan membahas penyebab gangguan berbicara pada anak usia 9 tahun akibat alat ucap. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memperbaiki gangguan berbahasa yang terjadi akibat alat ucap pada anak. Metode penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan objek penelitian fokus kepada anak laki-laki usia 9 tahun yang memiliki gangguan berbahasa. Data yang diteliti berbentuk audio, video beserta transkrip percakapan antara peneliti dan objek sekaligus kawan tutur dalam percakapan tersebut. Adapun hasil penelitiannya yaitu (1) Gangguan berbahasa pada anak usia 9 tahun yang diucapkan oleh alat ucap adalah ketidaksempurnaan pada bagian laringal, (2) Faktor lingkungan juga dapat menentukan bagaimana alat ucap dapat menjadi gangguan atau sebaliknya yang mendukung proses pemerolehan bahasa.
Bahasa Indonesia dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI): Studi Perubahan Pembakuan Kata dalam KBBI Edisi IV Nuryani, Nuryani
BEBASAN Jurnal Ilmiah Kebahasaan dan Kesastraan Vol 8, No 1 (2021): BÉBASAN EDISI JUNI 2021
Publisher : Kantor Bahasa Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/bebasan.v8i1.152

Abstract

Bahasa Indonesia memiliki sejarah panjang dalam proses terbentuknya. Dari sebelum resmi menjadi bahasa Indonesia sampai setelah resmi menjadi bahasa Indonesia telah tercatat beberapa kali bahasa Indonesia mengalami perubahan ejaan. Hal tersebut membawa imbas pada prosee pembakuan kata yang disusun dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mendeksripsikan perubahan pembakuan kata dalam KBBI edisi IV. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan menyajikan data senatural mungkin. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sosiolinguistik yang melihat bahasa dari konteks kemasyarakatan. Dengan demikian, analisis yang dilakukan selain memanfaatkan kajian morfologi juga melibatkan teori perencanaan bahasa. Data dalam penelitian ini berupa kata-kata yang terdapat dalam KBBI edisi IV. Berdasarkan pembahasan yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa perubahan dalam pembakuan kata di KBBI edisi IV. Hal tersebut dilakukan oleh lembaga terkait yang didasarkan atas perencanaan bahasa secara terorganisasi oleh lembaga.
Pengungkapan Emosi Kekecewaan pada Anak Usia 1—3 Tahun: Sebuah Kajian Psikolinguistik Elen Azmiati; NFN Nuryani
SUAR BETANG Vol 16, No 1 (2021): Juni 2021
Publisher : Balai Bahasa Kalimantan Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/surbet.v16i1.214

Abstract

This study describes the expressions of disappointment in 1—3 years children in a psycholinguistic perspective. The purpose of this study is to identify, analyze, and describe the language or speech spoken by children when they expressing disappointment. The method used is descriptive qualitative analysis using the theory of children's language acquisition in the field of phonology and syntax. Conversation data is obtained naturally by recording events when children experience disappointment. The results of the analysis show that children tend to express expressions of disappointment through non-verbal language in the form of roaring, screaming, and crying accompanied by explanatory speech. At the phonological level, children first master vowel sounds and several consonant sounds, such as p, b, m, n, and h. At the syntactic level, children aged 1; 4 (1 year; 4 months) have just mastered verbs and nouns. Children aged 2; 0 is able to speak two words that fall into the category of verbs, nouns, pronouns, and negative expressions. Children aged 2: 9 are able to speak two or more words that fall into the noun, verb, adjective, or adverb category. AbstrakPenelitian ini memaparkan pengungkapan kekecewaan pada anak usia 1—3 tahun dari kacamata psikolinguistik. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mendeskripsikan bahasa atau tuturan yang dituturkan oleh anak-anak ketika dia mengalami kekecewaan. Metode yang digunakan adalah analisis kualitatif deskriptif dengan menggunakan teori pemerolehan bahasa anak dalam bidang fonologi dan sintaksis. Data percakapan diperoleh secara natural dengan cara merekam kejadiaan saat anak mengalami kekecewaan. Hasil analisis menunjukkan anak cenderung mengungkapkan ekspresi kekecewaan melalui bahasa nonverbal berupa raungan, teriakan, hingga tangisan yang disertai tuturan penjelas. Pada tataran Fonologi, anak lebih dahulu menguasai bunyi-bunyi vokal dan beberapa bunyi konsonan, seperti p, b, m, n, dan h. Pada tataran Sintaksis, anak usia 1; 4 (1 tahun; 4 bulan) baru menguasai verba dan nomina. Anak usia 2; 0 sudah mampu menuturkan dua kata yang masuk dalam kategori verba, nomina, pronomina, serta ungkapan negatif. Anak usia 2; 9 sudah mampu menuturkan dua atau lebih kata yang masuk kategori nomina, verba, adjektiva, atau adverbia.
Linguistic Review on Marriage Age Regulation Nuryani Nuryani; M Musyafa
AHKAM : Jurnal Ilmu Syariah Vol 18, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Islam Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/ajis.v18i2.10591

Abstract

Tis study fnds that the Indonesian Marriage Law, especially inthe section about the age of marriage, still contains the ambiguity in termsof the language. Tis leads to the gaps in the law that can potentially lead tothe violation of the law. It is stated in the Compilation of Islamic Law thatthe couple who have not reached the age of twenty should obtain a consentfrom both parents to marry. Based on this stipulation, every couple, whoare underage, can marry as long as they obtain their parent’s consent. Tispractice is not considered a violation of the law; the involving parties cannotbe penalized. Te article argues that there is a need to review the law to preventthe practice of underage marriage
KARAKTERISTIK PENGGUNAAN BAHASA DALAM MAJALAH ISLAM Nuryani Nuryani; Arif Budiman
Dialektika: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 7, No 2 (2020)
Publisher : Department of Indonesia Language and Literature Teaching, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/dialektika.v7i2.18195

Abstract

Abstract: The purpose of this study is to describe the characteristics of language use in Islamic magazine. The characteristics are seen through the use of code switching and code mixing in the magazine. Islamic magazine was chosen because currently the development of religiosity in society tends to increase. This increase was also accompanied by an increase in reading options with Islamic content and nuances. The Islamic magazine chosen in this study is Hidayah Magazine. The theory used to dissect this research is the theory about the characteristics of the language presented by Jendra. The method used to retrieve data is the observation and note method. Based on the analysis that has been done, it can be concluded that in Hidayah magazines there are many events of code switching and code mixing. There is code switching in the form of clauses and sentences. In addition, code mixing is found in the form of words, compound words, and phrases. In terms of the type of code switching, it was found that metaphorical code switching was found. The events of code switching and code mixing in Hidayah magazines were found in various contexts, namely the ease of conveying information, feeling more “Islamic”, and adjusting to market segmentation.Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeksripsikan karakteristik penggunaan bahasa dalam majalah Islam. Karakteristik dilihat melalui penggunaan alih kode dan campur kode dalam majalah tersebut. Majalah Islam dipilih karena saat ini perkembangan religiositas dalam masyarakat cenderung meningkat. Peningkatan tersebut juga dibarengi dengan peningkatan pilihan bacaan dengan muatan dan nuansa Islam. Majalah Islam yang dipilih dalam penelitian ini adalah Majalah Hidayah. Teori yang digunakan untuk membedah penelitian ini adalah teori mengenai karakteristik bahasa yang disampaikan oleh Jendra. Metode yang digunakan untuk mengambil data adalah metode simak dan catat. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa dalam majalah Hidayah banyak peristiwa alih kode dan campur kode. Terdapat alih kode dalam bentuk klausa dan kalimat. Selain itu, campur kode ditemukan dalam bentuk kata, kata majemuk, dan frasa. Dari sisi tipe alih kode ditemukan alih kode metaforis. Peristiwa alih kode dan campur kode dalam majalah Hidayah ditemukan dalam berbagai konteks, yakni kemudahan penyampaikan informasi, lebih merasakan “keislaman”, dan menyesuaikan dengan segmentasi pasar.  
TIPE PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) Nuryani Nuryani; Hera Febriana
Dialektika: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 4, No 1 (2017)
Publisher : Department of Indonesia Language and Literature Teaching, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2526.214 KB) | DOI: 10.15408/dialektika.v4i1.7000

Abstract

Abstract: This study aimed to describe the type of Indonesian language learning implemented in SMA Negeri 1 Ciawi, Social Class X. Qualitative method is employed in this research in order to describe the research object. The technique used to collect data was questionnaire, observation or direct observation in the classroom, and conduct interviews. The results showed that the type of Indonesian language learning that took place at SMA Negeri 1 Ciawi, Social Class X is integrative type. Integrative type is a type of language learning in which students do not just learn the language, but everything they learned in school are applied in everyday life. Through the questionnaire knows as much 67% students show a positive attitude towards Indonesian language. In addition, strengthened by the result of observations show seven teachers' activities also led to a positive attitude towards Indonesian. Abstrak: Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan tipe pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas X IPS SMA Negeri 1 Ciawi. Metode deskriptif kualitatif digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk memaparkan objek penelitian tanpa memanipulasi data. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah penyebaran angket, pengamatan atau observasi di kelas, dan melakukan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tipe pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas X IPS SMA Negeri 1 Ciawi yaitu tipe integratif.  Tipe integratif mengarah pada pembelajaran bahasa yang membentuk sikap positif bahasa. Melalui angket diketahui bahwa 67% siswa menunjukkan sikap positif terhadap bahasa Indonesia. Demikian juga dengan angket guru, yakni sebanyak tujuh guru melakukan proses pembelajaran bahasa yang mengaraj pada tipe integratif. Permalink/DOI: http://dx.doi.org/10.15408/dialektika.v4i1.7000
KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA JAWA Nuryani Nuryani
Dialektika: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 1, No 2 (2014)
Publisher : Department of Indonesia Language and Literature Teaching, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (175.182 KB) | DOI: 10.15408/dialektika.v1i2.6285

Abstract

The language system in this world has universality. It means, every language has some element in common. As in the case of the structure of the sentence or sentences diversity. Javanese language has a diversity sentence similar to other languages. There is imperative sentence or order sentence in Javanese language. This sentence is spoken by speakers in order to get a reaction or response from the opponent speaker. Responses are expected to both verbal and nonverbal. The data taken from the mass media such as magazine or newspaper that is written by Javanese language. In addition, the data is also collected verbally from informants and other data generated creativelly by the writer as native speaker of Javanese language. The results obtained are, there are five characteristics that mark imperative sentence in the Javanese language, namely (1) the written sentence marked with (!), (2) the oral sentence intonation pattern [2] 3 # or [2] 3 2 # , (3) ended by -en, -a, -ana, or -na on his P, (4) can be given a pointer word commands like "come", "sumonggo", "monggo", "try", and (5 ) intonation is the main characteristic of imperative sentences. The second conclusion is that there are several markers in the Javanese language imperative sentence that P ended by -en, -a, -ana, or -na and use markers in the form of pointer commands like "come", "sumonggo", "monggo", "try" . The third conclusion is that there are four categories of the order sentence in the Javanese language as submitted by Ramlan.
TINGKAT KETERBACAAN SOAL WACANA UJIAN NASIONAL (UN) TINGKAT SMA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Nuryani Nuryani
KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol. 2 No. 1 (2016): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/kembara.v2i1.4044

Abstract

Penelitian ini mendeskripsikan tingkat keterbacaan soal wacana Ujian Nasional (UN) tingkat SMA mata pelajaran Bahasa Indonesia tahun pelajaran 2013/2014. Fokus dalam penelitian adalah melihat jumlah kata dan kalimat sebagai penyusun sebuah wacana. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Objek penelitian ini adalah soal-soal wacana UN tingkat SMA mata pelajaran Bahasa Indonesia. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan formula Grafik Fry. Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini adalah tingkat keterbacaan wacana dalam soal UN masih rendah. Terdapat jenis wacana yang cukup sulit, yang sebenarnya sesuai untuk disajikan di tingkat universitas. Selain itu, terdapat jenis wacana yang cukup ringan, yang sebenarnya sesuai untuk digunakan di tingkat SD maupun SMP. Untuk mengantisipasi hal tersebut perlu dilakukan analisis yang mendalam terhadap soal-soal wacana yang akan dijadikan sebagai bahan ujian, sehingga akan didapatkan tingkat keterbacaan yang sesuai.