Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Perbandingan Telur Soil Transmitted Helminth (STH) Pada Sayur Selada Sebelum Dan Sesudah Pencucian Di Pasar Anyar Kota Tangerang Fadillah, Muhammad Arief; Cahyani, Suci Hamidasri; Hamtini, Hamtini; Ridwanulloh, Mohammad
Journal of Medical Laboratory Research Vol. 2 No. 2 (2024): Journal of Medical Laboratory Research
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36743/jomlr.v2i2.742

Abstract

Infeksi cacing menjadi salah satu masalah kesehatan yang paling umum tersebar diseluruh dunia. Salah satu penyebab infeksi kecacingan adalah penularan Soil Tranmitted Helminth (STH) melalui tanah ke sayuran. Jenis cacing yang ditularkan melalui tanah yaitu Ascaris lumbricoides (cacing gelang), Trichuris trichiura (cacing cambuk), Ancylostoma duodenale dan Necator americanus (cacing tambang). Sayuran selada merupakan jenis sayuran yang kontak langsung dengan tanah sehingga kemungkinan besar lebih beresiko terkontaminasi oleh parasit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi telur STH sebelum dan sesudah pencucian pada sayuran selada yang dijual di pasar Anyar Kota Tangerang. Penelitian ini bersifat deskriptif. Sampel penelitian ini diambil dari pedagang sayuran dengan menggunakan teknik purposive sampling. Sampel penelitian berjumlah 10 sampel. Pengumpulan data dengan melakukan pemeriksaan sayuran menggunakan metode sedimentasi. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat telur STH Ascaris lumbricoides (20%) pada sayuran selada sebelum pencucian dan tidak terdapat telur STH pada sayuran selada sesudah pencucian. Nilai signifikan dari Uji Wilcoxon terhadap sayur selada sebelum, dan sesudah pencucian adalah < 0,05 yaitu 0,000 maka maka Ha diterima atau Terdapat perbedaan Penelitian ini menunjukkan bahwa adanya perbandingan sayur selada sebelum pencucian Penelitian ini menunjukkan bahwa masih terdapat sayuran selada yang terkontaminasi telur STH. Dengan ini perlu dilakukan upaya-upaya dari berbagai pihak yang terkait untuk mencegah terjadinya kontaminasi telur STH.
Uji Toksisitas Akut (Lethal Dose50) Ekstrak Etanol Buah dan Biji Pare (Momordica charantia Linn) Terhadap Mencit Jantan Mus Musculus Zaini, Wawan Sofwan; Kurniati, Nining; Fadillah, Muhammad Arief; Hamtini, Hamtini
Journal of Medical Laboratory Research Vol. 2 No. 2 (2024): Journal of Medical Laboratory Research
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36743/jomlr.v2i2.745

Abstract

Tanaman Pare (Momordica charantia L) adalah salah satu tanaman yang paling banyak mendapat perhatian karena khasiat anti diabetiknya. Diperkirakan bahwa sepertiga dari pasien diabetes menggunakan beberapa bentuk pengobatan komplementer dan alternatif. Dilakukan pengujian toksisitas bertujuan untuk menentukan nilai LD50 pada pemberian ekstrak etanol buah dan biji pare menggunakan metode Thompson-Weil pada mencit putih jantan (Mus musculus) sebanyak 23 ekor dengan bb 25 gram. Pemberian ekstrak buah dan biji pare peroral dengan dosis awal 0,5 mg/kgBB. Adapun variasi dosis toksisitas yang yaitu 100 mg/kgbb, 50 mg/kgbb, 25 mg/kgbb dan 12,5 mg/kgbb serta aquadest sebagai kontrol. Mencit diamati secara individu selama 1 jam, 2 jam, 4 jam dan 24 jam setelah pemberian ekstrak dengan melihat jumlah hewan yang mati dan gejala toksik. Hasil penelitian pada ekstrak buah pare mencit mati pada dosis 100 mg/kgbb : 1 ekor (20%). Pada ekstrak biji pare mencit mati pada 100 mg /kgbb : 1 ekor (20%), dosis 50 mg/kgbb : 2 ekor (40%), dan pada dosis 12,5 mg/kgbb : 1 ekor (20%). Hal ini menunjukkan ekstrak buah dan biji pare termasuk kategori tidak toksik. Pemberian bahan uji ektrak tidak menimbulkan gejala toksik di mana semua tikus beraktifitas normal, sehingga buah dan biji pare aman dikonsumsi.
KKN Pemberdayaan terhadap Masyarakat menuju Desa yang Inovatif dan Kreatif serta Sosialisasi Kebersihan Lingkungan dan Pemanfaatan Sampah Rumah Tangga Sianturi, Nurli Dian Stefani; Ahiraf, Shidqul Azaim; Hidayatulloh, Syarif; Pramudya, Bintang; Fadillah, Muhammad Arief; Akbar, Fadhel Virgiawan; Dhivari, Danang; Putra, Firmansyah; Sitinjak, Jerico; Prasetyo
Jurnal Sains Teknologi dalam Pemberdayaan Masyarakat Vol. 5 No. 2 (2024): Desember 2024
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31599/b82x6m32

Abstract

Real Work Lectures (KKN) are community empowerment activities by students as an embodiment of the tridharma activities of higher education. KKN activities aim to enable students to implement science and technology as well as skills in society so that they can become agents of change and sustainable development. The participation of KKN students in community activities plays an important role in the success of work program activities while at the KKN location. This participation can be demonstrated by involving oneself directly in several activities such as fogging activities, activities to sort waste that can be recycled, socialization of diligent savings and creativity for PAUD and Kindergarten children, and tilapia fish hatchery activities. Bhayangkara University Jakarta Raya with its vision, namely "The realization of Bhayangkara University Jakarta Raya as a superior university at the national and international level with a national perspective and security-based in order to produce human resources who are able tocompete and behave well". Producing human resources who behave well is interpreted as successfully serving society by carrying out real work studies. This is proven by the participation of Bhayangkara University students in Greater Jakarta in variouscommunity activities carried out.
Uji Daya Hambat Kombinasi Ekstrak Daun Handeuleum Dan Daun Jarak Pagar Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus Audina, Gina; Rachmawati, Nurmeily; Yani, Ahmad; Fadillah, Muhammad Arief
Journal of Medical Laboratory Research Vol. 3 No. 1 (2025): Journal of Medical Laboratory Research
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36743/jomlr.v3i1.847

Abstract

Penyakit infeksi meupakan penyakit akibat proses masuknya mikroorganisme ke dalam host. Penyakit infeksi di Indonesia dapat disebabkan oleh satu bakteri yaitu Staphylococcus aureus. Pemberian antibiotik yang tidak tepat mengakibatkan terjadinya antimicrobial resistance (AMR). Pengembangan bahan alami sebagai bahan pengobatan akibat penyakit infeksi dapat dilakukan dengan memanfaatkan tanaman daun handeuleum (Graptophyllum pictum (L.) Griff) dan daun jarak pagar (Jatropha curcas L.) sebagai antibakteri terhadap Staphylococcus aureus. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui aktivitas antibakteri yang dihasilkan dari kombinasi kedua ekstrak tanaman tersebut terhadap Staphylococcus aureus. Metode yang digunakan adalah ekperimental laboratorium secara invitro. Metode maserasi digunakan dalam pembuatan ekstrak menggunakan etanol 70% dan metode uji daya hambat menggunakan metode cakram dengan kontrol positif adalah gentamicin 10 μg dan kontrol negatif adalah DMSO 10%. Hasil uji daya hambat yang dihasilkan dari perbandingan konsentrasi ekstrak dengan ratio 25%:75%, 50%:50%, dan 75%:25% mendapatkan zona hambat berturut turut 12.4 mm, 10.1 mm, dan 15. 5 mm. Berdasarkan hasil tersebut kombinasi ekstrak daun handeuleum dan daun jarak pagar pada konsentrasi 25%:75% dan 50%:50 masuk dalam katagori resisten dan pada konsentrasi 75%:25% masuk kedalam katagori intermediat yang mengacu pada CLSI.
Upaya Pendampingan Belajar Anak Berkebutuhan Khusus di MI Sabilal Muttaqin, Desa Mantuyan, Kalimantan Selatan Ikrimah, Ikrimah; Kholifah, Kholifah; Annisa, Nor; Mawaddah, Mawaddah; Sadiq, Muhammad Rauuf; Fadillah, Muhammad Arief; Azmi, Muhammad Haikal; Rijali, Ahmad
Jalujur: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 2 (2023): Desember
Publisher : UIN Antasari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18592/jalujur.v2i2.11992

Abstract

Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) merupakan anak yang memiliki suatu keistimewaan atau karekteristik yang berbeda dibandingkan dengan anak normal pada umumnya. Pada hal pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus juga memerlukan lingkungan yang tepat sesuai dengan kondisi yang dimilikinya, sehingga perlu dilakukan pendampingan belajar bagi ABK. Kegiatan ini bertujuan untuk membantu mengatasi masalah yang dialami pihak sekolah dan juga untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi anak. Pengabdian dilakukan di MI Sabilal Muttaqin, Desa Mantuyan, Kec. Halong, Kab. Balangan selama 1 bulan yang dimulai dari tanggal 15 Oktober - 15 November 2022. Metode yang digunakan dalam proses pengabdian ini adalah melalui metode Participatory Action Research (PAR). Secara umum, dalam melakukan Participatory Action Research (PAR), terdapat beberapa urutan tindakan, mulai dari tahap observasi, refleksi, rencana tindakan hingga implementasi program. Upaya pendampingan yang akan dilakukan pertama, membantu mengajar anak ABK untuk mengenal huruf, angka, warna, dan binatang. Kedua, membantu mengajar anak ABK untuk berhitung dan berdoa sebelum serta sesudah pelajaran. Ketiga, membantu untuk mengolah perilaku anak ABK ke arah yang lebih baik. Hasil yang diperoleh yaitu anak ABK sudah mulai membiasakan diri untuk berdoa sebelum dan sesudah belajar, mampu mengembalikan barang milik temannya, bisa duduk dengan tenang saat belajar dan bisa mengikuti tulisan yang ada di papan tulis.
Gambaran C-Reaktif Protein (CRP) Pada Pasien Demam Tifoid di Laboratorium Klinik Pinang Sari 2 Nuraeni, Hanny Siti; Fadillah, Muhammad Arief; Khayan, Khayan; Saputra, Tomy
Journal of Medical Laboratory Research Vol. 1 No. 1 (2022): Journal of Medical Laboratory Research
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (240.463 KB) | DOI: 10.36743/jomlr.v1i1.431

Abstract

Demam tifoid adalah penyakit sistemik akut pada saluran pencernaan yang masih menjadi masalah kesehatan global bagi masyarakat dunia yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Angka kejadian demam tifoid di Indonesia diperkirakan sekitar 350-810 per 100.000 penduduk dan morbiditas yang cenderung meningkat setiap tahun sekitar 500-100.000 penduduk dengan angka kematian sekitar 0,6-5 %. Angka kejadian demam tifoid berbeda di setiap daerah. Berdasarkan laporan dari 31 RS di kota Tangerang demam tifoid menepati urutan ke tiga dari sepuluh penyakit teratas di kota tangerang. Dengan pasien rawat inap sebanyak 4.979 kasus. Penelitian ini menggunakan metode survei deskriptif. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran C-Reaktif Protein (CRP) pada pasien demam tifoid di Klinik Pinang Sari 2. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Klinik Pinang Sari 2. Metode yang dilakukan adalah imonokromatografi dengan alat epithod 616 yang terdapat hasil widal pada pasien dengan titer O >1/320 atau H >1/320. Hasil penelitian dari 40 sampel terdapat 37 (92,5%) sampel yang menunjukan hasil tinggi (>5g/dl) dan 3 (7,5%) sampel menunjukan hasil normal (<5g/dl). Pada hasil widal dengan titer 0 >1/320 tinggi CRP sebanyak 17 (42,5%) sampel dan dengan titer >1/320 tinggi CRP sebanyak 0 (0%) sampel.
Gambaran Kadar Kolesterol Total pada Penikmat Kopi Susu Usia 20-50 Tahun di RT.002 RW.003 Desa Sirnagalih Kota Tangerang Fadillah, Muhammad Arief; Murniawati, Nia
Journal of Medical Laboratory Research Vol. 1 No. 2 (2023): Journal of Medical Laboratory Research
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (668.348 KB) | DOI: 10.36743/jomlr.v1i2.485

Abstract

Kolesterol total adalah jumlah kolesterol yang dibawa dalam semua partikel pembawa kolesterol dalam darah, termasuk High Density Lipoprotein (HDL), Low Density Lipoprotein (LDL), dan Very Low Density Lipoprotein (VLDL). Kadar kolesterol total yang meningkat dapat menyebabkan timbulnya penyakit tidak menular seperti jantung. Faktor resiko yang dapat meningkatkan kadar kolesterol total adalah konsumsi makanan lemak jenuh, rokok, alkohol dan konsumsi kopi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Gambaran kadar kolesterol total pada penikmat kopi susu usia 20-50 tahun di RT. 002 RW. 003 Desa Sirnagalih Kota Tangerang. Jenis penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan teknik purposive sampling sebanyak 34 responden. Hasil penelitian diperoleh bahwa penikmat kopi susu dengan kadar kolesterol total normal sebanyak 15 orang (44,1%), Borderline sebanyak 13 orang (38,2%), dan tinggi sebanyak 6 orang (17,6%), kadar kolesterol tinggi dengan berdasarkan jenis kelamin laki-laki sebesar 5 orang (83,3%), kadar kolesterol total meningkat pada rentang usia 40-50 tahun sebanyak 6 orang (100%), dan kadar kolesterol meningkat pada penikmat kopi susu dengan banyaknya konsumsi kopi susu 5 gelas per hari sebanyak 5 orang (83,3%). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kadar kolesterol total tinggi sebagian besar terjadi pada responden berjenis kelamin laki-laki , pada rentang usia 40-50 tahun dengan konsumsi kopi 5 gelas perhari.
Pemanfaatan Ekstrak Bunga Telang (Clitoria Ternatea L.) Sebagai Alternatif Zat Warna Lpcb Pada Pewarnaan Fungi hamtini, Hamtini; Hakim, Syamsir; Astriani, Ranti Dwi; Fadillah, Muhammad Arief; Rahmawati, Juli
Journal of Medical Laboratory Research Vol. 2 No. 3 (2024): Journal of Medical Laboratory Research
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The eagle flower is a compound flower that is identical to the purple color on the petals. Vines, one of which is eagle flowers, can be found anywhere from the yard of the house to the edge of the rice field. The traditional use for this plant is as an eye medicine and food coloring, and it can also be grown as an ornamental plant. There are two types of dyes, namely dyes made from chemicals and dyes made from plants. Most of the dyes used in laboratories are generally chemicals such as KOH, methylene blue, and lactofenol, which are not good for the environment and are quite expensive. This means that it is necessary to make other dyes that are better for the environment. The purpose of this study was to determine whether or not striped leaf extract can be used as an alternative to LPCB staining in fungi. The method used in this study was maceration of telang flower extract with 96% ethanol solvent, after obtaining the extraction results then dilution was carried out with concentrations of 1%, 2.5%, 5%, 7.5% and 10% using aqueous solvents. The result of this study is that striped flower extract cannot be used as a dye in fungal coloring, this can be seen from the morphological picture of fungi that are not clearly visible and do not absorb dyes from eagle flower extract compared to LPCB dyes used as standard controls.
UJI VARIASI KOSENTRASI DAYA HAMBAT METODE SUMURAN DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) PADA PERTUMBUHAN Candida albicans Fadillah, Muhammad Arief; Amrita Aulia Sugiarto; Hamtini, Hamtini; Nurnida, Rossy
Journal of Medical Laboratory Research Vol. 2 No. 3 (2024): Journal of Medical Laboratory Research
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Infections caused by Candida albicans are common health problems, especially among individuals with weakened immune systems. This study aims to evaluate the antifungal effectiveness of binahong leaf (Anredera cordifolia) decoction extract against the growth of Candida albicans using the well diffusion method. The extraction process was carried out by boiling the leaves using water as the solvent. The tested concentrations of the extract were 5%, 25%, 50%, 75%, and 100%. The tests were conducted using the well diffusion method on media inoculated with Candida albicans. The results showed that no inhibition zones formed at any tested concentrations of the binahong leaf extract (0 mm), indicating no antifungal activity against Candida albicans. Meanwhile, the positive control (ketoconazole) showed an average inhibition zone diameter of 60.25 mm. The inability to form inhibition zones is likely due to the degradation of active compounds during heating, the limitation of water in extracting non-polar compounds, and the poor diffusion of active compounds in the agar medium. Based on these findings, it can be concluded that binahong leaf extract obtained through boiling does not exhibit antifungal activity against Candida albicans using the well diffusion method.
Identification Of Candida albicans in Oral Mucosal Swabs Of Smokers In The Gang Siswa Raya Kampung Sirnagalih Kota Tangerang Fadillah, Muhammad Arief; Ratu Muawwadah; Ridwanulloh, Mohammad; Hamtini, Hamtini; Nurnida, Rossy
Journal of Medical Laboratory Research Vol. 2 No. 3 (2024): Journal of Medical Laboratory Research
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Candidiasis is a primary or secondary mycotic infection caused by members of the genus Candida and other genera, where Candida is one of the various forms of yeast. This study aims to determine the presence of Candida albicans fungus in oral mucosa swabs of smokers in the Gang Siswa Raya, Kampung Sirnagalih, Kota Tangerang based on smoking frequency and duration of smoking. This study uses a descriptive method, namely research with the aim of describing the presence of Candida albicans in oral mucosa swabs of smokers in the Gang Siswa Raya, Kampung Sirnagalih, Kota Tangerang using Sabouraud Dextrose Agar media and Germ tube tests. A total of 20 samples from 97 smokers data were collected. The results of the examination showed that there were fungi in the oral mucosa swab samples of smokers in the Gang Siswa Raya, Kampung Sirnagalih, Kota Tangerang as much as 40%. Then there is the growth of Candida albicans fungus in smokers with a smoking frequency of >3 years as much as 40%. Then there is the growth of Candida albicans fungus in smokers with a smoking frequency of >10 cigarettes a day as much as 35%.