Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

ANALISIS EFISIENSI DAN PERILAKU PASAR GULA AREN DI KECAMATAN RAMBAH SAMO KABUPATEN ROKAN HULU Rasihen, Yogy
SEPA: Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian dan Agribisnis Vol 14, No 1 (2017): SEPTEMBER
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (204.993 KB) | DOI: 10.20961/sepa.v14i1.21044

Abstract

Abstract: The process of distributing products from producers to end consumersrequires a variety of marketing functional activities aimed at streamlining the processof delivering goods and services effectively and efficiently. The purpose of thisresearch is to analyze marketing efficiency of palm sugar and palm sugar marketbehavior in Rambah Samo Sub-district of Rokan Hulu Regency. The method used issurvey method. Sampling was done using Sensus method. The sample used as many as18 samples on agroindustry of palm sugar. The analysis used is quantitativedescriptive analysis. The results of this study indicate that the marketing pattern ofpalm sugar in Rokan Hulu District Rambah Samo through two channels but anefficient marketing channel is a marketing channel one. On the marketing channel onepalm sugar producer sells it directly to the end consumer who comes directly to theproduction site and is sold for Rp. 20,000 / Kg. The most efficient marketing channelis channel one because it has a very small margin compared to the other channels.The behavior of sugar palm market in production center involves marketing agencythat is intermediary trader. This intermediary trader who distributes palm sugar toconsumers, but the role of palm sugar intermediaries in production is not much. Abstrak: Proses penyaluran produk dari produsen ke konsumen akhir memerlukanberbagai kegiatan fungsional pemasaran yang ditujukan untuk memperlancar prosespenyaluran barang dan jasa secara efektif dan efisien. Tujuan penelitian ini untukmenganalisis  efisiensi  pemasaran  gula  aren dan perilaku pasar gula aren diKecamatan Rambah Samo Kabupaten  Rokan Hulu. Metode yang digunakan adalahmetode survei. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode sensus.Sampel yang digunakan sebanyak 18 sampel pada agroindustri gula aren. Analisisyang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkanbahwa pola pemasaran gula aren yang ada di Kecamatan Rambah Samo KabupatenRokan Hulu melalui dua saluran namun saluran pemasaran yang efisien adalah saluranpemasaran satu. Pada saluran pemasaran satu pengrajin gula aren menjualnyalangsung ke konsumen akhir yang datang langsung ke lokasi produksi dan dijualdengan harga Rp. 20.000/Kg. Saluran pemasaran yang paling efisien adalah saluransatu karena memiliki margin yang sangat kecil dibandingkan dengan saluran yanglain. Perilaku pasar gula aren di sentra produksi melibatkan lembaga pemasaran yaitupedagang perantara. Pedagang perantara inilah yang mendistribusikan gula arensampai ke konsumen, namun peran perantara gula aren disentra produksi tidak banyak.
Analisis Keberlanjutan Usahatani Perkebunan Kelapa Rakyat Kabupaten Indragiri Hilir Rasihen, Yogy; Kilat Adhi, Andriyono; Suprehatin, Suprehatin
Jurnal Agribisnis Indonesia (Journal of Indonesian Agribusiness) Vol. 9 No. 2 (2021): Desember 2021 (Jurnal Agribisnis Indonesia)
Publisher : Departmen of Agribusiness, Economics and Management Faculty, Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jai.2021.9.2.177-187

Abstract

Perkebunan kelapa merupakan salah satu komoditas strategis dalam perekonomian nasional dan kesejahteraan masyarakat. Penelitian perlu dilakukan untuk mengetahui kondisi keberlanjutan terkini usahatani perkebunan kelapa rakyat Kabupaten Indragiri Hilir, dan bertujuan untuk menganalisis status keberlanjutan perkebunan kelapa rakyat melalui metode Multidimensioanl Scalling (MDS). Analisis MDS multidimensi sebagai aspek yang dikaji pada penelitian ini yaitu dimensi ekonomi, lingkungan, dan sosial budaya. Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dari 45 responden di tiap-tiap kecamatan, yang dilakukan pada empat wilayah Kabupaten Indragiri Hilir, yaitu Kecamatan Enok, Keritang, Mandah, dan Kecamatan Pulau Burung. Data primer diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan responden petani dan beberapa ahli yang konsentrasi pada perkelapaan yang dipilih secara purposive, data sekunder diperoleh dari Badan Pusat Statistik, Dinas Pertanian dan Perkebunan, dan literalur lain yang mendukung penelitian ini. Hasil teknik ordinasi Rap-Coconut pada metode MDS menunjukkan nilai indeks keberlanjutan perkebunan kelapa rakyat Kabupaten Indragiri Hilir berkisar antara 25,01-50,00 termasuk kedalam ketegori kurang berkelanjutan. Pada analisis indeks keberlanjutan untuk ke-tiga dimensi masing-masing adalah 48,01 (ekonomi), 33,76 (ekologi), dan 28,06 (sosial budaya) termasuk kedalam kategori kurang berkelanjutan dari total nilai 100,00 untuk nilai baik (sangat berkelanjutan). Keberlanjutan usahatani perkebunan kelapa rakyat pada masing-masing dimensi memiliki indeks keberlanjutan yang berbeda-beda sehingga diperlukan adanya kebijakan yang berbeda untuk mengevaluasi keberlanjutan usahatani perkebunan kelapa rakyat Kabupaten Indragiri Hilir agar meningkatkan status keberlanjutan perkebunan kelapa rakyat.
Analisis Kinerja Keuangan Koperasi Sawit Jaya Dalam Usaha Pemberdayaan Masyarakat (Studi Kasus Uuo Petapahan Makmur Sejahtera Desa Petapahan Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar) Pramono, Agung; Putri, Dini Amalia; Rasihen, Yogy; Kurniaty, Tri
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 5 No. 2 (2025): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v5i2.18044

Abstract

Village Unit Cooperatives (KUD) in the oil palm plantation sector are rooted in the need to improve the welfare of smallholders through efficient and sustainable collective management. The Petapahan Makmur Sejahtera Autonomous Business Unit (UUO), part of the Sawit Jaya Village Unit Cooperative (KUD), has a strategic role in supporting the empowerment of oil palm farmers in Petapahan Village, Tapung District, Kampar Regency. This study aims to analyze the financial performance of UUO Petapahan Makmur Sejahtera in the 2020-2023 period using a financial ratio analysis approach, which includes liquidity, solvency, profitability, and activity ratios. The results of the study indicate that UUO's liquidity is in very good condition, but idle funds indicate suboptimal management. The solvency ratio shows a high level of dependence on long-term debt, especially from replanting funds, which results in an inadequate solvency condition. Profitability shows inadequate results, with ROI and ROE ratios below ideal standards. The activity ratio also indicates the efficiency of resource use that needs to be improved. Based on the analysis results, it is recommended that UUO optimize fund management for productive investment, improve operational efficiency, and diversify businesses to reduce dependence on one sector. In addition, increasing transparency and professionalism in cooperative management is expected to increase member trust and support the sustainability of cooperative operations.
Peningkatan Pengetahuan Sanitasi Dan Hygiene Pada Pelaku Usaha Agroindustri Tahu (Pabrik Tahu Uap Kembar Jaya ) Di Kuok Kecamatan Kuok Kabupaten Kampar Putri, Dini Amalia; Agung Pramono; Yogy Rasihen; Tri Kurniaty
Journal Of Rural Community Development Vol. 2 No. 1 (2025): Volume 2 Nomor 1 : April 2025
Publisher : Jurusan Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/jrcd.v2i1.23

Abstract

Agroindustri merupakan salah satu usaha untuk menciptakan nilai tambah dengan mengolah hasil pertanian seperti kedelai menjadi tahu. Penerapan sanitasi dan hygiene yang baik dalam proses produks membantu meningkatkan kualitas produksi , keamanan produk pangan, dan daya saing produk. Produk pangan yang dihasilkan dari penerapan sanitasi yang buruk dapat berisiko terkontaminasi. Hal tersebut tidak hanya berdampak pada kesehatan konsumen, tetapi juga pada reputasi dan keberlanjutan Usaha Agroindustri. Oleh karena itu, penerapan sanitasi dan hygiene pada pelaku usaha agroindustry harus dilakukan sesuai dengan SOP (Standart Operating Procedures) karena sebagai kunci untuk meningkatkan efisiensi produksi dan daya saing produk. Permasalahan yang ada pada Pelaku usaha Agroindustri (Pabrik Tahu Uap Kembar Jaya) ini diantaranya, terbatasnya pengetahuan pelaku usaha agroindustri tahu dan pekerja mengenai sanitasi dan hygiene pada pengolahan agroindustri, serta pemikiran warga dan pelaku UMKM yang masih berorientasi pada hasil produksi saja tanpa melihat kualitas, tingkat keamanan, mutu dan gizi pada produk pangan. Melalui program edukasi dalam peningkatan pengetahuan sanitasi dan hygiene ini dapat memberikan kesadaran pelaku usaha maupun masyarakat bahwa pentingnya sanitasi dan hygiene dalam proses produksi agroindustry tahu, sehingga dapat memaksimalkan efisiensi produksi dan daya saing pasar produk di Indonesia.
ANALISIS DETERMINAN SOSIOEKONOMI TERHADAP POLA KONSUMSI PANGAN RUMAH TANGGA PETANI KELAPA SAWIT DI DESA GADING SARI KECAMATAN TAPUNG KABUPATEN KAMPAR (Analysis of Socioeconomic Determinant of Food Consumption Patterns Among Oil Palm Farming Household in Gading Sari Village, Tapung District, Kampar District) RASIHEN, YOGY; PRAMONO, AGUNG; PUTRI, DINI AMALIA; KURNIATY, TRI
JURNAL AGRIBISNIS DAN KOMUNIKASI PERTANIAN (Journal of Agribusiness and Agricultural Communication) JAKP, Volume 8, Nomor 1, April 2025
Publisher : Universitas Mulawarman (University of Mulawarman)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35941/jakp.8.1.2025.19265.1-10

Abstract

The relationship between consumption and income level was reciprocal, where increased income led to higher food consumption, while lower income resulted in reduced consumption. This study aimaed to analyze the relationship between income levels, education, number of family members, and land area in influencing farmers’ food consumption patterns. The research was conducted in Gading Sari Village, Tapung District, Kampar Regency, Riau Province. A Simple Random Sampling (SRS) method was employed with 52 respondents. Results revealed that the average monthly income of farmers was IDR 7,678,651, while their average monthly food expenditure amounted to IDR 1,714,231. The simultaneous F-test indicated that the independent variables (income, education, family size, and land area) collectively had a significant effect on food consumption patterns. However, partial analysis demonstrated that only income and family size significantly influenced dietary habits, whereas land area and education showed no statistically significant correlation with farmers’ food consumption patterns.
Disparitas Pola Konsumsi Rumah Tangga Petani: Analisis Komparatif Stabilitas Pendapatan dan Prioritas Pengeluaran pada Petani Kelapa Sawit di Riau dan Karet di Jambi Rasihen, Yogy; Dini Amalia Putri; Agung Pramono; Tirta Anugerah
JURNAL AGRIBISNIS Vol. 14 No. 2 (2025): Jurnal Agribisnis Volume 14 No 2 Tahun 2025 (In progress)
Publisher : Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32520/agribisnis.v14i2.4645

Abstract

Komoditas kelapa sawit dan karet merupakan pilar ekonomi rumah tangga pedesaan Indonesia, namun dengan karakteristik pendapatan yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan pola konsumsi rumah tangga petani kedua komoditas tersebut dengan fokus pada stabilitas pendapatan dan prioritas pengeluaran. Metode mixed-methods diterapkan dengan survei kuantitatif pada 140 rumah tangga petani (52 sawit di Kampar, 88 karet di Tebo) dan wawancara mendalam. Stabilitas pendapatan diukur dengan Koefisien Variasi (CV), sedangkan perbedaan pola konsumsi dianalisis menggunakan Independent T-test dan faktor penentunya diidentifikasi melalui regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan disparitas yang signifikan. Petani sawit menikmati pendapatan lebih tinggi (Rp 7,6 juta/bulan) dan stabil (CV <20%), sehingga dapat mengalokasikan 25-30% pendapatan untuk pendidikan/kesehatan dan 20-25% untuk investasi. Sebaliknya, petani karet menghadapi volatilitas pendapatan ekstrem (CV >40%) dengan pendapatan rendah (Rp 983 rb/bulan), menyebabkan alokasi dominan untuk kebutuhan pokok (55-60%) dan tabungan darurat (20-25%) sebagai strategi bertahan hidup. Penelitian menyimpulkan bahwa stabilitas pendapatan yang bersumber dari karakteristik komoditas adalah determinan utama perbedaan pola konsumsi. Implikasi kebijakan dari temuan ini adalah perlunya intervensi yang berbeda, di mana petani karet memerlukan program stabilisasi pendapatan dan jaminan sosial, sementara petani sawit dapat difasilitasi untuk pengembangan kapasitas investasi dan kewirausahaan. Oil palm and rubber are pillars of Indonesia's rural economy, yet they are characterized by different income profiles. This study aims to analyze the differences in consumption patterns between farmer households of these two commodities, focusing on income stability and expenditure priorities. A mixed-methods approach was employed, combining a quantitative survey of 140 farmer households (52 oil palm in Kampar, 88 rubber in Tebo) with in-depth interviews. Income stability was measured using the Coefficient of Variation (CV), while differences in consumption patterns were analyzed using an Independent T-test, and their determining factors were identified through multiple linear regression. The results reveal significant disparities. Oil palm farmers earn a higher (Rp 7.6 million/month) and more stable income (CV <20%), enabling them to allocate 25-30% of their income to education and health, and 20-25% to investment. Conversely, rubber farmers face extreme income volatility (CV >40%) with a low income (Rp 983 thousand/month), leading to a dominant allocation of funds to basic needs (55-60%) and emergency savings (20-25%) as a survival strategy. The study concludes that income stability is the primary determinant of the differences in consumption patterns. The policy implication of these findings is the need for differentiated interventions, where rubber farmers require income stabilization programs and social safety nets, while oil palm farmers can be facilitated in investment capacity development and entrepreneurship.