Articles
PROMOSI BUDIDAYA TANAMAN ANTIANEMIA PADA PKK RT 31 RW 07 DOLAHAN KELURAHAN PURBAYAN KOTAGEDE YOGYAKARTA
widia rahmatullah
ABDIMAS DEWANTARA Vol 1 No 1 (2018)
Publisher : Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (517.246 KB)
|
DOI: 10.30738/ad.v1i1.2087
Anemia merupakan suatu kelainan darah yang umum terjadi ketika kadar darah merah (eritrosit) dalam tubuh menjadi terlalu rendah. Hal ini dapat menyebabkan masalah kesehatan karena sel darah merah mengandung hemoglobin, yang membawa oksigen ke jaringan tubuh. Beberapa gejala anemia antara lain mengalami pucat di wajah, cepat lelah, sering mengalami sakit kepala, tangan dan kaki terasa dingin. Tanaman anti anemia merupakan tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai pencegah anemia karena kaya akan zat besi yang digunakan dalam pembentukan hemoglobin. Penggunaan obat herbal lebih baik digunakan dari pada menggunakan obat kimia. Selain murah obat herbal juga tidak memiliki efek samping. Mencegah anemia dapat dilakukan dengan mengkonsumsi makanan yang banyak mengaandung zat besi seperti Sawi (Brassica juncea), bayam (Amaranthus hibridus), daun katuk (Sauropus androgynus), kangkung (Ipomea aquatica), kelor (Moringa oleifera), biji bijian dan kacang kacangan. Kegiatan ini dilakukan dengan metoda ceramah, diskusi dan tanya jawab antara peserta dengan penyuluh. Diharapkan dengan dilakukan kegiatan ini dapat menambah wawasan pengetahuan peserta dan meningkatkan kesadaran untuk hidup sehat.
ANALISIS PELAKSANAAN STANDAR OPERATING PROCEDURE (SOP) PENGOLAHAN LIMBAH MEDIS DAN NON MEDIS DI RUMAH SAKIT JOGJA INTERNATIONAL HOSPITAL
Widia Rahmatullah
JURNAL ILMU KESEHATAN BHAKTI SETYA MEDIKA Vol. 2 (2017): Jurnal Bhakti Setya Medika
Publisher : Politeknik Kesehatan Bhakti Setya Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (191.133 KB)
|
DOI: 10.56727/bsm.v2i.9
Sampah dan limbah rumah sakit merupakan semua sampah yang dihasilkan oleh kegiatan rumah sakit. Secara umum sampah dan limbah rumah sakit terbagi menjadi dua yakni medis dan non medis. Pengelolaan dan pemisahan limbah rumah sakit harus dilakukan secara efektif sehingga tidak mencemari lingkungan, terutama untuk limbah medis harus dikelola dengan baik agar tidak menyebabkan masalah lingkungan. Pengelolaan limbah medis tidak boleh disamakan dengan limbah non medis. Hal tersebut akan memperbesar masalah limbah medis karena banyak mengandung mikroorganisme yang dapat menularkan penyakit. Penelitian ini dilakukan untuk memberikan informasi teknik pengolahan limbah medis dan non medis yang baik pada rumah sakit Jogja International Hospital dan untuk mengetahui pelaksanaan Standar Operational Prosedur pengolahan limbah dirumah sakit ini. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan menjelaskan proses pengolahan limbah di rumah sakit Jogja International Hospital. Berdasarkan hasil pengamatan bahwa pengolahan limbah medis dan non medis di Rumah Sakit JIH sudah sesuai dengan SOP yang ditetapkan dan mengikuti keputusan menteri nomor 1204 tahun 2004 tentang persyaratan lingkungan rumah sakit. Diharapkan informasi ini dapat mengatasi masalah pencemaran lingkungan khususnya limbah medis yang berasal dari limbah rumah sakit.
THE POTENTIAL OF NYAMPLUNG LEAF EXTACT AS A NATURAL ANTICOAGULANT
Widia Rahmatullah
JURNAL ILMU KESEHATAN BHAKTI SETYA MEDIKA Vol. 6 No. 1 (2021): Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Setya Medika
Publisher : Politeknik Kesehatan Bhakti Setya Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (108.394 KB)
|
DOI: 10.56727/bsm.v6i1.53
Anti-coagulants are blood clotting inhibitors by inhibiting the factors that can cause blood clotting. Anticoagulants are very useful in the field of hematology by adding anticoagulants to the blood to keep the speciment preserved without affecting the morphology of blood cells, platelet counts, hemoglobin check, leukocyte count and blood group determination. EDTA is anticoagulant that is often used in blood tests. The use of chemical anticoagulants is very expensive. Research is needed to find cheaper alternatives anticoagulants. One of the mangrove plants that can be used as antocoagulant is nyamplung (Calophyllum inophylum). This research was conducted using a completely randomized design with three treatments, each with 10 repetitions. Observations were made on hour later after the sample was givent teh following treatments: tube 1: control blood (untreated). Tube 2: blood + leaf extract Callophyllum inophyllum, tube 3 : blood + EDTA. Parameters for visual observation of blood samples, observation of blood clotting activity, counting the number of platelets and erythrocytes. The results showed that the number of platelets in blood treatments was added with Callophyllum inophyllum leaf exstract with an average of 1.759.000 cells/mm3. Indicating the presence of anticoagulant properties in this plant. The result also showed that EDTA was more effective at inhibiting blood clotting compared to Callophyllum inophyllum leaft exstract.
A AIR BACTERIA INDENTIFICATION BY USING GRAM STAINING: IDENTIFIKASI BAKTERI UDARA MENGGUNAKAN TEKNIK PEWARNAAN GRAM
widia rahmatullah
JURNAL ILMU KESEHATAN BHAKTI SETYA MEDIKA Vol. 6 No. 2 (2021): Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Setya Medika
Publisher : Politeknik Kesehatan Bhakti Setya Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (967.96 KB)
|
DOI: 10.56727/bsm.v6i2.62
Blood processing is process in bloog service conducted in blood component room and it is possible that blood product get contamination. This research aimed at identifing the gram positive and gram negatifve bacteria which grow on culture medium Nutrient Agar (NA) and Mac Concay Agar (MCA). The research wa true experiment with post test only design whose result were descriptive. The sample of the research wa NA dan MCA media placed in 5 points at the blood component room of UDD PMI Yogyakarta bu using setting plate technique. It was found out that all the 10 petri dishes used as sample contained contamination in medium Nutrient Agar (NA) with result 20 % contained gram positve bacteria in the form of bacillus, 70 % contained gram positive bacteria in the form of coccus, 10 % contained gram positve bacteria in the form of bacillus and coccus, while 10 petri dishes used as sample containde contamination in medium Mac Concay Agar (NA) with result 60% contained gram negative bacteria in the form of bacillus, 30 % contained gram negative bacteria in the form of coccus, and 10 % contained gram negative bacteria in the form of bacillus and coccus.
PROMOSTION OF MOSQUITO REPELLENT PLANTS ON PKK RT 31 RW 07 DOLAHAN KELURAHAN PURBAYAN KOTAGEDE
Widia Rrahmatullah
ADIMAS Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 2, No 1 (2018): Maret
Publisher : Universitas Muhammadiyah Ponorogo
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (356.502 KB)
|
DOI: 10.24269/adi.v2i1.857
Mosquito repellents are a type of plant that can be used to dumb mosquitoes without first prosessing mosquito repellent can be used to repel mosquitoes because they contain highly unwanted compounds. The use of chemicals as a mosquito repellent in the long term can cause nause, shortness of breath and endanger cancer because chemicals accumulate. Some mosquito repellent plants that can be cultivated include lemongrass, lavender, zodia, geranium and rosemary. Growing mosquito repellent plants in addition to mosquitoes can also be used as ornamental plant. It is hiped that after ths counseling can increase the motivation of the cummunity to cultivate this mousquito repellent plant
IDENTIFIKASI KONTAMINASI BAKTERI PADA TENSIMETER DI RUANG PENYADAPAN DARAH (AFTAP) UDD PMI KOTA YOGYAKARTA
widia rahmatullah
JURNAL ILMU KESEHATAN BHAKTI SETYA MEDIKA Vol. 7 No. 2 (2022): Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Setya Medika
Publisher : Politeknik Kesehatan Bhakti Setya Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.56727/bsm.v7i2.107
Bacterial contamination that most often occurs is obtained from the environment, can be obtained from the process of taking blood, donors, the process of making components, equipment used and blood storage, and blood distribution. The results of bacterial contamination research found by Lutpiatina (2017) on medical stethoscopes showed that there were 21 (70%) samples of Staphylococcus aureus bacteria and 5 (17%) samples of Pseudomonas aeruginosa, while other bacteria were 4 (13%) samples. The purpose of this study was to determine the gram-positive and gram-negative bacteria that grew on Nutrient Agar (NA) and Mac Concay Agar (MCA) media on a sphygmomanometer in the blood tapping room (AFTAP) PMI Yogyakarta City. The research method used is True Experiment with The Posttest Only Design approach, namely the results of observations provide descriptive information. The results of the study of 30 samples resulted in bacterial growth with the details of 10 samples of Gram Positive cocus bacteria, 13 samples of Gram Negative bacilli and 7 samples of Gram Negative cocus bacteria. The conclusion of this study is that the most common bacteria found from the results of the swab on the sphygmomanometer in the blood tapping room (AFTAP) UTD PMI Yogyakarta City were Gram-negative bacteria with rod-shaped (Basil).
PROMOSI BUDIDAYA TANAMAN ANTIHEPATITIS DALAM UPAYA MENCEGAH PENYAKIT MENULAR MELEWATI TRANSFUSI DARAH
widia rahmatullah
Jurnal Abdimas Saintika Vol 4, No 2 (2022): November Jurnal Abdimas Saintika
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.30633/jas.v4i2.1568
Hepatitis merupakan penyakit yang dapat ditularkan lewat transfusi darah. Meningkatnya kasus penyakit menular melewati darah semakin mengkhawatirkan, meskipun terjadi kemajuan pesat dalam bidang medis. Obat alami merupakan metode yang efektif untuk mengatasi masalah penyakit yang disebabkan oleh virus dan bakteri. Penggunan obat obatan kimia selain mahal juga dapat berefek jangka panjang bagi kesehatan. Penggunaan tanaman herbal selain murah juga dapat meminimalisir dampak negatif jika menggunakan produk kimia. Saat ini kita mengenal berbagai bahan yang dinyatakan dapat mencegah dan mengobati penyakit hepatitis. Bahan-bahan herbal yang digunakan sebagai antihepatitis antara lain meniran (Phyllanthus niruri Linn), temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.), mengkudu (Morinda citrifolia L.) dan pegagan (Centella asiatica L. ).
IDENTIFIKASI BAKTERI KONTAMINASI PADA RUANG INFEKSI MENULAR LEWAT TRANSFUSI DARAH (IMLTD)
Widia Rahmatullah;
Frisilia Gryas Triesyulianti;
Shinta Shinta
Jurnal Kesehatan Vol. 11 No. 1 (2023): April : Health Journal "Love That Renews"
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Santo Borromeus
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.55912/jks.v11i1.125
Ruang Infeksi Menular Lewat Transfusi Darah (IMLTD) di Palang Merah Indonesia (PMI) merupakan salah satu ruang pelayanan kesehatan yang tidak lepas dari adanya kontaminasi bakteri. Apabila ruangan terkena kontaminasi bakteri maka akan terjadi beberapa hal, terdapat cemaran pada produk darah serta suhu udara terlalu panas pada ruangan tersebut mengakibatkan kelembapan pada ruangan sehingga terdapat bakteri dan mengontaminasi produk darah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bakteri gram positif dan bakteri gram negatif yang tumbuh pada media Nutrient Agar (NA) dan Mac Concay Agar (MCA) pada ruang IMLTD UDD PMI Kota Yogyakarta. Metode penelitian yang digunakan yaitu True Experiment dengan pendekatan The Posttest Only Design yaitu hasil observasi memberikan informasi yang bersifat deskriptif. Media yang digunakan pada penelitian ini yaitu Nutrient Agar (NA) dan Mac Concay Agar (MCA). Pada penelitian terdapat 5 titik peletakan media pada cawan petri, pada posisi 1 peletakan media di dekat tempat untuk membersihkan alat alat dan di dekat meja yang berhadapan langsung dengan alat Chemiluminescence Immunoassay (CLIA), untuk posisi 2 cawan petri di atas meja untuk memutar sampel dan di dekat refrigerator, untuk posisi 3 di bawah dan atas alat Architec, posisi 4 terletak di samping alat Qwalys untuk konfirmasi golongan darah serta posisi 5 berada di dekat alat Evolis yang di sampingnya terdapat blood bank untuk darah karantina. Jumlah sampel yang digunakan yaitu 20 sampel, yakni 10 sampel media NA dan 10 sampel media MCA. Hasil penelitian 20 sampel yang diambil dari 5 titik di ruang IMLTD menghasilkan pertumbuhan bakteri dengan perincian 4 sampel bakteri Gram Positif basil, 11 sampel bakteri Gram Negatif basil dan 5 sampel bakteri Gram Negatif kokus serta 1 sampel bakteri Gram Positif kokus. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu bakteri yang paling banyak ditemukan dari hasil identifikasi di UDD PMI Kota Yogyakarta yaitu bakteri Gram Negatif dengan bentuk batang (basil).
PERBEDAAN ANTIKOAGULAN EDTA DAN HEPARIN TERHADAP NILAI HEMATOKRIT
widia rahmatullah;
Rahmin B. Labito;
Resmi Aini;
Rudina Azimata R;
Reska Handayani
Jurnal Kesehatan Saintika Meditory Vol 6, No 1 (2023): Mei 2023
Publisher : STIKES Syedza Saintika Padang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.30633/jsm.v6i1.1870
Hematocrit examination is one of the examinations to determine the volume of erythrocytes contained in the blood. Determination of the hematocrit value can be done by the microhematocrit method, using a sample of venous blood mixed with an anticoagulant. Anticoagulant Ethylene Diamine Tetra Acetate (EDTA) can bind calcium ions (Ca) so that clotting does not occur but the use of inappropriate concentrations and volumes of EDTA anticoagulants can cause low hemoglobin levels as well as hematocrit values. Heparin anticoagulants can inhibit the conversion of prothrombin into thrombin, but if used incorrectly it causes cells to agglomerate resulting in invalid calculations. This study aims to determine the average and differences in hematocrit values using EDTA and heparin anticoagulants. This type of research is descriptive analytic which is a research method that functions to describe an object under study. The research analysis used univariate analysis to obtain the average hematocrit value and bivariate analysis used the Independent T-test to determine differences in the results of the hematocrit values using EDTA anticoagulants and heparin anticoagulants. The results of the examination of the hematocrit value of the average EDTA anticoagulant were 38.49% while the average Heparin anticoagulant hematocrit value was 40.05%. Difference in the average value of hematocrit is 1.56%. The results of the Independent T-test statistic where the p value > 0.05 is sig 0.205, which means that the Ho hypothesis is accepted. So it can be concluded that there is no significant difference between the hematocrit values using EDTA and heparin anticoagulants.
IDENTIFIKASI TINGKAT KONTAMINASI BAKTERI DI UDARA RUANG PENYADAPAN DARAH (AFTAP) UNIT DONOR DARAH PMI KOTA YOGYAKARTA
Yonast Berliana;
Rudina Azimata Rosyidah;
Widia Rahmatullah
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Indonesia Vol. 1 No. 1 (2021): MARET : Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Indonesia
Publisher : Pusat Riset dan Inovasi Nasional
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.55606/jikki.v1i1.531
Pengambilan darah merupakan salah satu proses krusial dalam pelayanan darah di UDD PMI karena dapat berpengaruh terhadap mutu produk darah. Rendahnya kualitas udara di ruang Aftap dapat menyebabkan kontaminasi produk darah serta timbulnya infeksi nosokomial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kontaminasi bakteri pada ruang Aftap UDD PMI Kota Yogyakarta berdasarkan jumlah koloni bakteri yang tumbuh pada media agar. Metode penelitian yang digunakan yaitu Pre Eksperiment dengan rancangan penelitian The Posttest Only Design yaitu hasil observasi memberikan informasi yang bersifat deskriptif. Sampel diambil menggunakan metode quota sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah media agar PCA yang diletakkan dalam ruang Aftap UDD PMI Kota Yogyakarta dengan penentuan titik sampling menggunakan metode settling plate pada 5 titik dalam ruangan. Hasil dari penelitian didapatkan pertumbuhan koloni bakteri pada semua cawan petri dengan hasil perhitungan tingkat kontaminasi bakteri sebesar 191,27 CFU/m³. Konsentrasi bakteri aerob di ruang Aftap UDD PMI kota Yogyakarta sebesar 191, 27 CFU/m³ yang artinya tidak melebihi standar Kepmenkes No. 1204/Menkes/SK/X/2004. Disimpulkan bahwa kualitas udara di ruang Aftap UDD PMI Kota Yogyakarta cukup baik dan terjaga. Hasil perhitungan jumlah koloni bakteri tidak melebihi standar Kepmenkes No. 1204/Menkes/SK/X/2004, yaitu untuk indeks maksimum angka kuman udara ruang Laboratorium adalah 200-500 CFU/m³.