Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

ANALISIS NILAI TAMBAH PENGOLAHAN LIMBAH SEKAM PADI SEBAGAI BAHAN BAKAR PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BIOMASSA (PLTBM) DI KABUPATEN OGAN ILIR (STUDI KASUS: PT BUYUNG PUTRA PANGAN) Trissa Silvian; Elisa Wildayana; Yunita Yunita
Agros Journal of Agriculture Science Vol 25, No 3 (2023): edisi Juli
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v25i3.3054

Abstract

Rice husk waste generated from rice milling factories will cause environmental problems if not managed properly. In fact, rice husk waste is a source of biomass that can be used as fuel for biomass power plant (PLTBm). The processing of rice husk waste as fuel for PLTBm at PT Buyung Putra Pangan is one form of activity that can increase the value of rice husk waste. The aim of the study was to determine the amount of added value of rice husk waste in its processing as fuel for PLTBm. The method used in this study is added value analysis using the Modified Hayami Method. The result obtained in this study was that the total profit obtained from processing rice husk waste into PLTBm fuel was US$ 1,528,726 per year or 57%. This added value ratio exceeds 40% and was included in the high category. INTISARILimbah sekam padi yang dihasilkan dari pabrik penggilingan beras tentunya akan menimbulkan problem lingkungan jika tidak dikelola dengan baik. Padahal, limbah sekam padi merupakan salah satu sumber biomassa yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar pembangkit listrim tenaga biomassa (PLTBm). Proses pengolahan limbah sekam padi sebagai bahan bakar PLTBm di PT Buyung Putra Pangan merupakan salah satu bentuk aktivitas yang dapat meningkatkan nilai pada limbah sekam padi. Tujuan penelitian untuk mengetahui besarnya nilai tambah limbah sekam padi dalam pengolahannya sebagai bahan bakar PLTBm. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis nilai tambah menggunakan Modifikasi Metode Hayami. Hasil yang didapatkan pada penelitian ini adalah total keuntungan yang diperoleh dari pengolahan limbah sekam padi menjadi bahan bakar PLTBm adalah sebesar US$1,528,726 per tahun atau 57%. Rasio nilai tambah ini melebihi angka 40% dan termasuk ke dalam kategori tinggi.
Alih Fungsi Lahan dan Pengaruhnya terhadap Pendapatan serta Pola Konsumsi Rumah Tangga Petani di Desa Muktijaya Kabupaten Ogan Komering Ilir (Land Use Conversion and Its Impact on Income and Consumption Patterns of Farming Households in Muktijaya Village, Ogan Komering Ilir Regency) Silvian, Trissa; Yunita; Yoga Hekmahtiar
JURNAL PANGAN Vol. 33 No. 2 (2024): PANGAN
Publisher : Perum BULOG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33964/jp.v33i2.855

Abstract

Mayoritas masyarakat di Desa Muktijaya, Kabupaten Ogan Komering Ilir bermata pencaharian sebagai petani padi, namun saat ini banyak yang mengalihfungsikan lahan menjadi kelapa sawit. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui proses konversi lahan, faktor yang memengaruhi konversi lahan, perbedaan pendapatan petani padi dan kelapa sawit, serta pola konsumsinya. Penelitian ini dilakukan pada bulan September-Desember 2023. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan metode pengambilan sampel menggunakan proportional stratified random sampling. Hasil penelitian ini adalah: (1) Proses konversi lahan didasarkan pada pertimbangan ekonomi, keberlanjutan, dan kondisi lingkungan; (2) Faktor yang mempunyai pengaruh nyata terhadap keputusan petani untuk mengalihfungsikan lahan adalah umur dan pendapatan petani. (3) Rata-rata pendapatan petani padi sebesar Rp19.079.912,00 ha/tahun, sedangkan petani kelapa sawit sebesar Rp30.478.557,00 ha/tahun. (4) Pola konsumsi rumah tangga petani padi untuk pangan sebesar Rp566.116,00/bulan (12,74 persen) dan pengeluaran non-pangan sebesar Rp3.877.606,00/bulan (87,26 persen). Sedangkan pengeluaran pangan petani kelapa sawit sebesar Rp987.043,00/bulan (18,81 persen) dan pengeluaran non-pangan sebesar Rp4.259.083,00/bulan (81,19 persen).    Most of people in Muktijaya Village, Ogan Komering Ilir Regency, work as rice farmers, however, many are currently converting their land into oil palm plantations. This study aimed to determine the land conversion process, factors influencing land conversion, income differences between rice and oil palm farmers, and consumption patterns. This study was conducted in September-December 2023. This study used a survey method with a sampling method using proportional stratified random sampling. The results of this study were: (1) The land conversion process was based on economic considerations, sustainability, and environmental conditions; (2) Factors significantly affecting farmers’ decisions to convert land were the age and income of farmers; (3) The average income of rice farmers was IDR19,079,912.00 ha/year, while oil palm farmers was IDR30,478,557.00 ha/year; (4) The consumption pattern of rice farmer households for food was IDR566,116.00/month (12.74 percent) and non-food expenditure was IDR3,877,606.00/month (87.26 percent). Meanwhile, food expenditure of oil palm farmers was Rp. 987,043/month (18.81 percent) and non-food expenditure was IDR4,259,083.00/month (81.19 percent).
POTENSI PEMANFAATAN SEKAM PADI SEBAGAI BAHAN BAKAR PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BIOMASSA DI KABUPATEN BANYUASIN Amalia, Dian; Khoirunnisa, Khosy; Putri, Trisna Wahyu Swasdiningrum; Silvian, Trissa
Agriwana Jurnal Pertanian dan Perkebunan Vol 2 No 2 (2024): Agriwana Jurnal Pertanian dan Kehutanan
Publisher : LPPM STIPER Sriwigama Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jumlah produksi padi berbanding lurus dengan jumlah limbah sekam padi yang dihasilkan. Kabupaten Banyuasin merupakan sentra produksi padi di Provinsi Sumatera Selatan dan limbah sekam padi yang dihasilkan dari proses penggilingan padi sangat berpotensi bila dikembangkan sebagai bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghitung potensi pemanfaatan sekam padi menjadi bahan bakar PLTBm. Penelitian ini menggunakan data sekunder. Data yang digunakan adalah data produksi padi di Kabupaten Banyuasin tahun 2019-2023. Potensi sekam padi yang tersedia di Kabupaten Banyuasin dihitung berdasarkan pada produksi sekam padi dan nilai huskto-grain ratio (HGR), kemudian dikonversikan ke energi potensial listrik yang dapat dihasilkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata potensi sekam padi yang dihasilkan di Kabupaten Banyuasin sebesar 181.123,6 ton dan terkandung potensi energi sebesar 2.434.307.560 MJ/tahun. Total potensi produksi listrik yang dapat dihasilkan dari potensi energi yang terkandung dalam sekam padi sebesar 459.813.461 kWh/tahun. Jika dibandingkan dengan total produksi listrik di Kabupaten Banyuasin tahun selama lima tahun terakhir, potensi produksi listrik berbahan bakar sekam padi dapat memenuhi 122% kebutuhan listrik di Kabupaten Banyuasin. Hal ini mengindikasikan bahwa sekam padi sangat berpotensi untuk diolah menjadi bahan bakar PLTBm
PENGARUH LUAS LAHAN DAN PENGALAMAN BERUSAHATANI TERHADAP PENDAPATAN USAHATANI PADI LAHAN RAWA LEBAK DI KELURAHAN SUNGAI SELINCAH KOTA PALEMBANG Silvian, Trissa; Yunita, Yunita; Khoirunnisa, Khosy
Societa: Jurnal Ilmu-Ilmu Agribisnis Vol 14, No 1 (2025): Jurnal Ilmu-Ilmu Agribisnis
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/jsct.v14i1.10095

Abstract

ABSTRACTThe area of swamp land that dominates in the Palembang City area can be a profitable potential for the development of rice farming. This study examines land area and farming experience as factors that affect rice farming income in Sungai Selincah Village. The location of the study was determined using the purposive sampling method with 60 farmers as respondents taken by purposive random sampling. This research uses survey methods and data collection is carried out by conducting interviews with farmers. The data obtained were analyzed using multiple regression analysis with the F test and the t test. The results of the study show that land area and farming experience simultaneously have a real effect on rice farming income, but partially farming experience does not have a real effect on rice farming income. Economically, rice farming in swamp lebak land in Sungai Selincah Village is feasible to run with an income of IDR18,699,875 per year. ABSTRAKLuas lahan rawa lebak yang mendominasi di wilayah Kota Palembang dapat menjadi potensi yang menguntungkan untuk pengembangan usahatani padi. Penelitian ini mengkaji luas lahan dan pengalaman bertani sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usahatani padi di Kelurahan Sungai Selincah. Penentuan lokasi penelitian menggunakan metode purposive sampling dengan 60 petani sebagai responden yang diambil secara purposive random sampling. Penelitian ini menggunakan metode survei serta pengambilan data dilakukan dengan cara melakukan wawancara terhadap petani. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis regresi berganda dengan uji F dan uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa luas lahan dan pengalaman berusahatani secara bersamaan berpengaruh nyata terhadap pendapatan usahatani padi, namun secara parsial pengalaman berusahatani tidak berpengaruh nyata terhadap perolehan pendapatan usahatani padi. Secara ekonomi, usahatani padi lahan rawa lebak di Kelurahan Sungai Selincah layak untuk dijalankan dengan perolehan Rp18.699.875 per tahun.
PENYULUHAN OPTIMALISASI LAHAN USAHATANI KELAPA DI DESA MUARA SUNGSANG Ritonga, Utan Sahiro; Wahyuni, Reshi; Silvian, Trissa; Yuliani, Maulidia Tri; Swasdiningrum, Trisna Wahyu; Sari, Serly Novita; Zuliansyah, Muhammad Andri; Adriani, Dessy; Purbiyanti, Erni; Malini, Henny; Thirtawati, Thirtawati
RESONA : Jurnal Ilmiah Pengabdian Masyarakat Vol 9, No 1 (2025): Inpress
Publisher : Lembaga Penerbitan dan Publikasi Ilmiah (LPPI) Universitas Muhammadiyah Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35906/resona.v9i1.2459

Abstract

Tanaman kelapa pada area yang mengalami siklus pasang surut dan penggenangan air mengahadapi beberapa kendala jika tidak dikelola dengan optimal. Untuk itu penyuluhan budidaya yang tepat, dan pengenalan pola tanam yang optimal untuk dapat meningkatkan penerimaan yang maksimal pada usahatani kelapa menjadi sangat perlu. Hasil menunjukkan peningkatan pemahaman petani pada pengetahuan tentang tumpang sari meningkat dari 36,4% (4 orang) menjadi 90,9% (10 orang), pemahaman terhadap manfaat meningkat dari 27,3% (3 orang) menjadi 81,8% (9 orang), dan keyakinan akan nilai ekonomi tumpang sari meningkat dari 45,5% (5 orang) menjadi 72,7% (8 orang). Sebanyak 10 dari 11 petani menyatakan ketertarikan untuk menerapkan optimalisasi lahan melalui teknik tumpang sari, meskipun masih ditemukan satu petani yang ragu karena terbatasnya modal, usia petani, dan usia tanaman yang sudah tidak memungkinkan untuk melakukan adaptasi terhadap metode budidaya baru. Kegiatan penyuluhan yang telah dilakukan berhasil mengubah persepsi dan minat petani, membuka peluang peningkatan produktivitas dan pendapatan petani. Untuk keberlanjutan diperlukan kegiatan penyuluhan sesuai kebutuhan yaitu pelatihan maupun pengetahuan dalam analisis pasar dan praktik lapangan.Abstract. Coconut plants in areas that experience ebb and flow cycles and waterlogging face several obstacles if not managed optimally. For this reason, appropriate cultivation extension and introduction of optimal planting patterns to be able to increase maximum income from coconut farming are very necessary. The results showed an increase in farmers' understanding of intercropping knowledge increased from 36.4% (4 people) to 90.9% (10 people), understanding of the benefits increased from 27.3% (3 people) to 81.8% (9 people), and belief in the economic value of intercropping increased from 45.5% (5 people) to 72.7% (8 people). As many as 10 out of 11 farmers expressed interest in implementing land optimization through intercropping techniques, although one farmer was still hesitant due to limited capital, age of the farmer, and age of the plants that no longer allow for adaptation to new cultivation methods. The extension activities that have been carried out have succeeded in changing farmers' perceptions and interests, opening up opportunities for increasing farmer productivity and income. For sustainability, extension activities are needed according to needs, namely training and knowledge in market analysis and field practice.
Perbandingan Skala Usahatani Padi Rawa Lebak: Luas Lahan Minimal untuk Pemenuhan Kesejahteraan Petani Aryani, Desi; Thirtawati, Thirtawati; Sakinah, Nur; Silvian, Trissa
Agrikultura Vol 36, No 2 (2025): Agustus, 2025
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agrikultura.v36i2.61202

Abstract

Sebagian besar petani di Indonesia termasuk di Sumatera Selatan, adalah petani gurem dengan luas lahan kurang dari satu hektar. Hal ini menyebabkan usahatani menjadi kurang efisien dengan hasil produksi sedikit dan pendapatan rendah. Lahan sawah di Sumatera Selatan agak berbeda dengan lahan sawah pada provinsi-provinsi di Pulau Jawa. Lahan sawah di Sumatera Selatan didominasi oleh empat tipologi lahan yaitu lahan sawah rawa lebak, pasang surut, tadah hujan, dan irigasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis perbedaan pendapatan usahatani padi berdasarkan skala usaha dan menghitung kebutuhan luas lahan minimal yang layak diusahakan untuk pemenuhan kesejahteraan petani padi pada tipologi lahan rawa lebak di Kabupaten Ogan Ilir Sumatera Selatan. Metode penelitian dilakukan dengan metode survei. Sampel petani yang menjadi responden diambil secara non-probabilitas (Non-probability Sampling) dengan jenis penarikan sampel berkuota (Quota Sampling). Data diolah secara kuantitatif dan dianalisis secara statistik menggunakan uji t sampel bebas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pendapatan usahatani padi rawa lebak berdasarkan skala usaha. Rata-rata pendapatan petani skala usaha kecil hanya 10,92% dari standar Kebutuhan Hidup Layak (KHL )yang berlaku, sedangkan rata-rata pendapatan usahani padi yang diperoleh petani skala usaha sedang hanya 20,52% dan petani skala usaha luas hanya 44,37% dari standar KHL yang berlaku. Luas lahan minimal yang dibutuhkan petani padi rawa lebak untuk memenuhi kebutuhan hidup layak rata-rata seluas 2,25 ha.
Factors That Influence Knowledge Sharing in The Development of Farm Farming in Talang Keramat Urban Village of Banyuasin Ditrict Junaidi, Yulian; Arbi, Muhammad; Silvian, Trissa; Berizki, Sindi
Journal of Economics and Business UBS Vol. 14 No. 3 (2025): Journal of Economics and Business UBS
Publisher : Cv. Syntax Corporation Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52644/joeb.v14i3.2705

Abstract

The study on backyard farming in Talang Keramat Village analyzed knowledge sharing behavior and its influencing factors such as creativity, social support, appreciation, shared mentality, member diversity, team cohesiveness, education, extrinsic motivation, and social capital using a quantitative survey of 45 randomly selected respondents. Results show that all factors except extrinsic motivation significantly influence knowledge sharing behavior in the development of backyard farming. This behavior not only fosters social and environmental benefits, such as improved cooperation and a more organized, comfortable environment, but also supports the sustainability of backyard farming. The study implies that optimizing knowledge sharing through community-based and cross-sectoral approaches can further enhance the sustainability and impact of backyard farming. For future research, it is suggested to investigate the mechanisms of intrinsic motivation and digital platforms in facilitating knowledge sharing to strengthen community farming initiatives.