Gustav, Jordan Syah
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Kesadaran Tentang Dust Explosion di Tempat Kerja Yussy Rha, Warda; Gustav, Jordan Syah
Jurnal Pengabdian Ilmu Kesehatan (JPIK) Vol. 3 No. 2 (2024): JPIK - Desember 2024 Volume 3 Nomor 2 Tahun 2024
Publisher : STIKes Alifah Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Debu sering dianggap sebagai hal yang mengganggu, namun dalam konteks industri, debu bisa menjadi masalah yang lebih serius karena berpotensi menyebabkan ledakan. Bahkan, dalam jumlah kecil sekalipun, debu dapat memicu terjadinya ledakan. Hal ini sesuai dengan ketentuan dalam UU No 1 tahun 1970 yang menekankan pentingnya memperhatikan potensi ledakan di tempat kerja berdasarkan kejadian dust explosion pada perusahaan pakan ternak pada tahun 2024. Oleh karena itu, kegiatan pengabdian masyarakat ini diselenggarakan untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran peserta webinar tentang bahaya ledakan debu di lingkungan kerja. Kegiatan ini dilakukan secara daring melalui platform zoom pada bulan Agustus 2023, dengan mengundang pekerja profesional, calon pekerja fresh graduate, serta peserta lain yang tertarik dengan topik ledakan debu di tempat kerja. Sebanyak 16 peserta mengikuti webinar ini untuk mengevaluasi tingkat pengetahuan mereka terkait bahaya ledakan debu. Metode pengabdian yang diterapkan adalah presentasi mengenai ledakan debu di tempat kerja, diikuti dengan sesi diskusi tanya jawab. Selain itu, pretest dan posttest diberikan untuk mengukur tingkat pengetahuan peserta sebelum dan setelah materi disampaikan. Hasil yang didapat menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan yang signifikan di antara peserta, dengan persentase pengetahuan yang tercatat meningkat terhadap pengetahuan tentang pencegahan ledakan debu sebanyak 88%, penyebab ledakan debu sebanyak 75%, dan sifat ledakan debu sebanyak 69% setelah mengikuti presentasi.
Pengendalian Persediaan Alat Pelindung Diri Dengan Metode Economic Order Quantity (Studi Kasus Di: Perusahaan Industri Pakan Ternak) Gustav, Jordan Syah; riansyah, rici
Health Publica Vol 5, No 2 (2024): Health Publica Jurnal Kesehatan Masyarakat
Publisher : Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/hp.v5i2.8702

Abstract

Perusahaan Pakan Ternak Merupakan satu industri yang berpengaruh besar di Indonesia salah satunya adalah industri pakan ternak pakan ayam. Saat ini industri pakan ternak di Indonesia khususnya pakan ayam diperkirakan menguasai 80% bahan makanan pokok, Dimana daging ayam dapat secara terjangkau dibeli masyarakat baik kalangan atas maupun bawah. Dikarenakan memiliki waktu produksi yang berlangsung 24 jam dan potensi bahaya yang tinggi maka perusahaan telah berkomitmen untuk penerapan sistem K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) pada wilayah kerjanya. Adanya bukti penerapan K3 antara lain dengan memenuhi kebutuhan APD, namun persediaan APD juga harus dikelola dengan baik agar mencukupi kebutuhan APD untuk setiap pekerja. Dalam malakukan pengelolaan persediaan perusahaan dapat menggunakan metode EOQ (Economic Order Quantity) untuk mengetahui pembelian yang optimal. EOQ tidak hanya mengitung pembelian yang optimal akan tetapi juga dapat diketahui safety stock, reorder point, dan frekuensi pembelian. Hasil analisa perhitungan dari 8 jenis APD yang digunakan perusahaan didapatkan perbedaan antara sebelum dan sesudah menggunakan metode EOQ, Sesudah dihitung menggunakan metode EOQ didapatkan hasil pembelian yang optimal, Contohnya untuk kebutuhan APD berupa safety helmet didapatkan hasil pembelian optimal sebanyak 152 pc per pemesanan, safety stock 52 pc dan reorder point pada jumlah 94 pc. Sementara untuk sistem yang digunakan perusahaan terdahulu, perusahaan sering melakukan pemesanan untuk jumlah yang besar yaitu seluruh pekerja, diketahui tidak terdapat safety stock maupun reorder point untuk setiap inventory, biaya pengeluaran yang tinggi pada saat perusahaan melakukan pembelian inventory, kemudian juga perusahaan membutuhkan waktu yang cukup lama apabila APD yang digunakan pekerja rusak karena tidak adanya safety stock
Pengaruh Desain Jalur Evakuasi 3D Terhadap Lama Waktu Evakuasi Diri Keadaan Darurat Kebakaran Pada Pekerja Weaving Di PT. X Miftachurrohman, Miftachurrohman; Chahyadhi, Bachtiar; Gustav, Jordan Syah
Jurnal Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Vol. 6 No. 1 (2025): Januari - Juni 2025
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jk3l.6.1.85-93.2025

Abstract

Penyebab terjadinya kebakaran di berbagai sektor industri adalah adanya proses yang melibatkan mesin dan bahan yang mudah terbakar. Banyaknya korban kebakaran disebabkan kurangnya fasilitas keadaan darurat, salah satunya adalah jalur evakuasi. Pengendalian untuk mengatasi banyaknya korban kebakaran yaitu pembuatan desain jalur evakuasi 3D yang dapat memberikan gambaran visual proses evakuasi melalui jalur yang efektif dan durasi waktu yang lebih cepat. Jenis penelitian ini yaitu eksperimental dengan pendekatan quasi experimental design pre-test dan post-test. Penelitian ini menggunakan teknik Simple Random Sampling dengan jumlah 82 sampel. Pengukuran lama waktu evakuasi menggunakan stop watch dalam satuan detik pada saat simulasi kebakaran. Teknik analisis data menggunakan uji paired sampel t-test dan independent sampel t-test. Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan paired sampel t-test didapatkan nilai p value = 0,000 (p < 0,05). Kemudian pada uji independent sampel t-test terdapat perbedaan rata-rata post-test antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan nilai p value = 0,000 dimana (p < 0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat pengaruh desain jalur evakuasi 3D terhadap lama waktu evakuasi diri keadaan darurat kebakaran pada pekerja weaving di PT. X, dengan perbedaan rata-rata yang signifikan pada kelompok eksperimen sebesar 80,9 detik lebih cepat daripada kelompok kontrol.
Risk Factors of Pulmonary Obstruction Among Textile Industry Workers Sumardiyono, Sumardiyono; Widjanarti, Maria Paskanita; Suratna, Farhana Syahrotun Nisa; Ismayenti, Lusi; Rinawati, Seviana; Atmojo, Tutug Bolet; Rha, Warda Yussy; Gustav, Jordan Syah; Utomo, Bekti; Wijayanti, Reni; Chahyadhi, Bachtiar
Journal of Health and Nutrition Research Vol. 4 No. 2 (2025)
Publisher : Media Publikasi Cendekia Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56303/jhnresearch.v4i2.420

Abstract

Chronic exposure to cotton dust in the textile manufacturing industry has been a possible risk factor for pulmonary obstruction. Not many studies, however, have investigated its impact in combination with personal variables like age, gender, and length of service, particularly in developing countries. The present study investigated the impact of cotton dust exposure, age, gender, and length of service on the incidence of pulmonary obstruction among textile workers in Surakarta, Indonesia. Observational analytic study using cross-sectional design was done on 88 eligible workers. Quantitation of exposure to cotton dust was done with a High-Volume Air Sampler and lung function ascertained using spirometry. Data analysis was done through simple and multiple binary logistic regression at a significance level of 0.05. The incidence of pulmonary obstruction was 56.8%. Being exposed to cotton dust levels exceeding the threshold limit value (TLV) of 0.2 mg/m³ significantly increased the risk of pulmonary obstruction (OR: 4.18; 95% CI: 1.51–11.63; p=0.006). Employment duration was also significantly associated with pulmonary obstruction (OR: 1.21 per year; 95% CI: 1.03–1.44; p=0.023), while age and gender were not significant predictors. The accuracy of the final model was 75%, which is considered to be acceptable in occupational health studies in predictive modeling. The current research reaffirms that long-term exposure to cotton dust and extended working hours are critical risk factors for pulmonary obstruction in textile industry workers. Therefore, it is recommended to long-working-hour employees to have proper control of the exposure and continuous lung function monitoring.