Sintia, Monica Bela Dwi
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Faktor Resiko Kejadian Anemia Pada Balita Usia 6-59 Bulan di Kelurahan Way Lunik Kecamatan Panjang Kota Bandar Lampung Sintia, Monica Bela Dwi; Wardiyah, Aryanti; Novikasari, Linawati
Malahayati Nursing Journal Vol 7, No 2 (2025): Volume 7 Nomor 2 (2025)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v7i2.16752

Abstract

ABSTRACT Anemia is a condition in which the hemoglobin is below the normal value (11g/dL). According to World Health Organization in 2023, the prevalence of anemia among toddlers aged 6-59 month in 2019 reached 39,8%, equivalent to 269 million toddlers suffering anemia. To determine the association of risk factors of anemia among toddlers aged 6-59 months in the district of Way Lunik sub-district of Panjang of Bandar Lampung city in 2024. Quantitative research with a cross sectional approach. The population consists of 625 toddlers aged 6-59 months in Way Lunik sub-district Panjang sub-district Bandar Lampung City, with a sample of 244 respondents. The sampling technique is purposive sampling technique. Data analysis used the chi-square test. In the study, it was shown that 69.7% of toddlers under five experienced anemia. Those aged ≥25 months accounted for 75.8%. Non-exclusive breastfeeding history was 62.7%. Birth weight ≥2,500 grams was 92.2%. Male gender was 60.7%.  Mother who did not work were 56.6%. Mother with education less than high school were 56,6%. There is no association between toddlers' age and the occurrence of anemia (p-value 0.11, OR 1.741). There is an association between exclusive breastfeeding and the occurrence of anemia (p-value 0.001, OR 8.767). There is no association between birth weight and the occurrence of anemia (p-value 0.360, OR 1.694). There is no association between gender and the occurrence of anemia (p-value 0.164, OR 0.675). There is no association between mothers' occupations and the occurrence of anemia (p-value 0.564, OR 0.845). There is an association between mothers' education and the occurrence of anemia (p-value 0.001, OR 4.241) among toddlers aged 6-59 months in Way Lunik district, Panjang Subdistrict, Bandar Lampung City, in 2024. Keywords: Anemia, Toddler Age, History of Exclusive Breastfeeding, Birth Weight, Gender, Mother Occupation, Mother Education  ABSTRAK Anemia adalah suatu kondisi di mana kadar hemoglobin barada di bawah nilai normal (<11g/dL) menurut WHO tahun 2023, prevalensi anemia pada balita usia 6-59 bulan di tahun 2019 mencapai 39,8% atau setara dengan 269 juta balita. Diketahui faktor resiko kejadian anemia pada balita usia 6-59 bulan di Kelurahan Way Lunik Kecamatan Panjang Kota Bandar Lampung Tahun 2024. Jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi 625 balita usia 6-59 bulan di Kelurahan Way Lunik Kecamatan Panjang Kota Bandar Lampung dengan sampel 244 responden. Teknik sampel purposive sampling. Analisis data menggunakan uji chi-square. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa balita yang mengalami kejadian anemia sebanyak 69,7%. Usia ³25 bulan Sebanyak 75,8%. Riwayat asi tidak eksklusif sebanyak 62,7%. Berat badan lahir ³2.500-gram sebanyak 92,2%. Jenis kelamin laki-laki sebanyak 60,7%. Ibu yang tidak bekerja sebanyak 56,6%. Ibu yang memiliki pendidikan <SMA sebanyak 56,6%. Tidak ada hubungan antara usia balita dengan kejadian anemia (p-value 0,11. OR 1,741). Terdapat hubungan antara asi eksklusif dengan kejadian anemia (p-value 0,001. OR 8,767). Tidak ada hubungan antara berat badan lahir dengan kejadian anemia (p-value 0,360. OR 1,694). Tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian anemia (p-value 0,164. OR 0,675). Tidak ada hubungan antara pekerjaan ibu dengan kejadian anemia (p-value 564. OR 0,845). Ada hubungan antara pendidikan ibu dengan kejadian anemia (p-value 0,001. OR 4,241) pada balita usia 6-59 bulan di Kelurahan Way Lunik Kecamatan Panjang Kota Bandar Lampung Tahun 2024. Kata Kunci: Anemia, Usia Balita, Riwayat Asi, Berat Badan Lahir, Jenis Kelamin, Pekerjaan Ibu, Pendidikan Ibu.
Edukasi kejadian anemia pada ibu hamil yang memicu kegawatdaruratan maternal Wardiyah, Aryanti; Chrisanto, Eka Yudha; Zulhaida, Zulhaida; Nadira, Khoirul; Ladin, Juliawan; Sintia, Monica Bela Dwi; Rahmatika, Ida; Anjani, Ni Wayan Oktavia; Putri, Mia; Prayogo, Idfy Dwi; Sari, Yunidha Puspita
JOURNAL OF Public Health Concerns Vol. 4 No. 3 (2024): JOURNAL OF Public Health Concerns
Publisher : Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerja sama dengan: Unit Penelitian dan Pengabdian Kep Akademi Keperawatan Baitul Hikmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/phc.v4i3.445

Abstract

Background: Iron requirements increase during pregnancy to meet increased fetoplacental requirements, increase maternal red blood cell mass, and compensate for iron loss during birth. In more than 80% of countries worldwide, the prevalence of anemia during pregnancy exceeds 20% and is considered a major public health problem. Lampung Province, data shows that Bandar Lampung City has the highest number of cases of anemia in pregnant women, namely 1,975 cases (22.50%). Purpose: Increase the knowledge of pregnant and breastfeeding mothers regarding the prevention of anemia that triggers maternal emergencies. Method: The activity was carried out using lecture and presentation methods using leaflet media. Education was given to respondents regarding knowledge about anemia in pregnant and breastfeeding mothers, as well as regarding the prevention of anemia that can cause maternal emergencies. Results: Respondents were very enthusiastic about the material provided. In addition, several respondents who asked questions about the material on preventing anemia and were very interested in knowledge about anemia, none left the room before the community service activity was completed. One of the measures to prevent anemia is to consume foods rich in vitamins and minerals. Conclusion : Counseling activities on anemia can increase knowledge of preventing anemia in pregnant and breastfeeding mothers. Increasing knowledge will greatly help reduce the risk of several complications that endanger pregnant women and fetuses such as abortion, low birth weight and premature birth. So that indirectly it can suppress the occurrence of maternal emergencies. Keywords : Anemia; Education; Pregnant women; Prevention of anemia Pendahuluan: Kebutuhan zat besi meningkat selama kehamilan untuk memenuhi peningkatan kebutuhan fetoplasenta,  meningkatkan massa sel darah merah ibu, dan  mengkompensasi kehilangan zat besi selama kelahiran. Di lebih dari 80% negara di seluruh dunia, prevalensi anemia selama kehamilan melebihi 20% dan dianggap sebagai masalah kesehatan masyarakat yang utama. Provinsi Lampung, data menunjukkan bahwa Kota Bandar Lampung memiliki jumlah kasus anemia ibu hamil tertinggi, yaitu sebanyak 1.975 kasus (22,50%). Tujuan : Meningkatkan pengetahuan ibu hamil dan ibu menyusui mengenai pencegahan kejadian anemia yang memicu kegawatdaruratan maternal.  Metode: Kegiatan dilaksanakan dengan metode ceramah dan presentasi menggunakan media leaflet.  Edukasi diberikan kepada responden mengenai pengetahuan tentang anemia pada ibu hamil dan ibu menyusui, serta mengenai pencegahan kejadian anemia yang dapat menjadi penyebab terjadinya kegawatdaruratan maternal. Hasil: Responden sangat berantusias dengan materi yang diberikan. Selain itu, beberapa responden yang memberikan pertanyaan mengenai materi pencegahan anemia dan sangat tertarik dengan pengetahuan tentang anemia, tidak ada yang meninggalkan ruangan sebelum kegiatan pengabdian kepada masyarakat selesai dilakukan. Salah satu tindakan pencegahan anemia adalah dengan mengkonsumsi makanan yang kaya akan vitamin dan mineral.  Simpulan: Kegiatan penyuluhan tentang anemia dapat meningkatkan pengetahuan pencegahan kejadian anemia pada ibu hamil dan ibu menyusui. Dengan meningkatnya pengetahuan akan sangat membantu mengurangi resiko  beberapa komplikasi yang membahayakan ibu hamil dan janin seperti abortus, berat badan lahir rendah dan persalinan prematuritas. Sehingga secara tidak langsung dapat menekan terjadinya kegawatdaruratan maternal.
Pendidikan kesehatan mengenai pola hidup sehat pada penderita diabetes mellitus di Desa Sukajaya Lempasing Kabupaten Pesawaran Furqoni, Prima Dian; Juliawan, Ladin; Sintia, Monica Bela Dwi; Natalia, Mutiara; Adhani, Neisa; Istawala, Anggun; Prayogo, Idfy Dwi; Fajrianti, Endah; Alam, Rama Rajasa Ferlanda; Saraswati, Ika
JOURNAL of Public Health Concerns Vol. 5 No. 5 (2025): JOURNAL of Public Health Concerns
Publisher : Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerja sama dengan: Unit Penelitian dan Pengabdian Kep Akademi Keperawatan Baitul Hikmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/phc.v5i5.1178

Abstract

Background: Diabetes mellitus (DM) is a chronic disease with a steadily increasing prevalence, particularly among the elderly. Data from the International Diabetes Federation (IDF) in 2022 showed that the number of diabetes sufferers in Indonesia reached 19.5 million people and is expected to increase to 28.6 million by 2045. Based on the 2018 Basic Health Research (Riskesdas), the prevalence of DM in those aged 15 years and older increased to 10.9%, with the highest rate in the 55–74 age group. In Pesawaran Regency, Lampung Province, the prevalence of DM reached 1.0%. Initial findings in Mutun Hamlet 7 indicate that most elderly people do not understand the importance of a healthy lifestyle in diabetes management. Health education is an effective strategy to increase awareness and independence in the elderly. Purpose: Increase knowledge and awareness of a healthy lifestyle through communicative educational activities tailored to the characteristics of elderly people with diabetes mellitus. Method: This activity was part of the Gerontology Nursing professional practice program held on Monday, June 2, 2025, in Dusun 7 Mutun. The methods used were lectures, discussions, and leaflet distribution. Ten elderly people with a history of diabetes participated. Results: This outreach activity had a positive impact on increasing the elderly's understanding of the importance of maintaining a balanced diet, engaging in light physical activity, and independently monitoring their blood sugar levels. Participants demonstrated active participation and stated that they gained new knowledge that they could apply in their daily lives. Conclusion: Health education has proven effective in increasing the knowledge of elderly people with diabetes about healthy lifestyles and encouraging them to become independent in managing their disease. Keywords: Diabetes mellitus; Elderly; Health education; Healthy lifestyle Pendahuluan: Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit kronis dengan prevalensi yang terus meningkat, terutama pada kelompok lanjut usia (lansia). Data International Diabetes Federation tahun 2022 menunjukkan bahwa jumlah penderita diabetes di Indonesia mencapai 19,5 juta orang dan diperkirakan meningkat menjadi 28,6 juta pada tahun 2045. Berdasarkan Riskesdas tahun 2018, prevalensi DM pada usia ≥15 tahun meningkat menjadi 10.9%, dengan angka tertinggi pada kelompok usia 55–74 tahun. Di Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung, prevalensi DM mencapai 1.0%. Temuan awal di Dusun 7 Mutun menunjukkan sebagian besar lansia belum memahami pentingnya pola hidup sehat dalam pengelolaan diabetes. Pendidikan kesehatan menjadi strategi efektif dalam meningkatkan kesadaran dan kemandirian lansia. Tujuan: Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran mengenai pola hidup sehat melalui kegiatan edukasi yang komunikatif dan sesuai karakteristik lansia penderita diabetes mellitus. Metode: Kegiatan ini merupakan bagian dari praktik profesi Ners Keperawatan Gerontik yang dilaksanakan pada Senin, 02 Juni 2025, di Dusun 7 Mutun. Metode yang digunakan adalah ceramah, diskusi, serta pembagian leaflet. Jumlah peserta sebanyak 10 orang lansia dengan riwayat DM. Hasil: Kegiatan penyuluhan ini memberikan dampak positif terhadap peningkatan pemahaman lansia mengenai pentingnya menjaga pola makan seimbang, melakukan aktivitas fisik ringan, serta memantau kadar gula darah secara mandiri. Peserta menunjukkan partisipasi aktif dan menyatakan memperoleh pengetahuan baru yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Simpulan: Pendidikan kesehatan terbukti efektif dalam meningkatkan pengetahuan lansia penderita DM tentang pola hidup sehat dan mendorong lansia memiliki kemandirian dalam pengelolaan penyakit.
Penerapan senam sebagai upaya menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi di Desa Sukajaya Lempasing Kabupaten Pesawaran Winarno, Rudi; Ladin, Juliawan; Sintia, Monica Bela Dwi; Natalia, Mutiara; Adhani, Neisa; Istawala, Anggun; Prayogo, Idfy Dwi; Fajrianti, Endah; Alam, Rama Rajasa Ferlanda; Saraswati, Ika
JOURNAL of Public Health Concerns Vol. 5 No. 7 (2025): JOURNAL of Public Health Concerns
Publisher : Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerja sama dengan: Unit Penelitian dan Pengabdian Kep Akademi Keperawatan Baitul Hikmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/phc.v5i7.1202

Abstract

Background: Hypertension is a non-communicable disease that ranks among the leading causes of death worldwide. According to 2023 WHO data, the global prevalence of hypertension reached 33%, while in Indonesia it stood at 30.8%. In Pesawaran Regency, the Hanura Community Health Center reported 1,749 cases of hypertension, making it the fifth most common disease. In Dusun 7 Mutun, 58% of the 69 households are affected by hypertension. One non-pharmacological approach proven effective in lowering blood pressure is hypertension exercise. Purpose: Reducing Blood Pressure in Hypertensive Patients Through a Hypertension Exercise Intervention. Method: The intervention was conducted over three days (May 14–16, 2025) in Dusun 7 Mutun, Sukajaya Lempasing Village, Pesawaran Regency. Ten hypertensive respondents participated. The program included a brief educational session and practical hypertension exercises. Evaluation involved measuring participants’ blood pressure before and after the intervention (pre-test and post-test). Results: Obtaining a mean pre-test systolic blood pressure value of 155.5 mmHg with a standard deviation of 11,891 and a mean post-test value of 132.5 mmHg with a standard deviation of 11,365. While the mean pre-test diastolic blood pressure value was 96.0 mmHg with a standard deviation of 6,992 and a mean post-test value of 79.0 mmHg with a standard deviation of 7,379. Conclusion: Hypertension exercise has been proven effective as a non-pharmacological intervention for reducing blood pressure.   Suggestion: Hypertension exercise should be implemented on an ongoing basis as an integral part of the community’s healthy lifestyle. Keywords: Blood pressure; Hypertension; Hypertension exercise; Non-pharmacological intervention Pendahuluan: Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi penyebab utama kematian di dunia. Data WHO tahun 2023 mencatat prevalensi hipertensi secara global mencapai 33%, sedangkan di Indonesia mencapai 30.8%. Di Kabupaten Pesawaran, data dari Puskesmas Hanura mencatat 1,749 kasus hipertensi, menempati urutan kelima penyakit terbanyak. Dan di Dusun 7 Mutun, 58% dari 69 keluarga mengalami hipertensi. Salah satu pendekatan nonfarmakologis yang terbukti efektif dalam menurunkan tekanan darah adalah senam hipertensi. Tujuan: Menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi melalui intervensi senam hipertensi. Metode: Kegiatan dilakukan selama tiga hari (14-16 Mei 2025) di Dusun 7 Mutun, Desa Sukajaya Lempasing, Kabupaten Pesawaran. Melibatkan 10 responden penderita hipertensi. Intervensi dilakukan dalam bentuk edukasi singkat dan praktik senam hipertensi. Evaluasi dilakukan dengan mengukur tekanan darah sebelum dan sesudah intervensi (pre-test dan post-test). Hasil: Mendapatkan nilai mean tekanan darah sistolik pre-test sebesar 155.5 mmHg dengan standar deviasi 11.891 dan nilai mean post-test sebesar 132.5 mmHg dengan standar deviasi 11.365. Sedangkan nilai mean tekanan darah diastolik pre-test sebesar 96.0 mmHg dengan standar deviasi 6.992 dan nilai mean post-test sebesar 79.0 mmHg dengan standar deviasi 7.379. Simpulan: Senam hipertensi terbukti efektif sebagai intervensi nonfarmakologis yang dapat menurunkan tekanan darah. Saran: Senam hipertensi perlu diterapkan secara berkelanjutan sebagai bagian dari gaya hidup sehat masyarakat.
Edukasi juru pemantau jentik dalam pengendalian vektor demam berdarah dengue (DBD) di Desa Sukadadi Kecamatan Gedong Tataan Sintia, Monica Bela Dwi; Triyoso, Triyoso; Kusumaningsih, Dewi
JOURNAL of Public Health Concerns Vol. 5 No. 7 (2025): JOURNAL of Public Health Concerns
Publisher : Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerja sama dengan: Unit Penelitian dan Pengabdian Kep Akademi Keperawatan Baitul Hikmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/phc.v5i7.1422

Abstract

Background: The incidence of dengue fever in Indonesia remains relatively high, with 88,593 cases and 612 deaths spread across 456 regencies/cities in 34 provinces. According to the Pesawaran Regency Health Office profile, the highest number of dengue fever cases in 2023 was in Gedong Tataan District, with 51 cases. This disease is classified as an infectious disease and, if left uncontrolled, has the potential to become an Extraordinary Event (KLB) and cause an epidemic. One effort that must be taken is to optimize the knowledge of mosquito larvae monitors (Jumantik) and the most appropriate method to prevent dengue fever through vector control. Purpose: To improve the knowledge of mosquito larvae monitors (Jumantik) in controlling dengue hemorrhagic fever (DHF) vectors. Method : The activity was conducted in July 2025 in Sukadadi Village, Gedong Tataan District, Pesawaran Regency. The population for this activity was all mosquito larvae monitor (jumantik) cadres in Sukadadi Village, Gedong Tataan District. Using a purposive sampling technique, 10 mosquito larvae monitor (jumantik) cadres were selected as respondents. The activity consisted of counseling with presentations related to knowledge and vector control of Dengue Hemorrhagic Fever (DHF). Data processing used a one-group pretest-posttest approach to measure knowledge levels and changes in knowledge levels. Data were analyzed univariately to describe respondent characteristics, and bivariately using the Wilcoxon Signed Rank Test to determine differences in knowledge levels before and after the intervention. Results: The mean level of knowledge of respondents before the education program was 4.4 points with a standard deviation of 1.07 points. Meanwhile, the mean level of knowledge of respondents after the education program was 8.5 points with a standard deviation of 0.17 points. Conclusion: This health education activity, using leaflets, significantly improved the knowledge of mosquito larvae monitors (Jumantik) regarding Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) vector control. This increase in knowledge demonstrates that the use of simple, easy-to-understand educational media is highly effective in conveying health information to mosquito larvae monitors (Jumantik) regarding the role and control of dengue vectors. Suggestion: It is recommended that simple yet effective health promotion media, such as leaflets, be used more actively in educational activities for mosquito larvae monitors (Jumantik) and the public. This media has been proven to increase understanding regarding dengue vector prevention and control. Keywords: Dengue Hemorrhagic Fever; Jumantik; Knowledge; Optimization Pendahuluan : Angka kejadian penyakit DBD di wilayah Indonesia masih tergolong tinggi dengan jumlah kasus sebanyak 88.593 dengan 612 kasus kematian yang tersebar di 456 kabupaten/kota dari 34 provinsi. Berdasarkan profil dinas kesehatan Kabupaten Pesawaran, pada tahun 2023 jumlah kasus demam berdarah tertinggi terdapat di Kecamatan Gedong Tataan dengan jumlah kasus sebesar 51 kasus. Penyakit ini masuk kategori penyakit menular yang apabila tidak dikendalikan akan dapat berpotensi menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) serta menimbulkan wabah. Salah satu upaya yang harus dilakukan ialah mengoptimalkan peningkatan pengetahuan Juru Pemantau Jentik (Jumantik) dan cara yang paling tepat untuk mencegah terjangkitnya penyakit DBD dengan pengendalian vektor penularannya. Tujuan: Untuk meningkatkan pengetahuan kader juru pemantau jentik (Jumantik) dalam pengendalian vektor Demam Berdarah Dengue (DBD). Metode: Kegiatan dilaksanakan pada bulan Juli 2025 di Desa Sukadadi, Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran. Populasi dalam kegiatan ini adalah seluruh kader jumantik di Desa Sukadadi,Kecamatan Gedong Tataan dan dengan menggunakan teknik purposive sampling mendapatkan 10 orang kader juru pemantau jentik (jumantik) untuk menjadi responden. Kegiatan dilakukan berupa penyuluhan dengan pemaparan materi terkait pengetahuan dan pengendalian vektor Demam Berdarah Dengue (DBD).  Pengolahan data dengan pendekatan one group pretest-posttest untuk mengukur tingkat pengetahuan dan perubahan tingkat pengetahuannya. Data dianalisis secara univariat untuk mendeskripsikan karakteristik responden, dan secara bivariat menggunakan Wilcoxon Signed Rank Test untuk mengetahui perbedaan tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah intervensi. Hasil: Menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden sebelum pemberian edukasi mendapatkan nilai mean 4.4 poin dengan nilai standar deviasi 1.07 poin. Sedangkan tingkat pengetahuan responden setelah pemberian edukasi mendapatkan nilai mean 8.5 poin dengan nilai standar deviasi 0.17 poin. Simpulan: Kegiatan ini merupakan pendidikan kesehatan melalui media leaflet secara signifikan mampu meningkatkan pengetahuan juru pemantau jentik (Jumantik) dalam pengendalian vektor Demam Berdarah Dengue (DBD). Peningkatan pengetahuan ini menunjukkan bahwa penggunaan media edukatif sederhana dan mudah dipahami sangat efektif dalam menyampaikan informasi kesehatan kepada kader jumantik terkait peranan dan pengendalian vektor DBD. Saran: Diharapkan untuk lebih aktif menggunakan media promosi kesehatan sederhana namun efektif, seperti leaflet, dalam kegiatan edukasi kader jumantik dan masyarakat. Media ini terbukti mampu meningkatkan pemahaman terkait pencegahan dan pengendalian vektor DBD