Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

PENETAPAN KADAR FLAVONOID DAN AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL KULIT BAWANG MERAH (Allium cepa L.) TERHADAP Staphylococcus aureus Sofihidayati, Trirakhma; Sulistiyono, Fitria Dewi; Sari, Bina Lohita
FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 8, No 2 (2018): Fitofarmaka Volume 8.2 2018
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (38.814 KB)

Abstract

Bawang merah (Allium cepa L.) merupakan salah satu komoditas sayuran penting di Indonesia dan banyak digunakan sebagai bahan pengobatan tradisional.   Kulit bawang dianggap sebagai limbah, tetapi ternyata pada kulit bawang merah  terkdanung berbagai bahan alami dengan nilai fungsional tinggi. Bawang merah dan kulitnya  kaya akan senyawa seperti senyawa flavonoid dan organosulfur (allicin) yang bertindak sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kadar flavonoid ekstrak etanol 70% kulit bawang merah dari hasil ekstraksi metode   Microwave Assisted Extraction (MAE) dan menentukan aktivitasnya terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Uji aktivitas ditentukan pada konsentrasi ekstrak 20, 40, 60, 80 dan100 % dengan mengukur lebar daerah hambat (LDH) menggunakan metode difusi agar. Hasil penelitian ini menunjukkan ekstrak etanol kulit bawang merah mengdanung flavonoid sebesar 14,57 % dan uji aktivitas antibakteri menghasilkan lebar daerah hambat berturut-turut sebesar 18,00; 19,50; 19,50; 22,00 dan 21,50 mm.Kata kunci: Kulit bawang merah, flavonoid, metode MAE, Staphylococcus aureus 
Isolation And Identification Of Pathogen Mushroom Types On Umbi Talas (Colocasia Esculenta (L.) Schoot) Post Harvest Sulistiyono, Fitria Dewi; Haryani, Tri Saptari
Journal of Science Innovare Vol 1, No 01 (2018): Journal of Science Innovare
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (242.273 KB) | DOI: 10.33751/jsi.v1i01.685

Abstract

The taro tuber (Colocasia esculenta) is an important source of carbohydrates for an important energy producer whose portion has a fairly bright and profitable development prospect. Taro is not only used as a food source, it can be used for industrial purposes, for example raw materials of cosmetics and plastic. Taro is very easy to recognize and varied with other preparations because it has a distinctive flavor. Increased production is the only major consideration in taro cultivation. Efforts to increase production are influenced by limiting factors that are often experienced in the community. Such barrier is a pathogen attack both on the ground and post harvest. The purpose of this study is to isolate and identify the types of pathogenic fungi found in taro tubers. The method used is microscopic and macroscopic identifications. The results of identification with the macroscopic and microscopic observations obtained by the genus Aspergillus, Candida, Sclerotium, Fusarium, Mucor, and Rhizopus. Keywords: Taro, Identification, Pathogenic Fungi
PENETAPAN KADAR FLAVONOID DAN AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL KULIT BAWANG MERAH (Allium cepa L.) TERHADAP Staphylococcus aureus Sofihidayati, Trirakhma; Sulistiyono, Fitria Dewi; Sari, Bina Lohita
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 8, No 2 (2018): Fitofarmaka Volume 8 No. 2 Tahun 2018
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (38.814 KB) | DOI: 10.33751/jf.v8i2.1069

Abstract

Bawang merah (Allium cepa L.) merupakan salah satu komoditas sayuran penting di Indonesia dan banyak digunakan sebagai bahan pengobatan tradisional.   Kulit bawang dianggap sebagai limbah, tetapi ternyata pada kulit bawang merah  terkandung berbagai bahan alami dengan nilai fungsional tinggi. Bawang merah dan kulitnya  kaya akan senyawa seperti senyawa flavonoid dan organosulfur (allicin) yang bertindak sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kadar flavonoid ekstrak etanol 70% kulit bawang merah dari hasil ekstraksi metode   Microwave Assisted Extraction (MAE) dan menentukan aktivitasnya terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Uji aktivitas ditentukan pada konsentrasi ekstrak 20, 40, 60, 80 dan100 % dengan mengukur lebar daerah hambat (LDH) menggunakan metode difusi agar. Hasil penelitian ini menunjukkan ekstrak etanol kulit bawang merah mengandung flavonoid sebesar 14,57 % dan uji aktivitas antibakteri menghasilkan lebar daerah hambat berturut-turut sebesar 18,00; 19,50; 19,50; 22,00 dan 21,50 mm.
Uji Aktivitas Protease Empat Isolat Trichoderma spp. yang Berasal dari Tanah Perakaran Fitria Dewi Sulistiyono; Loekas Soesanto; Nuniek Ina Ratnaningtyas
Chimica et Natura Acta Vol 9, No 3 (2021)
Publisher : Departemen Kimia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/cna.v9.n3.36774

Abstract

Perkembangan industri protease telah pesat dan menempati posisi penting dalam bidang industri. Protease dapat diperoleh dari semua mahluk hidup, namun saat ini pemakai enzim banyak yang beralih pada enzim mikrobioal. Keunggulan enzim microbial adalah produksi tinggi, kemudahan dan efisiensi dalam pengaturan pertumbuhan, limbah pertanian dapat dimanfaatkan sebagai sumber substrat. Salah satu mikroba adalah Trichoderma spp. Trichoderma sp dapat berasal dari tanah perakaran tanaman (rhizosfer). Jenis tanah perakaran diantarnya adalah jahe, nenas, pisang dan bawang merah. Keempat tanaman ini merupakan tanaman yang banyak dibudidayakan oleh masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah menentukan jumLah protease yang terdapat pada Trichoderma spp. Metode penelitian dilakukan dengan kualitatif dan kuantitatif. Uji kualitatif dilakukan dengan mengukur zona bening yang terdapat pada medium proteolitik agar sedangkan uji kuantitatif dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis dengan larutan pembanding tirosin. Hasil menunjukkan bahwa jumLah protease yang dihasilkan oleh Trichoderma spp tidak berbeda nyata yaitu. isolat jahe adalah 12,95 U/mL, isolat nenas sebesar 11,86 U/mL, isolat pisang sebesar 11,56 U/mL dan isolat bawang merah sebesar 9,74 U/mL.
Isolation And Identification Of Pathogen Mushroom Types On Umbi Talas (Colocasia Esculenta (L.) Schoot) Post Harvest Fitria Dewi Sulistiyono; Tri Saptari Haryani
Journal of Science Innovare Vol 1, No 01 (2018): Journal of Science Innovare
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (242.273 KB) | DOI: 10.33751/jsi.v1i01.685

Abstract

The taro tuber (Colocasia esculenta) is an important source of carbohydrates for an important energy producer whose portion has a fairly bright and profitable development prospect. Taro is not only used as a food source, it can be used for industrial purposes, for example raw materials of cosmetics and plastic. Taro is very easy to recognize and varied with other preparations because it has a distinctive flavor. Increased production is the only major consideration in taro cultivation. Efforts to increase production are influenced by limiting factors that are often experienced in the community. Such barrier is a pathogen attack both on the ground and post harvest. The purpose of this study is to isolate and identify the types of pathogenic fungi found in taro tubers. The method used is microscopic and macroscopic identifications. The results of identification with the macroscopic and microscopic observations obtained by the genus Aspergillus, Candida, Sclerotium, Fusarium, Mucor, and Rhizopus. Keywords: Taro, Identification, Pathogenic Fungi
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI JAMUR ENDOFIT PADA UMBI TALAS (Colocasia esculenta (L.) Schoot) Fitria Dewi Sulistiyono; Siti Mahyuni
JURNAL SAINS NATURAL Vol. 9 No. 2 (2019): Sains Natural
Publisher : Universitas Nusa Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (361.386 KB) | DOI: 10.31938/jsn.v9i2.235

Abstract

Isolation and Identification of Endofit Fungus in Taro Tubers (Colocasia esculenta (L.) Schoot)Endophytic fungi are fungi the living and associated in plant tissue. Association the endophytic and host are mutualism. The ability of endophytic producing a secondary compound is an opportunity to be developed. The aims of this research is isolate and identify the types of endophytic fungi in tubers of taro. The methode used microscopis and macroscopis idetify. The result types of endophytic fungi in tubers of taro are Aspergillus, Sclerotium, Fusarium, Mucor and Rhizopus.Keyword: Taro, Idetify, Endophytic fungiABSTRAKMikroorganisme endofitik adalah mikroorganisme yang hidup dan berasosiasi di dalam jaringan tanaman inang. Asosiasi yang terjadi umumnya bersifat mutualisme. Kemampuan mikroorganisme endofitik memproduksi senyawa metabolit sekunder sesuai dengan tanaman inangnya merupakan peluang yang sangat baik. Pemanfaatan mikroorganisme endofit diharapkan dapat melestarikan tanaman inangnya yang membutuhkan waktu untuk tumbuh dan berkembang.  Tujuan dari penelitian ini adalah mengisolasi dan mengidentifikasi jenis-jenis jamur endofit yang terdapat pada umbi talas. Metode yang digunakan adalah identifikasi secara mikroskopis dan makroskopis. Hasil identifikasi dengan pengamatan secara makroskopis dan mikroskopis diperoleh genus Aspergillus, , Sclerotium, Fusarium, Mucor, dan Rhizopus.Kata kunci : Talas, Identifikasi, Kapang endofit
KARAKTERISTIK FISIOLOGI EMPAT ANTAGONIS ISOLAT Trichoderma sp. SEBAGAI AGENSIA HAYATI Fitria Dewi Sulistiyono
JURNAL SAINS NATURAL Vol. 5 No. 1 (2015): Sains Natural
Publisher : Universitas Nusa Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (346.175 KB) | DOI: 10.31938/jsn.v5i1.96

Abstract

Characteristics of Four Physiology Antagonists Isolate of Trichoderma spp. as Biological Agents         Trichoderma sp is soil saprophyte, one of many parasites that causing plants disease. The purpose of this study was to determine the temperature and pH growth of Trichoderma sp. This study was designed with the experimental method. The treatments were the temperature factor with five levels (temperature 15, 20, 25, 30, and 35 °C) and pH factor with five levels (pH 4, 5, 6, 7, and 8). All treatments were prepared according to completely randomized design factorial 5x5. Repetition was done 3 times. The results showed that Trichoderma sp. able to grow at pH 4, 5, 6, 7, and 8 and it also grow at temperatures of 15, 20, 25, 30 and 35oC.Keywords: Trichoderma sp, Four Physiology Antagonists, Biological Agents ABSTRAK          Trichoderma sp. adalah saprofit tanah, secara alami merupakan parasit yang menyerang banyak jenis penyebab penyakit tanaman. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui suhu dan pH tumbuh Trichoderma sp. Penelitian ini dirancang dengan metode eksperimen. Perlakuan yang dicoba adalah faktor suhu dengan lima taraf (suhu 15, 20, 25, 30, dan 35oC) dan faktor pH dengan lima taraf (pH 4, 5, 6, 7, dan 8). Semua perlakuan disusun menurut Rancangan Acak Lengkap pola faktorial 5x5. Pengulangan dilakukan sebanyak 3 kali. Hasil penelitian menunjukan bahwa Trichoderma sp. mampu tumbuh pada pH 4, 5, 6, 7, dan 8. Trichoderma sp. Juga mampu tumbuh pada suhu 15, 20, 25, 30 dan 35oC.Kata kunci: Trichoderma sp, fisiologi empat antagonis, agensia hayati
PENETAPAN KADAR FLAVONOID DAN AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL KULIT BAWANG MERAH (Allium cepa L.) TERHADAP Staphylococcus aureus Trirakhma Sofihidayati; Fitria Dewi Sulistiyono; Bina Lohita Sari
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 8, No 2 (2018): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (443.49 KB) | DOI: 10.33751/jf.v8i2.1573

Abstract

Bawang merah (Allium cepa L.) merupakan salah satu komoditas sayuran penting di Indonesia dan banyak digunakan sebagai bahan pengobatan tradisional.   Kulit bawang dianggap sebagai limbah, tetapi ternyata pada kulit bawang merah  terkandung berbagai bahan alami dengan nilai fungsional tinggi. Bawang merah dan kulitnya  kaya akan senyawa seperti senyawa flavonoid dan organosulfur (allicin) yang bertindak sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kadar flavonoid ekstrak etanol 70% kulit bawang merah dari hasil ekstraksi metode   Microwave Assisted Extraction (MAE) dan menentukan aktivitasnya terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Uji aktivitas ditentukan pada konsentrasi ekstrak 20, 40, 60, 80 dan100 % dengan mengukur lebar daerah hambat (LDH) menggunakan metode difusi agar. Hasil penelitian ini menunjukkan ekstrak etanol kulit bawang merah mengandung flavonoid sebesar 14,57 % dan uji aktivitas antibakteri menghasilkan lebar daerah hambat berturut-turut sebesar 18,00; 19,50; 19,50; 22,00 dan 21,50 mm.
Isolasi dan Identifikasi Cendawan Patogen pada Umbi Talas (Colocasia esculenta (L.) Schott) Pasca Penyimpanan Fitria Dewi Sulistiyono; Tri Saptari Haryani
Jurnal Mikologi Indonesia Vol 4, No 2 (2020): Desember 2020
Publisher : Perhimpunan Mikologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46638/jmi.v4i2.91

Abstract

Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan agribisnis. Pengelolaan OPT pascapanen dan pasca penyimpanan yang tepat dapat mempertahankan kualitas produk yang baik. Infeksi OPT yang sering muncul pada umbi talas adalah cendawan. Adanya jeda waktu dari pemanenan hingga ke tangan konsumen dimungkinkan adanya cendawan yang berasosiasi dengan busuk penyimpanan pada umbi talas tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah mengisolasi dan mengidentifikasi cendawan patogen yang terdapat pada umbi talas setelah penyimpanan. Metode yang digunakan adalah identifikasi secara makroskopis dan mikroskopis. Hasil identifikasi secara morfologi menunjukkan cendawan yang berasosiasi dengan busuk penyimpanan pada umbi talas adalah genus Mucor, Fusarium, dan Alternaria.
PEMBINAAN PENERAPAN PROTOKOL PENCEGAHAN COVID 19 PADA SISTEM PRODUKSI PANGAN USAHA KECIL DI BOGOR Hermawan; Fitria Dewi Sulistiyono; Legis Tsaniyah
J-ABDI: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 1 No. 8: Januari 2022
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53625/jabdi.v1i8.976

Abstract

Pengolahan bakery termasuk industry mikro pangan yang tetap bertahan berproduksi di masa Pandemi Covid 19. Industri pangan berpotensi besar menjadi salah satu rantai penyebaran Covid-19. Zat gizi di dalam produk makanan akan menjadi media pertumbuhan bagi virus yang tertinggal melalui droplet. Pembinaan terhadap salah satu industri bakery skala kecil di Bogor, dilakukan terkait dengan penerapan Cara Produksi Makanan yang Baik (CPMB) dipadukan dengan penerapan protokol pencegahan CIOVID 19. Metoda pelaksanaan pembinaan tersebut dilakukan melalui pendekatan pelatihan, pembimbingan, dan evaluasi keberhasilan. Pembimbingan dilakukan melalui disain dan penerapan sistem dokumentasi CPMB Plus protokol pencegahan COVID 19. Evaluasi keberhasilan dilakukan melalui analisa pola temperatur tubuh para pekerja dalam periode tiga bulan serta penilaian Good Manufacturing Practises (GMP) sesuai panduan CODEX Alimetarius Commission Rev.3 Tahun 2005. Penerapan sistem CPMB telah dilakukan dan hasil auditnya menghasilkan nilai 605 berkategori CUKUP. Kondisi pengendalian temperatur pekerja menunjukkan pola membaik, setelah tidak terkendali dalam periode Juni-Agustus 2021