Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

UJI TOKSISITAS AKUT SENYAWA ETIL p-METOKSISINAMAT YANG DIISOLASI DARI RIMPANG KENCUR (Kaempferia galanga L) Nurmala, Sara
FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 7, No 2 (2017): Vol.7, No.2, Desember 2017
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (184.055 KB)

Abstract

Pada rimpang tanaman kecur (Kaempferia galanga L.) terdapat senyawa   etil p- metoksisinamat yang memiliki aktivitas-aktivitas farmakologis diantaranya sebagai analgesik dan antiinflamasi serta berpotensi sebagai tabir surya. Etil p-metoksisinamat dapat diisolasi dengan mudah dengan hasil rendemen yang relatif tinggi sehingga sangat berpotensi dijadikan sumber bahan obat alami. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji toksisitas akut senyawa etil p-metoksisinamat yang disolasi dari rimpang kencur. Serbuk rimpang kencur diekstrak menggunakan pelarut n-heksan sebanyak 4 kali. Etil p- metoksisinamat diidentifikasi dan diisolasi dari ekstrak dengan metode uji jarak lebur dan analisis KLT. Dari hasil uji didapatkan nilai jarak lebur p-metoksisinamat adalah 48–48,5ºC dan dari hasil analisis KLT dengan fase gerak metanol : aseton (2:1) didapatkan bahwa etil p-metoksisinamat memiliki nilai Rf : 0,68. Hasil analisis spektrofotometri UV- VIS senyawa etil p-metoksisinamat dalam pelarut metanol memberikan spektrum dengan serapan maksimum masing-masing pada 307,0 nm dan 226,0 nm. Uji toksisistas akut dilakukan dengan menghitung nilai kisara median lethal dose (LD50) senyawa etil p- metoksisinamat yang diberikan secara oral terhadap kelompok-kelompok tikus uji dengan variasi dosis 50, 100, 500, 1000 dan 2.000 mg/Kg BB. Hasil uji menunjukan bahwa nilai median LD50 dicapai pada pemberian dosis 3.652 mg/Kg BB. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa senyawa etil p-metoksisinamat termasuk senyawa obat baru dengan kategori toksik sedang.Kata Kunci: Kencur, etil p-metoksisinamat, toksisitas akut, LD50
PENINGKATAN KEINGINTAHUAN MASYARAKAT MENGENAI PENGGUNAAN OBAT YANG BAIK DAN BENAR Sara Nurmala; Rini Ambarwati; Emy Oktaviani
Dharmakarya Vol 8, No 2 (2019): Juni 2019
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (443.621 KB) | DOI: 10.24198/dharmakarya.v8i2.22323

Abstract

Keinginan masyarakat untuk mengetahui cara penggunaan obat yang baik dan benar saat ini harus ditingkatkan, hal ini sejalan dengan keberhasilan terapi yang nanti akan dijalani ketika mereka menerima obat. Masyarakat ketika menerima obat di apotik atau rumah sakit mereka cenderung tidak ingin menggali informasi lebih mengenai obat yang mereka terima, mereka hanya mendapatkan informasi satu arah dari apoteker yang memberikan obat. Kegiatan Pengabdian Masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan keingintahuan masyarakat terhadap informasi obat yang diterima sehingga penggunaan obat tersebut dapat optimal karena digunakan dengan baik dan benar. Pengabdian ini dilakukan di Puskesmas Babakan Madang, terhadap pasien yang nantinya akan menerima obat. Metode yang dilakukan adalah melakukan penyuluhan mengenai pentingnya mengenal obat yang akan mereka minum nanti, sebelum dilakukan penyuluhan, dilakukan pre test terlebih dahulu untuk menilai seberapa besar keingintahuan masyarakat terhadap penggunaan obat yang baik dan benar. Setelah penyuluhan diberikan dilakukan post test dengan soal yang sama. Hasil dari kegiatan ini adalah terdapat peningkatan pengetahuan pada 79% Pasien. Diharapkan dengan adanya peningkatan keingintahuan masyarakat mengenai penggunaan obat yang baik dan benar, dapat membantu mengurangi kasus penggunaan obat yang tidak benar dan terapi obat yang salah, sehingga kesehatan masyarakat dapat meningkat. Dalam kegiatan ini juga dilakukan pemeriksaan kesehatan gratis meliputi pemeriksaan tekanan darah dan kadar gula darah.
PEMBERDAYAAN IBU-IBU PKK DI GRIYA KATULAMPA DENGAN KETERAMPILAN MEMBUAT MINUMAN LEMON SEREH JAHE YANG KAYA AKAN ANTIOKSIDAN SERTA PEMBIASAAN HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI MASA PANDEMI COVID-19 Sara Nurmala; Ike Yulia Wiendarlina; Cantika Zaddana; Novi Fajar Utami
Dharmakarya Vol 10, No 3 (2021): September, 2021
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/dharmakarya.v10i3.30828

Abstract

Penularan Covid-19 saat ini lebih dominan tinggi ke arah kluster keluarga, maka peran keluarga dalam hal ini Ibu sangat penting dalam hal mempertahankan kondisi kesehatan keluarga tetap baik dengan menjaga imunitas tubuh dan menjaga kebersihan serta kesehatan keluarga salah satunya dengan rajin mengkonsumsi asupan yang kaya akan antioksidan. Tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk menumbuhkan kesadaran akan bahaya penularan Civid-19 yang terjadi pada keluarga dan memberikan pemberdayaan kepada ibu-ibu PKK untuk memanfaatkan bahan-bahan yang biasa digunakan untuk memasak dibuat kedalam bentuk minuman kesehatan yang mengandung Lemon, Sereh dan Jahe yang kaya akan antioksidan sehingga diharapkan seluruh anggota keluarga memiliki imunitas yang baik. Pada kegiatan ini dilakukan beberapa tahap diantaranya yang pertama pemberian penyuluhan mengenai pentingnya menjaga kesehatan dengan pembiasaan hidup bersih dan sehat, diantaranya adalah dengan memakai masker, mencuci tangan, berolahraga dan rajin mengkonsumsi antioksidan. Setelah pemberian penyuluhan dilakukan demo bagaimana cara membuat minuman kesehatan yang mengandung Lemon, Sereh dan Jahe serta dijelaskan apa saja manfaat dari ketiga bahan tersebut untuk kesehatan. Tahap yang terakhir adalah pemeriksaan dan konsultasi yang meliputi pengukuran tekanan darah, berat badan dan tinggi badan. Hasil yang didapatkan dari kegiatan ini adalah Produk minuman Lemon, Sereh dan Jahe yang disukai oleh pada peserta pengabdian dan dapat dibuat dengan mudah di rumah sehingga diharapkan anggota keluarga di rumah memiliki imunitas tubuh yang baik untuk mencegah penularan virus Covid-19 selain membiasakan diri untuk hidup bersih dan sehat. Ibu-ibu PKK Griya Katulampa lebih mengerti dan memahami bagaimana virus Covid-19 dapat menyebar dan apa saja tindakan pencegahan penyebarannya. Dari kegiatan ini dapat disimpulkan bahwa perlunya pemberdayaan masyarakat terkait pengenalan Covid-19 dan apa saja hal-hal yang perlu dilakukan untuk menghindari tertularnya virus tersebut.
OXYTOCIN DOSE ANALYSIS OF BREASTMILK PRODUCTION THROUGH INDUCTION LABOR Sara Nurmala; Cantika Zaddana
Journal of Science Innovare Vol 2, No 01 (2019): Journal of Science Innovare, February 2019
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (203.241 KB) | DOI: 10.33751/jsi.v2i01.1520

Abstract

Breast milk is the only first food that can be consumed by newborns until the age reaches six months. therefore it is very important to know by the mother who is pregnant and will give birth about the importance of breast milk. Oxytocin drugs have similar functions to the natural hormone oxytocin produced by the body. This drug serves to trigger or strengthen the contraction of the uterine muscle. Therefore, oxytocin can be used to stimulate (induce) labor and stop bleeding after childbirth. In addition, this drug can also help stimulate the release of breast milk in breastfeeding mothers. Oxytocin should be avoided by pregnant women who can not give birth normally, for example because it has a narrow pelvis, suffering from placenta previa, or having a too strong uterine contractions. Oxytocin is also prohibited for pregnant women with cephalopelvic disproportion, impaired fetal conditions, uterine damage, or a history of caesarean section. In this study we see whether there is effect of different doses of oxytocin on the quantity of breastmilk produced. oxytocin doses were administered with 3 doses of 5 UI, 10 UI and 15 UI. the dose of oxytocin is administered once per incidence of labor. maternal results obtained by oxytocin induction of 5 UI and 10 UI obtained breastmilk averaging 10 ml in the first 24 hours after delivery. and a mother with oxytocin induction 15 UI received an average breastmilk of 10 ml at 24 hours after delivery.
UJI TOKSISITAS AKUT SENYAWA ETIL p-METOKSISINAMAT YANG DIISOLASI DARI RIMPANG KENCUR (Kaempferia galanga L) Sara Nurmala
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 7, No 2 (2017): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (184.055 KB) | DOI: 10.33751/jf.v7i2.774

Abstract

Pada rimpang tanaman kecur (Kaempferia galanga L.) terdapat senyawa etil p- metoksisinamat yang memiliki aktivitas-aktivitas farmakologis diantaranya sebagai analgesik dan antiinflamasi serta berpotensi sebagai tabir surya. Etil p-metoksisinamat dapat diisolasi dengan mudah dengan hasil rendemen yang relatif tinggi sehingga sangat berpotensi dijadikan sumber bahan obat alami. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji toksisitas akut senyawa etil p-metoksisinamat yang disolasi dari rimpang kencur. Serbuk rimpang kencur diekstrak menggunakan pelarut n-heksan sebanyak 4 kali. Etil p- metoksisinamat diidentifikasi dan diisolasi dari ekstrak dengan metode uji jarak lebur dan analisis KLT. Dari hasil uji didapatkan nilai jarak lebur p-metoksisinamat adalah 4848,5C dan dari hasil analisis KLT dengan fase gerak metanol : aseton (2:1) didapatkan bahwa etil p-metoksisinamat memiliki nilai Rf : 0,68. Hasil analisis spektrofotometri UV- VIS senyawa etil p-metoksisinamat dalam pelarut metanol memberikan spektrum dengan serapan maksimum masing-masing pada 307,0 nm dan 226,0 nm. Uji toksisistas akut dilakukan dengan menghitung nilai kisara median lethal dose (LD50) senyawa etil p- metoksisinamat yang diberikan secara oral terhadap kelompok-kelompok tikus uji dengan variasi dosis 50, 100, 500, 1000 dan 2.000 mg/Kg BB. Hasil uji menunjukan bahwa nilai median LD50 dicapai pada pemberian dosis 3.652 mg/Kg BB. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa senyawa etil p-metoksisinamat termasuk senyawa obat baru dengan kategori toksik sedang.Kata Kunci: Kencur, etil p-metoksisinamat, toksisitas akut, LD50
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI SEDIAAN FACE WASH GEL LENDIR BEKICOT (Achatina fulica) DAN KOPI ROBUSTA (Coffea canephora) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus Novi Fajar Utami; Sara Nurmala; Cantika Zaddana; Rizqi Aulia Rahmah
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 9, No 1 (2019): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (604.235 KB) | DOI: 10.33751/jf.v9i1.1262

Abstract

Jerawat adalah masalah yang umum terjadi pada usia remaja dan dewasa karena adanya peradangan dan peningkatan produksi sebum pada kulit, diperparah dengan infeksi bakteri diantaranya Staphylococcus aureus. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan formula terbaik sediaan face wash gel dari lendir bekicot dan kopi robusta berdasarkan uji hedonik dan menentukan aktivitas antibakteri sediaan face wash gel terhadap bakteri penyebab jerawat  Staphylococcus aureus dengan kontrol positif sediaan facial wash komersial. Akivitas antibakteri ditentukan dengan menentukan Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) menggunakan  metode dilusi padat dan mengukur Lebar Daya Hambat (LDH) menggunakan metode difusi cakram.Dari hasil penelitian diperoleh nilai KHM dari ekstrak kopi berada pada konsentrasi 15%. Konsentrasi tersebut digunakan sebagai acuan pada pembuatan formula sediaan face wash gel dengan tiga perbedaan konsentrasi kopi F1 (5% ), F2 (10%), F3 (15%) dan satu konsentrasi lendir bekicot (12,5%). Berdasarkan hasil uji hedonik, formula 3 merupakan formula yang paling disukai panelis. Pada pengujian terhadap bakteri Staphylococcus aureus formula 3 menunjukkan aktivitas antibakteri tertinggi dengan LDH sebesar 9,160 mm dan memberikan hasil yang tidak berbeda nyata dengan kontrol positif.  
PENGETAHUAN PENGGUNAAN OBAT ANTIBIOTIK PADA MASYARAKAT YANG TINGGAL DI KELURAHAN BABAKAN MADANG Sara Nurmala; Dewi Oktavia Gunawan
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 10, No 1 (2020): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33751/jf.v10i1.1728

Abstract

 Penyakit infeksi masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat Indonesia yang sering terjadi terutama di Negara berkembang. Antibiotik merupakan obat yang digunakan untuk mengatasi penyakit infeksi. Tingginya insiden penyakit infeksi mengakibatkan tingginya penggunaan antibiotik. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat akan menyebabkan timbulnya resistensi antibiotik. Saat ini banyak Masyarakat yang mendapatkan Anttibiotik tanpa resep Dokter dan tidak mendapatkan informasi yang cukup mengenai cara penggunaan Antibiotik yang tepat untuk pengobatan, sehingga menyebabkan tingginya kejadian resistensi Antibiotik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat pengetahuan penggunaan obat antibiotik pada Masyarakat yang tinggal di daerah suburban. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian cross sectional study analytic dengan subjek 50 orang yang diambil secara simple random sampling di Puskesmas Babakan Madang Kabupaten Bogor. Analisis data yang digunakan yaitu analisis univariat dan bivariat dengan menggunakan chi square. Kuesioner yang digunakan telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Kuesioner terdiri dari pertanyaan terkait dengan penggunaan obat antibiotik. Hasil uji statistik chi square menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara pekerjaan dan jenis kelamin dengan pengetahuan penggunaan antibiotik  (p 0,05) dan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia dan Pendidikan dengan pengetahuan penggunaan antibiotik  (p 0,05).
Anti-inflammatory Activity of the Gel Containing a Combination of Neem Leaf Extract and Shallot Extract Sara Nurmala; Moerfiah Moerfiah; Restu T. Purnama
Pharmacology and Clinical Pharmacy Research Vol 5, No 1
Publisher : Universitas Padjadjaran, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (351.124 KB) | DOI: 10.15416/pcpr.v5i1.26133

Abstract

Neem leaves (Azadirahcta indica A. Juss) and shallots (Allium cepa L) contain flavonoids that are effective as an antioxidant, antibacterial, and anti-inflammatory. The aim of this study was to determine the effective concentration and the duration of treatment of the anti-inflammatory activity of the gel containing a combination of neem leaf extract and shallot extract. These substances have a similar effect, and it is believed that these combinations may effective as an anti-inflammatory at small doses to reduce the side effects. The animals were randomly divided into 6 groups with 5 rats per group. The rats were wound-induced by incising its back (length 1.5 cm, depth 0.7 mm) and were observed for 8 days. Parameters measured were wound’s closure, color, and healing process. Statistical analysis showed that the most effective concentration as an anti-inflammatory was formula 1 (neem leaf extract 3.125%: shallots extract 4%) with the fastest healing time was 5 days. Thus, this formula is one of the effective treatment options for healing wounds.Keywords: neem leaves, shallots, anti-inflammatory, combination, gel
Snack Bar Berbahan Dasar Ubi Ungu dan Kacang Merah sebagai Alternatif Selingan Penderita Diabetes Mellitus Cantika Zaddana; Almasyhuri Almasyhuri; Sara Nurmala; Tiara Oktaviyanti
Amerta Nutrition Vol. 5 No. 3 (2021): AMERTA NUTRITION
Publisher : Universitas Airlangga, Kampus C, Mulyorejo, Surabaya-60115, East Java, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/amnt.v5i3.2021.260-275

Abstract

Latar Belakang: Diabetes Mellitus (DM) didefinisikan sebagai suatu kumpulan gejala metabolik yang timbul pada seseorang yang disebabkan adanya peningkatan kadar glukosa darah di atas nilai normal. Penderita DM tetap harus mengonsumsi pangan yang cukup agar kebutuhan zat gizi nya terpenuhi. Dalam rangka memenuhi kecukupan akan zat gizi didalam tubuh maka konsumsi pangan dibagi atas makanan utama dan selingan, namun penderita DM biasanya sulit untuk mendapatkan makanan selingan yang bergizi namun tetap dapat mengontrol kadar glukosa darahnya. Ubi ungu adalah jenis ubi jalar yang saat ini sudah banyak dibudidayakan di Indonesia. Ubi ungu memiliki warna keunguan yang disebabkan oleh adanya pigmen antosianin yang dikandung didalamnya. Antosianin memiliki aktivitas antioksidan yang mampu menghambat kerja radikal bebas serta meningkatkan sekresi insulin sehingga bermanfaat dalam pengendalian kadar glukosa darah. Ubi ungu merupakan sumber karbohidrat kompleks namun rendah akan protein, sehingga dibutuhkan bahan pangan sumber protein lainnya seperti kacang merah. Kacang merah merupakan jenis kacang-kacangan yang mengandung karbohidrat tinggi, kadar lemak yang lebih rendah, dan kandungan serat yang cukup baik. Selain mengandung serat yang baik dan nilai IG yang rendah, kacang merah juga mengandung protein yang cukup tinggi. Kemajuan teknologi pangan telah menghasilkan berbagai produk pangan yang praktis dikonsumsi seperti snack. Produksi snack sebagai makanan selingan semakin beragam, namun snack yang dibuat biasanya tinggi akan kalori, lemak, dan karbohidrat sederhana. Kombinasi ubi ungu dan kacang merah sebagai bahan baku pangan fungsional seperti snack bar dibuat dengan harapan dapat menghasilkan produk makanan selingan yang tidak hanya disukai namun memiliki manfaat lebih untuk kesehatan yaitu tinggi protein, kaya serat, dan rendah glukosa sehingga makanan selingan tersebut baik untuk dikonsumsi oleh masyarakat terutama penderita DM. Pengembangan produk pangan fungsional berbahan baku lokal seperti tepung kacang merah dan tepung ubi ungu juga sebagai upaya dalam mengurangi penggunaaan bahan impor seperti gandum di Indonesia.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan formula snack bar yang memenuhi persyaratan mutu, memiliki kandungan zat gizi (KH, protein, lemak), aktivitas antioksidan, gula pereduksi. serta senyawa aktif (antosianin dan serat) yang baik dikonsumsi oleh penderita DM.Metode: Penelitian ini dilakukan dengan desain eskperimen secara random acak lengkap. Formula snack bar dibuat menjadi 4 dengan rasio antara tepung ubi ungu dan kacang merah yang berbeda yaitu F1 (100:0), F2 (90:10), F3 (80:20), dan F4 (70:30). Parameter yang diteliti pada studi ini adalah daya terima (kesukaan) panelis, proksimat (kadar air, kadar abu, KH, protein, dan lemak), aktivitas antioksidan, gula pereduksi, kadar antosianin, dan kadar serat pangan dari snack bar yang paling disukai.Hasil: Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa snack bar F3 adalah formula yang paling disukai oleh panelis. Fomula terpilih (F3) memenuhi persyaratan mutu fisik dan kandungan zat gizi yang baik yaitu protein (7,823%), lemak (4,38%) dan KH (81,857%). Snack bar ini juga mengandung aktivitas antioksidan yang sangat kuat yaitu (34,079 ppm), kadar gula pereduksi (3,56%), kadar antosianin (11,45 mg/kg), dan kadar serat (16,32%).Kesimpulan: Snack bar pada penelitian ini memiliki mutu fisik dan kimia yang sesuai dengan persyaratan mutu serta mengandung protein yang tinggi, lemak yang rendah, serta kandungan serat yang tinggi. Snack bar ini juga memiliki aktivitas antioksidan yang sangat kuat karena kandungan antosianinnya yang tinggi serta mengandung gula reduksi yang rendah sehingga snack bar ini layak untuk dikonsumsi oleh penderita diabetes mellitus.
Formulation Fermented Milk with Prebiotics from Beetroot (Beta vulgaris L.) and Yellow Sweet Potato (Ipomoea batatas L.) for Improvement Viability lactic acid bacteria Cantika Zaddana; Fitria Dewi Sulistiyono; Novi Fajar Utami; Eka Novia Indriyani; Sara Nurmala
JURNAL SAINS NATURAL Vol. 12 No. 3 (2022): Sains Natural
Publisher : Universitas Nusa Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (996.182 KB) | DOI: 10.31938/jsn.v12i3.397

Abstract

Fermented milk is milk that is fermented by lactic acid bacteria (LAB). LAB can improve the immune system in the human body. The amount of LAB can be increased by the addition of prebiotics. Prebiotics can be found in various natural food sources, including beetroot and yellow sweet potato. This study aimed to determine the effect of adding beetroot and yellow sweet potato prebiotics to the amount of LAB in fermented milk. The research design was experimental using Completely Randomized Design (CRD). There were 6 Formulas which was F1 (0% beetroot: 0% yellow sweet potato); F2(10% beetroot:0% yellow sweet potato); F3(0% beetroot:10% yellow sweet potato); F4(5% beetroot: 5% yellow sweet potato); F5 (6% beetroot:4% yellow sweet potato); F6 (4% beetroot:6% yellow sweet potato). Analysis of the amount of LAB of fermented milk using the TPC method. Proximate analysis using SNI and AOAC methods. The analysis of fermented milk selected from the results of the number of LAB and the hedonic test was F6. The results of the study showed that number of LAB 8 x 108 CFU/mL; pH 3,984; water content 81,46%; 0,61% ash content; protein content 2,36%; fat content 3,48%; carbohydrate content 12,09%; Pb contamination 0,01 mg/kg; Hg contamination <0,005 mg/kg; negative Coliform and Salmonella bacteria contamination; and organoleptically preferred by the panelists. In conclusion, fermented milk F6 with the addition of 4% beetroot and 6% yellow sweet potato can increase the amount of LAB.Keywords: fermented milk; lactic acid bacteria; prebiotics; beetroot; yellow sweet potato ABSTRAKFormulasi Susu Fermentasi dengan Prebiotik dari umbi Bit (Beta vulgaris L.) dan Ubi Jalar Kuning (Ipomoea batatas L.) untuk Peningkatan Viabilitas Bakteri Asam Laktat Susu fermentasi merupakan susu yang difermentasikan oleh bakteri asam laktat (BAL). Dalam jumlah yang cukup BAL dapat meningkatkan sistem kekebalan imun pada tubuh manusia. Jumlah BAL dapat meningkat dengan penambahan prebiotik. Prebiotik dapat ditemukan dalam berbagai sumber pangan di alam, salah satunya yaitu umbi bit   dan ubi jalar kuning. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan prebiotik umbi bit  dan ubi jalar kuning terhadap jumlah BAL pada susu fermentasi. Desain penelitian, yaitu eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Terdapat 6 Formula yaitu F1 (0% umbi bit: 0% ubi jalar kuning); F2(10% umbi bit:0% ubi jalar kuning); F3(0% umbi bit:10% ubi jalar kuning); F4(5% umbi bit: 5% ubi jalar kuning); F5 (6% umbi bit:4% ubi jalar kuning); F6 (4% umbi bit:6% ubi jalar kuning). Analisis jumlah BAL susu fermentasi menggunakan metode TPC. Analisis proksimat menggunakan metode SNI dan AOAC. Analisis susu fermentasi terpilih dari hasil jumlah BAL dan hasil uji hedonik adalah F6 (umbi bit 4% dan ubi jalar kuning 6%). Hasil penelitian yaitu jumlah BAL 8 x 108 CFU/mL; nilai pH 3,984; kadar air  81,46%; kadar abu 0,61%; kadar protein 2,36%; kadar lemak 3,48%; kadar karbohidrat 12,09%; kadar cemaran Pb 0,01 mg/kg; kadar cemaran Hg <0,005 mg/kg; negatif cemaran bakteri Coliform dan Salmonella; dan secara organoleptik disukai oleh panelis. Kesimpulan, susu fermentasi dengan penambahan umbi bit 4% dan ubi jalar kuning 6% dapat meningkatkan jumlah BAL.Kata kunci: susu fermentasi, bakteri asam laktat, prebiotik, umbi bit, ubi jalar kuning