Claim Missing Document
Check
Articles

Found 40 Documents
Search

Tawkil Wali Perkawinan Masyarakat Pesantren Perspektif Fenomenologi Alfred Schutz Nurcholis, Moch.; Massaid, Achmad Zaki
Minhaj: Jurnal Ilmu Syariah Vol. 6 No. 2 (2025): Juli
Publisher : Lembaga Penerbitan Jurnal Ilmiah Institut Agama Islam Bani Fattah Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini menganalisis praktik tawkil wali dalam masyarakat pesantren menggunakan pendekatan fenomenologi Alfred Schutz. Fokus kajian diarahkan untuk mengungkap motif-motif yang melatarbelakangi tindakan menyerahkan hak wali kepada Kiai dalam pernikahan santri. Dengan menggunakan kategori because motive dan in-order-to motive yang dikembangkan Schutz, artikel ini menunjukkan bahwa praktik tersebut tidak semata-mata tindakan legal-formal, melainkan mengandung makna sosial dan religius yang mendalam. Dalam komunitas pesantren, Kiai bukan sekadar tokoh agama, tetapi juga figur spiritual yang menjadi pusat otoritas moral dan sosial. Oleh karena itu, praktik menyerahkan wali kepada Kiai saat akad nikah tidak hanya bertumpu pada argumentasi fikih yang membolehkan, tetapi juga dibangun atas kesadaran sosial dan relasi kultural antara santri dan Kiai. Melalui pendekatan Schutz, praktik ini dianalisis dari dua sudut pandang: motif masa lalu yang membentuk tindakan sekarang (because motive), seperti tradisi penghormatan kepada Kiai dan pengalaman hidup di pesantren, serta motif ke depan (in-order-to motive), seperti harapan mendapat berkah, penguatan relasi spiritual, dan penciptaan kesakralan dalam prosesi pernikahan. Temuan menunjukkan bahwa tindakan tawkil wali memiliki makna simbolik yang kuat sebagai ekspresi kesalehan, ketundukan, dan harapan atas masa depan rumah tangga yang diridlai secara spiritual. Kajian ini merekomendasikan agar pemahaman terhadap praktik hukum keagamaan di komunitas muslim tradisional selalu mempertimbangkan dimensi subjektif dan sosial dari pelakunya.
Fikih Maqasid dalam Fatwa Majelis Ulama Indonesia tentang Penggunaan Vaksin Covid-19 Produk Astrazeneca Moch. Nurcholis
Tribakti: Jurnal Pemikiran Keislaman Vol. 32 No. 2 (2021): Tribakti: Jurnal Pemikiran Keislaman
Publisher : Universitas Islam Tribakti (UIT) Lirboyo Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33367/tribakti.v32i2.1741

Abstract

The rapid advancement of fiqh discourse has reached a thematic study phase and has shifted to a philosophical style. The philosophical type can be carried out through an integrated combination of fiqh and maqasid al-shari‘ah to produce a fiqh maqasid discourse in the Indonesian Ulama Council’s Fatwa Number 14 of 2021. Fiqh maqasid epistemology also needs to be addressed in this discourse. Efforts to reveal the existence of fiqh maqasid in the MUI fatwa and its epistemological building in this study used content analysis methods and Islamic legal philosophy as the approach. This research concludes that the fiqh maqasid paradigm has been applied in the MUI fatwa by using tarjih based on maqasid al-shari‘ah. In the realm of epistemology, fiqh maqasid originates from transcendental texts supported by ijma‘, and qawa’id al-fiqh. The paradigm in fiqh maqasid involves an integral relationship between ushul al-fiqh, fiqh, reality, maqasid al-shari‘ah, and qawa’id al-fiqh. While the truth in fiqh maqasid is based on the pragmatic theory of truth using instruments of utility, workability, satisfactory consequences.
Saintifikasi Hukum Islam dalam Kasus Mahram Sepersusuan (Rad{a>’ah) Perspektif Sains Kedokteran dengan Teknik Komparasi Illat Hukum (Silogisme) Febrianto, Ahmad Amin; Nurcholis, Moch.; Muhibbulloh, Muhammad Za'im
The Indonesian Journal of Islamic Law and Civil Law Vol 5 No 1 (2024): April
Publisher : Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama Tuban

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51675/jaksya.v5i1.737

Abstract

Ketentuan tentang mahram sebab persamaan asupan air susu ibu (ASI) dimaknai oleh sarjana muslim klasik sebagai ajaran dogmatis semata. Dalam perkembangan selanjutnya dunia sains mengungkap data-data saintifik terkait persoalan kandungan ASI. Artikel ini berupaya mengkaitkan temuan sains yang rasional dengan ajaran agama yang bersifat dogmatis tersebut. Pertanyaan dalam artikel ini berkisar pada persoalan dampak ASI terhadap seorang anak perspektif sains kedokteran dan rasionalisasi mahram radha’ah dalam Islam perspektif sains kedokteran terhadap penetapan mahram seseorang anak. Persoalan tersebut penting untuk diungkap agar nilai-nilai ajaran agama dapat dipahami secara rasional oleh dunia modern. Penelitian kualitatif ini menggunakan data kepustakaan. Data kepustakaan diperoleh melalui metode dokumentasi. Data yang telah terkumpul dianalisis menggunakan metode komparatif dengan paradigma berfikir induktif, penarikan kesimpulan menggunakan teknik siklus interaktif yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman. Artikel ini menyimpulkan dua hal. Pertama, ASI memiliki dampak yang signifikan terhadap tumbuh kembang bayi di awal masa kelahirannya, yakni sebagai asupan sempurna, pengawal bagi penyakit dan alergi dengan resiko kematian, menyempurnakan perkembangan otak dan mental, serta pembelajaran dari sisi psikis, sosial dan emosional. Kedua, alasan yang menyebabkan menyusui bayi dapat menjadikan mahram adalah disamakan dengan alasan mahram karena hubungan nasab, yaitu terdapat bagian dari tubuh orang tua yang masuk kedalam bayi dan menjadi bagian darinya. Telah ditemukan juga kesamaan manfaat dan kandungan yang terdapat didalam ASI sebagai perwakilan dari mahram sepersusuan dan mani sebagai perwakilan dari mahram sebab nasab.
Pendampingan Minat dan Bakat Santri TPQ Ad-Adawam Melalui Program Ekstrakurikuler Pondok Romadlon di Desa Semen, Kecamatan Paron, Kabupaten Ngawi Ubaidillah, M. Abi Mahrus; Dian Erwanto; Moch. Nurcholis; Moh. Tamim Ngizamul Ngulya; Muhammad Rizky Gymnastiar; Muhamad Maftuh; M. Nidhom Fahmi; Ahmad Azky Asfiya’; Muhammad Khoirin Najah; Muhammad Umar Taufiq
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Desa (JPMD) Vol. 6 No. 2 (2025): JPMD
Publisher : LP3M IAIFA Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The development of students' interests and talents at TPA/TPQ Ad Adawam, Semen Village, is a vital element in fostering a high-quality and competitive generation. This study highlights the importance of a systematic mentoring approach in exploring students' potential, covering aspects of character development, skills, and self-confidence. Despite challenges such as limited resources and a lack of experienced educators, the program aims to create a positive and inspiring learning environment. The research employs the ABCD (Asset-Based Community Development) approach, consisting of five stages: Discovery, Dream, Design, Define, and Destiny. Through these stages, students are guided to identify and plan their future based on their respective interests and talents. The results of the program indicate an increase in student participation in extracurricular activities, particularly in areas such as calligraphy, adhan (Islamic call to prayer), and public speaking. The success of the program is supported by competent educators, relevant curricula, and community involvement. These findings affirm that the development of students' interests and talents brings benefits not only on an individual level but also positively impacts the community by shaping a generation better prepared for future challenges.
Fikih Maqasid dalam Fatwa Majelis Ulama Indonesia tentang Penggunaan Vaksin Covid-19 Produk Astrazeneca Moch. Nurcholis
Tribakti: Jurnal Pemikiran Keislaman Vol. 32 No. 2 (2021): Tribakti: Jurnal Pemikiran Keislaman
Publisher : Universitas Islam Tribakti (UIT) Lirboyo Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33367/tribakti.v32i2.1741

Abstract

The rapid advancement of fiqh discourse has reached a thematic study phase and has shifted to a philosophical style. The philosophical type can be carried out through an integrated combination of fiqh and maqasid al-shari‘ah to produce a fiqh maqasid discourse in the Indonesian Ulama Council’s Fatwa Number 14 of 2021. Fiqh maqasid epistemology also needs to be addressed in this discourse. Efforts to reveal the existence of fiqh maqasid in the MUI fatwa and its epistemological building in this study used content analysis methods and Islamic legal philosophy as the approach. This research concludes that the fiqh maqasid paradigm has been applied in the MUI fatwa by using tarjih based on maqasid al-shari‘ah. In the realm of epistemology, fiqh maqasid originates from transcendental texts supported by ijma‘, and qawa’id al-fiqh. The paradigm in fiqh maqasid involves an integral relationship between ushul al-fiqh, fiqh, reality, maqasid al-shari‘ah, and qawa’id al-fiqh. While the truth in fiqh maqasid is based on the pragmatic theory of truth using instruments of utility, workability, satisfactory consequences.
Analisis Teori Keadilan John Rawls Dalam Penentuan Nafkah Madliyah Pada Perkara Cerai Talak di Pengadilan Agama Kabupaten Jombang Nurcholis, Moch.; Izzah, Ayra Channifah Fahrun
Tafáqquh: Jurnal Penelitian Dan Kajian Keislaman Vol. 12 No. 2 (2024): Desember
Publisher : INSTITUT AGAMA ISLAM BANI FATTAH (IAIBAFA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52431/tafaqquh.v12i2.3212

Abstract

Pada perkara cerai talak dalam putusan Pengadilan Agama Kabupaten Jombang, nominal nafkah madliyah yang terkandung dalam setiap putusan berbeda-beda, sedangkan hakim yang ditunjuk untuk menangani perkara tersebut sama. Hal ini menunjukkan ketidak konsisten-an hakim dalam menentukan besaran nafkah madliyah. Dari sinilah timbul dua permasalah yang akan dikaji dalam penelitian ini; pertama, Bagaimana pertimbangan hakim dalam menentukan besaran nafkah madliyah pada perkara cerai talak dalam putusan yang ditetapkan oleh hakim Pengadilan Agama Jombang? Kedua, Bagaimana pertimbangan hakim dalam menentukan besaran nafkah madliyah pada perkara cerai talak perspektif teori keadilan John Rawls? Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan dengan menggunakan pendekatan studi kasus dan pendekatan konseptual. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data yang didapat kemudian dianalisis dengan pola deduktif-induktif. Dari penelitian ini, penulis menyimpulkan bahwa hakim Pengadilan Agama Jombang dalam menentukan besaran nafkah madliyah pada perkara cerai talak menggunakan pertimbangan 1. Kesepakatan bersama dalam mediasi; 2. Melihat penghasilan pekerjaan suami; 3. Jumlah nominal kebiasaan yang sudah berjalan ketika memberikan nafkah kepada istri; 4. Kesediaan suami. Kedua, hakim pengadilan agama jombang dalam menentukan besaran nafkah madliyah pada perkara cerai talak dengan ketiga prinsip-prinsip keadilan John Rawls diantaranya Equal Liberty Of Principle (prinsip kebebasan yang sama), Difference Principle (prinsip perbedaan), dan Equal Opportunity Principle (prinsip persamaan kesempatan) sudah selaras dan berkesinambungan dalam masing-masing prinsip.
PEMBERDAYAAN MEDITOR LOKAL SEBAGAI PROBLEM SOLVER DALAM SENGKETA PERCERAIAN MASYARAKAT MUSLIM DESA KALISAT PASURUAN Salam, Nor; Nurcholis, Moch.; Junaidin, Junaidin
ABDIMASY: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 2 No. 1 (2023): Juni 2023
Publisher : LPPM Institut Agama Islam Bani Fattah Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52431/abdimasy.v2i1.2009

Abstract

The activity with the theme “Empowering Local Meditors as Problem Solvers in Divorce Disputes in the Muslim Community of Kalisat Pasuruan Village” was motivated by the presence of a Supreme Court Regulation (PERMA) with one of its “doctrines” namely the validity of mediators who are entitled to mediate in divorce disputes are mediators consisting of judges or non-judge but certified mediators. This has implications for the "oppression" of local mediators with a wealth of functional insight into the life of village communities. For this reason, in this mentoring program, we use Asset Based Community Development (ABCD) as the approach used. This departs from the initial assumption that local mediators have the ability and insight that are functional in people's lives, primarily related to divorce dispute resolution. Through this mentoring program, there is an increase in the understanding of mediators in understanding and practicing mediation which is known outside the provisions of fiqh, as a companion to the abilities they already have.
Kompetensi Pedagogik Guru Dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Siswa MTs Nurcholis, Moch.; Arifah, Nur; Almahiroh, Fatmawati; Najwa, Laila Nurin; Nadiroh, Intan; Masrury, Farhan
ABDIMASY: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 3 No. 1 (2024): Juni
Publisher : LPPM Institut Agama Islam Bani Fattah Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52431/abdimasy.v3i1.3042

Abstract

Kompetensi pedagogic guru merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru, kemampuan ini memberikan gambaran umum tentang setiap guru dalam mengelola kelas saat pembelajaran serta mampu meningkatakan kualitas hasil pembelajaran peserta didik. Sedangkan kualitas pembelajaran adalah tingkat keefektifan proses pembelajaran dalam mencapai tujuan pembelajaran. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan kualitas pembelajaran melalui peningkatan aktifitas belajar dan peningkatan prestasi belajar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kompetensi pedagogic dalam meningkatkan kualitas pembelajaran siswa MTs-MA Al Anwar Cangkringrandu Perak Jombang. Metode penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan observasi langsung dan wawancara. Adapun hasil penelitian ini adalah Kompetensi Pedagogik guru merupakan salah satu bentuk penilaian kualitas pembelajaran, kualitas pembelajaran merupakan tingkat keefektifan dalam proses pembelajaran untuk mecapai tujuan pembelajaran. Namun fakta di lapangan penggunaan kurikulum pesantren mengakibatkan kompetensi pedagogic guru tidak berjalan semestinya karena ketimpangan jam mengajar antara mata pelajaran umum dan agama sehingga peningkatan kualitas pembelajaran masih belum menyeluruh.
Perhitungan Weton di Desa Banjaragung Sebagai Upaya Mewujudkan Keluarga Sakinah dalam Perspektif ‘Urf Rinwanto, Rinwanto; Aditama, Pepsi Juwita; Supriyadi, Imam; Nurcholis, Moch.
Minhaj: Jurnal Ilmu Syariah Vol. 5 No. 2 (2024): Juli
Publisher : Lembaga Penerbitan Jurnal Ilmiah Institut Agama Islam Bani Fattah Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52431/minhaj.v5i2.3003

Abstract

Tradisi perhitungan weton sebelum pernikahan adalah sebuah tradisi yang di jalankan oleh masyarakat desa banjaragung kecamatan rengel kabupaten tuban, namun fiqih munakahat sebagai acuan hukum islam tidak ada aturan khusus tentang memperbolehkan atau melarang tradisi tersebut. Sehinga tradisi tersebut dalam aplikasinya masih menjadi perdebatan antara tradisi masyarakat yang berjalan dan hukum islam. Masalah inilah yang menjadi titik fokus dan kajian oleh peneliti. Penelitian ini di harapkan memberikan jawaban terhadap rumusan masalah (1) Bagaimana Praktek Perhitungan Weton Untuk Pernikahan Dalam Perspektif Urf di Desa Banjaragung? (2) Bagaimana Persepsi Masyarakat Terhadap Praktek Perhitungan Weton Dalam Proses Pernikahan Di Desa Banjaragung?. Penelitian ini bertujuan untuk (1) untuk mengetahui bagaimana proses penentuan hari nikah melalui weton jawa di desa banjaragung rengel (2) untuk mengetahui bagaimana persepsi masyarakat terhadap praktek perhitungan weton dalam proses pernikahan di desa banjaragung. Pendekatan dalam penelitian ini mengunakan kualitatif dengan metode deskriptif untuk menggali makna dan fungsi weton dalam kehidupan sehari-hari masyarakat desa banjaragung serta bagaimana perhitungannya dilihat dari sudut pandang urf. Data di peroleh melalui studi kasus, wawancara mendalam dengan masyarakat yang sudah menikah dan menggunakan perhitungan weton dalam pernikahannya dan para ahli/ sesepuh desa banjaragung yang menghitung weton, dan observasi langsung di lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perhitungan weton memiliki landasan yang kuat dalam tradisi masyarakat desa banjaragung dan masih dipraktikkan hingga saat ini. Dari perspektif 'urf, weton dianggap sah dan memiliki nilai-nilai positif selama tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip dasar syariat Islam. Selain itu, weton juga berfungsi sebagai sarana memperkuat ikatan sosial dan budaya dalam masyarakat. Penelitian ini menyimpulkan bahwa perhitungan weton dalam perspektif 'urf dapat dijadikan sebagai salah satu bentuk kearifan lokal yang perlu dilestarikan dan diapresiasi. Dalam konteks modern, penting untuk memahami dan menghargai tradisi-tradisi lokal seperti weton, sambil tetap memperhatikan kesesuaian dengan ajaran Islam.
The Epistemology of Ijtihad Irsyadi in Fatwas: A Deconstruction of Takhrij Mażhabi through Case Studies of the Lirboyo Fatwa Council Ibtihajuddin, Muhammad; Fattaah, Abdul; Nurcholis, Moch.; Muhammad, Zakka Asvi Auful Shohi
Jurnal Al-Hakim: Jurnal Ilmiah Mahasiswa, Studi Syariah, Hukum dan Filantropi Vol. 7 No. 2 November 2025
Publisher : Fakultas Syariah, Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22515/jurnalalhakim.v7i02.12412

Abstract

The rigidity of the takhrīj mażhabi methodology in pesantren fatwa traditions necessitates a new epistemological approach that is more responsive to contemporary realities. This study aims to explore ijtihād irsyādi as a methodological alternative that maintains continuity with classical tradition while enabling contextual creativity grounded in maqāṣid al-sharī’ah. Employing a qualitative-descriptive-analytical-exploratory approach and a case study method focused on the fatwas of the Lajnah Bahtsul Masail (LBM) Lirboyo from 2019 to 2024, the analysis reveals significant epistemological transformation in istinbath structures. Key findings demonstrate that ijtihād irsyadī prioritizes maslahat (public interest), referential flexibility, and social interpretation as legal foundations, replacing the deductive-formalistic patterns of madhhab-based takhrīj. This approach reinterprets classical authority through maqāṣid frameworks without negating its legitimacy, as evidenced in the 2023 BPJS Healthcare fatwa that teleologically reconstructs social insurance concepts via taḥrīr al-mafhūm (conceptual liberation), tanqīḥ al-manāṭ (ratio legis purification), and ta'līl maqāṣidī (teleological justification). The novelty lies in articulating an adaptive, integrative fatwa epistemology that proactively engages temporal dynamics, offering a reformative paradigm for Indonesian pesantren fatwa methodologies and a substantive contribution to renewing contemporary Islamic legal thought.