Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pelatihan Penguasaan Tensis Bahasa Inggris menggunakan Smart Fingers Technique (SFT) bagi Siswa SMA di Kabupaten Pandeglang Sudirman, Ade; Yunitasari, Ika; Munawaroh, Tatu; Pratama, Aghy Gilar; Rois, Irfan; Herliana, Mita; Rohmawan, Syahrul; Nadiya, Nadiya
Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol 10 No 2 (2025): Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat
Publisher : Universitas Mathla'ul Anwar Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30653/jppm.v10i2.1267

Abstract

Penguasaan Bahasa Inggris yang baik dapat diperoleh dengan cara banyak praktik langsung dan itu hanya bisa disempurnakan melalui tata bahasa. Dalam pembelajaran tata bahasa terdapat beberapa materi salah satunya adalah tensis. Terdapat 16 jenis tensis yang jika dikuasai akan sangat membantu siswa dalam memahami Bahasa Inggris. Faktanya, beberapa siswa di sekolah merasa bahwa tensis itu materi yang sulit dan membosankan karena mereka hanya diajarkan rumus tensis dan disuruh menghafalkannya. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan penguasaan tensis siswa dalam menghafal nama 16 tensis dalam 10 menit; tahu nama dan rumus tensis dengan satu kali melihat kalimat; mengubah 16 rumus tensis menjadi 32 rumus dengan satu langkah; dan mampu menjawab soal tipe Structure and Written Expression. Metode yang digunakan berupa pelaksanaan workshop bagi siswa 30 siswa di SMA Plus Malnu Pusat Menes. Tahapan pelaksanaan meliputi pemaparan tipe, cara menggunakan dan fungsi dari Smart Fingers Technique, kemudian diikuti dengan diskusi, tanya jawab, dan pemberian tugas mandiri. Hasil dari pelatihan adalah terdapat 85% dari 30 siswa peserta yang mampu hafal nama-nama 16 tensis dilengkapi dengan rumus dan fungsinya tanpa melihat kamus. Selain itu, mereka meningkat kesadarannya dalam memahami peran penting tensis. Kesimpulannya pelatihan ini memberikan dampak yang positif terhadap pengetahuan tensis Bahasa Inggris siswa. Good English Language Proficiency can be acquired through a lot of direct practice, and it can only be perfected through grammar. In learning grammar there are several materials, one of which is tenses. There are 16 types of tenses that if mastered will greatly help students in understanding English. In fact, some students in schools feel that tenses are difficult and boring material because they are only taught tense formulas and told to memorize them. This training aims to improve the mastery of student’s tenses in memorizing the names of 16 tenses in 10 minutes; knowing the names and tense formulas by looking at a sentence once; changing 16 tense formulas into 32 formulas in one step; and being able to answer questions of the Structure and Written Expression type. The method used was a workshop for 30 students at SMA Plus Malnu Pusat Menes. The stages included the presentation of the type, how to use and function of the Smart Fingers Technique, then followed by discussion, questions and answers, and giving independent assignments. The result of training was that 85% of the 30 student participants were able to memorize the names of 16 tenses complete with formulas and functions without looking at a dictionary. In addition, they increased their awareness in understanding the important role of tenses. In conclusion, this training has a positive impact on students' English tense knowledge.
Edukasi dan Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik bagi Petani di Desa Perdana Kecamatan Sukaresmi Susilawati, Susilawati; Sahrudin, Sahrudin; Saadiah, Siti; Suhertika, Rita; Oktaviani, Siti; Romdana, Dede; Gufron, Davis; Salimatussadah, Ayu; Yusrina, Naeli; Nahraeni, Sutra; Aprianti, Dewi; Solichah, Jamilatus; Sulistiana, Ilma; Septiani, Putri; Linggandani, Adi; Rois, Irfan; Rosdiana, Dian; Ramadhan, Danu Rizki; Makarim, Fahry Zainal; Arifin, M. Zaenul; Nissa, Wahdatun; Widiawati, Windi; Nur, Yessie Septiani; Maulidah, Zahrotul
Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol 10 No 2 (2025): Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat
Publisher : Universitas Mathla'ul Anwar Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30653/jppm.v10i2.1079

Abstract

Mayoritas petani di daerah Perdana berprofesi sebagai petani tanaman padi, palawija dan tanaman semusim lainnya. Untuk menghasilkan tanaman pangan yang subur dan hasil yang melimpah dibutuhkan penanganan yang baik seperti memberikan pupuk yang berkualitas dan berimbang. Saat ini petani menggunakan pupuk berbahan kimia dengan alasan mudah didapat namun tidak memikirkan dampak buruk jangka panjang yang akan dialami seperti (1) memicu gangguan Kesehatan; (2) merusak kesuburan tanah; (3) pencemaran air; dan (4) pemusnahan mikroorganisme. Oleh karena itu mahasiswa KKN kelompok 07 berkerjasama dengan penyuluh pertanian mengadakan penyuluhan berupa edukasi manfaat pupuk organik dan pelatihan pembuatan pupuk organik di Desa Perdana. Edukasi dan pelatihan pembuatan pupuk organik bertujuan merubah perilaku dan cara berfikir para petani di Desa Perdana agar mau memanfaatkan limbah tanaman padi menjadi pupuk supaya menghasilkan tanaman yang subur, menghasilkan bahan pangan yang melimpah dan sehat serta lebih ekonomis. Dalam edukasi dan pelatihan pembuatan pupuk ini menggunakan teknik komunikasi langsung dan pendekatan kelompok berupa penyuluhan. Hasil evaluasi prestest dan postest mendapatkan score ideal efektifitas 80% dan mendapatkan N-Gain Score kategori sedang yaitu 0.5. Pelaksanaan kegiatan penyuluhan berjalan lancar dan efektif. Para peserta bersemangat untuk mengaplikasikan hasil pelatihan dan meminta pendampingan dari penyuluh pertanian. Most farmers in the Perdana region are engaged in cultivating rice, secondary crops, and other seasonal plants. To produce fertile crops with abundant yields, proper management is essential, such as providing quality and balanced fertilizers. Currently, farmers use chemical fertilizers due to their availability, without considering the long-term negative impacts, which include (1) health problems, (2) soil fertility degradation, (3) water pollution, and (4) destruction of microorganisms. Therefore, KKN student group 07, in collaboration with agricultural extension workers, organized an outreach program in Perdana village to educate farmers about the benefits of organic fertilizers and to train them in making organic fertilizers. The purpose of this education and training is to change the behavior and mindset of farmers in Perdana village to utilize rice plant waste for fertilizer, thereby producing fertile crops, abundant and healthy food, and achieving greater economic efficiency. The education and training employed direct communication techniques and group approaches, including outreach sessions. Evaluation results from pre-tests and post-tests achieved an ideal effectiveness score of 80% and an N-Gain Score of 0.5, indicating a moderate improvement. The outreach activities were conducted smoothly and effectively, and participants were enthusiastic about applying the training results and requested continued support from agricultural extension workers.
An Analysis of Students’ Speaking Anxiety at the Eleventh Grade of Sman 11 Pandeglang in Academic Year 2024/2025 Rois, Irfan; Gumelar, Rizdki Elang; Riandi
Jurnal Bahasa Inggris Terapan Vol. 11 No. 2 (2025): Oktober 2025 [IN PROGRESS]
Publisher : Jurusan Bahasa Inggris - Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35313/jbit.v11i2.6604

Abstract

This study investigates the factors and types of speaking anxiety experienced by eleventh-grade students at SMAN 11 Pandeglang during the 2024/2025 academic year. Speaking anxiety is a common issue in foreign language learning that can negatively affect students’ performance, confidence, and motivation. The research focuses on four major factors contributing to speaking anxiety: low English proficiency, lack of familiarity with the task, low confidence, and fear of making mistakes. Before distributing the questionnaire, short interviews were conducted with two students one male and one female to gain initial insights into their feelings and difficulties when speaking English in class. These interviews ensured that the questionnaire items were clear, relevant, and contextually appropriate. The questionnaire, which aimed only to identify the types and factors of anxiety without influencing students’ emotions, was administered to 25 students. The results revealed that fear of making mistakes was the dominant factor (27.1%), followed by lack of familiarity with the task (25.9%), lack of confidence (24.6%), and low English proficiency (22.3%). Regarding the types of anxiety, trait anxiety was found to be slightly more prevalent (51.5%) than state anxiety (48.4%). Data were collected through questionnaires and classroom observations, providing a comprehensive understanding of students’ anxiety experiences. These findings emphasize the need for English teachers to foster a supportive and low-anxiety classroom environment by offering constructive feedback, designing familiar and engaging speaking tasks, and helping students build self-confidence in their language learning process.