Claim Missing Document
Check
Articles

Found 34 Documents
Search

HUBUNGAN PENGETAHUAN SUAMI DENGAN PEMAKAIAN METODE KONTRASEPSI VASEKTOMI Harisva, Renny; Mugiati, Mugiati; Risneni, Risneni
Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik Vol 10, No 2 (2014): Jurnal Keperawatan
Publisher : Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang Bandar Lampung Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (103.132 KB)

Abstract

Rendahnya partisipasi pria dalam ber KB dapat memberikan dampak negatif bagi kaum wanita karena dalam kesehatan reproduksi tidak hanya kaum wanita saja yang selalu berperan aktif. Menurut data dari Puskesmas Hanura Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran tahun 2012 memiliki PUS 4.818 dengan jumlah KB aktif 4.027 dengan rincian penggunaan alat kontrasepsi pria sebagai berikut MOP 23 (0,4%), dan Kondom 126 (3,2%). Akseptor KB vasektomi / MOP terendah adalah di desa Sidodadi hanya 1 orang. Penelitian ini bertujuan  untuk Diperoleh hubungan pengetahuan suami dengan pemakaian metode kontrasepsi vasektomi di Desa Sidodadi Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran Tahun 2014. Rancangan penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel yang digunakan sebanyak 78 suami pasangan usia subur diambil menggunakan teknik Proportional Stratified RandomSampling. Pengambilan Data menggunakan Data primer yaitu data yang diambil secara langsung kepada suami pasangan usia subur di desa Sidodadi. Analisis data yang digunakan yaitu univariat dan bivariat.Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 78 responden didapatkan pengetahuan suami dengan pemakaian metode kontrasepsi vasektomi terbanyak dalam kategori baik sebesar 56,4%, pemakaian metode kontrasepsi vasektomi sebesar 30,8%, dan ada hubungan pengetahuan suami dengan pemakaian metode kontrasepsi vasektomi dengan P-value = 0,001. Sehingga dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan pengetahuan dengan pemakaian metode kontrasepsi vasektomi. Saran peneliti untuk peneliti lain, diharapkan bisa sebagai bahan penambah informasi tentang hubungan pengetahuan suami dengan pemakaian metode kontrasepsi vasektomi dan bagi tempat penelitian diharapkan untuk lebih meningkatkan upaya dalam mempromosikan tentang KB, sehingga suami dapat ikut serta dalam menjadi akseptor KB khususnya vasektomi.
HUBUNGAN TEKNIK MENYUSUI DENGAN TERJADINYA LECET PUTING SUSU PADA IBU NIFAS Risneni, Risneni
Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik Vol 11, No 2 (2015): Jurnal Keperawatan
Publisher : Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang Bandar Lampung Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (38.689 KB)

Abstract

Puting susu lecet merupakan salah satu masalah dalam menyusui yang disebabkan trauma pada putting susu saat menyusui, selain itu dapat pula terjadi retak dan pembentukkan celah-celah. Sebanyak 57% ibu yang menyusui dilaporkan pernah menderita puting susu lecet. World Health Organization (WHO) memperkirakan setiap tahun terdapat 1 - 1,5 juta bayi meninggal dunia karena tidak diberi ASI secara eksklusif. Masalah puting susu lecet di BPM Wirahayu Panjang Bandar Lampung Tahun 2015 sebanyak 35 kasus atau sebesar (58,3%) dari 60 ibu menyusui. Tujuan penelitian ini adalah untuk diketahuinya hubungan teknik menyusui dengan terjadinya lecet puting susu di BPM Wirahayu Panjang Bandar Lampung Tahun 2015Desain penelitian yang digunakan adalah analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian yaitu seluruh ibu nifas di BPS Wirahayu Panjang Bandar Lampung pada Bulan April-Mei Tahun 2015 yang berjumlah 40 orang dan sampel sebanyak 60 orang. Pengambilan sampel menggunakan Accidental Sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan lembar observasi. Teknik analisis data univariat dengan menggunakan presentase dan bivariat dengan chi-square.Dari hasil penelitian didapatkan ibu yang menyusui bayinya dengan teknik menyusui yang salah dan mengalami kejadian lecet puting susu sebanyak 24 orang atau sebesar (68,6%). Hasil uji statistic dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara teknik menyusui dengan terjadinya lecet puting susu pada ibu nifas dengan p-value 0,025 dan OR 3,879.Dari hasil diatas, bagi petugas kesehatan diharapkan agar dapat lebih mensosialisasikan faktor-faktor pencetus yang perlu dihindari untuk mencegah terjadinya lecet puting susu khususnya cara atau teknik menyusui yang benar.
PERBEDAAN EFEKTIFITAS POVIDONE IODINE DENGAN AIR REBUSAN DAUN BINAHONG TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM PADA IBU POSTPARTUM DI BPM WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN 2017 riyanti riyanti imron; risneni risneni
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Sakai Sambayan Vol 2 No 2 (2018)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jss.v2i2.57

Abstract

Berdasarkan data Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) jumlah laserasi atau luka perineum di Indonesia pada tahun 2013 menemukan bahwa dari total 1951 kelahiran spontan pervaginam, 57% ibu bersalin mengalami rupture dan mendapat jahitan perineum (Depkes RI,2013). Upaya untuk mencegah terjadinya infeksi laserasi perineum dapat diberikan dengan terapi farmakologis iodine atau obat-obatan lainnya dan terapi non farmakologis berupa daun binahong. BPM Jamilah merupakan BPM yang ada di wilayah kerja Dinas Kesehatan Lampung Selatan, berdasarkan hasil presurvei awal pada bulan April di BPM Jamilah di dapatkan dara jumlah ibu yang melahirkan sebanyak 30 orang, yang mengalami rupture sebanyak 18 orang, rata – rata perawatan luka di berikan bethadin cair dan rata-rata penyembuhan luka perineum lebih dari 10 hari. Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui perbedaan efektifitas povidone iodine dengan air rebusan daun binahong terhadap penyembuhan luka perineum pada ibu postpartum di BPM wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2017. Jenis penelitian ini menggunakan True Experimental post test only Design.. Populasi dalam penelitian ini semua ibu postpartum yang megalami laserasi perineum yang melahirkan pervaginam di BPM wilayah Kerja dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Selatan. Sampel yang di ambil sebanyak 80 responden yang di bagi menjadi 2 kelompok dengan intervensi yang berbeda. yaitu 40 ibu post partum di berikan perawatan laserasi dengan Povidone Iodine dan 40 responden menggunakan rebusan Daun Binahong. Data yang di kumpulkan adalah data primer dengan 3 kali obsevasi. Data di olah dengan. menggunakan uji T independen, proses pengolahan data menggunakan komputer. Hasil penelitian ini di dapatkan ibu post partum yang di berikan perawatan laserasi dengan Povidone Iodine lama penyembuhan luka yang terbanyak selama ≥7 hari yaitu 38 responden (95%) dengan rata- rata lama penyembuhan 8 hari , sedangkan responden menggunakan rebusan Daun Binahong penyembuhan luka terbanyak 5 hari dengan luka kering 20 responden (50%).Lama penyembuhan rata-rata 5 hari. Berdasarkan hasil uji statistik dengan T Test diperoleh Uji beda T test p value = 0,000.< 0,05 sehingga H0 di tolak artinya, bahwa ada perbedaan yang signifikan antara penyembuhan luka perineum dengan menggunakan Povidone iodine dan air rebusan daun Binahong di Praktik Mandiri Bidan Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2017 Peneliti menyarankan bagi petugas kesehatan terutama bidan agar terus meningkatkan penyuluhan/konseling serta perawatan luka perineum dengan menggunakan rebusan air rebusan daun binahong.
Hubungan Status Pekerjaan Ibu Dengan Pemberian Asi Eksklusif Di BPM Wirahayu Panjang Bandar Lampung Arie Fitriani; Jupri Kartono; Risneni R
Jurnal Kesehatan Panca Bhakti Lampung (JKPBL) Vol 6 No 1 (2018)
Publisher : LPPM STIKes Panca Bhakti Bandar Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (180.194 KB) | DOI: 10.47218/jkpbl.v6i1.39

Abstract

Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dapat menurunkan resiko kematian akibat infeksi saluran nafas akut dan diare. Namun persentase pemberian ASI eksklusif pada bayi 0 -6 bulan di Provinsi Lampung 52,58% pada tahun 2013. Angka ini bila dibandingkan dengan target Nasional masih dibawah target yang diinginkan (80%). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan status pekerjaan ibu dengan pemberian ASI ekslusif di BPM Wirahayu Panjang Bandar Lampung. Desain penelitian bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah ibu yang memiliki bayi usia 6-24 bulan di BPM Wirahayu Panjang Bandar Lampung yang berjumlah 114 orang dan sampel sebanyak 97 orang. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Analisa data yang digunakan dalam penelitian ialah analisa univariat dan analisa bivariat dengan uji Chi-Square (x2). Hasil penelitian didapatkan ibu bekerja yang tidak memberikan ASI eksklusif sebanyak 36 orang (92,3%).Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh ada hubungan ibu bekerja dengan pemberian ASI eksklusif di BPM Wirahayu Panjang Bandar Lampung dengan p-value =0,000 (p-value < 0,05) dan didapati OR = 11,200 yang berarti ibu tidak bekerja mempunyai peluang 11,200 kali untuk dapat memberikan ASI secara Eksklusif dibandingkan ibu bekerja. Dari hasil diatas diharapkan bagi petugas kesehatan mampu memotivasi, memberikan bimbingan dan penyuluhan manajemen menyusui dikalangan ibu guna mencapai pemberian ASI eksklusif. Bagi instansi pendidikan sebagai bahan pembelajaran dan sebagai sumber bacaan serta bahan pustaka bagi mahasiswi kebidanan Panca Bhakti. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian selanjutnya melalu variabel yang belum diteliti.
KOMPETENSI BIDAN DALAM PENANGANAN AWAL PEB DAN EKLAMSIA PADA BIDAN PRAKTIK MANDIRI Yeyen Putriana; Risneni Risneni
Jurnal Keperawatan Vol 11, No 1 (2015): Jurnal Keperawatan
Publisher : Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (54.859 KB) | DOI: 10.26630/jkep.v11i1.526

Abstract

Penyebab kematian ibu akibat hamil, bersalin dan nifas, di Indonesia telah bergeser. 10 tahun sebelumnya didominasi oleh perdarahan, saat ini adalah akibat Pre eklamsia dan eklamsia. Bidan sebagai pemberi pelayanan kesehatan ibu dan anak merupakan lini pertama dalam memberikan pelayanan dasar kepada ibu diberikan kewenangan untuk melayani ibu dalam kondisi gawat darurat untuk kemudian di rujuk kerumah sakit yang lebih lengkap sarananya. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis kompetensi bidan dalam penanganan awal PEB dan Eklamsia di Bidan Praktik Mandiri apakah sudah sesuai dengan standar Pelayanan Kebidanan. Penelitian ini adalah penelitian survey.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bidan di kota Bandar Lampung yang melayanani praktik mandiri. Besar sampel ditentukan sebanyak 25 % dari total populasi yaitu sebanyak 42 orang, tehnik sampling yang digunakan adalah tehnik sampling proporsional. pengambilan data dengan kuesioner, analisis menggunakan univariat. Hasil penelitian ditemukan kompetensi bidan dalam kategori baik ada 9 orang (21%), kategori cukup 25 orang (60%), kategori kurang baik 8 orang (19%). Saran kepada Dinas Kesehatan kota Bandar Lampung dan IBI untuk mengadakan pelatihan kegawatdarutan bagi bidan praktik mandiri. 
HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN MOLA HIDATIDOSA PADA SATU RUMAH SAKIT DI PROVINSI LAMPUNG Risneni Risneni
Jurnal Keperawatan Vol 12, No 2 (2016): Jurnal Keperawatan
Publisher : Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (295.122 KB) | DOI: 10.26630/jkep.v12i2.595

Abstract

Mola hidatidosa merupakan kondisi kehamilan yang tidak normal, komplikasi yang dapat terjadi perdarahan yang hebat sampai syok, perdarahan berulang yang dapat menyebabkan anemia, infeksi sekunder, perforasi karena keganasan dan karena tindakan, dan menjadi ganas (PTG), kira-kira 18-20% kasus akan menjadi koriokarsinoma. Kematian akibat mola hidatidosa  di negara berkembang masihberkisar 2,2 - 5,7%, disebabkan perdarahan, infeksi, eklampsi, payah jantung atau tirotoksikosis. Di Provinsi Lampung angka kejadian masih cukup tinggi, data di RS Tingkat IV.02.07.04 Bandar Lampung tahun 2014,  25 kasus dari 965 orang ibu hamil yang melakukan antenatal care(1:38). Di RSUD Liwa, Lampung Barat,  tahun 2015, 12 kasus dari 608 orang ibu hamil yang melakukan antenatal care (1:50). Di RSUD Dr. Hi. Abdoel Moeloek Provinsi Lampung, tahun 2014, 53 kasus dari 1164 orang ibu hamil yang melakukan antenatal care (1 : 21). Tujuan penelitian Untuk mengetahui hubungan usia dan paritas dengan kejadian mola hidatidosa di RSUD Dr. Hi. Abdoel Moeloek Provinsi Lampung tahun 2015. Penelitian  korelasi dengan desain case control. Populasinya  seluruh ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan di RSUD Dr. Hi. Abdoel Moeloek Provinsi Lampung tahun 2015. sampel 53 kasus ibu hamil dengan mola hidatidosa,  perbandingan 1:1 untuk kontrol. Analisis univariat diperoleh keterangan bahwa 31,1% responden yang berusia < 20 tahun atau >35 tahun dan 53,8% ibu hamil yang multipara. Analisis bivariat Ada hubungan antara faktor usia dengan kejadian mola hidatidosa di RSUD Dr. Hi.  Abdoel Moeloek Provinsi Lampung tahun 2015 ( p value = 0,036), Tidak ada hubungan antara faktor paritas dengan kejadian mola hidatidosa di RSUD Dr. Hi.  Abdoel Moeloek Provinsi Lampung tahun 2015 (p value = 1,000).
HUBUNGAN PEMBERIAN KONSELING OLEH BIDAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI IUD TERHADAP AKSEPTOR KB Risneni Risneni; Helmi Yeni
Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Vol 6, No 1 (2013): Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/jkm.v6i1.712

Abstract

Abstrak. Rekapitulasi hasil pendataan keluarga berencana di wilayah Dinas Kesehatan Kabupaten Pesawaran, bulan Januari – Desember 2011 terdapat 5.909 PUS (10.4%) yang ikut serta dalam pemakaian KB IUD dari 56.724 PUS peserta KB aktif. Beberapa faktor memilih menggunakan metode lain seperti suntik sebanyak 24.916 orang (43.9%), pil 17.780 orang (31.3%), implant 6.826 orang (12%), MOW sebanyak 509 orang (0.9%) dan yang menggunakan MOP sebanyak 784 orang (1.4%). Tujuan penelitian adalah diketahuinya hubungan pemberian konseling oleh bidan dengan pemilihan alat kontrasepsi IUD terhadap akseptor KB di Wilayah Kerja Puskesmas Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran Tahun 2012. Rancangan penelitian adalah analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi penelitian adalah bidan di wilayah kerja Puskesmas Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran sebanyak 80 orang. Sampel yang diambil dalam penelitian total Populasi. Jenis data yang digunakan adalah data primer yang alat pengumpulan data berupa kuesioner dan diolah dengan bantuan komputer dengan analisis univariat dan  uji Chi-square (c2). Hasil penelitian diperoleh ada hubungan antara pemberian konseling oleh bidan dengan pemilihan alat kontrasepsi IUD pada akseptor KB di Wilayah Kerja Puskesmas  Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran tahun 2012 dengan p-value = 0,026 dan OR=5,571. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kompetensi bidan di Puskesmas Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran tahun 2012 dalam memberikan asuhan kebidanan pada akseptor KB khususnya konseling tentang KB IUD,  sehingga akseptor KB akan tepat dalam memilih alat kontrasepsi yang sesuai dengan kebutuhan dan kesehatannya
PENDAMPINGAN ANEMIA PADA REMAJA DAN PERSIAPAN MENGHADAPI MENARCHE DI SMP TRI SUKSES NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN Putriana, Yeyen; Risneni, Risneni; Sulistianingrum, Lely
Jurnal Perak Malahayati: Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 5, No 2 (2023): Volume 5 Nomor 2 November 2023
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jpm.v5i2.12790

Abstract

 Dalam upaya meningkatkan kesehatan ibu tentu tidak dimulai saat seorang wanita hamil saja. Diperlukan persiapan seorang remaja yang sehat agar menjadi ibu yang sehat. Remaja yang sehat diawali dengan pra pubertas yang sehat pula. Saat ini Indonesia sedang giat melaksanakan penanggulangan stunting. Stunting diawali oleh seorang ibu hamil yang tidak sehat dan mengalami kekurangan energy protein dan anemia sejak remaja. Data hasil Riskesdas tahun 2018 remaja putri mengalami anemia yaitu 48,9%, dengan proporsi anemia ada di kelompok umur 15-24 tahun dan 25-34 tahun. Faktor yang menyebabkan tingginya angka kejadian anemia pada remaja diantaranya rendahnya asupan zat besi dan zat gizi lainnya misalnya vitamin A, vitamin C, folat, riboflavin dan vitamin B12, kesalahan dalam konsumsi zat besi misalnya konsumsi zat besi bersamaan dengan zat lain yang dapat mengganggu penyerapan zat besi tersebut. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Menurut WHO,remaja adalah individu berusia 12 sampai 24 tahun yang belum menikah dan masih tergantung pada orang tua. Remaja didefinisikan sebagai pertumbuhan, transisi dan perkembangan anak secara fisik,mental dan emosional mulai dari usia rata-rata 12-20 tahun (Ismainar, 2016). Permulaan masa remaja ditandai dengan perubahan fisik, hormonal, psikologis dan sosial yang signifikan berhubungan dengan mencapai kematangan seksual. Salah satu proses kematangan seksual adalah datangnya menarche, didefinisikan sebagai siklus menstruasi pertama, perdarahan menstruasi pertama (Santrock, 2017). Menarche adalah lapisan dinding rahim yang mengalami pembusukan atau menstruasi yang mengandung pembuluh darah dan pertama kali dialami oleh remaja putri pada masa pubertas (Baharudin, 2019). Menarche dapat memiliki keunikan fisiologis dan psikologis pada gadis remaja, memengaruhi persepsi mereka tentang realitas kehidupan baik pada masa remaja maupun dewasa. Menarche biasanya terjadi antara usia 12 tahundan 14 tahun. Remaja dalam menghadapi menarche akan memberikan perbedaan tanggapan keduanya, baik tanggapan negatif dan positif. Respon negatif yang ditunjukkan oleh anak yang mengalami menarche adalah kecemasan, kebingungan, ketidakpastian, ketidaknyamanan sehingga akan memengaruhi anak dalam menghadapi menstruasi pertama. (Gaikwad, 2018). Ketidaktahuan dan kurangnya informasi tentang menarche juga salah satunya penyebab kecemasan pada remaja dalam menghadapi menstruasi pertamanya. Di negara berkembang, sebagian masyarakat masih menganggap informasi tentang menarche sebagai hal yang tabu, dan masih ada budaya diam dan keyakinan atau persepsi negatif yang diturunkan dari generasi ke generasi. Oleh karena itu, pemberian informasi dan pendidikan diperlukan untuk menciptakan kesiapan menghadapi menarche sehingga anak perempuan dapat melewati masa pertama dan selanjutnya siklus haid lancar. Problematika kaum remaja dapat terjadi sehubungan dengan adanya perbedaan kebutuhan (motif) dan aktualisasi dari kemampuan penyesuaian diri (adaptasi) remaja terhadap lingkungan tempat hidupnya dan tumbuh berkembang sebagai seorang pribadi manusia dan makhluk sosial. Masa transisi ini merupakan masa yang kritis bagi remaja, disaat muncul keinginan lepas mandiri dari ketergantungan orang tua, rasa ingin tahu yang berlebihan dan mulai rentan terhadap perilaku beresiko.
Edukasi Tanda Bahaya pada Kehamilan, Pencegahan Anemia dan Persiapan Menyusui pada ibu hamil di Desa Marga Agung Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan Putriana, Yeyen; Risneni, Risneni; Sulistianingrum, Lely
Jurnal Perak Malahayati: Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 5, No 1 (2023): Volume 5, Nomor 1, MEI 2023
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jpm.v5i1.10267

Abstract

Kematian ibu di Indonesia sebagian besar terjadi pada saat kehamilan, persalinan dan nifas sebesar 90% pada tahun 2009. Penyebab langsung kematian ibu adalah perdarahan sebesar 28%, eklamsia sebesar 24%, infeksi sebesar 11%. Penyebab tidak langsung adalah kurang energi kronik selama kehamilan sebesar 37% dan anemia kehamilan sebesar 40% (Depkes RI, 2014). Angka Kematian Ibu (AKI masih di kisaran 305 per 100.000 Kelahiran Hidup, belum mencapai target yang ditentukan yaitu 183 per 100.000 KH di tahun 2024.Defisiensi zat besi merupakan masalah nutrisi utama di negara-negara berkembang dan penyebab utama anemia di dunia. Hemoglobin merupakan indikator yang paling sering digunakan untuk skrining anemia defisiensi zat besi. Wanita usia subur adalah golongan yang paling rentan terkena anemia. Pemberian tablet tambah darah merupakan salah satu upaya pemerintah dalam pencegahan anemia defisiensi besi. Upaya tersebut masih belum maksimal karena berbagai hambatan diantaranya kurangnya kesadaran masyarakat untuk pencegahan dan pengendalian anemia terutama untuk melakukan cek kadar hemoglobin, status ekonomi juga memengaruhi pemenuhan kebutuhan makanan tinggi zat besi.Pemberian ASI eksklusif sangat penting diberikan pada bayi bagi peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) sejak dini. Sesuai dengan tujuan SDGs tahun 2030 yaitu dengan pemberian ASI eksklusif dapat meningkatkan kesehatan ibu anak, menyumbang 302 Milyar USD tiap tahunnya pada pemasukan ekonomi dunia, dan dapat menekan pengeluaran untuk membeli susu formula sehingga lebih hemat dan ramah lingkungan. Selain itu juga, pemberian ASI dapat menurunkan risiko kematian bayi sekitar 13%. Mengingat Angka Kematian Neonatal  (AKN) di Indonesia pada tahun 2012  masih tinggi sebesar 19 per 1.000 kelahiran hidup, angka tersebut berkontribusi 59% terhadap kematian bayi. Di negara berkembang pemberian ASI telah berhasil menyelamatkan sekitar 1,5 juta bayi per tahun dari kematian dan kesakitan, atas dasar tersebut World Health Organization (WHO) merekomendasikan untuk hanya memberikan ASI sampai bayi berusia 6 bulan.Puskesmas Karang Anyar merupakan salah satu puskesmas yang menjadi mitra Pusat unggulan (Center of Excellence) Jurusan Kebidanan di bidang manajemen laktasi. Wilayah kerja Puskesmas Karang Anyar meliputi 12 Desa. Tingginya angka kehamilan dan angka menyusui di desa tersebut memerlukan upaya pengelolaan kesehatan yang baik agar derajat kesehatan ibu dan anak dapat tercapai dengan maksimal. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan edukasi kepada ibu hamil.Kegiatan Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada ibu hamil, dan kader tentang tanda bahaya kehamilan, pencegahan anemia dan persiapan menyusui serta pentingnya ASI eksklusif. Kegiatan berjalan dengan baik dan telah dilaksanakan Pada Tanggal 20 Maret 2023 di Posyandu Melati Desa Marga Agung. Jumlah peserta yang hadir sebanyak 35 orang. Peserta mendapatkan Edukasi pentingnya mengenal tanda bahaya kehamilan, anemia dan persiapan pemberian ASI bagi ibu hamil. Diharapkan kegiatan ini dapat bermanfaat bagi ibu hamil dalam meningkatkan pengetahuan ibu tentang tanda bahaya pada periode kehamilan sangat penting. Hal ini dikarenakan ibu dapat lebih cepat mengetahui apabila ada masalah kesehatan dalam dirinya dan mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Kata kunci : Tanda Bahaya Kehamilan, Anemia, Persiapan Pemberian ASI
PENDAMPINGAN IBU HAMIL DALAM PERSIAPAN MENYUSUI DAN PEMBERIAN MAKAN BAYI DAN ANAK (PMBA) USIA 6-24 BULAN DI REJOMULYO KECAMATAN JATI AGUNG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN Putriana, Yeyen; Risneni, Risneni; Sulistianingrum, Lely
Jurnal Perak Malahayati: Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 6, No 1 (2024): Volume 6 Nomor 1 Mei 2024
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jpm.v6i1.15316

Abstract

 Masa sejak konsepsi hingga dua tahun pertama kehidupan anak merupakan periode emas yang menentukan kualitas kehidupan. Nutrisi yang adekuat selama periode tersebut menjadi dasar bagi perkembangan potensi setiap anak. WHO (World Health Organization) merekomendasikan Pemberian Makan pada Bayi dan Anak (PMBA) yang tepat meliputi Inisiasi Menyusu Dini (IMD) segera setelah lahir minimal selama 1 jam, pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif sampai usia 6 bulan, memberikan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) mulai usia 6 bulan, dan meneruskan pemberian ASI sampai usia 2 tahun atau lebih.Kegiatan Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pendampingan dan edukasi kepada ibu hamil dan ibu menyusui di Posyandu Melati Rejomulyo, mengenai pentingnya persiapan menyusui dan pemberian makan bayi dan anak usia 6-24 bulan. Bentuk kegiatan ini dengan memberikan penyuluhan dan membagikan leaflet kepada ibu hamil dan ibu yang memiliki bayi balita di posyandu melati Rejomulyo Lampung Selatan.Metode pada pengabdian masyarakat ini dengan ceramah, tanya jawab dan pembagian leaflet. Kegiatan berjalan dengan baik dan telah dilaksanakan pada tanggal 16 Januari 2024 di Posyandu Melati Rejomulyo Lampung Selatan. Jumlah peserta  sebanyak 70 orang. Peserta mendapatkan edukasi pentingnya persiapan menyusui dan pemberian makan bayi dan anak usia 6-24 bulan.Diharapkan kegiatan ini dapat bermanfaat dan dapat memotivasi ibu  dalam persiapan menyusui dan pemberian makan bayi dan anak usia 6-24 bulan, sehingga tumbuh kembang anak optimal.