Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

HUBUNGAN PERSALINAN PRESENTASI BOKONG DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA BAYI BARU LAHIR DI RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMPUNG UTARA Putriana, Yeyen
Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik Vol 12, No 2 (2016): Jurnal Keperawatan
Publisher : Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang Bandar Lampung Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (421.794 KB)

Abstract

Pada persalinan presentasi bokong dengan cara pervaginam, kelahiran kepala yang lebih lama dari 8 menit setelah umbilicus dilahirkan, akan membahayakan kehidupan janin. Selain itu, bila janin bernafas sebelum hidung dan mulut lahir dapat membahayakan, karena mucus yang terhisap dapat menyumbat jalan nafas. Bahaya asfiksia janin juga terjadi akibat tali pusat yang menumbung. Di RS. M Yusuf Kotabumi Lampung Utara tahun 2012 sebanyak  291 (47,3%) kasus asfiksia dari 615 persalinan, dari 96 kasus presentasi  bokong yang mengalami asfiksia 53 orang (55,2%).Tujuan penelitian adalahMengetahui Hubungan persalinan presentasi bokong dengan kejadian asfiksia bayi baru lahir di RS M. Yusuf Kotabumi Lampung Utara tahun 2013.Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik dengan pendekatancase control. Populasi pada penelitian ini adalah  seluruh bayi baru lahir pada tahun 2012 berjumlah 615 orang. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 164 orang 82 untuk kasus dan 82 untuk kontrol.Hasil penelitian didapat Sebagian besar 53,5% ibu bersalin yang tidak mengalami letak sungsang. Sebagian besar 60,5% bayi baru lahir mengalami asfiksia. Terdapat hubungan antara presentasi sungsang (Letak bokong) dengan kejadian asfiksia bayi baru lahir yaitu dapat dilihat dari nilai p.value 0,005. Sedangkan odd rasio/ faktor resiko (OR) yaitu 4,101, artinya ibu yang bersalin dengan presentasi bokong kemungkinan 4,101 kali  bayinya mengalami asfiksia bayi baru lahir dibandingkan dengan ibu yang tidak presentasi bokong. Adapun kegiatan yang mungkin dapat dilakukan yaitu penyuluhan tentang pentingnya ANC secara teratur sesuai standar. Untuk dapat mendeteksi secara dini angka kejadian Letak bokong, maka hendaknya ibu  hamil selalu memeriksakan kehamilannya kepada tenaga kesehatan yang kompeten agar komplikasi dalam kehamilan dan persalinan dapat dideteksi secara dini dan dapat ditangani segera sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu ataupun bayinya. 
Efektifitas Perawatan Metode Kangguru (PMK) dan Terapi Murottal terhadap Peningkatan Berat Badan dan Suhu pada Bayi BBLR Putriana, Yeyen; Aliyanto, Warjidin
Jurnal Kesehatan Vol 9, No 1 (2018): Jurnal Kesehatan
Publisher : Politeknik Kesehatan Tanjungkarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (487.531 KB) | DOI: 10.26630/jk.v9i1.731

Abstract

Infants with low birth weight (LBW) are at high risk of health problems. LBW infants require special care to minimize the risk of infant mortality. LBW treatments apart from the treatment in the incubator and kangaroo mother care (KMC). This study was to determine the increase in body weight and body temperature through murottal therapy as one of the stimulations of nursing LBW infants. The research design was quasi-experimental with pretest control group design. The study was conducted at Dr. H Abdul Moeloek Hospital (RSUAM) Bandar Lampung. The population of the study was all babies of LBW treated in the RSUAM Perinatology Room. Sampling technique was using probability sampling. The sample size was determined using different hypothesis test formula. The results showed there were differences in weight and body temperature increase on days II, III and IV in the intervention group. This study recommends the use of morottal therapy in the treatment of LBW with KMC.  Because therapy morottal system works similar to therapy music that causes a sense of comfort and improves sleep patterns baby.
COMMUNITY MIDWIFERY CARE COMPETENCIES RELATED TO IMPLEMENT OF CARE COMMUNITY Putriana, Yeyen
Jurnal Penelitian STIKES Kediri Vol 5, No 2 (2012): Desember 2012
Publisher : Jurnal Penelitian STIKES Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (238.708 KB)

Abstract

One of the measurement on the qualification of higher education is the presence of relevance between the product resulted and the needs of the community as its client.  The purpose of this study was to analyze the relevance (relationship) between the mastery of knowledge competency of community midwifery care and Public Health Sciences. This type of this  research is with cross-sectional approach using proportionate stratified random sampling technique, has been conducted to 40 respondents D-3 midwifery graduates who served as rural midwife and implemented PHN programs in the village. Competence variable and ability to implement PHN programs were measured by questionnaire witha Likert scale of 1−5. Statistical tests using Pearson Correlation. The results of this study showed that the correlation between the mastery of knowledge competency of community midwifery care and Public Health Sciences. The correlation between community Midwifery care skills with the ability to implement PHN was not meaningful and very low, the attitude towards PHN with the ability to implement PHN had a very strong and meaningful correlation p <0.05. The conclusion of this study showed that positive midwives’ attitude toward PHN efforts and midwives’ ability to implement PHN have very strong and meaningful relevance.
Edukasi Meningkatkan Produksi ASI Pada Ibu Menyusui Dan Gerakan Tanam Katu, Kelor,Kacang-kacangan Di Desa Jati Mulyo Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan Fithri, Yulida; Putriana, Yeyen; Rosmadewi, Rosmadewi
Jurnal Perak Malahayati: Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 5, No 2 (2023): Volume 5 Nomor 2 November 2023
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jpm.v5i2.12811

Abstract

Puskesmas Karang Anyar merupakan salah satu puskesmas yang menjadi mitra Pusat unggulan (Center of Excellence) Jurusan Kebidanan di bidang manajemen laktasi.  Wilayah kerja puskesmas Karang Anyar meliputi 12 Desa. Berdasarkan Data Puskesmas Karang Anyar Tahun 2021 jumlah bayi dan balita di Posyandu Teratai 2 Desa Jati Mulyo sebanyak 120 anak. Tercatat 52 Ibu menyusui bayinya. Menyusui memerlukan upaya pengelolaan kesehatan yang baik agar derajat kesehatan ibu dan anak dapat tercapai dengan maksimal. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan edukasi cara meningkatkan produksi ASI dan memberikan dukungan agar ibu menyusui bersedia mengkonsumsi makanan bergizi termasuk sayur-sayuran.Kegiatan Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan bibit tanaman sayur katuk, kelor dan kacang tanah sebagai bahan konsumsi sayur untuk meningkatkan produksi ASI. Selain itu edukasi kepada ibu menyusui dan kader tentang upaya meningkatkan produksi ASI juga diberikan.  Kegiatan berjalan dengan baik dan telah dilaksanakan Pada Tanggal 15 September 2022 di dua tempat yaitu penanaman kelor katu dan kacang yang dilaksanakan di kebun tanaman obat dan sayur milik Desa Jatimulyo. Dan pemberian edukasi di Posyandu teratai 2. Jumlah peserta yang hadir sebanyak 64 orang. Diharapkan kegiatan ini dapat bermanfaat dan dapat memotivasi ibu untuk sukses menyusui  dan meningkatkan motivasi pentingnya konsumsi sayur untuk ibu menyusui. Kata kunci : Edukasi, Menyusui, Produksi ASI 
PENDAMPINGAN ANEMIA PADA REMAJA DAN PERSIAPAN MENGHADAPI MENARCHE DI SMP TRI SUKSES NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN Putriana, Yeyen; Risneni, Risneni; Sulistianingrum, Lely
Jurnal Perak Malahayati: Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 5, No 2 (2023): Volume 5 Nomor 2 November 2023
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jpm.v5i2.12790

Abstract

 Dalam upaya meningkatkan kesehatan ibu tentu tidak dimulai saat seorang wanita hamil saja. Diperlukan persiapan seorang remaja yang sehat agar menjadi ibu yang sehat. Remaja yang sehat diawali dengan pra pubertas yang sehat pula. Saat ini Indonesia sedang giat melaksanakan penanggulangan stunting. Stunting diawali oleh seorang ibu hamil yang tidak sehat dan mengalami kekurangan energy protein dan anemia sejak remaja. Data hasil Riskesdas tahun 2018 remaja putri mengalami anemia yaitu 48,9%, dengan proporsi anemia ada di kelompok umur 15-24 tahun dan 25-34 tahun. Faktor yang menyebabkan tingginya angka kejadian anemia pada remaja diantaranya rendahnya asupan zat besi dan zat gizi lainnya misalnya vitamin A, vitamin C, folat, riboflavin dan vitamin B12, kesalahan dalam konsumsi zat besi misalnya konsumsi zat besi bersamaan dengan zat lain yang dapat mengganggu penyerapan zat besi tersebut. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Menurut WHO,remaja adalah individu berusia 12 sampai 24 tahun yang belum menikah dan masih tergantung pada orang tua. Remaja didefinisikan sebagai pertumbuhan, transisi dan perkembangan anak secara fisik,mental dan emosional mulai dari usia rata-rata 12-20 tahun (Ismainar, 2016). Permulaan masa remaja ditandai dengan perubahan fisik, hormonal, psikologis dan sosial yang signifikan berhubungan dengan mencapai kematangan seksual. Salah satu proses kematangan seksual adalah datangnya menarche, didefinisikan sebagai siklus menstruasi pertama, perdarahan menstruasi pertama (Santrock, 2017). Menarche adalah lapisan dinding rahim yang mengalami pembusukan atau menstruasi yang mengandung pembuluh darah dan pertama kali dialami oleh remaja putri pada masa pubertas (Baharudin, 2019). Menarche dapat memiliki keunikan fisiologis dan psikologis pada gadis remaja, memengaruhi persepsi mereka tentang realitas kehidupan baik pada masa remaja maupun dewasa. Menarche biasanya terjadi antara usia 12 tahundan 14 tahun. Remaja dalam menghadapi menarche akan memberikan perbedaan tanggapan keduanya, baik tanggapan negatif dan positif. Respon negatif yang ditunjukkan oleh anak yang mengalami menarche adalah kecemasan, kebingungan, ketidakpastian, ketidaknyamanan sehingga akan memengaruhi anak dalam menghadapi menstruasi pertama. (Gaikwad, 2018). Ketidaktahuan dan kurangnya informasi tentang menarche juga salah satunya penyebab kecemasan pada remaja dalam menghadapi menstruasi pertamanya. Di negara berkembang, sebagian masyarakat masih menganggap informasi tentang menarche sebagai hal yang tabu, dan masih ada budaya diam dan keyakinan atau persepsi negatif yang diturunkan dari generasi ke generasi. Oleh karena itu, pemberian informasi dan pendidikan diperlukan untuk menciptakan kesiapan menghadapi menarche sehingga anak perempuan dapat melewati masa pertama dan selanjutnya siklus haid lancar. Problematika kaum remaja dapat terjadi sehubungan dengan adanya perbedaan kebutuhan (motif) dan aktualisasi dari kemampuan penyesuaian diri (adaptasi) remaja terhadap lingkungan tempat hidupnya dan tumbuh berkembang sebagai seorang pribadi manusia dan makhluk sosial. Masa transisi ini merupakan masa yang kritis bagi remaja, disaat muncul keinginan lepas mandiri dari ketergantungan orang tua, rasa ingin tahu yang berlebihan dan mulai rentan terhadap perilaku beresiko.
Edukasi Tanda Bahaya pada Kehamilan, Pencegahan Anemia dan Persiapan Menyusui pada ibu hamil di Desa Marga Agung Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan Putriana, Yeyen; Risneni, Risneni; Sulistianingrum, Lely
Jurnal Perak Malahayati: Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 5, No 1 (2023): Volume 5, Nomor 1, MEI 2023
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jpm.v5i1.10267

Abstract

Kematian ibu di Indonesia sebagian besar terjadi pada saat kehamilan, persalinan dan nifas sebesar 90% pada tahun 2009. Penyebab langsung kematian ibu adalah perdarahan sebesar 28%, eklamsia sebesar 24%, infeksi sebesar 11%. Penyebab tidak langsung adalah kurang energi kronik selama kehamilan sebesar 37% dan anemia kehamilan sebesar 40% (Depkes RI, 2014). Angka Kematian Ibu (AKI masih di kisaran 305 per 100.000 Kelahiran Hidup, belum mencapai target yang ditentukan yaitu 183 per 100.000 KH di tahun 2024.Defisiensi zat besi merupakan masalah nutrisi utama di negara-negara berkembang dan penyebab utama anemia di dunia. Hemoglobin merupakan indikator yang paling sering digunakan untuk skrining anemia defisiensi zat besi. Wanita usia subur adalah golongan yang paling rentan terkena anemia. Pemberian tablet tambah darah merupakan salah satu upaya pemerintah dalam pencegahan anemia defisiensi besi. Upaya tersebut masih belum maksimal karena berbagai hambatan diantaranya kurangnya kesadaran masyarakat untuk pencegahan dan pengendalian anemia terutama untuk melakukan cek kadar hemoglobin, status ekonomi juga memengaruhi pemenuhan kebutuhan makanan tinggi zat besi.Pemberian ASI eksklusif sangat penting diberikan pada bayi bagi peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) sejak dini. Sesuai dengan tujuan SDGs tahun 2030 yaitu dengan pemberian ASI eksklusif dapat meningkatkan kesehatan ibu anak, menyumbang 302 Milyar USD tiap tahunnya pada pemasukan ekonomi dunia, dan dapat menekan pengeluaran untuk membeli susu formula sehingga lebih hemat dan ramah lingkungan. Selain itu juga, pemberian ASI dapat menurunkan risiko kematian bayi sekitar 13%. Mengingat Angka Kematian Neonatal  (AKN) di Indonesia pada tahun 2012  masih tinggi sebesar 19 per 1.000 kelahiran hidup, angka tersebut berkontribusi 59% terhadap kematian bayi. Di negara berkembang pemberian ASI telah berhasil menyelamatkan sekitar 1,5 juta bayi per tahun dari kematian dan kesakitan, atas dasar tersebut World Health Organization (WHO) merekomendasikan untuk hanya memberikan ASI sampai bayi berusia 6 bulan.Puskesmas Karang Anyar merupakan salah satu puskesmas yang menjadi mitra Pusat unggulan (Center of Excellence) Jurusan Kebidanan di bidang manajemen laktasi. Wilayah kerja Puskesmas Karang Anyar meliputi 12 Desa. Tingginya angka kehamilan dan angka menyusui di desa tersebut memerlukan upaya pengelolaan kesehatan yang baik agar derajat kesehatan ibu dan anak dapat tercapai dengan maksimal. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan edukasi kepada ibu hamil.Kegiatan Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada ibu hamil, dan kader tentang tanda bahaya kehamilan, pencegahan anemia dan persiapan menyusui serta pentingnya ASI eksklusif. Kegiatan berjalan dengan baik dan telah dilaksanakan Pada Tanggal 20 Maret 2023 di Posyandu Melati Desa Marga Agung. Jumlah peserta yang hadir sebanyak 35 orang. Peserta mendapatkan Edukasi pentingnya mengenal tanda bahaya kehamilan, anemia dan persiapan pemberian ASI bagi ibu hamil. Diharapkan kegiatan ini dapat bermanfaat bagi ibu hamil dalam meningkatkan pengetahuan ibu tentang tanda bahaya pada periode kehamilan sangat penting. Hal ini dikarenakan ibu dapat lebih cepat mengetahui apabila ada masalah kesehatan dalam dirinya dan mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Kata kunci : Tanda Bahaya Kehamilan, Anemia, Persiapan Pemberian ASI
PENDAMPINGAN IBU HAMIL DALAM PERSIAPAN MENYUSUI DAN PEMBERIAN MAKAN BAYI DAN ANAK (PMBA) USIA 6-24 BULAN DI REJOMULYO KECAMATAN JATI AGUNG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN Putriana, Yeyen; Risneni, Risneni; Sulistianingrum, Lely
Jurnal Perak Malahayati: Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 6, No 1 (2024): Volume 6 Nomor 1 Mei 2024
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jpm.v6i1.15316

Abstract

 Masa sejak konsepsi hingga dua tahun pertama kehidupan anak merupakan periode emas yang menentukan kualitas kehidupan. Nutrisi yang adekuat selama periode tersebut menjadi dasar bagi perkembangan potensi setiap anak. WHO (World Health Organization) merekomendasikan Pemberian Makan pada Bayi dan Anak (PMBA) yang tepat meliputi Inisiasi Menyusu Dini (IMD) segera setelah lahir minimal selama 1 jam, pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif sampai usia 6 bulan, memberikan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) mulai usia 6 bulan, dan meneruskan pemberian ASI sampai usia 2 tahun atau lebih.Kegiatan Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pendampingan dan edukasi kepada ibu hamil dan ibu menyusui di Posyandu Melati Rejomulyo, mengenai pentingnya persiapan menyusui dan pemberian makan bayi dan anak usia 6-24 bulan. Bentuk kegiatan ini dengan memberikan penyuluhan dan membagikan leaflet kepada ibu hamil dan ibu yang memiliki bayi balita di posyandu melati Rejomulyo Lampung Selatan.Metode pada pengabdian masyarakat ini dengan ceramah, tanya jawab dan pembagian leaflet. Kegiatan berjalan dengan baik dan telah dilaksanakan pada tanggal 16 Januari 2024 di Posyandu Melati Rejomulyo Lampung Selatan. Jumlah peserta  sebanyak 70 orang. Peserta mendapatkan edukasi pentingnya persiapan menyusui dan pemberian makan bayi dan anak usia 6-24 bulan.Diharapkan kegiatan ini dapat bermanfaat dan dapat memotivasi ibu  dalam persiapan menyusui dan pemberian makan bayi dan anak usia 6-24 bulan, sehingga tumbuh kembang anak optimal. 
The Relationship Of Knowledge With Students Attitude And Behavior Regarding Free Sex Putriana, Yeyen; Risneni, Risneni; Pranajaya, R
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 10, No 11 (2024): Volume 10 No.11 November 2024
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkm.v10i11.18249

Abstract

Latar belakang banjirnya imformasi mengenai seks bebas melalui media online via smarthandphone, berdampak pada lemahnya pemahaman mahasiswa  mengenai pendidikan seksual yang benar.  Imformasi yang kurang tepat tentang seks bebas dapat menyebabkan mahasiswa  berprilaku ke arah seks bebas. Banyak mahasiswa  melakukan seks bebas karena penasaran atau rasa ingin tahu tentang seks. Tujuan penelitian ini adalah menganalisa hubungan pengetahuan dengan sikap dan prilaku remaja tentang seks bebas .Metode :Penelitian ini menggunakan desain korelasi dengan pendekatan cross sectional . Tempat penelitian di Poltekkes Tanjungkarang jurusan  kebidanan semester 1. Jumlah populasi  148 responden. Dengan menggunakan tehnik sampling purposive  ditentukan sejumlah 49 sampel. Variabel independent penelitian ini adalah pengetahuan mahasiswa tentang seks bebas .Variabel dependen adalah sikap dan prilaku seks . penelitian di laksanakan pada bulan oktober 2024. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner . Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat chisquare.Hasil penelitian di peroleh 23 responden  (46,9%) memiliki pengetahuan yang baik terhadap seks bebas dan 28 responden (53%)  pengetahuan dalam tingkat cukup . Dari 49  responden memiliki sikap  negative  terhadap seks bebas ada 31 (63,1%) dan 18 (36,6%) responden memiliki prilaku positif dalam seks bebas . dalam perilaku pacaran  terdapat  responden yang berpacaran  10 (20,4%) dan ada 39 (79,6%) yang tidak pacaran. hasil perhitungan dengan uji statistic  chi square hubungan pengetahuan dengan sikap  diperoleh p = value 0,009 < 0,05 ( signifikan 5%) dan hasil perhitungan hubungan pengetahuan dengan prilaku seks bebas diperoleh p = value  0,483.Kesimpulan terdapat hubungan antara pengetahuan dengan sikap remaja tentang seks bebas. Tidak terdapat hubungan pengetahuan dengan prilaku seks bebasSaran peningkatan kesadaran mahasiswa tentang seks bebas melalui edukasi dan paparan informasi yang berkaitan dengan bahaya seks bebas. Dan peningkatan kegiatan ekstrakurikuler  untuk mengisi waktu luang yang lebih baik. Kata kunci : mahasiswa, pengetahuan, sikap, seks bebas,  ABSTRACT The background to the flood of information regarding free sex through online media via smartphones has an impact on students' weak understanding of correct sexual education.  Inappropriate information about free sex can cause students to behave towards free sex. Many students engage in casual sex because they are curious or curious about sex. The aim of this research is to analyze the relationship between knowledge and teenagers' attitudes and behavior regarding free sex.Method: This research uses a correlation design with a cross sectional approach. The research location was at the Tanjungkarang Health Polytechnic majoring in midwifery semester 1. Total population was 148 respondents. By using purposive sampling technique, 49 samples were determined. The independent variable of this research is students' knowledge about casual sex. The dependent variable is sexual attitudes and behavior. The research was carried out in October 2024. Data was collected using a questionnaire. Data analysis used univariate and bivariate chisquare analysis.The research results showed that 23 respondents (46.9%) had good knowledge of free sex and 28 respondents (53%) had sufficient knowledge. Of the 49 respondents who had negative attitudes towards free sex, 31 (63.1%) and 18 (36.6%) respondents had positive attitudes towards free sex. In terms of dating behavior, there were 10 respondents (20.4%) who were dating and 39 (79.6%) who were not dating. the results of calculations using the chi square statistical test of the relationship between knowledge and attitudes obtained p = value 0.009 < 0.05 (significant 5%) and the results of calculating the relationship between knowledge and casual sexual behavior obtained p = value 0.483.The conclusion is that there is a relationship between knowledge and teenagers' attitudes about free sex. There is no relationship between knowledge and casual sexual behaviourSuggestions for increasing student awareness about free sex through education and exposure to information related to the dangers of free sex. And increasing extracurricular activities to fill free time better. Key words: Attitudes, behavior, free sex, knowledge, student
The Relationship Between Husband's Support And Anxiety Levels In Pregnant Women Primigravida Facing Childbirth Erisy, Zahra Berliana; Putriana, Yeyen; Risneni, Risneni; Pranajaya, R
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 10, No 12 (2024): Volume 10 No.12 Desember 2024
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkm.v10i12.18594

Abstract

Di Indonesia ibu hamil yang mengalami kecemasan dalam menghadapi persalinan ada sebanyak 107.000.000 orang (28,7%). Sedangkan ibu hamil yang mengalami kecemasan dalam menghadapi persalinan 355.873 orang (52,3%). Maka dari itu salah satu yang harus dipersiapkan ibu menjelang persalinan adalah hindari kepanikan dan ketakutan dan bersikap tenang, serta meminta dukungan dari orang-orang terdekat. Dalam hal ini dukungan suami akan memberikan rasa senang, aman, rasa puas, dan rasa nyaman yang membuat ibu hamil akan merasa mendapatkan support sistem secara emosional dan mempengaruhi ketenangan jiwanya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dukungan suami dengan tingkat kecemasan ibu hamil primigravida menghadapi persalinan di PMB kecamatan tegineneng.Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Dilakukan pada bulan Maret – April 2024 di 8 PMB kecamatan tegineneng, penelitian ini menggunakan tehnik total sampling dimana jumlah populasi sama dengan jumlah sampel yaitu 48 responden. Pengambilan data dengan kuesioner dukungan suami (skala likert) dan kuesioner tingkat kecemasan (T-Mas). Analisis data menggunakan uji Chi Square (p<0.05) untuk mengetahui hubungan dukungan suami dengan tingkat kecemasan pada ibu hamil primigravida menghadapi persalinan di PMB kecamatan tegineneng.Hasil penelitian didapatkan bahwa mayoritas responden tidak mendukung dan mendapat kecemasan sebanyak 30 responden (62.5%) sedangkan yang mendukung dan tidak mengalami kecemasan sebanyak 18 responden (37.5%). Dapat disimpulkan terdapat hubungan antara dukungan suami dengan tingkat kecemasan pada ibu hamil primigravida menghadapi persalinan di PMB Kecamatan Tegineneng. Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan untuk para suami memberikan dukungan kepada ibu untuk mengurangi tingkat kecemasan pada ibu hamil primigravida menghadapi persalinan. Kata kunci : Dukungan Suami, Tingkat Kecemasan, Primigravida ABTRACTIn Indonesia, there are 107,000,000 pregnant women who experience anxiety in the face of childbirth (28.7%). While pregnant women who experienced anxiety in the face of childbirth 355,873 people (52.3%). Therefore, one of the things that must be prepared by mothers before labor is to avoid panic and fear and be calm, and ask for support from the closest people. In this case, the support of the husband will provide a sense of pleasure, security, satisfaction, and a sense of comfort that makes pregnant women feel emotionally supported and affects the peace of their soul. The purpose of this study was to determine the relationship between husband support and the level of anxiety of primigravida pregnant women facing childbirth in PMB tegineneng sub-district.This research is a quantitative research with a cross sectional approach. Conducted in March – April 2024 in 8 PMBs of tegineneng sub-district, this study uses total sampling techniques where the population is equal to the number of samples, namely 48 respondents. Data collection with husband support questionnaire (Likert scale) and anxiety level questionnaire (T-Mas). Data analysis using Chi Square test (p<0.05) to determine the relationship between husband support and anxiety levels in primigravida pregnant women facing childbirth in PMB tegineneng sub-district.The results of the study found that the majority of respondents did not support and received anxiety as many as 30 respondents (62.5%) while those who supported and did not experience anxiety as many as 18 respondents (37.5%). It can be concluded that there is a relationship between husband support and the level of anxiety in primigravida pregnant women facing childbirth in PMB, Tegineneng District. Based on the results of this study, it is recommended for husbands to provide support to mothers to reduce the level of anxiety in primigravida pregnant women facing childbirth.Keywords : Husband’s Support, Anxiety Level, Primigravida
Analisis pelaksanaan program Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) pada masa pandemi COVID-19 di Puskesmas Kota Metro Septiani, Ranny; Anggraini, Yetti; Martini, Martini; Putriana, Yeyen
MEDIA ILMU KESEHATAN Vol 12 No 2 (2023): Media Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30989/mik.v12i2.1065

Abstract

Background: Adolescent Care Health Service (PKPR) is a health service program aimed at adolescents at the Health Center, to create "healthy youth". committed to running the program, lack of fund allocation, lack of infrastructure that can support the implementation of PKPR according to national standards, and has not been recorded and evaluated according to standards so that the most prominent problems are not found to be followed up.Objective: This study aims to analyze the implementation of the program at the Metro City Health CenterMethod: Descriptive research with a quantitative approach with a cross-sectional design to find out the description of the implementation of the program at the Health Center. The population of this study was the head of the Health Center as the person in charge of the program, implementing officers, support officers, and assisted youth in the working area of Metro City, totaling 40 people. The instrument used is the published National Adolescent Health Service Standards questionnaire.Results: The level of compliance is still low, namely youth standards, networking and health management.Conclusion: Screening youth problems as a promotive and preventive effort needs to be underlined, there must be an increase in services that reach all youth.