Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Logista: Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT TANI MELALUI USAHA MANDIRI TEPUNG BERAS DI NAGARI BUKIT TANDANG KEC. BUKIT SUNDI KAB. SOLOK Ifmalinda, Ifmalinda; Asmuti, Ayendra; Tjandra, Moh. Agita; Azrifirwan, Azrifirwan; Putri, Iriwad
LOGISTA - Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol 2 No 2(Jul-Des) (2018)
Publisher : Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Andalas Kampus Limau Manis - Padang 25163

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Nagari Bukit Tandang khususnya Jorong Parit merupakan daerah sentra pengembangan tanaman pangan khususnya tanaman padi di Kabupaten Solok dan Kabupaten Solok juga merupakan sentra produksi padi dan beras di Propisinsi Sumatera Barat yang terkenal dengan beras Soloknya. Kondisi dengan penen padi dan produksi beras yang melimpah ini menggambarkan bahwa daerah Nagari Bukit Tandang  relatif potensial untuk dikembangkan sebagai distributor dan usaha mandiri  tepung beras di Kecamatan Bukit Sundi dan Kabupaten Solok. Progam pengabdian masyarakat ini dilakukan dengan metode andragogi. Metode ini dilakukan dengan cara pemberian materi dengan penyuluhan dan melakukan praktek secara bersama-sama.Kegiatan yang dilakukan adalah 1) penyuluhan dan praktek penggunaan alat penepungan, 2) penyuluhan dan praktek penggunaan alat pengering semi mekanis menggunakan energi tenaga surya, 3) penyuluhan dan praktek penggunaan plastik kemasan dan alat sealer. Kegitan ini dilakukan pada kelompok tani Harapan Jaya. Data diperoleh  dari hasil penepungan,  pengeringan secara manual dan menggunakan alat. Proses penepungan dengan disk mill mampu memproduksi tepung sehari 20-30 kg/hari (delapan jam kerja/hari) berat basah tepung beras. Sedangkan menggunakan lesung dapat memproduksi tepung beras 5-6 kg/hari (delapan jam kerja/hari). Hasil pengeringan  tepung dengan rumah pengering dapat meningkatkat kualitas tepung lebih bersih dengan kuantitas tepung yang tetap, apabila dibandingkan dengan pengeringan yang dilakukan di para-para menggunakan talam. Satu hari rumah pengering dapat mengeringkan tepung 2- 3 kali. Jika cuaca cerah rumah pengering dapat mengeringkan tepung 4 kali, sedangkan kondisi cuaca tidak cerah, hanya mampu mengeringkan tepung 2 kali penepungan. Rata-rata rumah pengering mampu mengeringkan tepung dalam sehari 10kg/hari. Sedangkan menggunakan para-para dan talam hanya mampu memproduksi 4 kg/hari. Kata kunci: Teknologi Pertanian, Tepung Beras, Pengemasan, Bukit Sundi   ABSTRACT   Nagari Bukit Tandang specifically Jorong Parit is a center of food crop development especially rice plants in Kabupaten Solok, also the center of rice and rice production in West Sumatra Province which is famous for its Solok rice. This condition with abundant penen rice and rice production illustrates that the Nagari Bukit Tandang area is relatively potential to be developed as a distributor and independent business of rice flour in  Kecamatan Bukit Sundi and Kabupaten Solok. This community service program is carried out using the andragogy method. This method is carried out by giving material with counseling and practicing together. The activities carried out were 1) counseling and practice of using shading tools, 2) counseling and practice of using semi-mechanical dryers using solar energy, 3) counseling and practice of using plastic packaging and sealer tools. This activity was carried out on the Harapan Jaya farmer group. Data is obtained from the results of shading, drying manually and using tools. The process of holding with a disk mill is able to produce 20-30 kg / day (eight hours of work / day) flour starch wet weight of rice flour. While using mortar can produce rice flour 5-6 kg / day (eight working hours / day). The results of drying the flour with the dryer house can increase the quality of the flour cleaner with a fixed quantity of flour, when compared with the drying carried out whith use tray. One day drying house can dry flour 2-3 times. If the weather is sunny, the drying house can dry the flour 4 times, while the weather conditions are not bright, it is only able to dry the flour 2 times the sinking. The average drying house is able to dry flour in a day of 10kg / day. While using tray can only produce 4 kg/day. Keywords: Agricultural Technology, Rice Flour, Packaging, Bukit Sundi
Pemberdayaan Masyarakat Tani Melalui Usaha Mandiri Tepung Beras di Nagari Bukit Tandang Kec. Bukit Sundi Kab. Solok Ifmalinda Ifmalinda; Ayendra Asmuti; Moh. Agita Tjandra; Azrifirwan Azrifirwan; Iriwad Putri
LOGISTA - Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol 2 No 2 (2018)
Publisher : Department of Agricultural Product Technology, Faculty of Agricultural Technology, Universitas Andalas Kampus Limau Manis - Padang, Sumatera Barat Indonesia-25163

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (120.68 KB) | DOI: 10.25077/logista.2.2.61-65.2018

Abstract

ABSTRAK: Nagari Bukit Tandang khususnya Jorong Parit merupakan daerah sentra pengembangan tanaman pangan khususnya tanaman padi di Kabupaten Solok dan Kabupaten Solok juga merupakan sentra produksi padi dan beras di Propisinsi Sumatera Barat yang terkenal dengan beras Soloknya. Kondisi dengan penen padi dan produksi beras yang melimpah ini menggambarkan bahwa daerah Nagari Bukit Tandang relatif potensial untuk dikembangkan sebagai distributor dan usaha mandiri tepung beras di Kecamatan Bukit Sundi dan Kabupaten Solok. Progam pengabdian masyarakat ini dilakukan dengan metode andragogi. Metode ini dilakukan dengan cara pemberian materi dengan penyuluhan dan melakukan praktek secara bersama-sama.Kegiatan yang dilakukan adalah 1) penyuluhan dan praktek penggunaan alat penepungan, 2) penyuluhan dan praktek penggunaan alat pengering semi mekanis menggunakan energi tenaga surya, 3) penyuluhan dan praktek penggunaan plastik kemasan dan alat sealer. Kegitan ini dilakukan pada kelompok tani Harapan Jaya. Data diperoleh dari hasil penepungan, pengeringan secara manual dan menggunakan alat. Proses penepungan dengan disk mill mampu memproduksi tepung sehari 20-30 kg/hari (delapan jam kerja/hari) berat basah tepung beras. Sedangkan menggunakan lesung dapat memproduksi tepung beras 5-6 kg/hari (delapan jam kerja/hari). Hasil pengeringan tepung dengan rumah pengering dapat meningkatkat kualitas tepung lebih bersih dengan kuantitas tepung yang tetap, apabila dibandingkan dengan pengeringan yang dilakukan di para-para menggunakan talam. Satu hari rumah pengering dapat mengeringkan tepung 2- 3 kali. Jika cuaca cerah rumah pengering dapat mengeringkan tepung 4 kali, sedangkan kondisi cuaca tidak cerah, hanya mampu mengeringkan tepung 2 kali penepungan. Rata-rata rumah pengering mampu mengeringkan tepung dalam sehari 10kg/hari. Sedangkan menggunakan para-para dan talam hanya mampu memproduksi 4 kg/hari.Kata kunci: Teknologi Pertanian, Tepung Beras, Pengemasan, Bukit Sundi Empowering Farmers Through Business Independent Rice Flour in Nagari Bukit Tandang Kec. Bukit Sundi Kab. SolokABSTRACT: Nagari Bukit Tandang specifically Jorong Parit is a center of food crop development especially rice plants in Kabupaten Solok, also the center of rice and rice production in West Sumatra Province which is famous for its Solok rice. This condition with abundant penen rice and rice production illustrates that the Nagari Bukit Tandang area is relatively potential to be developed as a distributor and independent business of rice flour in Kecamatan Bukit Sundi and Kabupaten Solok. This community service program is carried out using the andragogy method. This method is carried out by giving material with counseling and practicing together. The activities carried out were 1) counseling and practice of using shading tools, 2) counseling and practice of using semi-mechanical dryers using solar energy, 3) counseling and practice of using plastic packaging and sealer tools. This activity was carried out on the Harapan Jaya farmer group. Data is obtained from the results of shading, drying manually and using tools. The process of holding with a disk mill is able to produce 20-30 kg / day (eight hours of work / day) flour starch wet weight of rice flour. While using mortar can produce rice flour 5-6 kg / day (eight working hours / day). The results of drying the flour with the dryer house can increase the quality of the flour cleaner with a fixed quantity of flour, when compared with the drying carried out whith use tray. One day drying house can dry flour 2-3 times. If the weather is sunny, the drying house can dry the flour 4 times, while the weather conditions are not bright, it is only able to dry the flour 2 times the sinking. The average drying house is able to dry flour in a day of 10kg / day. While using tray can only produce 4 kg/day.Keywords: Agricultural Technology, Rice Flour, Packaging, Bukit Sundi
INTRODUKSI MESIN KOMBINASI PENGIRIS DAN PEMARUT UBI KAYU UNTUK USAHA OLAHAN MAKANAN RINGAN SKALA RUMAH TANGGA Andasuryani -; Renny Eka Putri; Khandra Fahmy; Santosa -; Azrifirwan -; Ashadi Hasan; Alhapen Ruslin Chandra
LOGISTA - Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol 3 No 2 (2019)
Publisher : Department of Agricultural Product Technology, Faculty of Agricultural Technology, Universitas Andalas Kampus Limau Manis - Padang, Sumatera Barat Indonesia-25163

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (934.42 KB) | DOI: 10.25077/logista.3.2.114-118.2019

Abstract

Ubi kayu merupakan produk hasil pertanian yang memiliki potensi sebagai bahan baku berbagai jenis makanan ringan. Proses pengirisan dan pemarutan banyak digunakan untuk mengolah ubi kayu menjadi berbagai macam jenis makanan olahan atau pun sebagai bahan intermediat. Proses pengirisan dan pemarutan menghabiskan waktu dan tenaga yang besar ketika dilakukan secara manual. Proses secara manual ini banyak diterapkan oleh masyarakat yang menjalankan usahanya dalam skala rumah tangga, seperti usaha rumahan Umak Buyung yang terletak di Jorong Lubuk Gadang, kec. Koto Balingka, Pasaman Barat. Proses pengolahan ubi kayu menjadi keripik yang selama ini dijalani oleh UKM Umak Buyung dilakukan dengan cara menggesekkan ubikayu di atas permukaan kayu yang sudah diberi pisau. Disamping itu, produk keripik ubi kayu yang diproduksi oleh UKM Umak Buyung baru sebatas keripik ubi kayu yang diberi cabe serta menggunakan kemasan sederhana tanpa ada label pada kemasan. Melalui kegiatan IbDM ini ditawarkan solusi dengan melakukan introduksi teknologi pengirisan dan pemarutan ubi kayu secara mekanis yang dilakukan dengan menyediakan mesin kombinasi pengiris dan pemarut ubi kayu, pengenalan diversifikasi produk dan kemasan yang marketable. Mesin ini dapat dioperasikan untuk kedua proses (pengirisan dan pemarutan) secara bersamaan dengan satu unit motor listrik 1 HP. Ukuran mesin ini adalah 800 mm x 300 mm x 500mm (p x l xt) dengan kapasitas pengirisan dan pemarutan berturut-turut sebesar 105,252 ± 0,09 kg/jam dan 21,14 ± 0,03 kg/jam. Kegiatan ini memberikan manfaat kepada mitra berupa penambahan pengetahuan dalam proses pengolahan ubi kayu, diversifikasi produk olahan berbahan baku ubi kayu dan pengemasan produk. Kata kunci: Diversifikasi produk, Mesin pengiris dan pemarut, Ubi kayu ABSTRACT Cassava, an agricultural product that can be processed into various kinds of snacks. Slicing and grating, widely used to process cassava into various types of processed foods or as intermediates. Cutting and grating can be done manually, however, its time consume and require a lot of energy. The manual process, widely applied by people who run their businesses on a household scale, such as home business of Umak Buyung, located in Jorong Lubuk Gadang, Koto Balingka District, West Pasaman Municipality, West Sumatra Province. The processing cassava into chips which has been undertaken by UKM Umak Buyung, conducted by swiping cassava on a wooden surface that has been given a knife. In addition, cassava chips, produced by UKM Umak Buyung, only limited taste which is chili cassava chipsand uses simple packaging without any label on the packaging. Through this IbDM activity, solutions, offered by introducing mechanical cassava slicing and grating technology by providing a combination of cassava slicing and grater machines, and introduction product diversification as well as marketable packaging design. The machine can be operated for both processes cutting and grating simultaneously with one unit of 1 HP electric motor. The size of the machine is 800 mm x 300 mm x 500 mm (l x w x h) with incision and grating capacity of 105.252 ± 0.09 kg / hour and 21.14 ± 0.03 kg / hour, respectively. The activity broadens knowledge of partner in cassava processing, diversification of processed products made from cassava, and attractive packaging products. Keywords: Product diversification, Slicing and grater, Cassava