Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Identifikasi Kerentanan Masyarakat Usia Produktif terhadap Penyebaran Vuirus Covid-19 di Kecamatan Mlati Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta Ika Afianita Suherningtyas
Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian Vol 20, No 2 (2022): Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/gm.v20i2.44738

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi hubungan kerentanan masyarakat usia produktif terhadap penyebaran virus covid-19 di (daerah peri- urban) Kecamatan Mlati. Kecamatan Mlati merupakan daerah peri-urban yang memiliki tingkat penularan covid-19 yang terus mengalami kenaikan kasus pada masyarakat usia produktif. Metode untuk mengetahui kerentanan yang terjadi dilakukan dengan deskriptif kuantitatif, pengambilan sampel dengan teknik stratified random sampling pada lima desa yang berada di Kecamatan Mlati menggunakan kuesioner. Pembobotan pada tiap parameter berupa aktivitas keseharian yang dilakukan oleh masyarakat dengan Analytical Hierarchy Process (AHP). Identifikasi kerentanan masyarakat usia produktif terhadap penyebaran virus covid-19 menggunakan sifat statistik korelasi chi square untuk mengetahui hubungan pada parameter. Berdasarkan uji statistik chi square parameter penelitian menunjukan lima parameter yang memiliki hubungan dengan parameter yang mempengaruhi antara lain mobilitas, riwayat penyakit, aktivitas organisasi, jenis pekerjaan dan pendapatan perbulan. Hasil penelitian menunjukan pada peta kerentanan pada Kecamatan Mlati paling tinggi berada di Desa Sinduadi, sedangkan Desa Sendangadi, Desa Tlogoadi, Desa Sumberadi dan Desa Tirtoadi memiliki kerentanan sedang.
Pengembangan Augmented Reality berbasis Geolokasi di Kabupaten Sleman Afrinia Lisditya Permatasari; Ika Afianita Suherningtyas; Rizky Rizky; Rhisa Aidilla Suprapto; Sola Tri Astuti
Media Komunikasi Geografi Vol. 23 No. 2 (2022)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/mkg.v23i2.49226

Abstract

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki banyak potensi dalam bidang pariwisata, yaitu meliputi wisata alam, seni, dan budaya. Pengembangan pariwisata saat ini diarahkan pada pembangunan pariwisata berkelanjutan dan juga smart tourism. Salah satu cara dalam mengembangkan pariwisata adalah dengan menyediakan fasilitas infromasi wisata yang berbasis teknologi. Desa Pandowoharjo secara geografis berada di lereng Gunungapi Merapi Kabupaten Sleman Yogyakarta. Desa Pandowoharjo memiliki kondisi tanah, hidrologi, dan SDA yang baik serta tingginya kesadaran masyarakat dalam merawat budaya daerah. Penelitian ini berfokus pada pengembangan informasi desa wisata yang terintegrasi dengan Augmented Reality berbasis geolokasi lokasi wisata di Kabupaten Sleman. Penelitian ini merupakan penelitian eksploratif dengan pengumpulan data secara kualitatif. Analisis dilakukan secara deskriptif kualitatif sebagai hasil dari data yang diperoleh di lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lokasi wisata di Desa Pandowoharjo Kabupaten Sleman dapat dikembangkan dengan Augemented Reality, beberapa informasi penting di lokasi wisata dapat dengan mudah diakses dengan Augmented Reality. Diharapkan melalui hasil AR desa wisata Pandowoharjo dapat dikembangakan wisata berkelanjutan dan terintegrtitas sehingga dapat menarik wisatawan baik dalam negeri maupun luar negeri.
Economic Resilience to Disasters in 1999–2022: A Bibliometric Literature Review with Future Research Direction Amid the Global COVID-19 Pandemic IKA AFIANITA SUHERNINGTYAS
Geomedia: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian Vol 21, No 1 (2023): Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/gm.v21i1.59501

Abstract

This literature review examines the current trend of academic papers on economic resilience (ER) as part of disaster risk reduction from 1999 to 2022 using bibliometrics. The purpose is to fill the knowledge gaps and suggest future research direction in this field, especially after the global impact of the COVID-19 pandemic. The Scopus database’s search using pertinent keywords produced 309 documents written by 340 academics from 41 countries and issued in 86 digital documents. Using the inclusion and exclusion criteria, further screening resulted in 128 documents. The bibliometric analyses comprised the identification of three major research streams to understand the research evolution, co-citation analysis and bibliometric coupling (clustering), and identification of the knowledge gaps to discover the future orientation of ER studies. The three main findings of this review are as follows. First, the ER field evolved in three stages: emergence (1999–2006), acknowledgment (gaining scholars’ attention, 2006–2014), and rapid growth (2014–2022). Second, ER theories that influence most of the works are those of Rose (2004), Holling (1973), and Mileti (1999), with Rose as the most cited in Natural Hazards, Advances in Spatial Science, and International Journal of Disaster and Risk Reduction. By country, the United States and China are the largest contributors to scholarly publications on ER. Third, it is likely that future research will be centered around economic resilience to the COVID-19 pandemic. This study is part of the existing and emerging research streams that also provides potential research direction of ER for disaster risk reduction in the future.
Analisis Tren Mobillitas Sirkulretren mobilitas sirkuler, pandemi Covid-19 Laela Nurul Istiqomah; Ika Afianita Suherningtyas, S.Si., M.Sc
Journal of Demography, Ethnography and Social Transformation Vol. 2 No. 1 (2022): Journal of Demography, Etnography and Social Transformation
Publisher : Pusat Kajian Demografi, Etnografi dan Transformasi Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30631/demos.v2i1.1294

Abstract

The development of the Depok Sub-district, Sleman Regency is the impact of the overflow of activities originating from the city of Yogyakarta which causes an increase in urbanization and the growth of the surrounding area. The growth of the Depok District area is marked by the variety of educational, economic, and accessibility facilities that support mobility activities which are attracting factors for migrants to carry out circular mobility. Research on the Trend Analysis of Productive Age Circular Mobility in Depok District aims to determine the characteristics of migrants and mobility trends during the Covid-19 pandemic. The method used is descriptive quantitative analysis. The results showed that the mobility actors were 19-32 years old with the most mobility goals going to Caturtunggal. The trend of mobility during the pandemic is a decreasing trend in the frequency of daily mobility by 63.6%, and the frequency of 3-6 times a week 25%. The increase in mobility trends occurs at an intensity of 1-3 times a week by 71.4% and not doing mobility by 100%.
Analysis of Vulnerability to Transmission of the Covid-19 based on Building Function at Padukuhan Mancasan Kleben, Pandowoharjo, Sleman, Yogyakarta Afrinia Lisditya Permatasari; Ika Afianita Suherningtyas; Erik Febriarta; Putu Perdana Kusuma Wiguna
Forum Geografi Vol 35, No 2 (2021): December 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/forgeo.v35i2.13755

Abstract

Coronavirus Disease (COVID-19) pandemic is currently being a concern in all parts of the world, including Indonesia. Yogyakarta Special Region, especially Sleman Regency, is a red zone, which is an area that has a very high transmission rate of Covid-19. Padukuhan Mancasan Kleben, is one of the hamlets located near the government center of Sleman Regency where community activity and mobility are quite high. There are many business buildings located along the main road. The purpose of this research is to analyze the vulnerability to transmission of Coronavirus Disease (COVID-19) based on building function using Analytical Hierarchy Process (AHP) and Spatial Multi Criteria Evaluation (SMCE) methods. Types of buildings as houses and store are identified using Unmanned Aerial Vehicle (UAV) image. Types of buildings used as physical variables in the analysis. Based on the result, from total of 363 buildings, there are 35 buildings that have a high level of vulnerability and 328 buildings with low vulnerability. A low level of vulnerability is found in buildings that function as shophouse. Meanwhile, the low level of vulnerability is found in buildings used as houses and public facilities. This is because during the pandemic, several public facilities in Mancasan Kleben are not yet operational. Mitigation efforts that need to be implemented are increasing awareness of ourselves and the surrounding environment. The implementation of healthy living habits by implementing CITA MAS JAJAR, avoiding crowds and not traveling if it is not too important, can help prevent the transmission of Coronavirus Disease (COVID-19)
Spatial Analysis of Economic Resilience in Urban Areas During the COVID-19 Pandemic (Case Study: Wonosari, Gunungkidul, Indoensia) Analisis Spasial Ketahanan Ekonomi di Wilayah Perkotaan selama Pandemi COVID-19 (Studi Kasus: Kecamatan Wonosari Kabupaten Gunungkidul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta) Ika Afianita Suherningtyas; Agus Joko Pitoyo; Prima Widayani
Jurnal Ketahanan Nasional Vol 29, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jkn.85042

Abstract

ABSTRACTThe COVID-19 pandemic has led to a decline in the national and international economies. This research aimed to determine the spatial analysis of economic resilience in urban areas during the COVID-19 pandemic, using Wonosari District in Gunungkidul, Indonesia, as an example. The mixed-method design of the analytic hierarchy process (AHP) was used to determine the weight of each factor of economic resilience, which included expert judgment (qualitative). Then, the geographic information system (GIS) was used as a tool to spatially characterize economic resilience using descriptive analysis. AHP showed six factors of economic resilience: socioeconomic condition, community, infrastructure, institution, natural resources, and technology and communication. The most determining factor was socioeconomic condition (weight: 0.283, rank 1), while the least influencing factor was infrastructure condition (weight: 0.112, rank 6). Based on data distribution, Wonosari had medium economic resilience in eight villages (accounting for 57% of the total area), high resilience in four villages (29%), and low resilience in two villages (14%). Although Wonosari is generally economically resilient with variation charachteristic, collaborations between stakeholders, including the community, government, organizations, and academics, are needed to enhance this condition.ABSTRAKPandemi COVID-19 mengakibatkan penurunan kondisi ekonomi nasional dan internasional. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis spasial terhadap ketahanan ekonomi wilayah perkotaan pada masa pandemi, khususnya di Kecamatan Wonosari, Gunungkidul, Indonesia.Metode penelitian ini memanfaatkan pendekatan kuantitatif dan kualitatif pada Analytic Hierarchy Process (AHP) untuk menentukan bobot faktor ketahanan ekonomi, termasuk menggunakan pendapat para ahli (expert judgement). Selanjutnya, dilakukan analisis spasial dengan tools Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk mendeskripsikan karakter spasial atau keruangan ketahanan ekonomi di lokasi penelitian.Hasil AHP menunjukkan enam faktor ketahanan ekonomi, yaitu kondisi sosial ekonomi, masyarakat, infrastruktur, kelembagaan, sumber daya alam, serta teknologi dan komunikasi. Faktor terpenting (peringkat pertama) adalah sosial ekonomi dengan bobot 0,283, sedangkan faktor dengan pengaruh terkecil (peringkat terakhir) adalah kondisi infrastruktur dengan bobot 0,112. Sebaran klasifikasi menunjukkan bahwa Wonosari memiliki kelas ketahanan ekonomi sedang yang meliputi 57% dari total area (delapan desa), kelas tinggi seluas 29%, dan kelas rendah seluas 14%. Meskipun Wonosari secara umum memiliki ketahanan ekonomi yang bervariasi, namun tetap diperlukan kerjasama antar pemangku kepentingan, termasuk masyarakat, pemerintah, organisasi, dan akademisi, untuk meningkatkan kondisi ketahanan ekonomi saat ini
Penentuan Zona Kerawanan Gerakan Tanah Dengan Spatial Multi Criteria di Kabupaten Bangkalan, Madura Febriarta, Erik; Larasati, Ajeng; Suherningtyas, Ika Afianita; Permatasari, Afrinia Lisditya; Nucifera, Fitria; Riasasi, Widiyana
Geomedia Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian Vol 22, No 2 (2024): Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/gm.v22i2.63805

Abstract

Bencana gerakan tanah atau longsor memiliki dampak daya rusak yang tinggi dan dapat mengubah kondisi fisik dan lingkungan disekitar lereng. Selain dampak tersebut, pemanfaatan sumber daya alam dan penataan ruang yang tidak tepat menyebabkan risiko bencana gerakan tanah menjadi lebih besar. Salah satu upaya mitigasi dalam kebencanaan gerkan tanah adalah identifikasi zona kerawanan gerakan tanah. Seperti yang diamanahkan oleh Undang Undang no.24 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana, dengan langkah mitigasi pemetaan zona kerawanan gerakan tanah atau longsor. Pemetaan gerakan tanah dapat dimodelkan dengan pendekatan spatial multi criteria, dimana parameter yang mempengaruhi longsor yaitu kemiringan lereng, jenis batuan, struktur geologi, kegempaan, gerakan tanah, tata guna lahan / penggunaan lahan diberikan nilai dan bobot yang dominan terhadap gerakan tanah. Parameter dengan bobot yang paling tinggi merupakan parameter yang menentukan potensi gerakan tanah. Perhitungan skor diperoleh dari perhitugan penjumlahan linier semua parameter. Skor dengan nilai paling tinggi menunjukkan zona kerawanan gerakan tanah tinggi atau bencana tinggi. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui distribusi keruangan (spasial) kerawanan gerakan tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Kabupaten Bangkalan terdapat empat klasifikasi kerawanan gerakan tanah, yaitu sangat rendah di dataran pantai, kerawanan rendah pada daerah pesisir, kerawanan menengah pada morfologi perbukitan, dan kerawanan tinggi pada morfologi perbukitan pada bagian tengah dengan lereng yang curam. Secara umum tingkat kerawanan gerakan tanah di Kabupaten Bangkalan masuk klasifikasi rendah.